Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162773 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Juliati Syarief
"ABSTRAK
Bagi perusahaan yang telah maju peranan yang penting dalam meningkatkan citra adalah mengoptimalisasikan pelayanan bagi pelanggannya. Salah satu upaya yang dilakukan bagi perusahaan besar tersebut Public Relations TELKOMSEL dengan mendekati dirinya kepada pelanggan, guna mengetahui sejauhmana Pelanggan melihat institusi TELKOMSEL berkiprah.
Sebagai operator telephone selular yang berkembang pesat TELKOMSEL dituntut untuk lebih menfokuskan terhadap jasa pelayanan perangkat teknologi komunikasi, yakni simcard KartuHALO dan simPATI.
Berdasarkan temuan yang ada keluhan yang didapat menggambarkan bahwa citra TELKOMSEL masih perlu di perbaiki mengingat, masukkan yang ada sangat terkait pada produknya.
Kendala yang timbul dari keluhan tersebut hendaknya ditanggapi sebagai masukan input guna mencapai satu solusi yang baik tepat.
Adapun salah satu upaya yang dilakukan guna memperhatikan pelanggannya dengan mengadakan/mengeluarkan Press Release sebagai jembatan komunikasi bagi perusahaan terhadap publiknya disamping upaya untuk mendekati diri perusahaan didalam citra pelanggan. Disamping memperhatikan keluhan didalam surat pembaca baik melalui media massa atau secara langsung melalui surat pengaduan ke TELKOMSEL.
Sejauh ini pelanggan lebih cenderung melihat aspek keberadaan fungsi atas simcard dari KartuHALO dan simPATI sebagai sarana komunikasi, tetapi seiring dengan perkembangan teknologi yang makin maju, tuntutan atas fasilitas yang diberikan harus juga disesuikan dengan kebutuhan zaman. Sehingga tidaklah berlebihan bila harapan tersebut sebagai bagian dalam upaya menonjolkan kelebihan atas produk TELKOMSEL terhadap produk telelphone selular lainnya.

"
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A.S. Anthes
"Karya akhir ini memiliki tujuan utama yaitu menganalisis positioning PT. Cipta Busana Jaya studi kasus produk Accent. Analisis difokuskan dengan melihat alasan atau perilaku belanja pclanggan serta pandangannya terhaclap positioning Accent. Beberapa literatur dalam beberapa buku sumber, antara lain seperti yang dinyatakan oleh David W. Craven dan Nigel F. Piercy dalam Strategic Marketing mengkonfirmasi bahwa efektivitas positioning dapat dievaluasi dengan melakukan analisis terhadap pelanggan, pesaing serta internal perusahaan.
Analisis terhadap pelanggan diperoleh melalui pengolahan hasil survey dengan mengumpulkan informasi tentang profil serta berbagai motif yang melatarbelakangi mereka dalam membeli Accent. Disamping itu mereka diminta menyatakan pandangannya mengenai sejumlah faktor yang dirasakan merupakan competitive advantage dari produk Accent termasuk pandangannya terkait dengan apakah tag line "Speak fashion with an Accent? mewakili seluruh faktor dalam competitive advantage tersebut. Secara deskriptif mereka rata-rata menyatakan ?setuju? bahwa Accent memiliki seluruh competitive advantage yang ditanyakan kepada mereka dan juga menyatakan ?setuju? bahwa tagline "Speak fashion with an Accent? rnewakili seluruh competitive advantage tersebut. Namun ada hal lain yang cukup penting yaitu dimana terdapat sejumlah temuan yang mengindikasikan adanya perbedaan dengan persepsi yang selama ini dipahami perusahaan terhadap profil pelanggan.
Analisis terhadap kompetitor diperoleh melalui pengolahan terhadap hasil survey serta data-data faktual tentang performance penjualan, market share dan outlet pesaing. Analisis ini menyajikan beberapa pemahaman baru yakni adanya indikasi bahwa pelanggan Accent memiliki ingatan yang cukup baik terhadap sejumlah merek yang menjadi kompetitor terdekat Accent. Mereka juga selalu melakukan evaluasi kritis terhadap produk Accent yakni membanding-bandingkan Accent dengan merek-merek kompetitor tersebut, dalam hal ini terkait kualitas fabric. harga, mncangan dan corak serta layanan yang mereka terima pada saat berbelanja.
Analisis internal difokuskan pada analisis terhadap berbagai kebijakan korporasi dan divisi penjualan yang terkait dengan proses bisnis Accent serta performance Accent untuk kurun waktu tertentu. Secara umum, dapat dikatakan bahwa PT. Cipta Busana Jaya telah melakukan berbagai upaya yang diyakini memperkuat performance Accent untuk jangka pendek maupun jangka panjang meski hingga saat ini Accent belum memperlihatkan dominasinya pada segmen ladies.
Merek Accent, saat penulisan ini dibuat merupakan sebuah produk busana bagi wanita karir yang dimiliki oleh PT. Cipta Busana Jaya. Merek ini merupakan hasil akuisisi oleh perusahaan saat ini dari pemilik lamanya., yakni PT. Texmaxo Graha Busana. Pada tahun 2005, produktivitas Accent jatuh pada titik yang rendah, dan hal ini dianggap sebagai titik kritis dari produktivitas Accent. Namun, pada akhir 2005 secara perlahan-lahan produktivitas Accent mulai menunjukkan angka yang lebih baik. Bahkan pada tahun 2006, angka produktivitas Accent mencapai angka yang lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelum proses akuisisi dilakukan dan terus meningkat hingga semeseter I 2007. Perusahaan optimis bahwa tahun ini mereka akan dapat mencapai angka produktivitas yang lebih tinggi lagi.
Dari studi ini didapat beberapa masukan bagi perusahaan, terutama terkait dengan langkah untuk mempertahankan dan meningkatkan performance Accent melalui upaya mengevaluasi kembali segmentasi pelanggannya, memperjelas positioning Accent, mempertegas representasi positioning ke dalam suatu tag line, misalnya ?Speak fashion with an Accent? serta upaya yang berkelanjutan untuk lebih meningkatkan kinerja setiap saluran distribusinya.

This research has been analyzed customer behavior and the efectivity of Accent positioning as primary objectives. Some references like David W. Craven and Nigel F. Piercy stated in Strategic Marketing confirm the positioning efectivity can be evaluated by analyzing the three factors which are the customers, competitors and internal company.
The customers behavior and their perceptions to Accent positioning are explored by survey with collects infomation related to customer buying motives, demographically segmentation and the tag line "speak fashion with an Accent? that company believes as Accent positioning. The descriptive result shows the customers generally agreed to some statement that describe Accent competitive advantages and its repesentative in the tag line. However, there are important issues that indicate some facts are different than what company perceives to their customer profile and behavior.
Competitors analyzing based on sales and outlets perfomtances, market share and customer survey. Related to survey results, Accent customers have strong association to some others brand and critize attitude for product evaluation like quality of fabric, design and style, price, store image and its services.
Internal analyzing has been focused to all corporate policy and sales division marketing program for some periods. Generally the company has been implemented several strategy and methods to improve the Accent performance for long and short terms even actually Accent did not perform yet as a dominant player in the ladies segment."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T23184
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudo Wibisono
"ABSTRAK
Persaingan pasar yang makin keras, membuat pelanggan memiliki banyak
altematif dalam membeli produk-produk yang di tawarkan produsen. Agar dapat
memenangkan pangsa pasar atau setidaknya mempertahankan diri terhadap situasi
tadi, maka produk yang di buat harus disesuaikan dengan keinginan pelanggarn
Dengan kata lain mutu dari suatu produk, harus dilihat dari sudut pandang
pelanggan sehingga orientasi berproduksi saat ini di arahkan kepada upaya,
bagaimana cara agar dapat memenuhi atau memuaskan keinginan pelanggan.
Sebagai pengguna akhir produk, pelanggan memiliki kebutuhan yang amat
beragarn. Memahami secara baik keinginan pelanggan terhadap suatu pmduk, alcan
memudahkan produsen untuk merancang produk yang sesuai dengan persyaratan
mereka Dilain pihak produsen memilild keterbatasan-keterbatasan guna memenuhi
seluruh keinginan pelanggarmya. Karena keterbatasan tersebut, maka seluruh
departemen terkait yang ada harus dilibatkan, agar dapat memenuhi keinglnan
pelanggan. Hal ini sesuai dengan konsep Total Quality Management, yang menitik
beratkan pada upaya pemenuhan kebutuhan pelanggan, melalui perbaikan proses
yang bersinambung serta menyeluruh (melibatkan seluruh sumber daya yang ada di
perusahaan).
Salah satu alat bantu dalam Total Quality Management, untuk mendapatkan
keselarasan rerbaik, antara keinginan pelanggan dengan kemampuan proses
produksi yang ada pada produsen, di kenal dengan nama Quality Function
Deployment (QFD). Penerapan konsep ini, terutama sekali di peruntukkan pada
proses perancangan produk baru. Dimana di harapkan produk akhir yang nantinya
terbentuk, lebih terjamin kesesuaiannya dengan kehendak pelanggan.
Penerapan lain dari konsep ini dapat pula di terapkan pada produk yang
telah di produksi. Yakni untuk upaya perbaikan mutu produk, melalui penjabaran
kembali keinginamkeinginan pelanggan atas produk tersebut. Dengan demikian
bagian dari produk yang belum sesuai dengan kehendak pelanggan, dapat di
sempumakan oleh produsen, sesuai bentuk perbaikan yang mereka inginkan.

"
1996
S36672
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fayyat Shelby
"LAPAN sebagai organisasi tidak berada dalam ruang yang hampa. Banyak faktor yang berada di luar dan di dalam oraganisasi LAPAN yang berpengaruh. Faktor-faktor lingkungan selalu mengalami perubahan yang cepat, sehingga perlu dipertimbangkan dalam penyusunan strategi bisnis LAPAN dalam produk inderaja . Penelitian ini terpusat pada analisis startegi LAPAN dengan menganalisis berbagai faktor lingkungan untuk penyusunan alternatif strategi yang dianut LAPAN di masa yang akan datang.
Dalam penelitian ini ditelaah teori strategi dan strategi manajemen untuk membangun kerangka pemikiran penelitian. Penelitian dilakukan dengan metode diskriptif dan analisis kualitatif. Namun penelitian ini menghadapi keterbatasan dan kelemahan. baik yang berakar pada metodologi maupun bertumpu pada kualitas peneliti.
Hasil analisis strategi dengan fokus pada faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal LAPAN, menunjukkan organisasi sumber daya manusia dan sumber keuangan LAPAN kurang kondusif untuk mengembangakan resourced based strategy. Namun di luar faktor pesaing yang posisinya kuat, sejumlah faktor ekternal lain sangat mendukung untuk pengernbangan bisnis inderaja LAPAN di masa depan.
Berdasarkan analisis strategi tersebut disarankan untuk memformulasikan strategi dalam berbagai aspek. Dalam aspek organisasi, organisasi Deputi Inderaja Lapan menjadi BUMN atau persero Sumber daya manusia perlu terus dikembangkan dan ditingkatkan kemampuan keprofesionalannya. Disamping itu perlu diintensifkan komunikasi pemasaran dan networking dengan instansi-instansi terkait."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T8792
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sauptika Kancana
"Seiring dengan semakin meningkatnya ekspektasi konsumen, akan produk-produk yang dapat memenuhi keinginan mereka maka penetapan strategi bisnis pun menjadi berubah. Tindakan yang kreatif dan inovatif dalam menyampaikan produk ataupun pelayanan kepada konsumen menjadi senjata utama dalam merebut pasar.
Model kompetisi ini sangat berkaitan dengan kemampuan / kompetensi dan divisi Research and Development (R&D) perusahaan untuk melakukan inovasi produk. Mengingat peran bagian R&D di dalam perusahaan sebagai fungsi yang paling kritis dalam usaha untuk mengembangkan dan menciptakan produk-produk yang inovatif.
Dalam tesis ini, peneliti ingin mengetahui bagaimanakah kinerja kompetensi R&D PT X, tipologi gap kompetensi R&D PT X serta tindakan apa yang perlu dilakukan oleh divisi R&D PT X sehubungan dengan kinerjanya saat ini.
Sehubungan dengan isu tersebut dalam penelitian ini penulis menggunakan referensi utama dan Thomas Durand (dalam Heene dan Sanchez, 1997, 127) dengan artikelnya yang berjudul strategizing for Innovation: Competence Analysis in Assessing Strategic Change yang didalamnya termuat beberapa tipe gap kompetensi serta upaya-upaya yang perlu dilakukan perusahaan untuk menutup gap tersebut.
Metode penelitian yang dipakai dalam tesis ini adalah diskriptif analisis, penelitian ini akan memuat gambaran tentang kinerja kompetensi divisi R&D PT X, yang meliputi kompetensi dalam hal keahlian/expertise, manajemen teknologi, manajemen proyek serta kompetensi koordinasi. Selain itu penelitian ini juga bersifat analisis sebab setelah diketahui kinerja dari setiap atribut kompetensi selanjutnya akan dianalisis, untuk mengetahui tipe gap kompetensi divisi R&D PT X saat ini, berdasarkan tipologi gap kompetensinya Thomas Durand.
Dari hasil penelitian tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja kompetensi divisi R&D PT X saat ini, tergolong pada tipe gap kompetensi yang pertama yaitu minor adjustment / penyesuaian kecil. Langkah yang perlu dilakukan sehubungan dengan tipe gap tersebut yaitu mengoptimalisasikan atas kompetensi yang sekarang sudah dimiliki (comprehence leveraging). Peningkatan kompetensi ini bersifat reinforcement (penguatan)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T10912
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ony Avrianto Jamhari
"Studi ini bertujuan untuk untuk mengetahui gambaran ekuitas merek Universitas Bina Nusantara secara umum dan Program Internasional Universitas Bina Nusantara secara khusus yang dilakukan dengan cara menganalisa posisi kekuatan merek tersebut di tengah universitas lain serta memberikan alternatif strategi komunikasi pemasaran dalam usaha meningkatkan ekuitas merek tersebut.
Kornunikasi pemasaran merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan ekuitas merek. Hal ini disebabkan karena kesuksesan pesan merek akan membangun citra ekuitas merek yang positif di mata konsumen.
Dalam penelitian ini data diperoleh melalui survey yang dilakukan pada bulan Juni sampai Juli 2005. Hasil dari survey ini diuji dengan mengunakan metode cross sectional analisis, correspondence analisis, serta CHAID analisis dengan software SPSS.
Hasil penelitian ini menunjukkan ekuitas merek Universitas Bina Nusantara cukup tinggi. Hal ini terlihat dari brand awareness Universitas Bina Nusantara yang cukup tinggi dan Universitas Bina Nusantara menjadi Top of Mind dari universitas lainnya. Selain itu tingkat loyalitas serta kepnnasan responden juga tinggi terhadap Universitas Bina Nusantara.
Sedangkan ekuitas Program Internasional Bina Nusantara juga cukup tinggi. Hal ini terlihat dari brand awareness Program Internasional Universitas Bina Nusantara yang cukup tinggi, tingkat loyalitas responden yang tinggi serta kepuasan responden yang tinggi.
Dari hasil analisa ini dapat disimpulkan bahwa secara umum baik Universitas Bina Nusantara maupun Program Internasional Universitas Bina Nusantara mempunyai ekuitas yang tinggi dimata para pengguna jasa pendidikan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T14426
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umar Adiwinoto
"Universitas Indonesia. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Industri minuman ringan berkarbonasi di Indonesia mengalami perkembangan pesat. Dengan pertumbuhan sebesar 15% per tahun, industri ini menarik minat produsen-produsen luar negeri maupun lokal. Produsen luar negeri seperti Coca-Cola dan Pepsi harus menghadapi merk-merk baru bahkan house-brand yang diproduksi oleh distributor lokal. Pangsa pasar minuman ringan di Indonesia 95% dikuasai oleh merk-merk Coca-Cola seperti Coke, Sprite dan Fanta.
Diantara produk-produk Coca-Cola di Indonesia, Fanta merupakan produk yang cukup potensial untuk dikembangkan. Walaupun penjualannya cukup stabil tetapi kontribusinya terhadap total penjualan perusahaan hanya sebesar 27%, dibanding Sprite sebesar 43,7% dan Coke sebesar 29,3%.
Masalah yang dihadapi oleh PT Coca-Cola Indonesia seba-gai produsen Fanta adalah bagaimana meningkatkan penjualan dan pangsa pasar Fanta dalam industri minuman ringan berkarbonasi non-kola. Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui posisi bersaing Fanta dalam industrinya dan bagaimana strategi pemasaran PT Coca-Cola Indonesia dalam rangka memperkenalkan Fanta aroma baru. Aroma yang digunakan pada produk Fanta baru ini adalah aroma lychee.
Fanta lychee ini ditujukan bagi segmen wanita dan anak-anak dengan daerah penyebaran di DKI Jakarta dan seki-tarnya. Adapun sasaran pasar yang dituju pada segmen ini adalah remaja dan wanita berusia antara 12 sampai 25 tahun. PT Coca-Cola Indonesia memposisikan produk ini untuk konsu-men minuman ringan yang mencari kesegaran rasa dan penyegar dahaga.
Strategi pemasaran yang dijalankan oleh PT Coca-Cola Indonesia dalam rangka peluncuran Fanta lychee berdasarkan bauran pemasarannya yaitu penggunaan kemasan botol kecil ukuran 6,5 dan 7 ons dengan harga jual sesuai dengan harga produk-produk Fanta lainnya. Sedangkan jalur distribusinya menggunakan vertical marketing system yaitu dengan memberi-kan lisensi kepada perusahaan pembotolan untuk melakukan pengolahan, pembotolan dan pemasaran produ-produk Coca-Cola. Untuk promosi produk baru ini digunakan materi POP (point of purchase) seperti poster, logo dan truck back sign. Selain itu jug a dilakukan promo si dagang y'aitu pemberian insentif bagi para dealer dan salesman.
Persaingan pada segmen minuman ringan berkarbonasi non-
kola ini cukup ketat. Mudahnya produsen untuk meniru aroma yang laku di pasaran, menyebabkan kemasan produk menjadi perhatian konsumen. Penggunaan kemasan 6,5 dan 7 ons pada produk Fanta lychee ini tampaknya kurang tepat karena selain dari volumenya yang hampir sama, warna yang kurang menarik dari Fanta lychee ini tidak dapat diraanipulasi. Kombinasi yang tepat adalah penggunaan kemasan kaleng dan botol, tetapi hal ini akan meningkatkan biaya produksi. Rekomendasi pemecahan maslah yang ditawarkan penulis adalah penggunaan tetrapack untuk mengganti kemasan kaleng. Dengan menggunakan tetrapack maka Fanta lychee dapat dijual dengan harga yang lebih murah dan masalah warna dapat diatasi.
Promosi yang dilakukan dalam memasarkan Fanta lychee lebih dititik beratkan pada promosi dagang bagi para dealer dan salesman. Sedangkan promosi untuk meningkatkan awarness konsumen akan adanya Fanta lychee di pasar masih kurang. Karena Fanta lychee ini merupakan produk baru yang.ditujukan pada konsumen remaja dan wanita maka menurut penulis penggunaan iklan televisi lebih tepat."
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudian Alkasyah
"ABSTRAK
PT. Krakatau Steel khususnya divisi canai dingin atau Cold Rolling Mill
Indonesia ( CRM] ) memproduksi baja dengan ketebalan berbeda mulai dari 0,2 mm -
3 mm yang dikenal dengan nama Cold Rolled Coil ( CRC ).
Keuntungan merupakan variabel penting yang diperlukan untuk membiayai
kegiatan operasional dan pengembangan perusahaan. Untuk itulah upaya peningkatan
upaya yang kontinu dan terpadu.
Masing-masing jenis CRC tersebut memberikan tingkat keuntungan yang
berbeda-beda. Untuk itu perlu dihitung jumlah produksi yang paling menguntungkan
untuk tiap-tiap jenis produk agar didapat optimalisasi dan utilisasi dari mesin-mesin
yang ada sesuai dengan production time yang direncanakan, sehingga keuntungan
yang optimal dapat dicapai pada tingkat produksi yang disesuaikan dengan kapasitas
disain menurut manual handbook pabrik tersebut.
Penelitian ini adalah untuk menghitung keuntungan maksimum pembuatan baja
canai dingin dari product-mix yang berdasarkan ketebalan produk dengan
menggunakan metoda Simpleks dan program linier serta analisa sensitivitas dengan
bantuan software Lindo.

"
1996
S36523
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hehuwat, Patrick
"Perkembangan industri pariwisata di Indonesia, khususnya perhotelan yang makin pesat ditandai bertambahnya jumlah hotel, baik hotel berbintang maupun hotel kelas melati (non bintang). Kondisi tersebut menggambarkan semakin tajamnya tingkat persaingan di dalam bisnis perhotelan, disertai dengan perang harga yang timbal.
Prospek bisnis perhotelan di Indonesia sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti faktor politik, ekonomi dan keamanan yang belum stabil serta keadaan dan selera masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari perkembangan yang ada terutama sejak terjadi kerusuhan tahun 1998. Industri perhotelan secara umum mengalami penurunan drastis termasuk HB Garden Guest House. Namun dengan berjalannya waktu mengalami perbaikan, ditunjang dengan perbaikan/pengembangan produk sesuai kebutuhan konsumen serta pengalihan pangsa pasar dimana pada awalnya hanya melayani wisatawan asing kini dialihkan kepada para wisatawan domestik sebagai pangsa terbesar.
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk melihat penerapan strategi pengembangan jasa yang dilakukan, mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan pada akhirnya merumuskan strategi pengembangan jasa yang tepat untuk HB Garden Guest House.
Penelitian ini diawali dengan pengumpulan data dan observasi secara langsung terhadap obyek penelitian melalui wawancara dengan pimpinan pemilik) HB Garden Guest House dan karyawan yang bertindak sebagai wakil pimpinan HB Garden sebagai responden dalam penelitian ini.
Dalam melakukan analisis data, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode SWOT dan The TOWS Matrix dengan cara kualitatif yang sangat sederhana. Sebab HB Garden Guest House yang dijadikan obyek penelitian merupakan perusahaan yang relatif kecil dan sederhana, dengan ciri yang dimiliki sangat unik sehingga tidak ada hotel/guest house lain yang dapat dijadikan perbandingan yang kompatibel.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa kekuatan (strength) dan kelemahan (weaknesses) internal yang dimiliki perusahaan serta peluang (opportunity) dan ancaman (threats) eksternal yang dihadapi HB Garden Guest House dapat memanfaatkan seluruh potensi internal dan eksternal perusahaan untuk mengembangkan usaha melalui strategi pengembangan produk/jasa sesuai dengan kekuatan dan peluang yang dimiliki yaitu meluncurkan produk baru berupa "Tur Pulang Kampung", dengan menggali potensi alam pedesaan dan lingkungan desa yang dimilikinya. Untuk menjaga perkembangan perusahaan, sebaiknya perusahaan melakukan berbagai strategi untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan yang berubah dan memenuhi kebutuhan dari segmen pasar tertentu."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T2888
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Purbasari
"Merek mempunyai peran dalam sukses pemasaran. Pemosisian sebuah merek melalui pembangunan image yang jelas dan konsisten merupakan senjata andalan dalam praktek pemasaran merek. Merek sejati dicirikan oleh aribut khusus yang diposisikan ke benak konsumen. Mengelola citra merek memerlukan kerangka kerja strategis, Park dkk dalam Bath dan Reddy (1998;32) mengemukakan Brand Concept Management (BCM) yaitu rancangan dalam bentuk umumnya, sebuah konsep merek terdapat simbolik maupun fungsional, dan terdiri dari satu aspek citra sebuah merek. Landasan pikir bahwa merek bisa bersifat fungsional atau simbolik menimbulkan pertanyaan penelitian, yaitu apakah ada faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap konsumen terhadap penilaian atribut fungsional dan simbolik dari suatu merek dan apakah ada perbedaan yang signifikan di benak konsumen terhadap nilai fungsional dan simbolik dari merek.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor fungsionalitas dan simbolik dari merek dan mengetahui perbedaan penilaian fungsional dan simbolik dari merek di benak konsumen. Penelitian ini berlandaskan pada teori BCM oleh Park dkk dan teori Knapp (2001;8) bahwa "Salah satu sifat fundamental dari merek sejati dalam benak konsumen yaitu adanya manfaat-manfaat fungsional dan emosional yang dirasakan".
Metode penelitian bersifat deskriptif, peneliti berusaha untuk menguraikan karakteristik nilai fungsional dan simbolik suatu merek.. Dengan data hasil survei tentang karakteristik merek dan pengguna merek, dilakukan anaiisis faktor dan uji T. Kesimpulan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pandangan tentang merek yaitu nilai fungsional use, simbolik prestige dan simbolik personality expression, dan ada perbedaan penilaian yang signifikan antara merek Nokia dan Siemens serta merek Seiko dan Guess.
Saran yang dapat disampaikan yaitu agar penelitian mendatang dapat membuat replikasi dengan merek-merek dan produk-produk lain, yang akan sangat berguna untuk penyempurnaan hasil penelitian ini. Perusahaan dapat membuat perencanaan pengelolaan merek dengan pertimbangan yang lebih jelas dan tepat untuk lebih memposisikan merek mereka pada satu nilai fungsional atau simbolik dalam benak konsumen sebagai upaya untuk mencapai target pasar dan memenangkan persaingan, tetapi untuk membuat merek dengan nilai simbolik lebih membutuhkan biaya yang relatif lebih besar dan mahal dengan memasukkan berbagai atribut ke dalam merek produk dibandingkan apabila perusahaan lebih memilih nilai fungsional pada merek produknya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12302
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>