Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 183222 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tri Sulastri
"Pemberian imunisasi BCG bertujuan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit TBC Milier pada anak. Puskesmas Garuda merupakan salah satu Puskesmas di kota Bandung yang mempunyai empat kelurahan dengan jurnlah penduduk 56883 jiwa dan cakupan imunisasi BCG tahun 1999 adalah 62,75 pada tahun 2001 terdapat TB Paru dengan BTA positif 24 orang, BTA negatif dengan Rongent positif 34 orang, sedangkan untuk bayi berusia 0-1 tahun TB Paru dengan BTA positif 10 orang dan TB paru dengan Rongent positif terdapat 35 orang.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor- faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam pemanfaatan pelayanan imunisasi BCG di Puskesmas Garuda.
Penelitian menggunakan desain Cross Sectional. Populasi penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi berusia 2 - 12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Garuda, jumlah sampel sebanyak 100, sampel diambil proporsional random sampling.
Hasil penelitian ini memperlihatkan sebanyak 56 % responder memanfaatkan pelayanan imunisasi BCG. Pada basil analisa bivariat dari 9 variabel yang diteliti dan 5 variabel yaitu pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, umur, dan dukungan suami/keluarga. berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan imunisasi BCG, hasil analisa multivariat regresi logistik menunjukkan bahwa variabel yang yang paling dominan berhubungan adalah pengetahuan setelah dikontrol oleh pendidikan dan umur ibu.
Saran yang diberikan adalah perlu peningkatan pengetahuan tentang imunisasi BCC berupa penyuluhan secara terencana, teratur sesuai dengan pendidikan dan umur terhadap ibu hamil dan ibu yang baru melahirkan serta ibu yang mempunyai anak bayi juga rnemberikan bimbingan dan motivasi kepada kader agar kader mempunyai kemampuan untuk memotivasi terhadap ibu yang mempunyai bayi untuk memanfaatkan pelayanan imunisasi.
Daftar bacaan : 48 (1974 - 2001)

Factors Related to Mother Behavior on BCG Immunization Service Usage in Garuda Health Center Working Area in Andir sub-district City of Bandung 2002
BCG immunization provides active immunization to Milier Tuberculosis for children. Garuda health center is one of health certers in Bandung city which cover four villages with total population 56883 and the BCG immunization coverage in 1999 is 62,75 %. In 2001 have found 24 person with positive fast acid bacilli (BTA positif), 34 person with negative fast acid bacilli and positive by x-ray, whereas in infant age 0-1 year have found 10 lung TB infants with positive acid fast bacilli and 35 Lung TB infants with positive x-ray.
Objective of this study is to find out factors that related to mother behavior on BCG immunization service usage in Garuda Health Center.
This study using cross sectional design, the population is mother who have infant aged 2-12 month in working area of Garuda Health Center, total sample is 100 sample taken by proportional random sampling.
The result of this study shows 56% respondens using BCG immunization service. From bivariate anlysis 5 from 9 variables, which are, knowledge, education, occupation, age, and husband support have relation with immunization service usage, from logistic regression multivariate analysis, shows that the most dominant variable which related is knowledge after controlled by education and mother age.
This study recommeds the knowledge improvement about immunization by plenned spreading information that suittable to mother education and uge also guidance and motivation to volunteers to motivate mother who have infant to use immunization service.
Bibliography : 48 (1974-2001)"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 8203
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herry Sugiri
"Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator yang lebih peka untuk mengukur derajat kesehatan masyarakat. Angka kematian bayi tertinggi disebabkan oleh penyakit saluran pernapasan. Salah satu dari jenis penyakit saluran pernapasan diantaranya adalah tuberculosis (TB) yang hampir menyerang seluruh dunia dan merupakan penvebab kematian no 8 di dunia. sedangkan di Indonesia merupakan penyebab kematian no 3. Sehubungan dengan hal tersebut diatas dapat dilihat betapa pentingnya masalah TB di Indonesia. sehingga perlu penanggulangan secara lebih teratur dan konsepsional seperti imunisasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengelahui determinan perilaku ibu bayi dalam pelaksanaan imunisasi BCG pada bayi. Dari analisis akan dilihat besar risiko perilaku ibu bayi terhadap pelaksanaan imunisasi.
Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan Cross sectional dengan jumlah sampel 181 responden, analisis data dilakukan dengan chi square dan regresi logistik ganda.
Dari 181 responden sebanyak 116 responden tidak melaksanakan imunisasi (64,1%) dan 65 responden (35,9%) melaksanakan imunisasi. Dari uji Chi square ternyata empat variabel memiliki hubungan yang bermakna dengan nilai p < 0.05 yaitu variabel pendidikan, variabel pekerjaan, varibel jarak dan variabel biaya. Sedangkan variabel yang tidak bermakna yaitu variabel pengetahuan dan variabel pelayanan petugas. Hasil analisis multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik ganda terdapat tiga variabel yang paling dominan yaitu variabel pendidikan, variabel pekerjaan dan variabel jarak.
Untuk menunjang keberhasilan program imunisasi perlu peningkatan pengetahuan sasaran misalnya dengan penyuluhan yang lebih efektif lagi baik; dari segi kualitas maupun dari segi kuantitas dengan penekanan pada materi mupun penyampaian yang disesuaikan dengan kondisi setempat. Setiap kegiatan imunisasi yang dilaksanakan di posyandu sebaiknya ditegaskan pada masyarakat bahwa pelayanan imunisasi tidak dikenakan biaya dan agar leader atau petugas kesehatan lebih memperhatikan sasaran utama yang dekat karena justru yang dekat biasanya terlewatkan.

Neonatal's Mother Behavior Determinants in Carrying out BCG Immunization within working Area of Sub-district Level Primary Public Health Center in Karawang Regency 2001"Neonatal Mortality rate (NMR) is indicator of public Health degree, and most of it caused by respiratory diseases, one of them is Tuberculosis (TB) which can be found all over the world and become number eight killer in the world, and number three in Indonesia. So, Immunization program is very crucial to cape with TB problem.
This research aimed to find out behavior determinants of neonatal mother in BCG immunization to infant, from the analysis could be found behavior risk of mother to immunization. This research is analytical survey using cross sectional approach, with 181 respondents as a sample, data analysis using multi logistic regression test. From 181 respondents, 116 do the immunization (64,1%) and 65 (35,9) not. From chi-square test a variables have significant relationship which are: education occupation, distance and cost, while non-significant variables are knowledge (P.-1,000), service (P.0,686). Multivariate analysis with multi logistic regression results 3 variables have dominant relationship which are, education, occupation and distance.
This program should support by effective spreading information or direct presentation which adjustable to local condition."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T8307
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Isma Desiana
"Tuberkulosis(TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, Indonesia menempati posisi ke lima dalam jumlah penderita TB di dunia, Depok merupakan salah satu daerah yang memiliki jumlah penderita TB cukup banyak, Kelurahan Cisalak Pasar ditemukan keluarga dengan anak usia sekolah yang menderita TB. Saat ini tanda dan gejala TB yang ditemukan adalah sesak nafas, nafsu makan menurun dan berat badan menurun, keluarga telah menjalani pengobatan 3 bulan di Puskesmas. Diagnosakeperawatankeluarga yang munculadalah ketidakefektifan manajemen kesehatan diri.Asuhan keperawatan yang dilakukan menitikberatkan pada kelima tugas utama kesehatan keluarga. Perawatan yang dilakukan pada keluarga bertujuan untuk mengurangi gejala sesak nafas yang dialami. Inhalasi sederhana mampu mengurangi sesak nafas serta merangsang timbulnya batuk. Perawatan tersebut diharapkan dikenalkan oleh pemberi pelayanan kesehatan, masyarakat dan bagian ilmu keperawatan agar dapat membantu keluarga dalam melakukan perawatan mandiri.

Tuberculosis is an infection disease that is caused by Mycobacterium tuberculosis. Indonesia got the fifth rank of the number of people affected by TB. Depok was an area that has a number of those people affected by TB quite a lot. In Kelurahan Cisalak Pasar, found family with school-age childern affecting Tuberculosis. At this time, the symptom was shown by shortness breathing, decreasing appetite and decreasing weight. Now, a family had been doing medical treatment for three months at clinic. Nursing care focused on five main roles for family's healthy. The treatment that was done to family is to relieve shorthness of breath symptom. Steam inhalation could decrease shorthness breathing and stimulate coughing. Those treatments were expected to be introduced by health care provider, community, and part of nursing science to help family in performing self-care.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sondang, Mei
"Data Dinas Kesehatan Kab. Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara, menunjukkan bahwa cakupan Imunisasi Hepatitis B 0 Tahun 2009 sebanyak 36 % dan di Puskesmas Gonting Mahe Kecamatan Sorkam hanya 7 %, tahun 2010 15,4%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara factor pemudah (umur, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, sikap), faktor pemungkin (frekuensi ANC, tempat persalinan, penolong persalinan, keberadaan bidan desa) dan faktor penguat (keterpaparan media informasi, dukungan suami, dukungan petugas kesehatan, dukungan tokoh masyarakat) dengan perilaku ibu dalam memberikan imunisasi Hepatitis B 0 (0-7 hari) pada bayi 8 hari-12 bulan. Desain yang digunakan adalah cross sectional, dengan wawancara dan menggunakan instrumen kuesioner yang telah diuji coba. Populasi dalam penelitian ini adalah bayi berumur 8 hari sampai 12 bulan di Puskesmas Gonting Mahe yang berjumlah 130 orang. Sedangkan pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah total populasi. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat (menggunakan uji chi square dengan 9=0,05).
Dari hasil penelitian didapatkan ibu yang memberikan imunisasi Hepatitis B 0 ada 12,3%. Faktor yang berhubungan secara signifikan dengan perilaku ibu adalah pengetahuan ibu (p=0,001), sikap ibu (p=0,000), tempat persalinan (p=0,001) dan dukungan tenaga kesehatan (p=0,025). Sedangkan faktor yang tidak berhubungan dengan perilaku ibu adalah umur, pekerjaan, pendidikan, frekuensi ANC, penolong persalinan, keterpaparan media informasi, dukungan suami, dukungan tokoh masyarakat. Dari hasil analisis ini disarankan untuk meningkatkan efektifitas program pemberian imunisasi hepatitis B 0 (0-7 hari) di wilayah kerja Puskesmas Gonting Mahe.

Health service data of central Tapanuli District, showed that Hepatitis B 0 Immunization in 2009 coverage as much as 36% and Public Health Center Gonting Mahe, Sorkam district only 7%, in 2010 as much as 15.4 %. This study aims to analyze the corelation between predisposing factors (age, education, occupation, knowledge, attitude), enabling factors (frequence of ANC, delivery place, birth attendants, the village midwife) and reinforcing factors (exposure information media, husband support, health workerst support, community leaders support) with the behaviour of mothers in providing the Hepatitis B 0 Immunization (0-7 days) in infant 8 days-12 months The design used was cross sectional, with interview and questionnaire instruments that have been tested. The population in this study were infants aged 8 days to 12 months in Public Health Center Gonting Mahe, amounting to 130 people while the selection of the sample in this study is the total population. Data analysis was done using univaraite and bivariate (chisquare test, 8=0,05).
From the results, mother who provide Hepatitis B 0 Imunization is 12.3%. Factors significantly associated with maternal behaviour is the knowledge of mothers (p=0.001), maternal attitude (p=0.000), delivery place (p=0.001) and health workers support (p=0.025). While the factors that are not associated with maternal behaviour are age, occupation, education, frequency of antenatal care (ANC), birth attendants, exposure to information media, husband suggested to increase the effectiveness of Hepatitis B 0 Immunization in Public Health Center.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S299
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nurhayati
"Tuberkulosis Paru (TB Paru) merupakan masalah kesehatan dominan terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Angka kejadian tertinggi pada anak terdapat di kelompok usia balita, kelompok usia dengan tingkat kemandirian rendah. Memiliki balita yang mengalami TB Paru akan berdampak pada seluruh anggota keluarga karena membutuhkan kontinuitas pengobatan dan komitmen pemberi asuhan. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan gambaran pengalaman ibu dalam merawat balita yang mengalami TB Paru.
Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi dengan metode wawancara mendalam. Partisipan adalah ibu yang memiliki balita yang telah menjalani terapi sedikitnya satu bulan. Data dikumpulkan berupa hasil rekaman wawancara dan catatan lapangan dianalisis dengan pendekatan Colaizzi.
Penelitian ini mengidentifikasi empat tema yaitu menanggung beban psikologis akibat stigma terhadap anak TB, ibu sebagai fokus utama dalam upaya penyembuhan anak, berkembangnya efikasi diri selama merawat anak TB, dan melewati berbagai kesulitan dalam pengobatan anak. Identifikasi adanya tantangan selama merawat anak menjadi pendekatan bagi perawat untuk memberikan kemudahan dalam mendapatkan pelayanan pengobatan TB.

Tuberculosis remains a dominant health problem especially in developing countries such as Indonesia. Children under five years of age are at higher risk of contracting pulmonary tuberculosis (TB). Caring for children who have pulmonary TB and have a low level of independence affect family as the care requires continuity of treatment and carers? commitment.
This research aimed to describe mothers? experiences in caring for children with pulmonary TB. A descriptive phenomenology design and an indepth interview methods were applied to this study. Participants were mothers of children who have undergone at least in one month therapy. The data was analyzed with Colaizzi?s approach.
Themes identified were: psychological burden due to stigma against TB child, a mother as the main focus on running efforts to cure the child, self-efficacy development in care for children, and passes every difficulties towards the child's treatment. Challenges identified during caring for child with pulmonary TB would become approaches for nurses to provide appropriate health service on pulmonary TB?s treatment."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T45270
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chairunnisa Putri
"ABSTRAK
Latar Belakang: Indonesia menempati urutan ketiga dengan insiden terbanyak TB (8%) di dunia. Program dunia mewajibkan investigasi kontak dan terapi preventif dilakukan kepada seluruh kontak serumah pasien TB terutama kontak anak, karena termasuk kelompok risiko tinggi. Di Indonesia, program ini belum belum dilaksanakan secara optimal tercermin dari pencatatan data kontak dan pemberian profilaksis yang masih kurang. Tujuan: Mengetahui angka kejadian TB pada kontak serumah anak (0-18 tahun) pasien TB dan faktor-faktor yang memengaruhi. Metode: Penelitian ini merupakan studi potong lintang (cross-sectional) yang dilakukan pada kontak serumah anak pasien TB yang masih dalam pengobatan di Puskesmas Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur pada bulan Agustus hingga September tahun 2019. Pemeriksaan kontak dilakukan melalui anamnesis terkait gejala, lalu dilanjutkan dengan pemeriksaan dahak dan foto toraks untuk anak yang bergejala, atau pemeriksaan IGRA untuk skoring TB anak apabila dahak tidak didapat. Etik penelitian didapatkan dari Komite Etik FKUI dan izin penelitian didapatkan dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Hasil: Sebanyak 36 kontak serumah anak dari 19 kasus indeks TB diinvestigasi. Kontak mayoritas laki-laki (58,3%), rerata usia 9,72 (s.b. 5,398), status gizi mayoritas normal (83,3%) dan mayoritas memiliki parut BCG (69,4%). Tipe resistansi kasus indeks 78,9% SO dan 21,1% RO. Sebanyak 8 subjek (22%) didiagnosis TB klinis. Terdapat hubungan antara tipe resistansi kasus indeks dengan kejadian TB pada kontak serumah anak. Tidak terdapat hubungan antara bacterial load dan bentuk lesi kasus indeks, jenis kelamin, usia, status gizi dan parut BCG kontak dengan kejadian TB pada kontak serumah anak. Kesimpulan: Angka kejadian TB pada kontak serumah anak sebanyak 22%."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desy Mery Dorsanti
"Tuberkulosis masih merupakan salah satu masalah kesehatan utama saat ini dan menjadi tantangan global. Ada beberapa faktor risiko yang mempermudah terjadinya tuberculosis pada anak, yaitu anak yang terpajan dengan orang dewasa dengan TB paru BTA positif terutama tinggal serumah, tinggal di daerah endemis, lingkungan yang sanitasinya tidak baik, faktor ekonomi, kondisi rumah tinggal (ukuran, kepadatan dan ventilasi rumah). Tujuan penelitian ini untuk melihat besarnya risiko kejadian sakit tuberculosis pada anak yang kontak serumah dengan penderita tuberculosis paru BTA positif. Penelitian ini menggunakan disain studi cross sectional, dilakukan pada November 2015-Maret 2016. Sampel adalah anak yang memeriksakan diri dan melakukan test tuberculin di Puskesmas kecamatan Cilandak.Untuk melihat hubungan dilakukan. Pada penelitian ini didapatkan 85 anak melakukan test tuberculin, dan dari 69 anak yang kontak serumah dengan penderita TB paru BTA positif didapatkan 8 anak (11,6%) yang positif. Sedangkan dari 16 anak yang tidak kontak serumah dengan penderita TB paru BTA positif didapatkan 1 anak (6,2%) yang hasil test tuberkulinnya positif.Ada hubungan bermakna antara kepadatan hunian dan anggota keluarga yang merokok dengan risiko kejadian tuberculosis pada anak. Kesimpulan dari penelitian ini adalah risiko kejadian tuberculosis dapat dipengaruhi karena kontak serumah dengan penderita TB paru BTA positif.

Tuberculosis remains one of the major health problems at the moment and become a global challenge. There are several risk factors that facilitate the occurrence of tuberculosis in children, the children exposed to adults with pulmonary TB smear positive mainly stayed at home, living in endemic areas, environmental sanitation is not good, economic factors, the condition of residence (size, density and ventilation home). The purpose of this study to see the magnitude of the risk of the occurrence of illness tuberculosis in children with household contact with smear positive pulmonary tuberculosis patients. This study used cross sectional design of the study, conducted in November 2015 and March 2016. The sample is child check-ups and perform tuberculin test in Cilandak sub-district health centers. In this study, 85 children perform tuberculin test, and of the 69 children whose household contact with smear positive pulmonary tuberculosis patients found 8 children (11.6%) were positive. While the 16 children who are not household contact with smear positive pulmonary tuberculosis patients got one child (6.2%) were the result of test tuberculin is positif.There is significant relationship between population density and family members who smoke the risk of incidence of tuberculosis in children. The conclusion of this study is the risk of tuberculosis incidence may be affected due to household contact with smear positive pulmonary tuberculosis patients.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S64587
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Al Asyary
"[ABSTRAK
Tuberkulosis (TB) paru anak merupakan masalah kesehatan global yang
terabaikan (neglected), terlebih dengan proporsi 7,32% dari seluruh kasus TB di
Indonesia (Balitbangkes, 2013). TB paru anak selalu diakibatkan oleh infeksi TB
dari populasi di lingkungan sekitar, khususnya adanya orang dewasa yg sakit TB
serumah. Namun, tidak selalu TB paru dewasa mampu menularkan kesakitan pada
anak serumah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor-faktor yang diduga
menurunkan risiko anak tidak sakit TB paru ketika tinggal serumah dengan
penderita dewasa. Metode dengan desain kasus kontrol berdasarkan data rekam
medis di sembilan rumah sakit rujukan TB anak dan puskesmas di Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kondisi hunian khususnya kamar tidur yang
baik dan intensitas paparan TB paru dewasa yang jarang serta di pengaruhi
kondisi variabel lain merupakan faktor yang dapat melindungi anak agar tetap
sehat meskipun kontak dengan penderita TB paru dewasa serumah;

ABSTRACT
TB disease in children is a global health problem that still neglected, moreover
with 7,32% proportion of TB cases at Indonesia (Balitbangkes, 2013). Children
with TB disease is most always impacted from TB infection at environment
population especially from adult TB household contacts. However, children not
always get the disease as bad as TB adult then. The objective of this study was to
find protective factors that can keep healthy children who had adult TB household
contacts. A case-control study conducted at nine referred hospital of TB children
and several health centers based on medical records at Special Region of
Yogyakarta Province. The study found that healthy houses, especially with
healthy bedroom and fewer exposures with adult TB in order influenced by
confounders variables. Those variables were reduced the risk of childhood TB
disease eventhough they exposed with adult TB in their environment;TB disease in children is a global health problem that still neglected, moreover
with 7,32% proportion of TB cases at Indonesia (Balitbangkes, 2013). Children
with TB disease is most always impacted from TB infection at environment
population especially from adult TB household contacts. However, children not
always get the disease as bad as TB adult then. The objective of this study was to
find protective factors that can keep healthy children who had adult TB household
contacts. A case-control study conducted at nine referred hospital of TB children
and several health centers based on medical records at Special Region of
Yogyakarta Province. The study found that healthy houses, especially with
healthy bedroom and fewer exposures with adult TB in order influenced by
confounders variables. Those variables were reduced the risk of childhood TB
disease eventhough they exposed with adult TB in their environment, TB disease in children is a global health problem that still neglected, moreover
with 7,32% proportion of TB cases at Indonesia (Balitbangkes, 2013). Children
with TB disease is most always impacted from TB infection at environment
population especially from adult TB household contacts. However, children not
always get the disease as bad as TB adult then. The objective of this study was to
find protective factors that can keep healthy children who had adult TB household
contacts. A case-control study conducted at nine referred hospital of TB children
and several health centers based on medical records at Special Region of
Yogyakarta Province. The study found that healthy houses, especially with
healthy bedroom and fewer exposures with adult TB in order influenced by
confounders variables. Those variables were reduced the risk of childhood TB
disease eventhough they exposed with adult TB in their environment]"
2015
D2058
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Rahayu
"Tuberculosis merupakan penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia. Karya ilmiah akhir ini menggambarkan asuhan keperawatan keluarga Bapak D dengan masalah Tuberculosis pada anak R. TB pada anak umumnya ditularkan oleh orang dewasa yang terinfeksi TB. Asuhan keperawatan keluarga merupakan pendekatan terbaik untuk memutuskan rantai penularan TB di keluarga. Asuhan keperawatan keluarga menitik beratkan pada pendidikan kesehatan dimana keluarga diberikan pemahaman yang baik tentang TB oleh perawat komunitas. Pendidikan kesehatan yang diberikan pada keluarga Bapak D dilakukan melalui berbagai media dan video tentang TB dan akibat TB yang tidak diobati. Melalui media video ini diharapkan keluarga dapat memahami penyakit TB dengan baik, sehingga keluarga dapat mandiri mengelola masalah kesehatan dan mempertahankan fungsi kesehatan keluarganya.

Tuberculosis is a contagious disease and also a main health problem in Indonesia. This final scientific paper describes nursing care to Mr. D family with tuberculosis problem. His child has Tuberculosis problem. TB infected a child from grown up people with TB. Family nursing care is the best approach to cut the contagious chain in the family. The nursing care focuses on the health education in the family. This family is given a good comprehension of TB by community Nurse. This health education program uses various media and videos about TB and the effect of uncured TB. We hope this family understands well the TB disease so they can manage the health problem and maintain the function of family health.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Danar Lukman Akbar
"Pendahuluan: Spondilitis tuberkulosis menempati 50% tuberkulosis tulang. Penyakit ini menyebabkan nyeri, masalah neurologis dan deformitas kifosis. Visual analogue scale (VAS), Frankel grade, sudut Cobb dan fusi merupakan luaran klinis dan radiologis yang dapat dievaluasi. Loss of correction (LOC) dapat terjadi setelah koreksi deformitas. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi VAS, Frankel grade, sudut Cobb sebelum dan sesudah koreksi deformitas, serta fusi dan LOC yang terjadi.
Metode: Desain studi potong lintang pada 13 anak penderita spondilitis tuberkulosis yang menjalani koreksi deformitas, debridemen, stabilisasi dan fusi selama 2015-2020 di RS Cipto Mangunkusumo. VAS dan Frankel grade diperoleh sebelum operasi dan saat follow-up minimal 12 bulan setelah operasi. Sudut Cobb diperoleh sebelum operasi, sesudah operasi dan saat follow-up minimal 12 bulan setelah operasi. LOC dihitung dari sudut sesudah operasi dengan saat follow-up. Fusi dievaluasi dengan klasifikasi Christensen.
Hasil: Perbaikan VAS signifikan (p=0,001) dari 8 (2-9) menjadi 0 (0-1). Perbaikan Frankel grade signifikan (p=0,026). Perbaikan sudut Cobb signifikan (p=0.046) dari 33,94 (12,43-100,78) menjadi 15,8 (4,0-55,74). Sebelas pasien terjadi fusi. Dua pasien doubtful fusion. Terjadi LOC pada berbagai kelompok usia
Diskusi: Koreksi deformitas menjadikan spine stabil, mengurangi kompresi, perbaikan nyeri, aliran darah, fungsi neurologis, sudut Cobb. Cincin apofisis tulang belakang tidak semua rusak. Apofisis yang intak menambah progresifitas kifosis. Terjadinya LOC di berbagai fase pertumbuhan bersamaan dengan proses fusi.
Kesimpulan: Terjadi perbaikan VAS, Frankel grade dan sudut Cobb setelah koreksi deformitas. LOC muncul pada semua fase pertumbuhan.

Introduction: Tuberculous spondylitis accounts for 50% bone tuberculosis causing pain, neurological problem and kyphotic deformity. Visual analogue scale (VAS), Frankel grade, Cobb’s angle and fusion evaluated as clinical and radiological outcome postoperatively. Loss of correction (LOC) may happen after correction. This study aims to evaluate VAS, Frankel grade, Cobbs’s angle before and after deformity correction, also fusion and LOC.
Methods: Cross-sectional study conducted in 13 children with tuberculous spondylitis underwent deformity correction, debridement, stabilization and fusion during 2015-2020 at Cipto Mangunkusumo Hospital. VAS and Frankel grade taken before and at least 12 months after surgery. Cobb’s angle taken before, after surgery and at latest follow-up. LOC measured from postoperative and latest follow-up x-ray. Fusion evaluated using Christensen classification.
Results: VAS significantly decreased (p=0,001) from 8 (2-9) to 0 (0-1). Frankel grade significantly improved (p=0,026); six (46.2%) subjects showed neurological improvement, the other six already Frankel E and one (7.7%) showed no improvement. Cobb’s angle significantly decreased (p=0,046) from 33,94 (12,43-100,78) to 15,8 (4,0-55,74). Fusion in 11 patients. Doubtful fusion in 2 patients. LOC may happen in all age.
Discussion: Deformity correction produces stable spine, reduces compression, decreases pain, improves blood flow and neurological function. Not all apophyseal ring destructed. Intact part of apophyseal ring increase kyphosis. LOC happen in all growth phase simultaneously with fusion process.
Conclusion: VAS, Frankel grade and Cobb's angle improved after deformity correction. LOC appear at all phase of growth.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>