Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151957 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Situmorang, Bernadet Rosinta Nirmala
"Penelitian ini berangkat dari keinginan untuk memperkaya kritik sastra feminis Indonesia dengan deskripsi orientasi dan pilihan menjadi lesbian dalam teks naratif fiksi, serta keinginan untuk membongkar pengkotakan, mitos, stereotipe, peran, dan posisi perempuan. Yang dianalisis adalah bias sistem gender dalam menggambarkan identitas, relasi, pemikiran perilaku, dan komunitas tokoh lesbian. Sumber data adalah Lines, Kumpulan Cerita Perempuan di Garis Pinggir karya Ratri M. (2000) dan novel Tarian Bumi karya Oka Rusmini (2000).
Penelitian ini menemukan bahwa pertimbangan dan keputusan untuk menjadi lesbian merupakan pilihan hidup, pilihan politis, proses pembelajaran, dan merupakan bakat alamiah atau genetis. Lesbian dicitrakan sebagai perempuan yang otonom dan sadar akan eksistensinya, tidak ragu untuk melakukan perlawanan dan pendobrakan terhadap nilai-nilai budaya.
Debat di seputar peran jender atau peran feminin dan maskulin dalam semua cerita tidak mendapat porsi yang signifikan karena tidak merupakan pembagian yang kaku dan mutlak kebenarannya. Semua teks menunjukkan komitmen untuk melawan patriarki dan seksisme dengan melakukan dekonstruksi budaya heteropatriarkal, terutama heteroseksual. Dengan menampilkan ide dan mitos yang berbeda, teks juga membuka wacana bagi budaya androgini, mengakomodasi model peran yang beragam, mempromosikan persaudaraan, dan menumbuhkan kesadaran.

Content Analysis from Feminist Perspective and Deconstruction of Lesbianism Thinking on Fiction Narrative Texts in Lesbian's Subject MatterThis research is intended to enrich feminist literary critique in Indonesia by describing the orientation and choice to be lesbian, who was found in fiction narrative texts, and by deconstructing myths, stereotypes, roles, and positions of women.
I analyse gender system bias in describing lesbians' identities, relations, opinions, attitudes, and communities. Sources of data are Lines, Kumpulan Cerita Perempuan di Garis Pinggir by Ratri M. (2000) and Tartan Bumi by Oka Rusmini (2000).
This research finds that consideration and decision to be lesbian are choice of life, politics' choice, learning process, and nature or genetic. Lesbians' images are autonomous, aware of their existence, strongly to resist, and deconstruct cultural values.
Debates regarding gender roles or feminine and masculine roles in the texts are not important, because those roles are discussable and flexible. All of texts show the commitment to fight patriarchy and sexism by deconstructing heteropatriarchal culture, especially heterosexual. Texts are open for androgyny's culture, various role models, promoting sisterhood and consciousness raising by presenting different ideas and myths."
2001
T9015
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Lesbian have not been sosiality accepted. This may be bacause from psychological, social, cultural and religius viewpoints,they have different known. ...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Selama ribuan tahun lamanya, manusia telah melontarkan pertanyaan bagaimana seseorang harus hidup (how ought i to live?") dan bagaimana seseorang harus menentukan mana yang baik dan mana yang buruk(how ought i to know what's right and what wrong?")
"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Vinna Caturinata
"Penelitian ini berfokus pada keterkaitan antara dukungan sosial dengan coming Our pada lesbian dewasa muda. Penelitian ini termasuk penelitian kulitatif dan menggunakan 4 lesbian usia dewasa muda (20-40 tahun) sebagai subyek penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara dan obeservasi. Dari analisis terhadap hasil wawancara, clisimpulkan bahwa coming our dan dukungan sosial pada lesbian dewasa muda dipcngaruhi oleh beberapa faktor yaitu kondisi ekonomi, respon dari lingkungan, dan kcpribadian lesbian itu sendiri. Lesbian yang masih membutuhkan dukungan finansial dari orangtua, mendapatkan respon negatif dari lingkungan (penolakan atau dijauhi), serta kepribadian yang tertutup atau rendah diri menjadi terharnbat dalam coming out kepada lebih banyak orang. Lesbian tersebut kemudian hanya mendapatkan dukungan sosial dari scdikit orang, yaitu teman dekat yang mengetahui bahwa mereka adalah lesbian. Di sisi lain, lesbian yang telah dapat memenuhi kebutuhan linansialnya sendiri, mendapatkan respon positif dari lingkungan (diterima dan tidak ditentang), dan memiliki kepribadian yang terbuka atau tidak terlalu mempedulikan penilaian dari lingkungan menjadi semakin berani untuk coming out kepada lebih banyak orang. Lesbian tersebut kcmudian mendapatkan lebih banyak dukungan sosial. Namun demikian, mcreka tidak dapat menceritakan permasalahannya dengan lceluarga karena keluarga belum dapat menerima orientasi seksualnya. Hasil lain yang tampak adalah bahwa Pengalaman yang dipeisepsikan positif atau negatif dapat mempengaruhi lesbian untuk dapat atau justru menjadi terhambat dalam coming our. Selain itu, tampaknya pengaruh faktor keyakinan atau agama yang dianut terhadap coming out sebaiknya diteliti lebih lanjut mcngingat nilai-nilai atau norma agama masih kuat dianut di Indonesia.

This research focus on the connection between social support with coming out in young adult lesbians. This is a qualitative research using 4 (four) young adult lesbians (20-40 years) as research subjects. Data collection is done with interview and observational method. From interview analysis, the conclusion is that coming out and social support in young adult lesbians are influenced by several factors such as: economic condition, environmental response and the lesbian’s personality itseli Lesbians who still need financial support from their parents, who received negative response from their environment (rejection or avoidance), and have closed personality or low self esteem will experience difficulty in coming out process to more people; This kind of lesbians will received social support only from a small amount of people, such as their closest friends who already know that they are lesbians. On the other side, lesbians who can fulfill their own financial needs, who obtain positive response from their environment (acceptance or no rejection), and have open personality or don’t care much about judgements from their environment will become braver in coming out process to more people. This kind of lesbians will get more social support. Even so, they can’t share problems with their family because their family can’t accept their sexual orientation. Other results is lesbian’s negative or positive perception toward an experience can influence a lesbian to come out easily or can become an obstacle in coming out process. Beside that, belief or religious factor’s influence to coming out process still needs further research, since values or religious norms still strongly believed in Indonesia."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
T34139
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Pada 17 Februari tulisan ini seharusnya telah tiba di meja redaksi Jurnal Perempuan. Namun karena dua minggu terakhir ini segenap rasa dan pikiranku berpusat pada satu titik cahaya yang memukau, saya tak mampu menyelesaikan tulisan ini....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Triana Ahdiati
"Tesis ini membahas tentang kebangkitan dan transformasi dalam perjuangan kaum feminis lesbian di Amerika tahun 1990-an. Tujuan yang ingin dicapai dalam tesis ini adalah memahami hakekat dan tujuan perjuangan kaum feminis lesbian di Amerika pada tahun 1990-an yang merupakan kebangkitan dan tranformasi yang sudah dirintis sejak tahun 1960-an.
Tesis ini memantaatkan model tahapan gerakan sosial yang diambil dari pemikiran Warner E. Gettys dan prinsip multikulturalisme sebagai kerangka teorinya untuk menganalisa bentuk atau pola kebangkitan dan transformasi dalam perjuangan kaum feminis lesbian di Amerika tahun 1990-an.
Tesis ini menggunakan pendekatan kualitatif sebagai metodologi penelitiannya. Sedangkan metode yang digunakan adalah penelitian kepustakaan melalui metode analisa sejarah untuk menemukan pola perjuangan kaum feminis lesbian di Amerika tahun 1990-an.
Hasil penelitian tesis ini adalah bahwa perjuangan kaum feminis lesbian di Amerika tahun 1990-an merupakan kebangkitan dari perjuangan di tahun-tahun sebelumnya dimana kebangkitan tersebut menjadi dasar bagi kaum feminis lesbian untuk mentransformasikan bentuk perjuangannya dari gerakan sosial separatis menjadi gerakan politik praktis. Kebangkitan dan transformasi tersebut menjadi sarana bagi kaum feminis lesbian untuk melembaga dan mendapat legitimasi dari masyarakat Amerika secara keseluruhan. Sedangkan keberhasilan kaum feminis lesbian melalui kemenangan Tammy Baldwin untuk melembaga dalam pemilihan anggota kongres tahun 1998 memberikan peta kekuatan baru dalam sistem politik di Amerika, khususnya dalam Kongres Amerika.
Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari multikulturalisme yang diyakini dan dianut oleh masyarakat Amerika, yaitu kesetaraan dalam perbedaan dan perbedaan dalam kesetaraan.
This thesis discusses the resurgence and transformation in the struggle of the lesbian feminists in the United States of America during 1990s. The aim of this thesis is to understand the nature and the goals of the struggle itself since 1960s.
This thesis takes `the patterning of social movement' from Warner E. Gettys and the principle of multiculturalism as the theoretical framework of this thesis to analyze the form or pattern of the resurgence and transformation in the struggle of the lesbian feminists in the United States during 1990s.
This thesis uses a qualitative approach as its methodology and a library research through historical analysis as its method to find the patterns of the struggle of the lesbian feminists in the United States of America during 1990s.
The result of this thesis is that the struggle of the lesbian feminists in the United States during 1990s constitutes the resurgence and transformation of the struggle of the lesbian feminists in the previous years. The resurgence itself becomes a reason for the lesbian feminists to transform the form of their struggle, i.e. from social separatist movement into practical-political movement. The resurgence and transformation becomes the medium for the lesbian feminists to be institutionalized and get legitimacy from the American society. The success of the lesbian feminists through Tammy Baldwin's win in the process of the 1998 congressional election gives a new power map in the American political system, especially in the US Congress.
The success of the lesbian feminists in their struggle cannot be apart from multiculturalism that shelters the lives of the Americans, i.e. equality in difference and difference in equality.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11087
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"n this landmark collection of Australian writing spanning well over a century, an Australia emerges that is radically different from the cliched land of bronzed lifesavers and long-suffering sheepfarmers' wives. Robert Dessaix's anthology reflects the diversity, non-conformity and ambiguity that have always been features of Australian society. Remarkably, it confirms that few of the country's most celebrated writers, regardless of their sexuality, have not, at one time or another, written on homosexual themes. Patrick White, David Malouf, Elizabeth Jolley, Frank Moorhouse and Helen Garner are all included, along with a number of newer writers. This rare openness to the illicit and the subversive is just one of the revelations in an entertaining and provocative volume. Through the fiction, poetry and drama of over forty writers, the collection traces the flowering of a rich variety of homosexual sensibilities from colonial times to the present. In a long introductory overview of the literature, Robert Dessaix suggests a number of stimulating readings, and states that his primary consideration is always pleasure for the reader. Erotic, raffish, refined, romantic, rebellious and always perverse, this anthology celebrates the adventurousness and sophistication of Australian writing in ways that cast an exciting new light on Australian cultural history"
Melbourne: Oxford University Press, 1993
820.805 AUS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Mendiskusikan hak-hak sipil lesbian tentu saja tidak bisa dipisahkan begitu saja dengan pemahaman akan hak manusia pada umumnya. Sehingga deklarasi Universal Hak Asasi Manusia yang ditetapkan oleh Majelis Umum PBB dalam resolusi 217 A (III) tertanggal 10 Desember 1948 masih sangat relevan digunakan sebagai dasar dan acuannya
"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Fauzi
"Homoseksual lesbi hidup di Indonesia sebagai sebuah subkultur. Sebagai seorang manusia biasa tentunya seorang lesbian juga memiliki lingkungan sosial yang terdiri dari pranata-pranata seperti pranata pendidikan, pekerjaan, dan lain-lain. Namun tidak pada semua pranata ini tentunya mereka mampu menjadi diri sendiri, karena adanya sanksi sosial dari masyarakat sekitar ketika memiliki identitas sosial yang berbeda dari kebanyakan masyarakat. Untuk itu, mereka hanya mengaktifkan identitas sosial mereka sebagai seorang lesbian hanya pada pranata-pranata tertentu. Pengaktifan identitas ini kemudian menjadi sebuah landasan bagaimana sebuah subkultur berbatasan.
Heteronormativitas sebagai sebuah konsep yang awalnya hadir pada relasi manusia heteroseksual ternyata juga hadir pada relasi homoseksual lesbi di Indonesia. Konsep yang lahir dari heteroseksual ini mengedepankan perbedaan, baik dari ciri fisik maupun peran di dalam hubungan hingga kepada karakter dari individu ketika menjalankan hubungan. Homoseksual lesbi kemudian tergolong ke dalam dua kategori, penganut heteronormativitas dan bukan penganut heteronormativitas. Pasalnya tidak semua lesbian kemudian menganut heteronormativitas, melainkan ada pula mereka yang lebih mementingkan kenyamanan dalam relasi berpasangan

Lesbian (a female homosexual) lives in Indonesia as a subculture. As a mere human being, a lesbian also lives in social environment that consist of institutions such as education institution, occupation, etc. However, they’re not and/or can’t become themselves in all institutions, because there are norms and social sanctions from the society who embraces heterosexual as a majority in social identity. Therefore, they activate their lesbian social identities only in certain institutions. This identity activation then becomes a foundation how a subculture is bounded.
Heteronormativity as a concept in heterosexual relations turns out in lesbian relations as well. A concept that is born from heterosexual emphasize differences, and it is come and formed by physical characteristics or roles in relationship. Lesbian then being classified into two categories, lesbian who embraces heteronormativity and lesbian who doesn’t embrace heteronormativity
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S52639
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Nur Amalina
"Olahraga merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan untuk menjaga daya tahan tubuh, fisik, serta mental seorang individu. Olahraga dilakukan tanpa memandang gender seseorang, laki-laki maupun perempuan perlu untuk berolahraga. Selain laki-laki, olahraga futsal belakangan ini banyak diminati oleh kaum perempuan. Terdapat beberapa pandangan bahwa para atlet futsal putri merupakan perempuan yang maskulin, tomboi, bahkan lesbian, yang kemudian menjadi sebuah stereotip tersendiri bagi masyarakat. Skripsi ini menggunakan metode etnografi dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam serta observasi partisipatoris. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan antara atlet putri yang hanya sekedar melakukan doing serta yang mengaku menjadi being lesbian.

Sport is an activity that people do to maintain their body endurance, physical endurance, and their mentality. Regardless of someone rsquo s gender, whether males or females need to do sport. Beside males, nowadays futsal is a sport that is increasingly enthused among female futsal athletes. In the society, there are some thoughts that say a female futsal athlete has a masculine personality, tomboy, and even lesbian. Those thoughts then become a stereotype among the society. The method used in this ethnography research is deep interview and participant observation. The result of this thesis shows that there is some significant difference between doing lesbian and being a lesbian in female futsal athletes.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S69042
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>