Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 135054 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Totok Suprapto
"Suhu permukaan laut (spl} merupakan salah satu parameter oseanografi yang sering digunakan untuk memprediksi kondisi cuaca, dinamika air laut, gerombolan ikan, El Nino ataupun La Nina.
Pemetaan spl daerah yang cukup luas dengan waktu yang relatip bersamaan, tidak mungkin bisa dilakukan dengan menggunakan data dari hasil pengukuran langsung di perairan (insitu). Satu cara yang bisa melakukannya adalah dengan memanfaatkan data penginderaan jauh yang dihasilkan dari sensor yang menangkap spektral inframerah.
Perolehan spl pada penelitian ini dilakukan dengan memanfaatkan data satelit NOAA 14 sensor AVHRR kanal 4 (10,3 -- 11,3 µm) dan kanal 5 (11,5 -12,5 pm). Dengan menggabungkan metoda Singh dan metoda Mc Millin & Crosby (1984) pads daerah yang bebas awan nilai spl dari data satelit NOAA rata-rata lebih kecil 1°C dibandingkan dengan spl insitu.
Hasil pemetaan spl secara temporal dan bulan Agustus sampai Nopember 1997, kondisi perairan laut Jawa mengalami kenaikan suhu 0,5 °C setiap bulan dan diperkirakan di perairan pantai selatan Jawa terjadi peristiwa upwelling."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2005
TA1005
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
I Wayan Degeng
"Salah satu cara untuk mengurangi pengaruh gangguan pada sistim kendali adalah dengan menerapkan gabungan sistim kendali yang terdiri dari sistim kendali cascade, sistim kendali feedforward dan sistim kendali feedback. Pada tesis ini gabungan sistim kendali dirancang untuk pengaturan suhu heat exchanger. Pertama fungsi alih heat exchanger diturunkan dengan pemodelan fisik dan perhitungan matematis, hasilnya dibandingkan dengan fungsi alih yang sudah ada dari hash eksperimen dengan pendekatan orde satu dengan waktu tunda (FOPDT). l,alu parameter semua pengendali dihitung dan diperoleh gabungan sistim kendali.
Dan pengujian terhadap gabungan sistim kendali itu diperoleh bahwa sistim kendali cascade dapat meredam hampir seluruh amplitudo sinyal gangguan, sedangkan sistim kendali feedforward dapat meredam gangguan dengan cepat walaupun pengaruh awal gangguan tersebut masih cukup besar.

One of many ways of compensating for disturbances is by applying a combined control system which consist of cascade control system, feedforward control system and feedback control system. In this thesis a combined control system is designed for temperature control of a heat exchanger. At first, the transfer function of the heat exchanger is determined based on physical model chosen and mathematical calculation, the result is compared to the transfer function found previously with experimental data using first order plus dead time t IT)Pl7I') motel. Then all controller parameters are calculated for the combined control system
From simulation testing of the combined control system, it is found that the cascade control system can reduce almost all disturbance signal amplitude, while the feedforward control system can reduce disturbances quickly even though at the beginning the disturbance amplitudes are still high.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T1102
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tryana Krisnaningsih
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
TA1030
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lika Tsani Rahayu
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
TA1051
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Stevanus Puspo Sulistyo
"Telah dibuat sebuah penggorengan makanan dengan temperatur terkendali. Alat ini mempergunakan 2 buah bak atau wadah sebagai tempat untuk menggoreng, Dengan heater yang berfungsi sebagai pemanas untuk menaikan suhu pada minyak. heater disini mempunyai daya masing-masing sebesar 1500 watt dan Sensor untuk mengukur suhu pada minyak yaitu Thermocouple. Thermocouple yang digunakan yaitu thermocouple tipe K dengan rentang suhu -200°C sampai dengan 1200°C. Pengaturan dilakukan dengan Digunakan sebuah keypad untuk mengendalikan nilai temperatur (°C) dengan memasukkan nilai Set Point (SP) yang kemudian akan ditampilkan dengan menggunakan LCD."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet Rahardjo
"Dalam penelitian ini dibahas secara garis besar pemodelan suatu ruangan yang dikondisikan (didinginkan atau dipanaskan). Pendekatan model tersebut dengan orde 1. Model dari ruang berpendingin ini menggambarkan kondisi temperatur udara dari beberapa ruang dari 2 lantai. Sebagai pengendali digunakan sebuah PLC, yang mendapatkan masukan dari 2 buah modus analog untuk membuka dan menutup simulator katup suplai air dingin dari AHL1, dan AHL2.
Model temperatur ruang berpendingin diprogramkan pada komputer (PC) dan keluarannya dikirimkan ke PLC. Selanjutnya PLC akan mengaktifkan katup (secara simulasi) yang berpoteasi untuk mendinginkan atau memanaskan ruangan.
Dead time yang terjadi pads sistem pendingin udara ruang temyata sangat berpengaruh pada besar kecilnya amplitudo penyimpangan temperatur dari temperatur referensi. Pada kasus temperatur referensi sebesar 25 °C dan perbadingan antara dead time (Td) dan time constant (T) 1110 didapat amplitudo sebesar -F- 2,5°C, yang berarti menjadikan beda temperatur maksimum dan minimum sebesar 5°C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Stiyati
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
TA721
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Maulana
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratiko
"Pada penelitian ini dilakukan analisis potensi optimasi pada sistem pengkondisian udara (chiller) untuk mengatur temperatur dan humidity ruang pengecatan mobil (top coat booth) di salah satu industri otomotif terbesar di Indonesia. Analisis optimasi yang dilakukan meliputi analisis penggunaan thermal storage tank (cold water storage), potensi penurunan cooling load pada top coat booth, analisis computional fluid dynamic (CFD) untuk aliran udara dingin pada top coat booth dan optimasi total exergy destruction dari keseluruhan sistem sekaligus total product component and energy cost keseluruhan sistem (multi objective optimization). Dari hasil optimasi didapatkan bahwa sistem chiller dapat berjalan lebih optimal dengan tanpa thermal storage yang berdimensi terlalu besar serta tedapat potensi penghematan energi sebesar 2646.4 kW cooling load. Dengan merubah desain sisi masuk top coat booth bisa juga didapatkan cooling load yang lebih kecil. Dari multi objective optimization didapatkan pula nilai variabel-variabel penting sehingga sistem chiller dapat berjalan lebih optimal secara termodinamika (minimal exergy destruction), optimal secara ekonomi (minimal component and energy cost) dan optimal secara termodinamika sekaligus juga ekonomi. Dari nilai-nilai variabel optimal tersebut didapatkan equivalent cooling cost sebesar 621.02 (Rp/kWh) untuk base case, 588.86 (Rp/kWh) untuk economic optimized, 611.50 (Rp/kWh) untuk thermodynamic optimized dan 595.72 (Rp/kWh) untuk multi objective optimized.

The optimization of the air temperature- and humidity conditioning of a top coat booth at one of the biggest automotive industry in Indonesia has been considered. The optimization analysis consists of the thermal storage utilization analysis (cold water storage), the potential of cooling load reduction at top coat booth, the computational fluid dynamic (CFD) analysis for air flow in top coat booth and the multi-objective optimization (optimization of the total exergy destruction of the system simultaneously with the total product component and energy cost of the system) The results have shown that without the large thermal storage tank, the chiller could save 2646.4 kW of cooling capacity. By redesign the inlet- and outlet side of top coat booth, the cooling load could be also significant reduced. Three optimized values of decision variables for a single objective thermodynamic optimized, a single objective economic optimized and a multi objective optimized are also obtained. From the optimized values of decision variables, it could be obtained the equivalent cooling cost of 621.02 (Rp/kWh) for base case, 588.86 (Rp/kWh) for economic optimized, 611.50 (Rp/kWh) for thermodynamic optimized and 595.72 (Rp/kWh) for multi objective optimized."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T29604
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>