Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148089 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dirman Siswoyo
"ABSTRAK
Pengelolaan Program Perumahan dan Permukiman khususnya dalam melakukan pemantauan melalui indikator yang telah ditetapkan memerlukan data secara berkala. Pengelola program sampai saat ini masih mengalami kesulitan dalam penyediaan data terutama karena laporan rutin yang ada belum berjalan dengan baik. Padahal di lain pihak Susenas yang dilaksanakan olen BPS menghasilkan data yang secara teratur diperbaharui, tetapi data mentah yang ada belum dimanfaatkan secara optimal.
Untuk mengatasi hal itu, diperlukan suatu model analisa yang mencakup langkah-langkah bagaimana memanfaatkan data perumahan dan permukiman dalam Susenas tersebut supaya menjadi informasi yang dapat digunakan untuk pemantauan program. Maka yang menjadi tujuan dalam pengembangan model ini adalah mendapatkan cara pengembangan dan jenis indikator kesehatan lingkungan berdasarkan data yang ada; dan mendapatkan bentuk analisis yang dapat memberikan gambaran perbedaan kondisi antar wilayah Kabupaten/Kota, Propinsi, Nasional, dan antara desa dengan perkotaan, serta kecenderungan perubahan antar waktu.
Proses pengembangan model ini dilakukan melalui kajian tentang sumber dan jenis data yang ada; indentifikasi kebutuhan informasi; penentuan indikator yang telah dikonfirmasikan dengan para pengelola program; penyusunan bentuk analisis; kemudian dilakukan uji coba pengolahan data mentah hasil Susenas tahun 1995 mengenai data pembuangan kotoran yang ada pada data perumahan dan permukiman.
Indikator yang dihasilkan sejauh mungkin ada kesesuaian dengan prinsip-prinsip dari indikator itu sendiri seperti sederhana dan murah; mudah dalam memperoleh data dan cepat; fokus pada elemen-eiemen kunci, relevant spesifik. Dari segi sensitive, pengolahan data pembuangan kotoran menunjukkan angka-angka indikator bervariasi antar daerah. Mengenai validitas, dari pengukuran tidak langsung, angka cakupan jamban yang rendah secara konsisten diikuti dengan tingginya angka kematian bayi, demikian pula sebaliknya.
Hasil yang diperoleh berupa cara mengkonversikan dari data perumahan dan permukiman menjadi indikator kesehatan lingkungan. Beberapa indikator tersebut antara lain. Cakupan air bersih; cakupan pembuangan kotoran; cakupan penggunaan air minum yang memenuhi syarat secara fisik; pembuangan limbah; cakupan pembuangan sampah; presentase rumah dengan dengan ruang tidur yang mempunyai ventilasi; presentase rumah dengan lantai memenuhi syarat; presentase rumah yang mempunyai ruang dapur sendiri. Penyajian masing-masing indikator tersebut dalam bentuk tabel, dart visualisasi sehingga memudahkan pengguna dalam melakukan analisis.
Disarankan perlu adanya peningkatan pemanfaatan data perumahan dan permukiman dalam Susenas untuk memenuhi kebutuhan informasi melalui pembentukan tim pengolah dan analisa data; dibuat publikasi hasil olahan dan analisa; dibuat petunjuk atau pedoman teknis pemanfaatan data tersebut; dan perlu dibuat suatu paket program komputer yang memudahkan pengguna dalam pemanfaatan data.

ABSTRACT
A Model of Analysis of Housing and Settlement Health Using Susenas Data To monitor indicators of Housing and Settlement Programs, the Managers need accurate data and information. The managers have problems with getting adequate data, as the routine information system is not running properly. On the other.hand, the national economic social survey (SUSENAS), conducted annually by Central Statistics Bureau (BPS) provides complete renewable raw data.
To resolve the gap, it is necessary to develop a model of data analysis on how to use the data available in susenas for monitoring the indicators of housing and settlement programs. The model should be able to analyze the environmental health indicators showing housing and settlement condition at district/municipality, province, and national levels; housing and settlement condition in rural and urban areas; and trend of the condition's change.
The development of the model was conducted through some activities which includes to 1) reviewing the sources and type of the data, 2) identifying information needed, 3) determining indicators which have been discussed with program managers, 4) arranging forms of analysis, and 5) doing a field trial on analyzing of the 1995 susenas data, particularly data on human excreta disposal.
Indicators identified are in line with the principles of the indicators, namely, simple, low cost, easy and quick to obtain, focused on key elements, relevant, and specific. From the sensitivity point of view, the analysis of the human excreta disposal data showed the variation of indicators among provinces. From the validity perspective, provinces with low coverage of sanitary latrine consistently followed with high infant mortality rate (IMR), and conversely.
The result obtained was to convert the housing and settlement data into the environmental health indicators. Those indicators include 1) coverage of water supply, 2) coverage of human excreta disposal, 3) coverage of water supply physically meets the requirement, 4) coverage of waste water, 5) coverage of refuse disposal, 6) percentage of housing which their bedrooms have an adequate ventilation, 7) percentage of housing which their floor meet requirement, and 8) percentage of housing having separate kitchen. The display of each indicators are in tables and visual in order to be easy to analyze.
It is suggested to use more frequently the susenas data, especially data on housing and settlement, through the establishment Team designated to collect and analyze the data, to publish the information obtained, to prepare manual on how to work on it, and to develop software enabling users to operation it easily."
Lengkap +
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfitra Firizkia Luthfiana Dewi
"Perilaku kesehatan merupakan aspek penting dalam upaya pemeliharaan kesehatan rumah. Dalam teori Health Belief Model, faktor pendorong perilaku kesehatan seseorang yang berasal dari faktor pengubah yakni status sosial ekonomi dan pengetahuan menjadi penting untuk diteliti khususnya pada kondisi penghuni rumah susun. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara status sosial ekonomi dan pengetahuan kesehatan lingkungan dengan perilaku ibu rumah tangga dalam pemeliharaan rumah sehat di Rusunawa Jatinegara Barat. Penelitian ini menggunakan studi cross-sectional dengan pengambilan data primer melalui wawancara kepada ibu rumah tangga pada bulan Mei hingga Juni tahun 2023. Sebanyak 137 ibu rumah tangga terpilih secara simple random sampling. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan pada variabel tingkat pendidikan ibu rumah tangga (OR= 2,883; 95% CI= 1,339−6,209), tingkat pendidikan kepala keluarga (OR= 3,856; 95% CI= 1,711−8,690), dan pengetahuan kesehatan lingkungan ibu rumah tangga (OR= 2,687; 95% CI= 1,304−5,294) dengan perilaku ibu rumah tangga. Sedangkan pada analisis multivariat, variabel tingkat pendidikan kepala keluarga (OR= 3,390; 95% CI= 1,478−7,776) dan pengetahuan kesehatan lingkungan ibu rumah tangga (OR= 2,253; 95% CI= 1,088−4,666) merupakan faktor-faktor dominan memengaruhi perilaku ibu rumah tangga dalam pemeliharaan rumah sehat di Rusunawa Jatinegara Barat. Maka dari itu, Unit Pengelola Rumah Susun Jatinegara Barat diharapkan dapat mengadakan penyuluhan terkait pengetahuan kesehatan di rumah susun guna meningkatkan pengetahuan ibu rumah tangga dalam pemeliharaan rumah sehat di Rusunawa Jatinegara Barat.

Health behavior is an important aspect in efforts to maintain home health. In the theory of the Health Belief Model, the driving factors for a person's health behavior come from modifying factors, namely socioeconomic status and knowledge, which are important to study, especially in the conditions of apartment dwellers. The purpose of this study was to analyze the relationship between socioeconomic status and knowledge of environmental health with the behavior of housewives in maintaining healthy homes in Rusunawa Jatinegara Barat. This study used a cross-sectional study with primary data collection through interviews with housewives from May to June 2023. A total of 137 housewives were selected by simple random sampling. The results of the bivariate analysis showed that there was a significant relationship between the education level of housewives (OR= 2.883; 95% CI=1.339−6.209), the education level of the head of the family (OR= 3.856; 95% CI=1.711−8.690), and environmental health knowledge housewives (OR= 2.687; 95% CI=1.304−5.294) with housewife behavior. Meanwhile, in the multivariate analysis, the variable level of education of the head of the family (OR= 3,390; 95% CI= 1,478−7,776) and knowledge of environmental health of housewives (OR= 2,253; 95% CI= 1,088−4,666) were the dominant factors influencing the behavior of housewives in maintaining healthy homes in Rusunawa Jatinegara Barat. Therefore, the Rusunawa Jatinegara Barat Management Unit is expected to be able to conduct counseling related to health knowledge in flats to increase the knowledge of housewives in maintaining healthy homes in Rusunawa Jatinegara Barat."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ilham Akbar
"Skripsi ini membahas faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi program rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni di Kelurahan Mekarsari Kecamatan Cimanggis oleh Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Depok dengan menggunakan konsep implementasi kebijakan publik dari George C. Edwards III (1980). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah post positivist sehingga penelitian akan disusun dengan data, bukti, dan pertimbangan ilmiah yang mempunyai dasar teori dan bersifat logis. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan teknik pengumpulan kualitatif melalui wawancara mendalam dan studi kepustakaan (library research). Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi rehabilitasi rumah tidak layak huni di Kelurahan Mekarsari Kecamatan Cimanggis oleh Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Depok berdasarkan empat faktor yang mempengaruhi implementasi program menurut George Edwards III belum diterapkan dengan baik oleh para pelaksana. Terdapat permasalahan pada indikator kejelasan komunikasi dan tidak adanya SOP pada pelaksanaan program rehabilitasi rumah tidak layak huni. Saran yang dapat diberikan mengenai proses implementasi program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni di Kelurahan Mekarsari Kecamatan Cimanggis oleh Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Depok adalah dengan memperbaiki beberapa kekurangan terkait dengan proses transmisi dalam mengkomunikasikan isi pesan kebijakan dan penerapan SOP pada pelaksanaan program rehabilitasi rumah tidak layak huni agar menciptakan keseragaman cara kerja antar pelaksana program.

This thesis discusses about the factors that affecting the implementation of the rehabilitation program for Uninhabitable Houses in Mekarsari Sub-District, Cimanggis District by the Depok City Housing and Settlements Department by using the concept of implementing public policies from George C. Edwards III (1980). The approach used in this research is post positivist so that the research will be arranged with data, evidence, and scientific considerations that have a theoretical basis and are logical. The data used in this study were obtained by qualitative collection techniques through in-depth interviews and library research. The results showed that the implementation of rehabilitation of uninhabitable houses in Mekarsari Subdistrict Cimanggis District by the Department of Housing and Settlements of the City of Depok based on four factors that influenced the implementation of the program according to George Edwards III had not been implemented well by the implementers. There are problems with communication clarity indicators and the absence of Standard Operating Procedures (SOP) on the implementation of an uninhabitable housing rehabilitation program. Suggestions that can be given regarding the implementation process of the Uninhabitable Housing Rehabilitation Program in the Mekarsari Sub-District Cimanggis District by the Depok City Housing and Settlements Department is to correct some of the deficiencies associated with the transmission process in communicating the contents of the policy message and the application of Standard Operating Procedures (SOP) in the implementation of the uninhabitable housing rehabilitation program in order to create a uniformity way of working between program implementers.

"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulinda Rosa
"Housing careers merupakan pergerakan seseorang untuk mendapatkan rumah, menggambarkan seseorang atau pasangan muda mulai meninggalkan rumah orang tua dan pindah menyewa rumah di tempat. Informasi housing careers dapat digunakan sebagai dasar dalam penyediaan perumahan yang memandang kebutuhan rumah sebagai sesuatu yang bersifat dinamis bergantung pada siklus hidup, kondisi sosial dan ekonomi keluarga. Informasi housing careers di Indonesia masih sangat terbatas, oleh karena itu untuk mendapatkan data objektif perlu disusun instrumen ukur. Dalam tulisan ini akan membahas tahapan awal penyusunan alat ukur housing careers sampai penyusunan item-item pertanyaan berdasarkan tahapan sistematis, sehingga item pertanyaan dapat mengukur secara optimal informasi-informasi yang perlu dijaring berdaarkan teori yang ada, dengan menggunakan kajian pustaka."
Lengkap +
Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum , 2020
690 MBA 55:1 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nathania Anindyajati
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran status kesehatan anak di Indonesia serta mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan anak di Indonesia. Penelitian menggunakan data Susenas 2013 kor. Sampel yang digunakan mencakup rumah tangga yang memiliki anak usia 0-12 tahun. Metode analisis yang digunakan adalah regresi logistik multinomial. Metode tersebut dinggap cocok karena dalam penelitian ini variabel terikat (status kesehatan anak) mempunyai tiga kategori yaitu: (1) tidak ada keluhan/sehat (2) mempunyai keluhan sakit akut dan (3) mempunyai keluhan sakit kronis. Serta untuk membandingkan antara sakit akut terhadap sehat, dan sakit kronis terhadap sehat. Faktor sosial dan ekonomi yang diperimbangkan adalah umur anak, jenis kelamin anak, daerah tempat tinggal, status perkawinan, tingkat pendidikan, status kerja, pendapatan, dan jenis pekerjaan kepala rumah tangga. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa lokasi tempat tinggal, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, serta status bekerja kepala keluarga signifikan memengaruhi kesehatan anak.
ABSTRACT
This study analyzed the impact of socioeconomic status of household head to child health and examines the factors that affect the health of children in Indonesia. Data used in this research is Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) of 2013 with household heads who have children aged 0-12 years as a samples. Multinomial Logistic Regression has been used to identify significant factors which affect the children health. This particular type of regression analysis was used because the dependent variables has three categories: (1) Healthy/No Complaints (2) Having acute pain complaints and (3) have chronic pain complaints. The factors considered were child’s age, child gender, location of residence, marital status, education level of the household head, employment status, income, and field of work. The result showed that the location of residence, and the head of household’s educational level, income, and work status significantly affects child health."
Lengkap +
2014
S59922
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadine Khalissya
"Tujuan: Untuk mendeskripsikan kebutuhan yang dirasakan akan dan pemanfaatan layanan kesehatan gigi di Indonesia Indonesia pada 2013. Metode: Studi cross-sectional dilakukan dengan menggunakan data sekunder dari Survei Sosial Ekonomi Nasional Indonesia tahun 2013 (n = 260.925). Deskriptif analisis dan regresi logistik digunakan untuk menggambarkan proporsi dan hubungan antara kebutuhan yang dirasakan dan pemanfaatan perawatan kesehatan gigi dari beberapa karakteristik sosiodemografi. Hubungan antara kebutuhan yang dirasakan dan kebiasaan menyikat gigi juga dianalisis menggunakan regresi logistik. Hasil: 1,64% dari Orang Indonesia memiliki kebutuhan yang dirasakan akan perawatan kesehatan gigi pada tahun 2013 dan persentase untuk pemanfaatannya adalah 2,30% orang Indonesia pada tahun yang sama. Analisis regresi logistik menunjukkan hasil yang signifikan secara statistik yang menunjukkan rasio odds yang lebih tinggi untuk kebutuhan yang dirasakan untuk dan pemanfaatan perawatan kesehatan gigi pada responden yang berusia <15 tahun, perempuan, belum menikah, memiliki pendidikan tinggi, dan diasuransikan. Hasil juga menunjukkan bahwa responden dengan kebutuhan yang dirasakan memiliki rasio odds yang lebih tinggi untuk kebiasaan menyikat gigi. Kesimpulan: The proporsi kebutuhan yang dirasakan dan pemanfaatan layanan kesehatan gigi di Indonesia pada tahun 2013 ditemukan rendah dan dikaitkan dengan beberapa faktor sosiodemografi.
Objective: To describe the perceived need for and utilization of dental health services in Indonesia in Indonesia in 2013. Method: A cross-sectional study was conducted using secondary data from the 2013 Indonesian National Socio-Economic Survey (n = 260,925). Descriptive analysis and logistic regression are used to illustrate the proportion and relationship between perceived needs and utilization of dental health care from several sociodemographic characteristics. The relationship between perceived needs and toothbrushing habits was also analyzed using logistic regression. Results: 1.64% of Indonesians had a perceived need for dental health care in 2013 and the percentage for utilization was 2.30% of Indonesians in the same year. Logistic regression analysis showed statistically significant results which showed a higher odds ratio for perceived need for and utilization of dental health care for respondents aged <15 years, women, unmarried, highly educated, and insured. The results also showed that respondents with perceived needs had a higher odds ratio for toothbrushing habits. Conclusion: The proportion of perceived need and utilization of dental health services in Indonesia in 2013 was found to be low and associated with several sociodemographic factors."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pebrianto Syafruddin
"Penelitian ini membahas dampak relokasi terhadap kesejahteraan kampung pulo dari sisi kondisi ekonomi dan kesehatan masyarakat. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif disajikan secara deskriptif dengan menggambarkan sebelum direlokasi yaitu berada dikampung pulo dan sesudah direlokasi dirumah susun sederhana sewa Jatinegara Barat dan merupakan proyek percontohan dari pemerintah DKI Jakarta yang merelokasi tidak jauh dari pemukiman awalnya. Hasil penelitian ini dalam sisi kondisi ekonomi mengalami penurunan saat direlokasi, sedangkan sisi kesehatan masyarakat hasilnya adalah mengalami peningkatan baik fasilitas dan pola hidup sehat warga saat mereka di rumah susun sederhana sewa.

This paper discusses about impact of relocation on the welfare of kampung pulo in terms of economic conditions and public health. This research is qualitative study that is processed in descriptive way with describing before relocated that is kampung pulo and after relocated in vertical housing and is a pilot project from Jakarta government which relocate not far from the first settlement. The results of this study in terms of economic conditions experienced a decline when relocated, while the public health outcome is experiencing an increase in both facilities and healthy lifestyles of residents when they are in vertical housing."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
T48081
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djasmihul Ashary
"Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal yang dilengkapi sarana dan prasarana. Pada saat ini banyak pengembang yang mencoba mendesain sebuah kompleks perumahan yang sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat perkotaan. Kebakaran adalah suatu peristiwa yang terjadi akibat tidak terkendalinya Sumber energi. Siklus ini berisi rangkaian demi rangkaian panjang peristiwa (event dinamic) yang dimulai dari prakejadian, kejadian dan siklusnya serta konsekuensi yang mengiringinya. Kejadian tersebut akan tercipta apabila kondisi dan beberapa syarat pencetusnya terpenuhi, utamanya pada saat prakejadian. Ada poin-poin yang menjadi persyaratan dasar yang apabila gagal dilakukan pengendalian akan memicu peristiwanya, kemudian akan memasuki tahapan tidak terkendali dan sukar dipadamkan. Syarat kondisi tersebut di antaranya adalah terdapat bahan yang dapat terbakar, misalnya minyak, gas bumi, kertas, kayu bahkan rumput kering dan sebagainya. Landasan yang mendasari adalah tentang peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/M/2008, tanggal 30 Desember 2008 tentang Persyaratan Teknis dan Pengaturan Pelaksanaan Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan, pasal 1 dan pasal 3. Pokok-pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah 1) Apa yang menyebabkan tidak tersedianya prasarana sistem proteksi kebakaran atau hidran pada kompleks perumahan dan lingkungannya? 2) Bagaimana upaya penyediaan sistem proteksi kebakaran atau hidran pada kompleks perumahan dan lingkungannya? Untuk membahas lebih jauh dilakukan observasi dan wawancara langsung dengan penghuni permukiman apakah sarana dan prasarana pada permukiman tersebut telah memenuhi Peraturan Menteri tentang proteksi kebakaran."
Lengkap +
Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum , 2022
690 MBA 57:2 (2022)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Uray Cindy Hafinur
"Implementasi program JKN seharusnya dapat meningkatkan akses masyarakat dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan. Namun pada kenyataannya, ketimpangan akses terhadap pelayanan kesehatan masih banyak ditemui. Tujuan penelitian ini adalah melakukan analisis pemanfaatan pelayanan kesehatan berdasarkan status wilayah pada peserta JKN di Indonesia dari tahun 2019 hingga 2021 serta serta mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan rawat inap pada peserta JKN di Indonesia Penelitian ini menggunakan data sekunder susenas 2019, 2020 dan 2021. Data dianalisis secara bivariat dan multivariat dengan metode Binary Regression menggunakan model logit. Secara statistik, status wilayah berhubungan secara signifikan (p-value 0,000 < 0,05) dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan pada peserta JKN dari tahun 2019 hingga 2021. Responden yang tinggal di perkotaan pada tahun 2019 berpeluang memanfaatkan pelayanan rawat inap 1,141 kali, 1,127 kali pada 2020 dan 1,127 kali pada 2021 dibandingkan dengan responden yang tinggal di pedesaan. Usia, jenis kelamin, status pendidikan, status perkawinan, status pekerjaan, status ekonomi dan provinsi berhubungan secara signifikan (p-value 0,000 < 0,05) dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan pada peserta JKN.

Implementation of the JKN program should be able to increase people's access to health services. However, disparities in health services still exist. The study aims to analyze the utilization of health services based on regional status for JKN participants in Indonesia from 2019 to 2021 and also examine the factors that influence the utilization of inpatient healthcare for JKN participants in Indonesia. This research uses Susenas secondary data for 2019, 2020 and 2021. Data were analyzed bivariately and multivariately using the Binary Regression method using a logit model. The results showed that regional status is significantly related (p-value 0.000 <0.05) to health utilization of JKN participants from 2019 to 2021. Respondents who live in urban areas in 2019 have 1,141 times, 1,127 times in 2020 and 1,127 times in 2021 higher odds ratio than respondents who live in rural areas. Age, gender, educational status, marital status, employment status, economic status and province are significantly related (p-value 0.000 <0.05) to the utilization of inpatient healthcare for JKN participants."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firdausi Nuzula
"[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh kebahagiaan dan
faktor makro, meso dan mikro lainnya terhadap status kesehatan individu. Analisis
dilakukan terhadap 71.677 responden usia 17 tahun ke atas dari Susenas 2012.
Hasil analisis regresi logistik multinomial menunjukkan bahwa semakin bahagia
seseorang semakin tinggi peluang merasa sehat. Individu perempuan yang belum
kawin, yang jumlah anggota rumah tangganya lebih dari 5 orang, yang tinggal di
perkotaan, yang bekerja, yang tamat perguruan tinggi dan yang tidak merokok,
lebih cenderung untuk merasa sehat dibandingkan individu lainnya. Semakin
tinggi pendapatan semakin rendah probabilitas merasa sehat. Semakin tua usia
sesorang semakin kecil probabilitas merasa sehat.

ABSTRACT
This research is aim to analyze the effect of happiness and other macro, meso, and
micro factors on the status of health of the individual. The analysis was done from
71.677 respondents aged 17 years or over from the 2012 National Socioeconomic
Survey. The results of the analysis using multinomial logistic regression show that
the happier an individual the higher the probability to feel healthy. An individual
who is female, is single, comes from five or more household members, works, is
university graduate and does not smoke has higher chance of being healthy than
other individuals. The higher the income the lower the probability of feeling
healthy. The older the age the lower the probability of being healthy, This research is aim to analyze the effect of happiness and other macro, meso, and
micro factors on the status of health of the individual. The analysis was done from
71.677 respondents aged 17 years or over from the 2012 National Socioeconomic
Survey. The results of the analysis using multinomial logistic regression show that
the happier an individual the higher the probability to feel healthy. An individual
who is female, is single, comes from five or more household members, works, is
university graduate and does not smoke has higher chance of being healthy than
other individuals. The higher the income the lower the probability of feeling
healthy. The older the age the lower the probability of being healthy]"
Lengkap +
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>