Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 204801 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tutang Wirachman
"Krisis ekonomi yang melanda Indonesia dan beberapa negara di kawasan Asia Tenggara sejak pertengahan tahun 1997, telah mewarnai perkembangan perekonomian Indonesia, dan dampaknya masih terus dirasakan dalam rentang waktu lima tahun ini.
Gejala-gejala yang ditimbulkan oleh krisis ekonomi memberikan idea untuk melihat sampai seberapa jauh kondisi tersebut berpengaruh terhadap pasar modal, dengan melakukan penelitian terhadap pergerakkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta.
Tujuan penelitian untuk melihat seberapa jauh gejolak ekonomi yang diwakili pergerakkan indikator pertumbuhan ekonomi (Gross Domestic Product), laju inflasi, tingkat bunga SBI dan kurs dollar Amerika, berpengaruh terhadap imbal hasil indeks IHSG di Bursa Efek Jakarta, pada kurun waktu tahun 1997 sampai tahun 2001.
Pengumpulan data diperoleh dari data sekunder, dengan populasi yang dipilih sebagai objek riset adalah harga saham-saham yang telah listing di Bursa Efek Jakarta yang tergabung dalam indeks harga saham gabungan (IHSG), data pertumbuhan ekonomi (GDP), laju inflasi, bunga SBI dan kurs dollar Amerika, masing-masing sebanyak 20 sampel dari tahun 1997 sampai tahun 2001 dalam kwartalan.
Model penelitian digunakan model persamaan regresi linier berganda, dimana variabel terikat adalah IHSG dan variabel bebas adalah GDP, laju inflasi, bunga SBI dan kurs dollar Amerika.
Dari hasil analisis diperoleh gambaran bahwa pada dasarnya pengaruh indikator-indikator ekonomi tersebut secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang cukup signifikan terhadap imbal hasil indeks IHSG, dan dapat menjelaskan pengaruhnya sebesar 61,90% dan sisanya sebesar 38,10% dijelaskan variabel lainnya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa gejolak krisis ekonomi di Indonesia yang ditinjau dari pergerakkan indikator-indikator ekonomi diatas, pengaruhnya cukup signifikan terhadap naik turunnya imbal hasil indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Jakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T 9787
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Curie Halimatus Sofia
"Tanggung jawab perusahaan dalam memanfaatkan modal yang dipcrolehnya dari pasar modal tidaklah mudah, karena perusahaan tersebut dituotut pula untuk memherikan peningkatan keuntungan bagi para pemodal yang telah ikut rnenginvestasikan dananya ke perusahaan. Tingkat pengembalian aset (Return on Asets = ROA) merupakan salah satu cara untuk mengukur kinerja suatu perusahaan dalam menghasilkan laba atas suatu investasi tenentu. EVA adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas operasi/kinerja suatu perusahaan seeara nyata.Permasalahan pokok dalam tesis ini adalah Apakah terdapat pengaruh antara EV A,ROA dan ROE terhadap imbal hasil saham perusahaan pertambangan di BE] tahun 2000 - 2004. Objek dalam penelitian ini adalah Economic Value Added (EVA), Refilm On Asse/s (ROA) dan Relum on Equity (ROE) dalam pengaruhnya terhadap imbal hasil saham sektor pertambangan di BE) periode 2000 - 2004. Metode penelitian yang digunakan dalam tesis ini adalah regresi berganda dan uji parsiaJ suatu metode yang dalam menilai suatu objek penelitian yang berkenaan dengan suatu kondisi ataupun suatu fase tertentu., dengan cara menganalisis dan menginterpretasikan data-data dan informasi yang diperoleh dalam upaya membuat tesis atau gambaran seeara sistematis. faktual dan akurat mengenai fakta-fakta atau sifat-sifat serta hubungan antar variabel yang diteliti. Data yang telah terkumpul kemudian diolah dan disajikan ke dalam bentuk label dalam upsya mempermudah proses anaJisis dan pengolahannya yang dibuat seeara kuantitatif dan kualitatif Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian Japangan. Uji yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain menggunakan uj i Asumsi Klasik yg didalamnya termasuk uji distribusi normal, uji multikolinearitas uji auto korelasi, uji heteroskedastisdan uji Regresi. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil perhitungan uji F atas persamaan regresi berganda disimpulkan b3hwa EVA., ROA dan ROE secara hersama-sarna tidak mernpengaruhi secara signifikan imbal hasil saham pertambangan. Seear. parsial, EV A,ROA dan ROE tidak mempengaruhi imbal hasil saham pcrtambangan di BEJ tahun 2000 - 2004."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T24500
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Firdaus
"Replicating dan Benchmarking merupakan langkah penting dalarn menerapkan strategi indexing, Sementara metode yang digunakan untuk mengukur kinerja replikasi indeks terhadap benchmark-nya adalah tracking error. Tracking error didefinisikan sebagai volatilitas perbedaan return antara replikasi indeks terhadap benchmarknya. Penelitian ini mengkaji penerapan metode tracking error pada return JR dan return IHSG. Data yang digunakan bersumber pada data penutupan harian, mingguan awal, mingguan akhir, bulanan awal dan bulanan akhir pada Bursa Efek Jakarta dari Januari 2001 hingga Desember 2003. Terjadi penyimpangan nilai tracking error yang disebabkan oleh adanya distribusi data yang tidak normal pada data harian dan mingguan, heteroskedastis pada data harian serta nonstasioner pada data bulanan. Koreksi yang dilakukan adalah dengan membuang outliers tertinggi sebanyak 5% dan outliers terendah sebanyak 5% baik pada return JII maupun pads return IHSG.
Nilai tracking error return JII terhadap return IHSG berdasarkan data harian adalah sebesar 0.56%, data mingguan awal 0.58%, data mingguan akhir 0.57%, data bulanan awal 0.57% dan data bulanan akhir 0.54%. Diketahui bahwa return JII secara statistik tidak berbeda terhadap return IHSG namun JII lebih agresip dibandingkan pasar dengan ß sebesar 1.14 kali, Dengan kedua kondisi tersebut, berinvestasi indexing pada JII jelas lebih menguntungkan bila dilihat dari sisi transaction cost. Diperoleh pula informasi adanya reversed monthly effect di Bursa Efek Jakarta dimana return pads akhir bulan lebih tinggi dibandingkan return pada awal bulan.

Replicating and Benchmarking are important step in applying indexing strategy, whereas method used to measure performance of replicating index to its benchmark is tracking error. Error Tracking defined as volatility of difference of return between replicating index to its benchmark. This research study applying of method of tracking error at JII return and IJ-ISG return. Used Data coming from daily closing data, weekly early, final weekly, monthly early and final monthly at Jakarta Stock Exchange of January 2001 till December 2003. The Value of tracking error are deviate which because of existence of data distribution which not normally distributed at weekly and daily data, non homogeneity of variance at daily data and also non stationer at monthly data. Corrective action taken is by throwing away highest outliers counted 5% and lowest outliers counted 5% goodness at JII return and IHSG return.
Tracking error based on daily data is 0.56%, weekly data early is 0.58%, final weekly data 0.57%, monthly data early 0.57% and final monthly data 0.54%. Known that HI return statistically do not different to IHSG return but JII more aggressive than market with equal to 1.14 times (ß0= 1.14). On the both condition, investment on indexing at JII more beneficial if seen from side of transaction cost. Obtained also information about existence of reversed monthly effect at Jakarta Stock Exchange whereas return by the end of month is higher than the beginning of month.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T18817
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Sarnoto
"Investasi dalam bentuk saham mempunyai risiko tinggi karena harga saham sangat peka terhadap banyak faktor, baik faktor eksternal maupun internal perusahaan. Dalam melakukan analisis untuk memutuskan investasi suatu jenis saham Investor perlu menganalisis risiko (risk) yang dihadapi dan keuntungan (return) yang diharapkan. Salah satu alat analisis yang digunakan adalah analisis fundamental yang mencoba memperkirakan harga saham dengan memperkirakan nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham masa yang akan datang dan menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham.
Penelitian dalam Tesis ini bertujuan untuk menguji pengaruh Tingkat Profitabilitas yang diukur dengan Earning per share (EPS), Leverage Keuangan yang diukur dengan Debt to equity ratio (DER) dan Pertumbuhan harga Saham yang diukur dengan Price earning ratio (PER) sebagai variabel bebas terhadap Return saham sebagai variabel terikat. Return adalah pendapatan atau hasil investasi yang dilakukan oleh Investor, EPS merupakan perbandingan antara Laba bersih setelah pajak dengan jumlah lembar saham biasa yang beredar, DER merupakan perbandingan antara Jumlah kewajiban dengan Jumlah Modal Sendiri dan PER merupakan perbandingan antara harga saham terhadap Laba bersih per lembar saham.
Penelitian dalam Tesis ini dilakukan terhadap 215 Perusahaan sahamnya yang telah listing di Bursa efek Jakarta dengan rentang waktu penelitian dari bulan Januari 1995 sampai dengan Desember 1996. Untuk menguji penggaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen dilakukan dengan Regresi Linear Berganda sedangkan untuk menguji penggaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen dilakukan dengan Regresi Linear Tunggal. Data diolah dengan menggunakan Program Komputer Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 10. Untuk melihat pengaruh seluruh variabel independen terhadap variabel dependen digunakan analisis regresi dengan menggunakan metode enter (full regression). Selanjutnya untuk menentukan model regresi dan tingkat signifikansi masing-masing variabel independen secara rinci satu persatu digunakan analisis Regresi dengan metode Stepwise.
Hasil Penelitian dengan menggunakan metode enter menunjukkan bahwa secara bersama-sama EPS,DER dan PER berpengaruh terhadap Return Saham. Namun dengan metode Stepwise di antara tiga variabel babas yang diduga mempengaruhi return, ternyata hanya variabel EPS yang signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam rentang waktu penelitian EPS berpengaruh signifikan terhadap Return saham dan sebaliknya DER dan PER tidak berpengaruh secara signifikan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, para Investor yang melakukan analisis fundamental dalam menentukan Investasi saham sebaiknya memperhatikan EPS dari Perusahaan yang sahamnya hendak dibeli, karena terbukti kenaikan EPS akan mengakibatkan kenaikan Return dalam satuan tertentu."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T7363
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prasit Prasetyawati
"Penulisan tesis ini bertujuan mengeksplorasi potensi risiko saham sektoral dengan menghitung nilai value at risk indeks harga saham sektoral di Bursa Efek Indonesia. Pendekatan yang digunakan adalah toeri nilai ekstrim (Extreme Value Theory). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pola risiko saham sektoral Indonesia memiliki ketidaksimetrisan dengan nilai kemungkinan imbal hasil negatif lebih besar dari kemungkinan imbal hasil positif kecuali untuk saham sektor pertanian. Potensi risiko saham sektoral dari yang terbesar sampai yang terkecil adalah : sektor industri dasar dan kimia, sektor pertanian, sektor pertambangan, sektor industri barang konsumsi, sektor aneka industri, sektor perdagangan, sektor properti, sektor infrastruktur, dan sektor keuangan. Perhitungan nilai value at risk indeks harga saham dapat menjadi bahan pertimbangan untuk keputusan investasi pada saham.

This thesis explores the potential risk of equity price index in all sectors at Indonesia Stock Exchange. The objective reached by measuring its value at risk. The approach used in the study is Extreme Value Theory; it is used to measure the potential risk. The study shows the equity risk in all sectors at Indonesia Stock Exchange has an asymmetric pattern with its negative possibility value higher than the positive one; however, there is an exception for agricultural sector. The highest to the lowest values of potential risk in all sectors are: basic industry and chemical, agriculture, mining, consumer goods, miscellaneous industries, trade, property, infrastructure and finance. The value at risk of equity price index would be considerable for equity investment decision."
2009
T25832
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Affie Sofyan Adibuddien
"Dalam konteks Pasar Efisisen, keberadaan informasi baru akan diantisipasi oleh investor dan diikuti oleh pergerakan harga saham. Segera setelah informasi baru tersebut tercermin dalam harga saham, pasar saham akan lebih efisien. Hipotesis Pasar Efisien (HPE) menurut penelitian Fama (1970), pergerakan harga bersifat random dan tidak bisa diperkirakan. Teori ini sangat berlawanan dengan hipotesis anomali pasar (Levy, 1996) yang menyatakan bahwa para investor dapat memiliki return abnormal. Salah satu contohnya adalah anomali musiman seperti day of the week effect atau pengaruh hari dalam setiap minggu terhadap imbal hasil saham.
Rogalski (1984), dalam penelitiannya mencoba meneliti day of the week dengan mengelompokkannya ke dalam periode perdagangan (trading) dan non perdagangan (non trading) sedangkan D Keim (1983), menyatakan bahwa porsi January Effect (month of the year) terbesar terjadi pada lima hari pertama perdagangan pertama pada bulan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi bagaimana day of the week terjadi di Indonesia, terutama pada saat periode perdagangan dan non perdagangan dan menghubungkannya dengan month of the year effect dan lima hari pertama perdagangan pada bulan dengan rata-rata imbal hasil tertinggi (month of the year).
Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapatnya efek hari dalam seminggu dan menemukan bahwa terdapat perbedaan volatilitas imbal hasil yang signifikan pada setiap periode yang di uji, terutama pada periode perdagangan dan non perdagangan serta dalam hubungannya dengan month of the year (desember) dan pada lima hari pertama perdagangan pada month of the year (desember) Keadaan hari dalam setiap minggu dapat digunakan sebagai pedoman bagi para investor untuk membangun strategi perdagangan. Strategi perdagangan ini dapat membawa keuntungan jika para investor dapat memutuskan kapan saat yang tepat untuk membeli, menahan atau menjual saham tersebut.
In context of Efficient Market, existence of new information will be anticipated by the investors and followed by stock prices movement. As soon new information reflected on stock price, stock market become more efficient. Efficiency Market Hypothesis (EMH), papers by Fama (1970), assumes that movement of price is random and unpredictable. But this theory is contradictory with the hypothesis of market anomaly (Levy, 1996) which states that the investors have a chance to get an abnormal return. For an example is seasonal anomaly like day of the week effect toward stock returns.
Rogalski (1984), in his paper examines day of the week over trading and nontrading periode. And Keim (1983), in his paper found that most of January Effect were happened in the first five trading days in month of January. This study purposely to identify how The Day of The Week happens in Indonesia, especially over Trading and Nontrading periode. This studydecomposes daily close to close return into Trading and Nontrading day returns and examine the relation with month of the year effect and at the first of five trading days in the month with the highest return (month of the year).
Results of this study finds that the existence days of the week effect and documented that there is significantly different return over all periode that is being tested. Especially over trading periode and non trading periode and seeing their relation with month of the year effect and at the first five trading days at the month of the year. The Condition of Day of the Week could be use as a guide for investors to develop trading strategies. These trading strategies could earn profits if the investors choose the right decision to buy, hold, or sell the stock.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Kurniawan Sudjatmiko
"Penelitian empiris yang dilakukan oleh Elton dan Gruber (1970) memberikan pandangan yang menarik tentang price behavior saham-saham yang memberikan deviden, ketika ex dividend date. Dikatakan bahwa harga saham yang membagikan deviden akan turun sebesar jumlah deviden yang dibagikan setelah dikurangi pajak, ketika ex dividend date. Hal ini sama seperti yang dikemukakan oleh R. Bali (1998), Grammatikos (1984), dan Michaely (1991), atas hasil penelitian empiris yang mereka lakukan pada bursa New York Stock Exchange dari Nasdaq. Di lain pihak, penelitian yang dilakukan oleh Green dan Rydqvist (1999) pada instrumen Swedish Lottery Bonds memberikan hasil yang berbeda, di mana mean penurunan harga saham saat ex dividend date secara statistik lebih besar dari dividend after tax yang diberikan.
Terdapat perbedaan hasil penelitian yang sejenis mendasari dilakukannya penelitian serupa di Bursa Efek Jakarta dengan menambahkan variabel dua kondisi pasar yang berbeda, yaitu pasar bearish di tahun 2000 dan pasar bullish di tahun 2004.
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menguji apakah terjadi proses penurunan harga saham ketika ex dividend date dan mengukur apakah penurunan yang terjadi lebih besar dari dividend after tax yang diberikan untuk kedua kondisi pasar tersebut.
Menggunakan metode perhitungan Raw Price Ratio (RPR), Market Adjusted Price Ratio (MAPR), Raw Price Drop (RPD) dan Market Adjusted Price Drop (MAPD), diperoleh hasil secara keseluruhan bahwa harga saham saat ex dividend date mengalami penurunan yang secara rata-rata sama dengan jumlah dividend after tax yang diberikan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Elton dan Gruber sebelumnya.

Empirical research that has been done by Elton and Gruber open a new interesting point of view about price behavior of stock that gives away cash distributions in terms of dividends, on the ex dividend date. Elton and Gruber said that stocks that gives away cash dividends to their shareholder, would experience a decline movement on their price of stock which equal to the amount of dividend after being deducted by tax, on the ex dividend date. The same results being announced by R.Bali, Grammatikos, and Michaely, based on their empirical research on New York Stock Exchange and Nasdaq. Contrarily, the research that being done by Green and Rydqvist gave different result, based on the average statistic of down movement stock price on the ex dividend date, the price of stock moves deeper than the cash dividend after tax that being distributed to the share holder.
That different kind of result on the same kind of research are the foundation of why the author doing the same kind research on Jakarta Stock Exchange, and with two different kind of conditions added as a new variable, which are conditions of market bearish in years 2000 and market bullish in years 2004.
The goals of these research is to test whether there has been a decline on the stock price movement on the ex dividend date and to measure the large of the movement and compare it to the dividend after tax that has been given to the shareholder on those two kinds of market conditions.
Using the formula of Raw Price Ratio (RPR), Market Adjusted Price Ratio (MAPR), Raw Price Drop (RPD) and Market Adjusted Price Drop (MAPO), the overall result shows that the stock price on the ex dividend date experience an equal percentage decline with the dividend after tax on the ex dividend date. This result is consistent with the research of Elton and Grubber before.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18247
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Victor Edward
"Pasar Modal merupakan salah satu wahana yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pembiayaan eksternal bagi dunia usaha dan juga menjadi wahana investasi bagi masyarakat. Peranan pasar modal sangat dominan dalam rangka pembangunan ekonomi, karena dapat lebih efektif menghimpun dana dari masyarakat. Untuk dapat mewujudkan fungsinya sebagai lembaga keuangan bukan bank dibutuhkan pasar modal yang efisien. Menurut Newman & John Well (1967), Fama (1970), pasar modal disebut efisien jika harga sekuritas sudah mencerminkan informasi yang tersedia.
Penelitian ini dilatarbelakangi hasil penelitian yang telah dilakukan para peneliti sebelumnya seperti : Sharpe (1964), Lintner (1965), dan Black (1972) yang disebut model SLB, yang didukung oleh penelitian Fama - Mac Beth (1973), juga peneliti lainnya Banz (1981), Bhandari (1988), Stattman (1980) dan Rosenberg, Reid, dan Lanstein (1985), Chan, Hamao dan Lakonishok (1985) demikian juga Ball (1978), Basu (1983), Reinganum (1981), Lakonishok dan Shapiro (1986).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara imbal hasil saham sebagai variabel dependen dengan empat variabel yang mempengaruhinya seperti : Market RisI Risiko Pasar (bm), Debt Equity Ratio (DER), Book to Market Equity (BE/ME), Earning to Price Ratio (EIP) sebagai variabel independen pada pasar modal di USA dan di Jepang. Dalam penelitian ini peneliti memasukkan Dividend Payout Ratio (DPR) dan Dividend Yield(DY) sebagai variabel independen tambahan.
Data diperoleh dari Bursa Efek Jakarta, terdiri dari pertama harga saham yaitu harga penutupan akhir tahun mulai tahun 1997 sampai dengan tahun 2001, kedua IHSG yang digunakan adalah nilai akhir tahun kecuali pada tahun 2002 yang digunakan adalah data akhir kwartal pertama, dan ketiga data lainnya yang dipublikasikan setiap akhir tahun. Sampel penelitian adalah 239 perusahaan yang terdaftar di BEJ selama lima tahun berturutturut dari tahun 1997 hingga 2001.
Hasil penelitian menunjukkan enam variabel independen yang digunakan dapat memprediksi variasi imbal hasil saham hampir secara akurat (Adjusted R Square = 0,925). Berdasarkan Uji F diketahui bahwa model regresi yang digunakan adalah signifikan sehingga dapat dipakai untuk memprediksi imbal hasil saham atau harga saham. Berdasarkan Uji T diketahui bahwa dari keenam variabel independen yang digunakan hanya variabel risiko pasar (bm) saja yang berhubungan signifikan dengan imbal hasil saham, sedangkan lima variabel lainnya yakni : BE/ME, E/P, DER, DPR dan DY tidak signifikan. Artinya hanya variabel bm saja yang dapat digunakan untuk memprediksi imbal hasil saham. Temuan ini mendukung hasil penelitian yang pemah dilakukan oleh Sharpe (1964), Lintner (1965), dan Black (1972) seta Fama - Mac Beth (1973).
Dari hasil penelitian ini, peneliti memberi rekomendasi kepada perusahaan-perusahaan yang mempunyai risiko (b) yang tinggi perlu meningkatkan kinerja dan mengkaji prospek usahanya agar tidak rentan terhadap krisis ekonomi. Para investor juga perlu memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti pengaruh perubahan dan perkembangan sosial, politik, dan keamanan, karena hal tersebut dapat mengakibatkan faktor risiko yang makin tinggi. Perbedaan kondisi pasar modal di Indonesia dengan di USA dan di Jepang dapat menjadi bahan pertimbangan untuk penelitian lanjutan dengan kurun waktu periode penelitian yang lebih panjang."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12423
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This research examines the behavior of stock returns and trading volumes around the ex-dates of rights issue offerings by firms listed in Jakarta Stock Exchange (now is known as Indonesia Stock Exchange, after the merger with Surabaya Stock Exchange) in the period of 2002-2007. This research describes the effect of warrants issue which is combined with some rights issue. The methods of research used are event study, to examine the behavior of abnormal returns and trading volumes around the ex-dates of rights issue; and regression, to help discriminate among various hypotheses and identify factors that explain the abnormal stock returns associated with rights issue. The results are categorized in three sample groups: (1) a group of firms issuing rights with warrant, (2) a group of firms issuing rights without warrants, and (3) a group of firms issuing rights in between 2001-2006. Abnormal returns in this research are associated negatively with the amount of capital raise relative to existing capital, and positively with the stock returns variance and the offer price as a fraction of firm’s stock price
"
Bisnis & Birokrasi: Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, 16 (3) Sept–Des 2009: 188-203,
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Augustina Kurniasih
"Dalam upaya memaksimalkan nilai perusahaan, ada tiga keputusan penting yang perlu diambil perusahaan yaitu keputusan investasi, pendanaan, dan dividen. Kebijaksanaan dividen yang diambil suatu perusahaan publik akan mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut. Selama ini kajian kebijaksanaan dividen perusahaan-perusahaan publik yang listed di Bursa Efek Jakarta lebih banyak ditujukan terhadap dividen tunai. Padahal pembagian dividen dalam bentuk saham termasuk pemberian saham bonus cukup banyak dilakukan perusahaan publik di bursa tersebut.
Pemberian saham bonus merupakan salah satu bentuk corporate action di Bursa Efek Jakarta. Adanya informasi resmi mengenai pemberian saham bonus secara material dapat mempengaruhi harga saham yang selanjutnya juga akan mempengaruhi aktivitas perdagangan saham di bursa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pengumuman pemberian saham bonus mengandung informasi yang berpengaruh terhadap harga saham dan volume perdagangan di Bursa Efek Jakarta. Jika pengumuman pemberian saham bonus mempunyai kandungan informasi yang relevan, maka akan terjadi perubahan harga dan aktivitas perdagangan di sekitar waktu pengumumannya.
Pemberian saham bonus serupa dengan pembagian dividen saham. Penelitian yang dilakukan Foster 111 dan Vickrey (1978) menemukan bahwa pasar menggunakan informasi stock dividend dalam membentuk keseimbangan harga sekuritas. Pada penelitian tersebut reaksi pasar terjadi tidak lama dari declaration date, dan informasi tersebut cenderung menghasilkan abnormal return yang positif, Selanjutnya pada penelitian ini juga dilihat pengaruh size perusahaan terhadap abnormal return dan abnomal volume. Kemudian juga diteliti keberadaan hubungan antara perubahan harga dengan perubahan aktivitas perdagangan.
Penelitian ini merupakan event study, dengan menggunakan periode pengamatan tahun 1990 sampai dengan tahun 1993. Periode tersebut diambil dengan pertimbangan pada tahun-tahun itu Bursa Efek Jakarta berada pada kondisi bearish maupun bullish. Perusahaan yang dijadikan sampel penelitian adalah perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan memenuhi beberapa kriteria seleksi yang telah ditetapkan.
Dalam penelitian ini untuk penghitungan abnormal return digunakan tiga pendekatan, yaitu pendekatan market model, market adjusted return, dan mean adjusted return. Sedangkan untuk penghitungan abnormal volume digunakan pendekatan median dan mean.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama periode 1990-1993, dengan menggunakan tiga pendekatan pengukuran abnormal return ternyata pengumuman pemberian saham bonus mengandung informasi yang relevan sehingga mempengaruhi harga saham yang menyebabkan investor memperoleh abnormal return.Hal ini terlihat dari terjadinya nilai abnormal return yang positif dan signifikan di sekitar waktu pengumuman pemberian saham bonus, baik pada pengamatan sampel secara keseluruhan maupun terhadap saham-saham yang aktif diperdagangkan. Demikian pula halnya dengan volume perdagangan. Informasi pemberian saham bonus digunakan investor untuk melakukan transaksi di pasar modal sehingga di sekitar waktu pengumuman saham bonus terjadi perubahan aktivitas perdagangan saham, yang terlihat dari terjadinya abnormal volume yang signifikan.
Selanjutnya, pada penelitian ini ditemukan bahwa size perusahaan mempengaruhi besar/kecil abnormal return dan abnormal volume yang terjadi. Setelah melakukan kontrol terhadap variabel beta (risiko) ditemukan bahwa hubungan antara abnormal return dengan size perusahaan adalah terbalik. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi yang negatif dan signifikan. Kondisi yang sama dijumpai pada hubungan antara abnormal volume dengan size perusahaan.
Kemudian dengan menggunakan uji korelasi Pearson maupun rank Spearman ditemukan bahwa antara perubahan harga dan perubahan volume perdagangan terdapat korelasi yang positif dan signifikan."
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>