Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 90075 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Satria Utama
"Seiring dengan semakin beragamnya aplikasi yang dapat dilayani melalui jaringan internet, kebutuhan akan bandwidth juga semakin meningkat. Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL) merupakan altematif pemenuhan kebutuhan bandwidth tersebut dengan tetap dapat menggunakan jaringan telepon eksisting.
Crosstalk merupakan faktor yang mempunyai peranan paling pada ADSL. Di dalam operasional TELKOM, aplikasi teknologi ADSL tidak diperbolehkan untuk digunakan di dalam kabel yang sama. Penelitian ini bertujuan menganalisa ADSL bila dipasang secara bersamaan dengan ISDN atau HDSL pada kabel eksisting yang dimiliki TELKOM. Simulasi dan analisa dilakukan dengan menggunakan ekspresi matematis terhadap Power Spectral Density (PSD) Near End Crosstalk (NEXT) yang terjadi.
Hasil analisa terhadap beberapa skenario pemasangan (misal perubahan terhadap jumlah disturber, perubahan jarak antara receiver ADSL dengan transmitter ISDN atau HDSL) menunjukkan bahwa jumlah disturber (ISDN maupun HDSL) yang dipasang tidak berpengaruh besar terhadap nilai PSD NEXT yang terjadi namun lebih dipengaruhi oleh jarak antara transmitter disturber dan receiver ADSL.

With the proliferation of Internet use by business and individuals, the demand for broadband (high bandwidth) communication links is experiencing significant growth.
Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL) is a technology that provides broadband data connectivity using existing cables installed by Telephone Company. Crosstalk is a dominant impairment for an ADSL system In PT TELKOM, ADSL is not permitted to be used in the same unit cable. The purpose of this thesis is to analyze ADSL when attached concurrently with disturber ISDN or HDSL in the existing TELKOM's cable. Mathematical expressions of Near End crosstalk (NEXT) Power Spectral Density (PSD) are simulated and analyzed.
Result shows that amount of disturbers (ISDN or HDSL), do not have an effect to the NEXT PSD but more influenced by distance between ADSL receiver and the disturbing transmitter."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T9503
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boy Alton Arif
"Internet sekarang ini dapat dinikmati dengan menggunakan jaringan telepon yang ada di rumah-rumah. Kelemahan sistem ini yang paling nyata adalah kecepatan aksesnya yang belum memuaskan dan juga pelanggan harus membayar 2 kali, yaitu biaya penggunaan internet dan biaya koneksi berupa pulsa telepon. Di samping itu pelanggan pun harus memilih antara menggunakan telepon atau menggunakan internet.
Pada skripsi ini akan dibahas mengenai teknologi Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL) yang memanfaatkan jaringan telepon sebagai medianya. Untuk menggunakan teknoloi ini hanya diperlukan tambahan 2 alat yang tidak memakan tempat, tetapi dapat meningkatkan kemampuan jaringan lokal kabel tembaga dengan kecepatan akses hingga 40 kali kecepatan akses dari modem analog 56 k.
Dengan biaya langganan sekitar 500 ribu rupiah per bulan untuk penggunaan internet secara tak terbatas dan tidak Iagi memperhitungkan pulsa telepon dalam koneksinya, ADSL telihat lebih ekonomis dibandingkan koneksi internet kecepatan tinggi lainnya. Telepon dan internet pun dapat digunakan secara bersamaan dalam satu jalur media kabel tembaga."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S39886
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Supriatna
"Seiring dengan semakin banyaknya pilihan layanan telekomunikasi dan penurunan pendapatan layanan telepon, penyelenggara wartel mengalami masa sulit yang ditandai dengan berkurangnya pendapatan yang diperoleh. Sementara di sisi lain, kebutuhan layanan akses internet semakin tumbuh dari tahun ke tahun sehingga terdapat peluang bagi penyelenggara wartel untuk memberikan layanan akses internet pada wartel yang dikelolanya sebagal sumber pendapatan baru.
Implementasi layanan intemet berbasis Speedy dapat menjadi solusi bagi penyelenggara wartel untuk tetap dapat bertahan dan mengembangkan bisnisnya sehingga perlu dilakukan analisa terhadap kelayakan investasinya.
Dari aspek kelayakan teknis terdapat sejumlah 3.639 wartel (93% dari total jumlah wartel) yang tersebar di 850 wilayah RK (93% dari total jumlah RK) layak untuk mengimplementasikan layanan akses internet berbasis Speedy.
Dengan pendanaan mempergunakan modal sendiri, implementasi layanan akses berbasis Speedy pada wartel layak untuk diimplementasikan pada 384 wartel yang tersebar pada 75 wilayah RK. Dengan pola pendanaan mempergunakan kredit investasi perbankan, implementasi layanan akses berbasis Speedy pada wartel layak untuk diimplementasikan pada 357 wartel yang tersebar pada 73 wilayah RK. Sedangkan dengan pola pendanaan mempergunakan Community Development Program PT TELKOM, implementasi layanan akses berbasis Speedy pada wartel layak untuk diimplementasikan pada 434 wartel yang tersebar pada 85 wilayah RK.

In line with the increasing choices of telecommunication services and the declining revenue of telephony service, wartel owners face a difficult period which is marked by wane of revenue. Whereas on the other side the need of internet access service is growing from year to year, so there is an opportunity for wartel owners to provide Internet access service at their operated wartel as a new source of revenue.
Implementing internet access service based on Speedy could be a solution for wartel owners to survive and leverage their business, so it is necessary to analyze the feasibility of investment.
From technical feasibility aspect there are 3.639 wartel (93% from total wartel) distributed at 850 Cross Connecting Point (CCP) area (93% from total CCP) feasible to implement intemet access service based on Speedy.
By using self financing to implement internet access service based on Speedy at existing wartel, the implementation will be feasible to be implemented at 384 wartel distributed at 75 CCP area. By using loan investment from banking, the implementation will be feasible to be implemented at 357 wartels distributed at 73 CCP area. While using PT TELKOM Community Development Program, the implementation will be feasible to be implemented at 434 wartels distributed at 75 CCP area.
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T16883
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rendy Munadi
"Pertumbuhan trafik pengguna internet dari waktu kewaktu mengalami perkembangan yang menakjubkan, oleh karena itu penelitian untuk meningkatkan unjuk kerja jaringan terus dilakukan guna memberikan solusi terhadap penanganan lonjakan trafik yang terjadi dan tuntutan akan kualitas pelayanan oleh end user. Pada disertasi ini dilakukan perancangan dan simulasi dari layanan Available Bit Rate (ABR) dan layanan Guaranteed Frame Rate (GFR) di jaringan Asynchronous Transfer Mode (ATM), guna membantu peningkatan parameter unjuk kerja trafik data TCP/IP (sebagai trafik data internet), juga diharapkan mampu mencegah jaringan dari kondisi kongesti yang sering terjadi jika jumlah pengguna bertambah dan beban trafik terus meningkat.
Simulasi layanan ABR yang dilakukan di jaringan ATM adalah dengan menggunakan mekanisme penambahan sumber aktif dan penentuan ukuran buffer. Penggunaan ukuran paket yang berbeda yaitu dengan MSS=512 byte dan MSS=1024 byte sebagai input utama, disamping parameter lainnya. Sedangkan sebagai output-nya adalah total throughput, efisiensi dan fairness ruder.
Dari hasil-hasil simulasi melalui layanan ABR dapat ditunjukkan bahwa total throughput dapat mencapai harga maksimumnya selama kapasitas buffer memenuhi dan diperoleh nilai ukuran buffer yang optimal. Disamping itu diperoleh nilai fairness indeks yang tinggi untuk setiap sumbernya. Dengan demikian dapat dipahami bahwa integrasi antara TCP dan layanan ABR di Jaringan Asynchronous Transfer Mode (ATM) dalam teknologi komunikasi data merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan untuk memperbaiki unjuk kerja trafik data TCP/IP.
Simulasi layanan GFR yang dilakukan di jaringan ATM adalah dengan mengimplementasikan logika fury sebagai metode kendali manajemen buffer yang dikenal dengan nama mekanisme Fuzzy Fair Buffer Allocation (FFBA). Sebagai parameter input pada simulasi ini adalah ukuran buffer sisa dan jumlah sel terkirim, sedangkan parameter output-nya adalah tindakan pembuangan paket dan pengaturan kecepatan terhadap paket yang datang berikutnya.
Dari hasil simulasi melalui layanan GFR yang berbasiskan logika fuzzy dapat ditunjukkan bahwa mekanisme FFBA mampu menjamin Minimum Cell Rate (MCR) kendatipun beban trafik yang terus meningkat pada ukuran buffer yang relatif terbatas. Disamping itu, total throughput yang dihasilkan dengan metode ini rata-rata diatas 10% lebih besar dibanding dengan menggunakan metode konvensional (non-fuzzy) dengan pendudukan buffer yang tinggi.

The growth of Internet traffic user From time to time indicates a tremendous development in telecommunication, therefore the research toward improving the network performance, will be continued to give the solution for handling of enormous traffic that happened, and the user's demand of service quality. In this dissertation it is proposed the design and simulation of AUR and GFR services on ATM network, in order to increase the performance of data traffic of TCP/IP and to avoid the network from the congestion condition when the increasing of the user and traffic loads.
The simulation of ABR service applied on ATM network with using increment of source and determine of buffer size mechanism. The main input of simulation with different of packet size are MSS-512 byte and MSS-1024 byte, beside other parameters included. The outputs of simulation are throughput total, efficiency and fairness index.
From the results of simulation on the ABR service, it is found that TCP can achieve high throughput total when it using sufficient buffer size and optimal buffer size will be found. Beside of this we found high fairness index for all sources. From the results showed that, integration between TCP network and ATM-ABR technology in data communication is one of the available solutions to improve the performance of data traffic of TCP/IP on ATM network.
Using the implementation of fuzzy logic as buffer management control, which is called Fuzzy Fair Buffer Allocation (FFBA) mechanism, did the simulation of GFR service applied on ATM network. The input parameters of simulation are rest of buffer size and the amount of sending cells, where the output parameters are dropping action and rate action for the next packets arrival.
From the results of simulation on the GFR service based of fuzzy logic, it can be showed that a mechanism of the FFBA provides a Minimum Cell Rate (MCR) although, the load of traffic increase continuously on limited buffer size. The throughput total of the system can be achieved 10% (in average) above the usage of conventional mechanism with high buffer occupancy.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
D562
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfian Firmansyah
"Internet of Things merupakan teknologi perangkat terkoneksi yang memiliki angka pertumbuhan terpesat di dunia. Pada tahun 2020, perangkat IoT yang telah terkoneksi mencapai 31 miliar perangkat dan masih terus meningkat, sehingga teknologi ini akan mengubah cara hidup kita setelah hadirnya internet sebagai pionir. Hal tersebut mengakibatkan semakin kompleksnya diversifikasi topik IoT baru, mekanisme protokol, dan karakteristik perangkat keras yang terhubung pada infrastruktur server IoT. Indonesia akan segera mengimplementasikan 5G sebagai teknologi jaringan nirkabel generasi ke-5, sehingga hal ini mendorong adanya adaptasi yang dilakukan terhadap infrastruktur IoT pada cloud computing. Integrasi ini akan membuka sebuah ekosistem inovasi produk smart devices baru, baik itu produk skala kecil yang dilakukan oleh perorangan dan komunitas, maupun skala besar oleh sektor usaha, industri dan pemerintahan. Maka, dibutuhkan sebuah aplikasi IoT sebagai middleware, penghimpun data, router addressing ID unik, pemvisualisasi data, dan penganalisis ribuan bahkan jutaan perangkat IoT yang terkoneksi. Penyebaran arsitektur monolithic sudah perlahan ditinggalkan, melainkan mengubah pendekatan operasinya dengan menggunakan arsitektur microservice dengan containerization yang menawarkan fleksibilitas, pengembangan yang cepat, performa yang kuat dan loosely-coupled. Supaya pendekatan bersifat kontinyu, maka Continuous Integration dan Continuous Deployment Pipeline atau CI/CD Pipeline digunakan sebagai Software Development Life Cycle. Secara garis besar, penelitian ini membahas usulan arsitektur server IoT dengan Kubernetes dan aplikasinya, proses deployment secara CI/CD, analisis performa utilisasi dan autoscaling pada kubernetes cluster saat load tests sedang dijalankan, analisis berbasis model terhadap hasil metrik yang didapatkan guna meningkatkan performa deployment dari perspektif aplikasi IoT dengan akses request skala besar.

The Internet of Things is a connected device technology that has a rapid growth rate in the world. In 2020, there are 31 billion connected IoT devices and still increasing, thus this technology will change the way we live after the presence of the internet as a pioneer. We are getting more diversification of new IoT topics, protocol mechanisms, and characteristics of the hardware connected to the IoT server infrastructure becoming increasingly complex. Indonesia will soon implement the 5G as the fifth generation of wireless network technology, thus this will encourage adaptations to be made to the Indonesian IoT infrastructure in cloud computing. This integration will open an innovative ecosystem for new smart device products, both small-scale products carried out by individuals and communities, as well as large-scale by the business sector, industries and government as well. Therefore, an IoT application is needed as a middleware, data collector, unique-ID addressing router, data visualizer, and analyzer of thousands or even millions of connected IoT devices. Deployment of monolithic architectures is slowly being abandoned, instead changing its operating approach by using a microservice architecture with containerization that offers flexibility, fast development, robust performance, and loosely-coupled. To maximize the approach to be continuous, the Continuous Integration and Continuous Deployment Pipeline or CI/CD Pipeline are used as the Software Development Life Cycle. Broadly speaking, this research discusses the architectural design of IoT over Kubernetes and its applications, CI/CD deployment processes, performance analysis of the autoscaling during incoming traffic from running load tests, model-based analysis in accordance with metric results to enhance the deployment performance of IoT applications with large-scale request accesses perspective."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Susilo
"Internet telah menjadi kebutuhan utama masyarakat dunia yang mengarah ke era baru strategi komunikasi yang canggih. Ini memaksa penyedia layanan untuk mengembangkan arsitektur baru dan meningkatkan distribusi konten yang luas. Hambatan utama protocol TCP/IP untuk mengambil data atau menggunakan layanan adalah konsumen perlu mengetahui endpoint (alamat IP) yang menyediakan objek atau layanan yang diinginkan. Masalah lainnya adalah penggunaan sumber daya jaringan yang tersedia secara efisien. Masalah terakhir yang memotivasi pergeseran paradigma dalam jaringan adalah kurangnya keamanan yang melekat dalam IP. Baik integritas paket IP maupun keasliannya tidak dapat diverifikasi oleh penerima atau oleh entitas forwarding jaringan.
Named Data Networking (NDN) menawarkan solusi alternatif sebagai arsitektur internet generasi berikutnya. Named Data Networking (NDN) adalah teori yang telah direkomendasikan berdasarkan progress dalam suatu aktivitas yg diatur oleh data (datadriven). Dalam Tesis ini, telah dipelajari strategi Forwarding Nearest Replica Routing (NRR) terhadap beberapa strategi forwarding yang ada di NDN dengan menganalisa kinerja mereka terhadap layanan triple-play (data, suara, dan video). Ideal Nearest Replica Routing (NRR) merupakan strategi yang diimplementasikan pada simulator CCnSIM dimana strategi forwarding ini mencari cache terdekat dan memilih jalur terpendek yang sesuai daripada mengirimkan Interest ke asal konten. Eksperimen dilakukan menggunakan NS3 dan ndnSIM 2.0 di Ubuntu 14.04.5 dengan strategi forwarding yang berbeda-beda dan menambah jumlah consumer.
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa strategi Nearest Replica Routing (NRR) memberikan total transmitted data/total overhead yang lebih efisien sebesar 20% sampai dengan 58% dibandingkan strategi forwarding lain dalam hal transfer data. Dan total cost per kilobyte yang lebih baik sebesar 18% sampai dengan 45% dibandingkan strategi forwarding lain.

The Internet has become a major need of the world community leading to a new era of sophisticated communication strategies. This is to provide services to develop the architecture and improve the content widely. The main obstacle to the TCP / IP protocol for retrieving data or using a service is the consumer who wants to know the endpoint (IP address) that provides the desired object or service. Another problem is the efficient use of network power available. The last problem that motivates the paradigm shift in the network is the inherent problem in IP. Neither the integrity of the IP packet nor its authenticity can be accessed by the recipient or by the network forwarding entity.
Named Data Networking (NDN) offers an alternative solution as the next generation internet architecture. Named Data Networking (NDN) is a theory that has been used based on progress in data-driven processes. In this thesis, we have studied the strategy of Forwarding Replica Routing (NRR) to some forwarding strategies in NDN by analyzing their performance against triple-play services (data, voice and video). Ideal Nearest Replica Routing (NRR) is a strategy implemented on the CCnSIM simulator where this forwarding strategy looks for the nearest cache and selects the shortest path accordingly. Experiments were performed using NS3 and ndnSIM 2.0 on Ubuntu 14.04.5 with different forwarding strategies and increasing the number of consumers.
The experimental results show that the Nearest Replica Routing (NRR) strategy provides the total data sent / total overhead cost more efficiently by 20% to 58% compared to other forwarding strategies in terms of data transfer. And the total cost per kilobyte is better by 18% to 45% compared to other forwarding strategies.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50382
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risma Hardiyani
"Tujuan skripsi ini adalah untuk mengetahui kinerja dan menganalisa hasil simulasi perbandingan parameter kualitas layanan dari protokol OSPFv3 dan protokol RIPng pada aplikasi FTP (File Transfer Protocol) di jaringan Mobile IPv6 menggunakan OPNET. Setiap protokol akan dibagi menjadi 2 skenario, yaitu saat kondisi Akses Point sama (tidak terjadi perpindahan akses point) dan saat kondisi Akses Point berbeda (terjadi perpindahan akses point). Dengan hasil simulasi yang didapat dari kedua skenario, nilai dari parameter yang dihasilkan oleh protokol OSPFv3 dan protokol RIPng selalu menghasilkan nilai dengan selisih yang tidak berbeda jauh. Pada skenario 1, nilai yang dihasilkan pada parameter delay RIPng adalah 70% dari nilai OSPFv3, throughput RIPng adalah 41% dari nilai OSPFv3, traffic sent RIPng adalah 93% dari nilai OSPFv3, traffic received RIPng adalah 36% dari nilai OSPFv3, download response time RIPng adalah 98% dari nilai OSPFv3, dan upload response time RIPng 97% dari nilai OSPFv3. Pada skenario 2, parameter delay RIPng adalah 74% dari nilai OSPFv3, throughput RIPng adalah 71% dari nilai OSPFv3, traffic sent RIPng adalah 84% dari nilai OSPFv3, traffic received RIPng adalah 68% dari nilai OSPFv3, download response time OSPFv3 adalah 96% dari nilai RIPng, dan upload response time OSPFv3 adalah 79% dari nilai RIPng. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja protokol OSPFv3 dan protokol RIPng pada aplikasi FTP tidak memiliki perbedaan yang signifikan, tetapi hasil parameter yang ditunjukkan membuktikan bahwa kinerja protokol OSPFv3 lebih baik dari protokol RIPng.

The purpose of this thesis is to determine the performance and analyze the simulation results comparison of quality of service parameters of the protocol OSPFv and RIPng protocol on the application FTP (File Transfer Protocol) in Mobile Ipv6 networks using OPNET. Each protocol will be divided into two scenarios, which are at the same Access Point condition (no displacement access point) and the different Access Point condition (moving event access point). By the simulation results obtained from the two scenarios, the value of the parameter produced by the protocol OSPFv3 and RIPng protocol always produces a value that does not differ too much. In scenario 1, the value of RIPng delay parameter is 70% of the value of OSPFv3, RIPng throughput is 41% of the value of OSPFv3, RIPng traffic sent is 93% of the value of OSPFv3, RIPng received traffic is 36% of the value of OSPFv3, download response time RIPng is 98% of the value of OSPFv3, RIPng and upload response time 97% of the value of OSPFv3. In scenario 2, RIPng delay parameter is 74% of the value of OSPFv3, RIPng throughput is 71% of the value of OSPFv3, RIPng traffic sent is 84% of the value of OSPFv3, RIPng received traffic is 68% of the value of OSPFv3, download response time is 96% OSPFv3 of the value of RIPng, OSPFv3 and upload response time is 79% of the value of RIPng. It can be concluded that the performance of the protocol OSPFv3 and RIPng protocol on FTP application does not have a significant difference, but the parameter results proved OSPFv3 shows better performance than RIPng protocol."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44225
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Asikin Ardiyanto
"ABSTRAK
Sistem penomoran konvensional pada jaringan telepon PSTN maupun seluler menuntut perubahan nomor telepon yang digunakan pelanggan pada saat pelanggan tersebut berpindah tempat tinggal/memindahkan lokasi kegiatan bisnisnya, berpindah dari satu penyelenggara layanan telepon ke pcnyelenggara lain atau memutuskan untuk mengganti layanan telekomunikasi misalnya dari layanan analog ke layanan digital.
Number portability memungkinkan pelanggan untuk tetap dapat menggunakan nomor telepon yang telah digunakannya. Dalam layanan location number portability, meskipun pelanggan berpindah tempat tinggal/mernindahkan lokasi bisnisnya ke tempat lain. nomor lama masih dapat digunakan oleh pelanggan. Location Number portability merupakan salah satu upaya operator jaringan untuk meningkalkan pelavanan kepada pelanggan, dimana pelanggan dapat berpindah lokasi tanpa resiko perubahan nomor telepon.
Penerapan IN menjadi salah satu solusi pengimplcmcntasian number portability pada jaringan telekomunikasi. Dengan konsep sentralisasi database dan kesedcrhanaan manajemen jaringan, penerapan IN memiliki nilai lebih untuk diterapkan sebagai pcndukung number portability.

"
2000
S39781
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sony Chahyadi
"Voice over Internet Protocol (VOIP) semakin banyak digunakan sebagai layanan komunikasi suara, sebagai altematif dari teknologi PSTN yang selama ini digunakan. Kemudahan lmplementasi serla penghematan biaya di banyak sektor merupakan faktor utama yang mendorong berkembangnya VoIP. Namun sampai saat ini VoIP masih menemui suatu kendala besar, yaitu kemampuan untuk memberikan layanan komunikasi suara sebaik PSTN. Salah satu faktor yang menentukan kualitas suara pada VoIP adalah pemilihan codec suara yang tepat. G711 yeng merupakan codec yang dipakai pada PSTN saat ini memiliki kualilas suara yang sangat baik. Dari kelompok codec dengan birrate rendah muncul G.729 yangjuga menawarkan kualitas suara hampir sama baiknya. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk membandingkan kedua codec tersebut denan menggunakan simulasi pengkodean pada 7 tingkat packet loss. Penilaian terhadap kualitas hasil pengkodean dilakukan dengan menggunakan metode E-Model dan melakukan tes MOS subjektif pada 20 orang responden. Hasil dari simulasi serta tes subjektif menunjukkan bahwa G.7l I dapat memberikan kualitas suara yang lebih baik dibanding G.729. Selain itu, G.71l masih dapat memenuhi nilai MOS minimum untuk layanan komunikasi suara pada lingkat packet loss 4 %, sedangkan G.729 hanya dapat bertahan sampai dengan tingkat packer loss 1%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S40047
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulius Dimas Hardo Trihatmoko
"Jaringan Mobile IPv6 merupakan jaringan yang mampu memberikan kemudahan akses kepada pengguna dalam melakukan perpindahan dari suatu jaringan ke jaringan lainnya. Hal ini dikarenakan mendukung perpindahan mobile node dari titik akses satu ke titik akses lain. Namun, jaringan Mobile IPv6 memiliki handover latency yang cukup tinggi yang membuat ketika mobile node melakukan handover, terjadi penurunan kinerja dari jaringan. Jaringan Proxy Mobile IPv6 merupakan pengembangan dari jaringan Mobile IPv6 dimana sifatnya adalah berbasis jaringan, dimana mampu mengurangi besar handover latency.
Dua buah skenario diimplementasikan pada masing-masing jaringan untuk mengetahui QoS dari jaringan Mobile IPv6 dan jaringan Proxy Mobile IPv6. Parameter QoS untuk pengukuran adalah throughput, delay dan packet loss. Aplikasi yang diukur adalah Video Streaming. Besar packet loss mencapai 20,340% pada skenario 2 jaringan Mobile IPv6. Dari hasil pengukuran diketahui bahwa untuk masingmasing parameter, jaringan Proxy Mobile IPv6 lebih stabil daripada jaringan Mobile IPv6. Selain itu, nilai dari packet loss pada Proxy Mobile IPv6 jauh lebih kecil daripada jaringan Mobile IPv6.

Mobile IPv6 network is a network that can provide ease of access to the user in performing the displacement of a network to another. This is due to the support movement of mobile nodes from the access point a to point other access. However, Mobile IPv6 networks have the handover latency is high enough to make when the mobile node handover, a decline in the performance of the network. Proxy Mobile IPv6 network is an extension of Mobile IPv6 networks where nature is network based, which is able to reduce the large handover latency.
Two scenarios are implemented on each network to determine the QoS of Mobile IPv6 network and Proxy Mobile IPv6 network. QoS parameters to measure are throughput, delay and packet loss. Applications that measured is Video Streaming. Packet loss reaches 20.340% in scenario 2 Mobile IPv6 network. From the measurement results is known that for each of the parameters, the Proxy Mobile IPv6 network is more stable than the Mobile IPv6 networks. In addition, the value of packet loss on Proxy Mobile IPv6 is much smaller than the Mobile IPv6 networks.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35811
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>