Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 88466 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jatnita Parama Tjita
"Ruang lingkup dan Cara Penelitian : Adanya penyebaran, perpindahan galur S. typhi terutama galur S. typhi yang resisten terhadap satu atau beberapa antibiotika lini pertama dan plastisitas genom S. typhi, maka ingin diketahui bagaimana keragaman genetik S. typhi di Indonesia. Untuk itu dilakukan analisis genom S. typhi resisten antibiotika lini pertama menggunakan teknik PFGE. S.typhi resisten diperoleh melalui uji sensitivitas menggunakan metode difusi cakram Kirby Bauer. PFGE merupakan salah satu metode karakterisasi genotipe yang mempunyai kemampuan diskriminasi yang tinggi untuk memisahkan galur dalam satu spesies bakteri. Tahapan PFGE yang dilakukan adalah preparasi plug DNA, pemotongan DNA dengan enzim restriksi secara in situ, elektroforesis dan visualisasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan program NTSYS (Numerical Taxonomy System) versi 1,6.
Hasil dan Kesimpulan : Dari 100 isolat S. typhi, ditemukan 16(16%) isolat yang resisten terhadap antibiotika lini pertama. Monoresisten yaitu terhadap ampisilin sebanyak 1(1%) isolat, terhadap kloramfenikol sebanyak 1(1%) isolat dan terhadap tetrasiklin sebanyak 8(8%) isolat. Multiresisten terhadap ampisilin-tetrasiklin sebanyak 2 (2%) isolat, terhadap kloramfenikol-tetrasiklin sebanyak 1(1%) isolat, terhadap ampisilin-kloramfenikol-tetrasiklin sebanyak 2(2%) isolat dan terhadap kloramfenikol-trimetoprim sulfametoksazol-tetrasiklin sebanyak 1(1%) isolat. Dari 16 isolat S. typhi resisten tersebut ditemukan 13 pola PFGE yang berbeda dan diversitas genom yang besar antar isolat ditunjukkan dengan nilai F yaitu antara 0,080-1,000. Kelompok tetrasiklin resisten memiliki nilai F 0,085-1,000, kelompok kloramfenikol resisten memiliki nilai F 0,238-1,000 dan kelompok ampisilin resisten memiliki nilai F 0,128-0,873."
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: UI Publishing, 2023
579 STA p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lucky Hartati Moehario
"ABSTRAK
Salmonella typhi (S typhi) adalah kuman penyebab demam tifoid. Penyakit ini sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan global, termasuk Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara seperti Malaysia dan Thailand. Angka kesakitan pertahun mencapai 157/100.000 populasi pada daerah semi rural dan 810/100.000 populasi di daerah urban di Indonesia, dan dilaporkan adanya kecenderungan untuk meningkat setiap tahun.
Dari studi epidemiologi molekuler ditemukan divesitas genetik yang bermakna diantara strain-strain S. typhi. Strain S. typhi yang menyebabkan demam tifoid di Indonesia diduga memiliki keunikan dibandingkan dengan strain-strain yang ditemukan di negara-negara Asia Tenggara Hal ini dihubungkan dengan manifestasi klinis demam tifoid di Indonesia yang pada umumnya lebih berat, seperti antara lain terjadinya komplikasi hepatitis tifoid, pankreatitis tifoid, dan gangguan neuropsikiatrik. Penelitian ini adalah studi awal epiderniologi molekuler menggunakan Pulsed-Field Gel Electrophoresis (PFGE) atau elektroforesis medan listrik berpulsasi, suatu metode typing yang mempunyai kemampuan diskriminasi yang tinggi, untuk melihat diversitas genetik isolat lokal S. typhi dan menilai spesifisitas tipe PFGE tertentu isolat S. typhi dengan gejala klinik demam tifoid yang ditimbulkannya.
Penelitian ini dimulai dengan melakukan persiapan bahan-bahan yang diperlukan, baik pemesanan, pembuatan regensia dan koleksi isolat S. typhi beserta data klinis pasien. Optimasi teknik isolasi DNA genom, digesti menggunakan ensim restriksi dan teknik elektroforasis medan listrik berpulsasi.
Pada saat ini telah diperoleh hasil PFGE dari 25 isolat S. typhi yang di digesti dengan ensim restriksi XbaI. Hasil analisis menggunakan NTSYS-pc versi 1.80 menunjukan hubungan kekerabatan diantara 25 isolat S. typhi yang relatif tinggi, namun demikian, tampaknya tidak ditemukan korelasi antara tipe PFGE tertentu isolat S. typhi dengan manifestasi klinik pasien, dalam hal ini perubahan biokimiawi fungsi hati. Penelitian ini masih berjalan, digesti DNA genom S. typhi dengan ensim restriksi kedua yaitu AvrII sedang dalam proses pelaksanaan. Diharapkan hasil yang diperoleh dapat digunakan untuk konfirmasi hasil analisis saat ini. "
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2001
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"One of the alternative media , which is potential to be developed is the use of natural fiber materials from the environment (indigenous material)....."
ITJOICT
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Merry Dwi Anggraeni
"Salah satu indikator pencemaran air adalah bakteri Escherichia coli. Disinfeksi secara kimiawi menggunakanklor palingbanyakdigunakan,namun memilikikekurangan yaitu menghasilkan senyawa halogen organik yang bersifatracun. Proses fisika menggunakan sinar UV yang terbatas pada penyebaran cahaya serta biaya yang lebih mahal juga telah diteliti. Kavitasi dapat menjadi salah satu alternatif proses disinfeksi bakteri E.coli.Kavitasi bertindak sebagai biosida lewat senyawa kimia melalui pembangkitan radikal OH dan melalui mekanisme fisik.Dari penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa kavitasi water jet dapat mengurangi konsentrasi E.coli hingga 99,99%.

One of indicator in water pollution is Escherichia colibacterium. Disinfection using chlorine is the most widely used, but has the disadvantage that generates an organic halogen compounds which are toxic. Physical processes using UV light that is limited in light scattering and more expensive also been investigated. Cavitation can be an alternative disinfection of E. coli. Cavitation by acting as a biocide chemical compounds through the generation of OH radicals and through physical mechanisms. From the research that has been done known that the water jet cavitation can reduce E. coli concentrations of 99.99%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43092
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Isma Maulida
"Laboratorium biologi memiliki risiko tinggi terjadinya penyakit akibat kerja yang dapat menyebabkan kerugian, sehingga perlu dilakukan penerapan program biosafety laboratorium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan biosafety di Laboratorium Karantina Hewan BBUSKP. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan disain penelitian deskriptif analitik.
Hasil dari penelitian ini adalah belum dilakukannya penilaian risiko mikrobiologi, praktek dan teknik kerja telah diterapkan, peralatan keselamatan belum sesuai dengan standar dan fasilitas-fasilitas laboratorium telah menunjang penerapan biosafety di Laboratorium Karantina Hewan BBUSKP. Kesimpulan dari penelitian ini adalah biosafety telah diterapkan namun belum sesuai dengan standar.

Biology laboratory has a high risk of occupational diseases that can cause harm, it’s necessary to implement of laboratory biosafety program. This study aims to determine the implementation of biosafety at Laboratory Animal Quarantine BBUSKP. This study is a qualitative research design with a descriptive analytic study.
The results of this study are not yet done microbiological risk assessment, practices and techniques of work has been carried out properly, the safety equipment is available, but not in accordance with standard and have laboratory facilities to support the implementation of biosafety in Laboratory Animal Quarantine BBUSKP. The conclusion of this study is biosafety has been applied but still not up to standard.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46040
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Eliza Pricilia
"Ruang terbuka hijau (RTH) merupakan salah satu strategi untuk menekan dampak negatif urbanisasi, terutama di kawasan industri. PT JIEP merupakan salah satu kawasan industri di Jakarta yang memiliki satu hutan kota yang berfungsi sebagai penyangga lingkungan industri. Kawasan industri yang umumnya sudah tercemar akan mempengaruhi kehidupan organisme yang tumbuh di lingkungan tersebut, salah satunya lumut. Lumut dapat digunakan sebagai bioindikator karena sensitifitasnya terhadap perubahan lingkungan. Lumut yang mampu tumbuh di kawasan industri diduga dapat mengembangkan mekanisme adaptasi terhadap perubahan di lingkungan industri. Penelitian tersebut dilakukan untuk mengetahui spesies dan karakteristik lumut yang tumbuh di hutan kota PT JIEP. Sampel lumut dikoleksi dari 8 plot di 2 lokasi blok di hutan kota PT JIEP, Jakarta Timur dengan metode purposive sampling. Sampel lumut ditemukan di substrat batu dan kulit batang pohon. Seluruh lumut yang berhasil dikoleksi merupakan anggota divisi lumut sejati (Bryophyta), yang terdiri dari 3 famili, 6 genus, dan 11 spesies. Spesies lumut yang paling banyak ditemukan berasal dari famili Pottiaceae. Sementara itu, Hyophila involuta merupakan spesies lumut yang memiliki persentase tutupan terbesar. Tipe tumbuh, bentuk hidup, keberadaan alat reproduksi aseksual, dan struktur khusus seperti sel hyaline dan papillae diduga merupakan karakteristik yang dikembangkan lumut untuk beradaptasi di lingkungan industri

Open green space area is a strategy to reduce the negative impact of urbanization, especially in industrial areas. PT JIEP, one of industrial area in Jakarta, have an urban forest that can be used as a buffer for the industrial area. The area which has been polluted will affect organisms in that location, one of that is bryophytes. The bryophytes can be used as bioindicators because of their sensitivity to environmental changes. The bryophytes which can grow in industrial areas indicate that they can improve the mechanisms of adaptation in that environment. The aim of this study is to determine the species and characteristics of bryophytes that grow in the PT JIEP urban forest. The bryophytes were collected from 8 plots that belong to 2 blocks located in PT JIEP urban forest with a purposive sampling method. There are 3 families, 6 genera, and 11 species of bryophytes that were collected in the PT JIEP urban forest which is found in the tree bark and rock substrates. All samples belong to the division of Bryophyta or mosses. Pottiaceae is a family that has various species in the sampling site. Meanwhile, one of the members of Pottiaceae, Hyophila involuta is a species that has the largest percentage of cover in the PT JIEP urban forest. Growth forms, life forms, the presence of asexual reproductive organs, and special structures such as hyaline cells and papillae are characteristics that have been developed by bryophytes to adapt to industrial environments"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Talitha Aliamuliati
"Penelitian ini adalah penelitian deskriptif untuk mengidentifikasi gambaran umum pelaksanaan sanitasi makanan higienis dan Analisis Bahaya Critical Control Point (HACCP) di Kantin Asrama Universitas X, tahun 2019. Pengumpulan data dengan observasi, wawancara berdasarkan kuesioner dan analisis laboratorium untuk parameter Salmonella. Unit analisis dalam penelitian ini adalah penghitung makanan yang terdiri dari penjamah makanan, makanan atau minuman, dan peralatan makan sebagai sampel. Hasil penelitian tidak menemukan keberadaan Salmonella dalam sampel. Pengetahuan penjamah makanan tentang sanitasi makanan higienis cukup baik, namun perlu ditingkatkan penerapannya. Hasil pengamatan sanitasi lingkungan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 942 tahun 2003 dan Peraturan Menteri Kesehatan 1096 tahun 2011, beberapa variabel cukup berkualitas dan variabel lain perlu ditingkatkan seperti pasokan air bersih karena berdasarkan hasil laboratorium, itu adalah terkontaminasi oleh Salmonella. Aplikasi HACCP belum dilakukan oleh kantin karena masih kurangnya pengetahuan dan sosialisasi kepada manajer dan penjamah makanan kantin asrama. Secara keseluruhan, perlu untuk meningkatkan sanitasi lingkungan, meningkatkan penerapan kebersihan pribadi dan sanitasi makanan kebersihan, juga aplikasi HACCP di kantin asrama Universitas X

This research is a descriptive study to identify general description of the implementation of hygienic food sanitation and Critical Control Point (HACCP) Hazard Analysis at University Dormitory X, 2019. Data collection by observation, interview based on questionnaire and laboratory analysis for Salmonella parameters. The unit of analysis in this study is a food counter consisting of food handlers, food or drink, and tableware as samples. The results of the study did not find the presence of Salmonella in the sample. Food handlers knowledge about hygiene of food hygiene is quite good, but its application needs to be improved. Based on the observation of environmental sanitation based on Minister of Health Decree No. 942 of 2003 and Minister of Health Regulation 1096 of 2011, several variables of sufficient quality and other variables need to be improved such as clean water supply because based on laboratory results, it is contaminated by Salmonella. HACCP application has not been done by the canteen because there is still a lack of knowledge and socialization to the manager and the food handlers of the dormitory canteen. Overall, it is necessary to improve environmental sanitation, improve the application of personal hygiene and food hygiene sanitation, also the application of HACCP in the University X dormitory canteen."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Humaira Yusva
"Infeksi tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan global, termasuk di Indonesia. Pada pasien TB infeksi jamur paru sering terlewat karena kurangnya manifestasi klinis yang spesifik. Terapi obat anti-TB (OAT) dapat mengakibatkan perubahan profil mikrobiota jamur maupun bakteri di dalam tubuh pasien. Identifikasi mikrobiota jamur dan bakteri dengan metode mikroskopik dan kultur kurang sensitif, memerlukan waktu lama, dan kurang spesifik sehingga berpotensi menyebabkan diagnosis yang kurang optimal. Pemeriksaan berbasis molekular, termasuk metode sekuensing nanopore, memberikan hasil lebih sensitif, cepat dan akurat. Penelitian ini adalah bagian dari penelitian sebelumnya dan bertujuan untuk mengetahui komposisi mikrobiom bakteri dan jamur pada pasien terkait TB paru menggunakan sekuensing nanopore. Pemilihan pasien dilakukan secara consecutive sampling pada kasus TB paru dan bekas TB sesuai kriteria inklusi. Ekstraksi DNA sputum pasien dilakukan di laboratorium Parasitologi FKUI, dilanjutkan dengan pemeriksaan sekuensing menggunakan nanopore. Analisis bioinformatika menggunakan pipeline Kraken 2 dan Minimap 2 dilakukan pada 22 sampel sputum yang diteliti. Komposisi mikrobiom bakteri terdapat 3 spesies dominan, yaitu Haemophilus parainfluenzae, Neisseria perflava dan Streptococcus toyakuensis. Analisis sekuensing jamur belum dapat menentukan identifikasinya karena keterbatasan teknis penelitian, belum ada metode standar yang baku, serta kemungkinan kompetisi alamiah bakteri yang lebih mendominasi. Hasil identifikasi jamur berdasarkan pemeriksaan mikologi klasik menunjukkan Candida albicans, Candida glabrata, dan Aspergillus fumigatus sebagai spesies jamur terbanyak, diikuti Aspergillus niger, Talaromyces sp., Candida parapsilosis, Candida krusei, dan Candida tropicalis. Hubungan antara komposisi mikrobiom jamur dengan hasil pemeriksaan mikologi klasik pada penelitian ini belum dapat diketahui sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut.

Tuberculosis (TB) infection is still a global health problem, including in Indonesia. In TB patients, pulmonary fungal infections are often missed because of the lack of specific clinical manifestations. Anti-TB drug therapy can cause changes in the fungal and bacterial microbiome profile in the patient's body. Identifying fungal and bacterial microbiomes using microscopic and culture methods is less sensitive, time-consuming, and less specific, potentially leading to an inadequate diagnosis. Molecular-based examinations, including the nanopore sequencing method, provide more sensitive, fast and accurate results. This study is part of previous study that aims to determine the composition of fungal and bacterial microbiome in related-pulmonary TB patients using nanopore sequencing. The patients recruitment was conducted by consecutive sampling on pulmonary TB and previous TB cases according to the inclusion criteria. Sputum DNA extraction was carried out in the Parasitology Laboratory FMUI, followed by nanopore sequencing assay. Bioinformatics analysis using the Kraken 2 and Minimap 2 pipeline was carried out on the 22 sputum samples studied. The bacterial microbiome composition showed three dominant species: Haemophilus parainfluenzae, Neisseria perflava dan Streptococcus toyakuensis. The sequencing analysis has not been able to determine fungal identification due to technical limitations, the absence of an agreed standard method, and the possibility of bacterial dominance. The classical mycological assay revealed Candida albicans, Candida glabrata, and Aspergillus fumigatus as the most common fungal species identified, followed by Aspergillus niger, Talaromyces, Candida parapsilosis, Candida krusei, and Candida tropicalis. The correlation of fungal microbiome composition and classical mycological results cannot yet be determined, so further study is mandatory."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yovita Endah Lestari
"Acinetobacter baumannii adalah salah satu bakteri gram negatif oportunis yang ada di lingkungan. Karbapenem merupakan salah satu agen antibiotik yang digunakan untuk pengobatan infeksi Acinetobacter baumanni. Beberapa tahun terakhir laju resistensi karbapenem terhadap Acinetobacter baumannii selalu meningkat dengan prevalensi di seluruh dunia mencapai 30%. Peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian terkait hubungan kejadian CRAB dengan penggunaan antibiotik karbapenem di rumah sakit St. Carolus. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan desain studi case control. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit St. Carolus pada bulan Juni-Agustus 2019. Jumlah sampel dalam penelitian ini sejumlah 149 pasien (110 terinfeksi CRAB, 39 terinfeksi Carbapenem Sensitive Acinetobacter baumannii (CSAB)). Data yang didapatkan dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat menggunakan SPSS. Analisis multivariat dilakukan dengan analisis regresi logistik etiologik. Hasil penelitian ini adalah pasien yang dirawat di ICU dan menggunakan antibiotika golongan karbapenem berpeluang 32 kali meningkatkan risiko infeksi CRAB (OR=32.266; p=0.020).

Acinetobacter baumannii is one of the opportunistic gram-negative bacteria in the environment. Carbapenem is an antibiotic agent used for the treatment of Acinetobacter baumanni infections. The last few years the rate of carbapenem resistance to Acinetobacter baumannii has always increased with a worldwide prevalence of 30%. Researchers intend to conduct research related to the correlation between the incidence of CRAB and the use of carbapenem antibiotics in the St. Carolus Hospital. This research was an observational analytic study using a case control study design. The study was conducted at the St. Carolus Hospital in June-August 2019. The number of samples in this study were 149 patients (110 infected with CRAB, 39 infected with Carbapenem Sensitive Acinetobacter baumannii (CSAB)). The data obtained were analyzed univariate, bivariate and multivariate using SPSS. Multivariate analysis was performed with an etiologic logistic regression analysis. The results of this study are patients who were treated in ICU and used antibiotics carbapenem 32 times increasing the risk of CRAB infection.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
T55096
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>