Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100766 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sitanggang, Axcel Dahlan
"Pertumbuhan ekonomi suatu negara selalu bersifat dinamis. Salah satu faktor yang berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi suatu bangsa adalah faktor industri konstruksi. Di dalam faktor industri konstruksi tersebut terdapat aspek tenaga kerja, dimana tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pendapatan tenaga kerja yang terdapat pada sektor industri konstruksi terhadap pertumbuhan ekonomi. Infrastruktur dalam industri konstruksi pada tesis ini dibagi kedalam empat (4) kategori sub-sektor industri konstruksi, yakni sub-sektor communication system (komunikasi), sub-sektor power supply (tenaga listrik), sub-sektor transportation system (transportasi) dan sub-sektor water supply (pengairan). Data yang diambil dari BPS (Biro Pusat Statistik), dikompilasi ke dalam empat kelompok sub-sektor industri konstruksi, dan dihitung nilai konstan dari setiap data yang diperoleh, kemudian diolah dengan paket program statistik (SAS/ETS system), dimana data-data dikelompokkan dalam beberapa variabel. Dalam proses perhitungan forecasting, dilakukan banyak pengulangan-pengulangan untuk memperoleh model yang akurat dan logis. Hasil yang diperoleh memberikan gambaran bahwa relatif kecil pengaruh kontribusi pertumbuhan ekonomi akibat perubahan pendapatan (upah) tenaga kerja pada setiap sub-sektor industri konstruksi. Terbukti bahwa industri konstruksi bersifat cyclical (siklus) dengan adanya gambaran bahwa sektor industri konstruksi diprediksi akan mengalami puncak kegiatan antara tahun 2007 sampai tahun 2011, untuk kurun waktu penelitian dari tahun 2001 sampai tahun 2013. Dari segi besarnya konsumsi, maka urutan sub-sektor kontruksi yang memiliki nilai paling besar adalah sub-sektor transportation system (transportasi), kemudian sub-sektor water supply (pengairan), selanjutnya sub-sektor power supply (tenaga listrik) dan yang terakhir adalah sub-sektor communication system (komunikasi). Dari segi rata-rata besarnya pertumbuhan, maka urutan sub-sektor yang paling besar adalah sub-sektor transportasi (- 12%), kemudian sub-sektor pengairan (± 8 %), selanjutnya sub-sektor komunikasi (± 5%), dan terakhir sub-sektor tenaga listrik (± 1 %). Bagi pelaku bisnis dalam industri konstruksi, temuan ini dapat menjadi informasi untuk mempersiapkan keterampilan tenaga kerjanya dalam mengantisipasi kondisi industri konstruksi antara tahun 2003 sampai 2013. Bagi ilmu manajemen konstruksi, dengan penelitian ini dapat memberikan wawasan dan gambaran tentang kondisi industri konstruksi dilihat dari segi ekonomi makro, dan menyadari peranan serta kontribusi ilmu ekonomi dalam perkembangan bidang ilmu manajemen konstruksi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T7551
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Albert Hendriko
"Kepentingan sektor konstruksi terhadap pertumbuhan ekortomi suatu negara tidak hanya berkaitan dengan hal yang positif saja, namun keterpurukan sektor konstruksi terbukti berdarnpak negatif terhadap perkonomian bangsa (dalam kasus krisis multidimensi Indonesia tahun 1998 dan krisis global tahun 2008).
Tujuan dari penelitian ini adalah melihat adanya hubungan kausalitas antara bisnis konstruksi dengan kondisi perekonomian Indonesia dalam masa era pembangunan. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel pertumbuban PDB nasional Indonesia dan variabel pertumbuban PDB sektor konstruksi di Indonesia dalam rentang tahun 1970 - 2009. Data menunjukkan stasioner pada ordo pertama.
Hasil uji kointegrasi dengan metode kointegrasi Johansen menyebutkan bahwa terdapat hubungan jangka panjang antara sektor konstruksi di Indonesia dengan pertumbuhan ekonomi nasional. Hasil uji kausalitas dengan metode Granger menyebutkan bahwa terdapat hubungan interdependence antara sektor konstruksi dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Namun, pada dasarnya hasil pengujian bisa berubah apabila jangka waktu yang digunakan berbada pula, entah diperpanjang ataupun diperpendek.

The importance of construction sector relates to a country's economy, does not only provide positive impacts, but the downfall of construction sector also proved to be a negative effects of economic growth (for example in the Indonesia's multidimensional crisis in 1998 and the global economic crisis in 2008).
The aim of this research is to seek for the causality links between construction business and economic condition of Indonesia. The variables that had been used in this research are national GDP growth of Indonesia and construction sector GDP growth of Indonesia in time period of 1970 - 2009. The data proved to be stationer in its first differentiaL GDP has been known as the most reliable indicator to show the economic growth of a nation.
The result of the co­ integration test using Johansen coMintegration methods shows that there is a long term relationship between construction sectors of Indonesia with national economic growth. The result of the causality test using Granger causality methods shows that there is an interdependence relationship between construction sectors of Indonesia and national economic growth. This result indicated that there is no short term relationship between those two variables. There is a possibility that the result of the test can be changed if the time period that is used is different. either longer or shorter."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T31645
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gerald Reka Risjad Brasali
"ABSTRAK
Penyediaan layanan transportasi dan penyediaan infrastruktur merupakan kunci pertumbuhan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan. Indonesia berusaha untuk meningkatkan daya saing bangsa dengan meningkatkan kualitas dan ketersediaan kereta api. Kereta api memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari, menawarkan kecepatan, keamanan, dan kapasitas besar untuk mengantarkan orang dari satu tempat ke tempat lain. Namun, negara-negara berkembang seperti Indonesia saat ini menghadapi masalah terkait dengan kontrak Operasi dan Pemeliharaan (OM) karena PT Kereta Api Indonesia (Persero) masih menjadi operator tunggal penyelenggaraan prasarana dan sarana perkeretaapian. Penelitian ini mencoba menganalisis skema pembiayaan dan skema kelembagaan berdasarkan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) terhadap komponen Life Cycle Cost dengan menghitung biaya pembangunan, biaya operasional dan pemerliharaan, serta pendapatan. Dari seluruh pembiayaan yang ada, didapatkan IRR optimal sebesar 14.05% yang menunjukan bahwa proyek layak secara finansial. Mengacu dengan IRR tersebut, maka pihak swasta didapatkan sharing biaya pembangunan sebesar 42.78%, operasi dan pemeliharaan sebesar 66.67%, dan pendapatan sebesar%. Sedangkan sisanya menjadi tanggung jawab pemerintah.

ABSTRACT
Provision of transportation services and infrastructure provision are key to economic growth and sustainable development. Indonesia is trying to improve the nation's competitiveness by increasing the quality and availability of trains. Trains play an important role in everyday life, offering speed, safety, and a large capacity to deliver people from one place to another. However, developing countries such as Indonesia are currently facing problems related to Operation and Maintenance (OM) contracts because PT Kereta Api Indonesia (Persero) is still the sole operator of railroad infrastructure and facilities. This study tries to analyze the financing schemes and institutional schemes based on the Cooperation scheme between the Government and Business Entity (PPP) on the Life Cycle Cost component by calculating development costs, operational and maintenance costs, and revenues. From all available financing, an optimal IRR of 14.05% was obtained, which shows that the project is financially feasible. Referring to the IRR, the private sector was found to have shared development costs of 42.78%, operations and maintenance of 66.67%, and revenues of 71.99%. While the rest is the government's responsibility."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Windi Susilawati
"Sering terjadinya antrian kendaraan di Lintas Penyeberangan Merak-Bakauheni didasari pada kurang optimalnya penyediaan kapasitas penyeberangan serta penyediaan sarana dan prasarana. Hal tersebut pula yang mendorong digagasnya Jembatan Selat Sunda (JSS) dalam rangka untuk meningkatkan aksesibilitas antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Penyeberangan Merak-Bakauheni dan JSS nantinya akan melayani pergerakan yang sama. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian agar investasi prasarana eksisting pada pelabuhan penyeberangan Merak dan Bakuheni tetap optimal dan dapat memberikan manfaat yang sebesarbesarnya bagi kepentingan masyarakat.
Hasil analisa stated preference pemilihan moda angkutan penyeberangan terhadap jalan darat via JSS dari Merak-Sumbagut adalah sebesar 99,87% (Lintas Merak-Dumai) dan dari Bakauheni-Jawa Timur sebesar 70,36% (Lintas Bakauheni-Paciran). Optimalisasi kapasitas penyeberangan dari kondisi eksisting dilakukan dengan skenario do-something yaitu mengoptimalkan waktu pelayanan dermaga menjadi lebih singkat dan meningkatkan kapasitas angkut kapal. Berdasarkan skenario tersebut, kapasitas angkut dapat ditingkatkan sebesar 37% pertahun. Besarnya willingness to pay (WTP) berdasarkan hasil survey untuk Lintas Merak-Dumai sebesar Rp. 4.954.201,- dan Lintas Bakauheni-Paciran sebesar Rp. 3.462.388,-. Besarnya manfaat (B/C Ratio) dari WTP dan penyediaan infrastruktur dermaga dan kapal, adalah sebesar 2,38 untuk Lintas Merak-Dumai dan 1,63 untuk Lintas Bakauheni-Paciran. Berdasarkan hasil tersebut, dinyatakan bahwa penyediaan lintas baru Jawa-Sumatera, yakni Lintas Merak-Dumai dan Lintas Bakauheni-Paciran, layak secara ekonomi.

Lately we heard about the congestion and bottleneck at ferry port of Merak-Bakauheni. This situation occured based on inoptimalization of ferry capacity and insufficient of infrastructure. Sunda Strait Bridge is initiated to improve and increase the accesibility of transportaion between Jawa-Sumatera. However, Merak-Bakauheni ferry port and Sunda Strait Bridge will serve the same demand transportation. Hereby, this research is carried out to investigate the probabiity of mode choice between ferry and road transportation from Jawa to Sumatera and vice versa by using stated preference. Then the feasibility of the propose new ferry route analyzed with Benefit/Cost Ratio. Collecting data was addressed to the user of Merak-Bakauheni ferry transportation.
As the result of the research, probability of mode choice of Merak-Sumbagut is 99,87% (Merak-Dumai ferry route) and for Bakauheni-Jawa Timur is 70,36% (Bakauheni-Paciran ferry route). Willingness to Pay (WTP) is estimated as Rp. 4.954.201,- for Merak-Dumai ferry route and Rp. 3.462.388,- for Bakauheni- Paciran ferry route. The optimalization of the port time and ferry capacity based on scenario do-something compared to existing condition, increasing the ferry capacity as 37% peryear. The Benefit/Cost Ratio of Merak-Dumai and Bakauheni-Paciran ferry route is 2,38 and 1,63 respectively, which means economicaly feasible.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T38625
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufiq Amrullah
"Pembangunan infrastruktur mutlak diperlukan terutama dalam upaya meningkatkan perekonomian suatu wilayah. Dengan adanya infrastruktur dapat mempermudah aktivitas ekonomi masyarakat dan juga meningkatkan produktivitas serta output/pendapatan. Infrastruktur ekonomi merupakan aset fisik yang menyediakan jasa dan digunakan dalam produksi dan konsumsi final meliputi public utilities (telekomunikasi, air minum, sanitasi dan gas), public works (jalan, bendungan dan saluran irigasi dan drainase) serta sektor transportasi (jalan kereta api, angkutan pelabuhan dan lapangan terbang.
Pembangunan infrastruktur memiliki karakteristik monopoli alamiah, dimana skala ekonomis yang diperlukan untuk menyediakan infrastruktur tersebut sedemikian besar sehingga diperlukan keterlibatan pemerintah dalam mengalokasikan sumber Jaya dalam pengelolaannya, baik secara langsung maupun dengan bekerjasama dengan pihak swasta.
Intervensi pemerintah untuk pengadaan infrastruktur diperlukan baik itu melalui pengadaan langsung maupun melalui peraturan harga dan perundangan. Infrastruktur sangat dibutuhkan karena mendukung tercapainya pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, karena infrastruktur tersebut dapat menyokong banyak aspek ekonomi dan kegiatan sosial. Karena itu, sebagai konsekuensinya jika terjadi kegagalan infrastruktur akan memberikan dampak yang luas terhadap masyarakat.
Penyediaan infrastruktur merupakan hasil dari kekuatan penawaran dan permintaan bersama dengan pengaruh dari kebijakan publik. Pada kenyataannya kebijakan publik memegang peranan yang sangat besar karena ketiadaan atau ketidaksempurnaan mekanisme harga dalam penyediaan infrastruktur. Selanjutnya penerapan harga yang dilakukan pemerintah untuk jasa pelayanan infrastruktur selain memperhatikan aspek ekonomi juga harus memperhatikan aspek sosial.
Keberadaan infrastruktur secara umum dapat memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas dan pertumbuhan ekonomi. Beberapa penelitian sebelumnya menjelaskan hubungan tersebut dalam berbagai model ekonomi, baik hubungan secara langsung, tidak langsung maupun hubungan timbal balik (kausalitas). Penelitian ini membahas signifikansi pengaruh pembangunan infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi regional di Indonesia dengan menggunakan analisis ekonometrik data panel. Variabel infrastruktur yang digunakan pada penelitian ini adalah infrastruktur ekonomi yakni jalan, listrik, telepon dan air minum. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara pembangunan infrastruktur dengan pertumbuhan ekonomi regional yang diwakili oleh pendapatan perkapita penduduk.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17147
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elen Setiadi
"Pembangunan infrastruktur, terutama yang bersifat dasar seperti: prasarana transportasi, jaringan listrik dan komunikasi serta instalasi dan jaringan air minum sangatlah panting dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat di suatu wilayah. Prasarana infrastruktur dibutuhkan tidak saja oleh rumah tangga namun juga oleh industri. Infrastruktur merupakan prasyarat bagi sektor-sektor lain untuk berkembang, serta akan mempengaruhi dan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi. Sehingga peningkatan prasarana infrastruktur diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi dan membawa kesejahteraan.
Studi ini berfokus pada pengaruh pembangunan infrastruktur dasar terhadap pertumbuhan ekonomi regional, dengan mengambil lokasi pada 8 provinsi di Pulau Sumatera. Tujuan studi : pertama, menentukan model estimasi pendapatan perkapita dengan input infrastruktur dasar (jalan, listrik, telepon) antar lokasi; kedua, mengetahui pengaruh infrastruktur jalan, listrik dan telepon terhadap pendapatan perkapita; dan ketiga, mengetahui jenis infrastruktur yang dapat memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan pendapatan perkapita.
Untuk menentukan model estimasi yang paling sesuai, digunakan metode ekonometri data panel : pooled regression, fixed effects dan random effects. Model diaplikasikan pada data 8 provinsi di Pulau Sumatera tahun 1983-2003. Dari ketiga metode estimasi data panel, model fixed effects lebih sesuai untuk estimasi, yang berarti terdapat perbedaan total factor productivity antar provinsi di Pulau Sumatera. Dari lima variabel input yang digunakan dalam model ini, empat variabel (investasi non infrastruktur, indeks pendidikan, telepon dan listrik) berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan perkapita, sedangkan varaibel jalan tidak memberikan pengaruh terhadap pendapatan perkapita.
Pertumbuhan total factor productivity yang paling tinggi di Pulau Sumatera adalah Provinsi Riau dan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Sedangkan yang terendah adalah Provinsi Lampung. Sedangkan provinsi memberikan pertumbuhan yang relatif sama. Sehingga pembangunan infrastruktur dibangun di Provinsi Riau atau Naggroe Aceh Darussalam akan memberikan dampak yang lebih besar dad provinsi lainnya. Hal ini dapat disebabkan oleh kapasitas infrastruktur yang masih dibawah tingkat kebutuhannya.
Studi menemukan bahwa peningkatan pendapatan perkapita dipengaruhi oleh pertumbuhan pertumbuhan infrastruktur telepon dan listrik, serta peningkatan investasi non infrastruktur dan indeks pendidikan.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T17623
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Depok: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
338.9 KAJ
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Randika Dwirahman
"Provinsi Gorontalo merupakan salah satu provinsi yang mempunyai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terendah dari 33 provinsi yang ada di Indonesia. Salah satu kabupaten yang menjadi perhatian adalah Kabupaten Boalemo karena mempunyai IPM terendah dibandingkan dengan 4 kabupaten dan 1 kota lainnya di Provinsi Gorontalo. Aspek yang berpengaruh dalam penilaian IPM adalah sosial dan ekonomi. Aspek ini dapat meningkat dengan dibangunnya infrastruktur. Metode penelitian ini menggunakan kuesioner dan studi literatur. Dihasilkan 19 multipler effect dari penelitian ini serta diperingkatkan menggunakan Relative Importance Index (RII). Sepuluh besar dari peringkat RII didominasi oleh aspek ekonomi. Terdapat dua faktor untuk meningkatkan performa infrastruktur transportasi, yaitu peningkatan kinerja Pelabuhan Tilamuta serta penambahan panjang jalan.

The province of Gorontalo is one of a province that has a lowest Human Development Index (HDI) of 33 provinces are there in Indonesia. One of the county that has to be concern is Boalemo County because it has the lowest HDI compared to 4 counties and I other city in Gorontalo Province. Aspects that are influential in assessment of HDI are social and economic. These aspects can be increased with the building of infrastructure. This research method using the questionnaire and the study of literature. 19 multiplier effect generated form this study as well as rated using the Relative Importance Index (RII). The top ten of the RII rankings is dominated by economic aspects. There are two factors to improve theperformance of the transport infrastructure. The two factors are Tilamuta Harbour performance increasing and long addition of road."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63504
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI, 2019
338.959 PEM
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lutfi
"Pembangunan prasarana infrastruktur di Indonesia teiah berlangsung cukup lama dan investasi yang dikeluarkan sudah sangat besar. Namun masih cukup banyak masalah yang dialami negara kita khususnya mengenai perencanaan yang lemah, kuantitas yang belum mencukupi, kualitas yang rendah dan lain sebagainya.
Permasalahan yang dibahas pada penelitian ini adalah apakah faktor - faktor produksi yang diwakili oleh infrastruktur (jalan, listrik, air, telepon dan pendidikan) dan institusi (jumlah PNS, proporsi penduduk perkotaan, belanja anggaran dan belanja rutin) mempunyai pengaruh dan kontribusi yang signifikan terhadap output yang diwakili oleh variabel pendapatan per kapita agar dapat ditentukan arah kebijakan pemerintah dalarn pengembangan infrastruktur dan institusi di Indonesia.
Data yang digunakan adalah data panel dengan kurun waktu dari 1993 hingga 2003 untuk 26 propinsi di Indonesia. Untuk mencari hasil yang BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) maka dilakukan beberapa uji untuk Panel seperti Chow Test dan Hausman Test sehingga didapatkan model panel data Fixed Effect untuk menyelesaikan data dengan karakteristik seperti diatas. Kemudian dilakukan uji asumsi klasik seperti multikolinearitas, otokorelasi dan heteroskedastisitas.
Hasil akhirnya adalah semua variabel bebas diatas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Semua variabel bebas mempunyai pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi kecuali listrik dan proporsi penduduk perkotaan."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T20015
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>