Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142736 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Susilahati
"Munculnya kemiskinan yang semakin meluas, kerusakan lingkungan, perpecahan antar umat manusia, praktek korupsi, kolusi, nepotisme, keserakahan, kebencian dan semacamnya, dewasa ini disebabkan karena berkembangnya nilai-nilai negatif terutama moral elite masyarakatnya. Dalam rangka menghadapi arus globalisasi dan liberalisasi yang semakin gencar, nilai tersebut tidak dapat dipertahankan. Mengingat bahwa kekuatan moral merupakan hal yang sangat esensial bagi kelangsungan hidup suatu bangsa dan negara, maka nilai-nilai moral mendesak untuk dimunculkan kembali. Oleh karena itu diperlukan upaya pendidikan moral bangsa.
Masa yang paling peka dan penting dalam kehidupan seseorang adalah pada masa kanak-kanaknya, untuk itu kehadiran institusi pendidikan Taman Kanak-kanak sebagai sebuah upaya dalam menanamkan nilai-nilai moral anak prasekolah merupakan satu hal yang sangat tepat. Namun dengan keterbatasan waktu yang dimilikinya, peranan ibu dalam mendukung penanaman nilai-nilai moral yang telah diupayakan taman kanak-kanak menjadi sangat menentukan. Mengingat pula bahwa anak yang berasal dari keluarga ekonomi menengah ke atas lebih mempunyai akses untuk menjadi elite masyarakat, maka penanaman nilai-nilai moral dari keluarga menengah keatas perlu mendapat perhatian tersendiri. Atas dasar ini timbul pertanyaan dari penulis bagaimana dukungan ibu terhadap penanaman nilai-nilai moral anak prasekolah ?
Berdasarkan pertanyaan tersebutpenulis tertarik untuk menelitinya. Permasalahan yang muncul dalam penelitian ini adalah bagaimana dukungan ibu terhadap penanaman nilai-nilai nurani dan nilai-nilai memberi bagi anak prasekolah? Nilai-nilai nurani dimaksud adalah nilai ketakwaan, kejujuran, keberanian, cinta damai, keandalan diri, disiplin dan kesucian. Sedangkan nilai-nilai memberi yang dimaksud adalah nilai kesetiaan, hormat, kasih sayang, kepekaan, ramah dan adil.
Penelitian ini adalah penelitian diskriptif analitis yang bertujuan untuk memberikan gambaran analisis tentang dukungan ibu terhadap penanaman nilai-nilai moral anak prasekolah di Taman Kanak-kanak Islam Al Azhar Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Dipilihnya sekolah ini karena dapat mewakiii populasi ibu-ibu yang berekonomi menengah keatas. Populasi penelitian ini adalah 137 orang ibu yang anaknya sedang duduk di kelas B (usia 5-6 tahun) Taman kanak-kanak Islam Al Azhar Kebayoran baru Tahun pelajaran 1999/2000. Teknik pengumpulan data penelitian ini dilakukan melalui penyebaran angket kepada seluruh populasi, observasi dan stud' dokumentasi. Dan 137 angket yang disebarkan, kembali sebanyak 89 angket.
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa penanaman nilai-nilai moral anak prasekolah yang dilakukan oleh TK. ini belum didukung sepenuhnya oleh ibu. Meskipun 100 % ibu (sangat memahami bahwa tujuan menyekolahkan anak ke TK ini agar anak memahami agama (moral), namun hanya 42 % saja ibu yang harapan utamanya adalah menginginkan anaknya berakhlak mulia dan sholeh. Di samping itu cara-cara ibu guru di sekolah dalam menanam nilai nilai moral melalui contoh tauladan, pembiasaan, kepercayaan kepada anak, memberi pengalaman, respon positif dan lingkungan baik belum sepenuhnya didukung oleh ibu. Hal ini menampakkan bahwa ibu-ibu masih memahami kalau nilai-nilai moral itu cukup diajarkan dan ditanamkan di sekolah saja.
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Pendidikan Dasar, Penyelenggara TK., Ibu-ibu, Institusi Kesejahteraan Sosial, Praktisi Pekerjaan Sosial dan merekomendasikan kepada instansi terkait atau LSM lainnya agar menyeleggarakan sekolah/kursus atau training bagi ibuibu muds tentang mendidik dan menanamkan nilai-nilai moral anak sejak usia dini."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T7978
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rose Mini Agoes Salim, Author
"Empati, hati nurani, dan kontrol diri merupakan tiga sifat yang menjadi landasan inti dari pembentukan moral. Ketiga sifat ini perlu diperkuat agar anak lebih kuat untuk menghadang pengaruh negatif dari lingkungannya. Bila landasan moralnya telah kuat, maka tumbuhlah sifat menghargai dan kebaikan, sebagai bentuk kesopanan dan belas kasih dalam berhubungan dengan orang lain. Terakhir adalah sifat tenggang rasa dan keadilan yang menjadi dasar bagi munculnya sifat integritas dan kebermasyarakatan. Saat ketujuh sifat baik utama tersebut telah dikuasai, pendidikan moralnya telah lengkap. Meski demikian, perkembangan moralnya akan terus berjalan seiring dengan berkembangnya kapasitas kecerdasan moralnya"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
PGB 0619
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
JPK 16(1-2)2010
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Damayanto
"Tingkat partisipasi anak prasekolah pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) masih terbilang rendah, di mana lebih dari 70% anak Indonesia belum berpartisipasi. Padahal, perkembangan psikososial anak pada tahap prasekolah akan menjadi dasar kondisi psikososial seseorang ketika dewasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keikutsertaan anak dalam PAUD dengan perkembangan psikososial anak prasekolah.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Jatirahayu, Bekasi dengan jumalh responden 130 orang anak prasekolah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 66,7% anak yang mengikuti PAUD memiliki perkembangan psikososial yang baik. Hasil uji Chi Square menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara keikutsertaan anak dalam PAUD dan perkembangan psikososial anak prasekolah (p= 0.014, α= 0.05).

Pre-school aged children participation in Early Childhood Education (ECE) is still relatively low in Indonesia, in which more than 70% of them have not yet participated. Whereas, psychosocial development during the preschool aged will be the foundation of their psychosocial condition in adulthood. The aim of this research is to discover the corelationship between the participation of preschool aged children in ECE and their psychosocial development.
The descriptivecorrelative method was used in this research, with the cross sectional approach. This research was conducted in Jatirahayu, Bekasi, with 130 preschool aged children respondents.
The result shows that 66.7% of them who participated in ECE have good psychosocial development. The result of Chi Square shows that there is a significant correlation between the participation of preschool aged children in ECE and their psychosocial development (p= 0.014, α= 0.05).
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S52992
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Annisa Novita Dewi
"Kualitas pendidikan menjadi perhatian utama pemerintah Indonesia. Pendidikan anak usia dini yang berkualitas bagi seluruh masyarakat menjadi salah satu agenda pemerintah dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan. Salah satu kebijakan pemerintah adalah penyaluran DAK Nonfisik BOP PAUD untuk mendukung peningkatan kualitas pendidikan anak usia dini. Indikator kualitas pendidikan anak usia dini dapat diketahui melalui proses akreditasi satuan pendidikan PAUD yang dilaksanakan oleh BAN PAUD dan PNF. Penelitian yang banyak dilakukan di negara lain adalah mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap keluaran kualitas anak yang pernah mendapatkan pendidikan anak usia dini namun belum mempertimbangkan kualitas dari layanan pendidikan yang mereka akses. Dalam penelitian ini akan ditunjukkan pengaruh kebijakan DAK Non Fisik BOP PAUD terhadap akreditasi PAUD untuk mendekati variabel kualitas layanan pendidikan anak usia dini pada 481 kabupaten/kota selama tahun 2018-2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyaluran DAK Nonfisik BOP PAUD memiliki pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan persentase PAUD terakreditasi terutama akreditasi A dan B, serta berpengaruh signifikan dalam menurunkan persentase PAUD yang Tidak Terakreditasi.

The quality of education is the main concern of the Indonesian government. Quality early childhood education for all communities is one of the government's agendas in an effort to improve the quality of education. One of the government policies is the distribution of Non-Physical DAK BOP PAUD to support the improvement of the quality of early childhood education. Early childhood education quality indicators can be identified through the accreditation process for PAUD implemented by BAN PAUD and PNF. Research that is mostly done in other countries is to find out the factors that influence the quality outcome of children who have received early childhood education but have not considered the quality of the education services they access. This research will show the influence of the BOP PAUD Non-Physical DAK policy on PAUD accreditation to approach the variabel quality of early childhood education services in 481 districts / cities during 2018-2019. The results showed that the distribution of Non-Physical DAK BOP PAUD had a significant effect in increasing the percentage of accredited PAUD, especially accredited A and B, and had a significant effect in reducing the percentage of PAUD that were not accredited."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini dilakukan untuk mengimplementasikan pendekatan bahasa holistik (whole language approach) sebagai pengembangan model pembelajaran berbahasa awal anak usia 5-6 tahun di PAUD Non Formal. Sebagaimana lazim diketahui, masyarakat awam umum menyempitkan aspek pembelajaran berbahasa hanya pada salah satu bagian kecil perkembangan bahasa meliputi membaca dan menulis. Di sisi lain, pendekatan whole languange belum banyak diketahui apalagi diterapkan di dalam pembelajaran berbahasa awal anak usia dini di PAUD Non-Formal, padahal apabila diimplementasikan secara benar dan konsisten pendekatan ini mampu menumbuhkan minat literasi (keaksaran) anak secara alamiah dan menyenangkan. Whole languange telah diterapkan dalam pembelajaran berbahasa anak usia dini di negara-negara maju yang memiliki minat literasi tinggi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan (action research) dengan memberikan tindakan pada setiap siklus mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di PAUD Non Formal Mawar Tangerang Selatan pada bulan Januari sampai Juli 2014. Subjek penelitian ini terdiri dari 10 orang anak usia 5-6 tahun yang dipilih berdasar hasil observasi pra siklus. Hasil observasi diolah melalui tekhnik analisis data dengan statistik deskriptif, yaitu mencari persentase dan nilai rata-rata peningkatan kemampuan berbahasa awal yang diperoleh melalui observasi, interview, dan diskusi, serta kajian dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi pendekatan whole language yang meliputi immertion, demonstration, expectation, responsibility, employment, approximation, and feedback dapat meningkatkan kemampuan membaca awal anak usia dini. Berdasarkan observasi pada pra siklus pada awalnya persentase kemampuan membaca permulaan anak masih sebesar 30,25%. pada siklus I setelah dilakukan tindakan sebanyak 7 kali pertemuan diperoleh peningkatan persentase menjadi sebesar 85,50%. Berdasarkan data tersebut menunjukkan peningkatan persentase kemampuan membaca dari hasil observasi pra siklus sebesar 55,25%. Implikasi dari penelitian ini diharapkan pendekatan whole languange dapat dijadikan sebagai pengembangan model pembelajaran berbahasa awal anak usia dini 5-6 tahun di PAUD Non Formal, karena sifatnya yang alamiah dan menyenangkan serta seusia dengan tahapan perkembangan anak."
JPUT 15:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Shaliha
"Pada rentang usia 4-5 tahun, anak-anak berada pada tahapan pembaca pemula. Umumnya, anak-anak mulai diperkenalkan dengan dengan beragam kegiatan membaca, salah satunya kegiatan membaca buku di kelas. Pendekatan membacakan buku cerita oleh guru akan membantu mereka meningkatkan keterampilan kognitifnya dalam memahami cerita yang dibacakan sebelum memasuki tahapan pembaca mandiri. Meningkatkan keterampilan pemahaman cerita pada anak dapat mendukung mereka untuk menjadi pembaca yang baik sekaligus menumbuhkan minat terhadap buku. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara pendekatan shared book reading (SBR) dan pemahaman anak terhadap cerita.  Penelitian ini menggunakan within subject desain dengan melakukan kontrol kondisi untuk membandingkan skor pemahaman anak terhadap cerita pada pre-test dan post-test atau pada masing-masing kondid yang diberikan. Kondisi pertama yaitu kondisi saat anak dibacakan cerita tanpa pendekatan shared book reading atau dengan pendekatan yang digunakan sehari-hari dan kondisi kedua saat anak dibacakan cerita menggunakan pendekatan shared book reading. Partisipan dalam penelitian ini adalah 4 orang guru dan 21 orang anak dengan rentang usia 4-5 tahun di Satuan PAUD Sejenis (SPS). Uji sign test dilakukan untuk menganalisa data kualitatif yag diperoleh mengenai pemahaman anak terhadap cerita pada. Terkait pendekatan SBR, penelitian ini juga memberikan pelatihan pada guru serta melakukan pengukuran terhadap keterampilan guru pada saat sebelum dan sesudah pemberian pelatihan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahwa terdapat peningkatan skor pemahaman anak terhadap cerita saat guru membacakan cerita dengan pendekatan shared book reading dengan nilai probabilitas < .05, yaitu .01. Hasil tersebut berbanding lurus dengan peningkatan skor keterampilan yang diperoleh guru setelah diberikan pelatihan pendekatan shared book reading yang ditampilkan di dalam grafik.

At age of 4-5 years old, children are at the stage of beginner readers. Generally, children are introduced to various reading activities, one of them is reading books in the classroom. Certain reading approach used by the teacher will help them improve their cognitive skills in understanding the stories that has been read, before entering the independent reader stage. Improving story comprehension skills in children can support them to become good readers while fostering their interest in books. This study aims to investigate the relationship between shared book reading (SBR) approach and children's story comprehension. This study used within group design by controlling condition to compare children's story comprehension score at pre-test and post-test or in each condition given. The first condition in this study was when children read stories without a shared book reading approach or with a daily approach and second condition is when children read stories using a shared book reading approach. Participants in this study were 4 teachers and 21 children aged 4-5 years old from an early childhood education unit or Satuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) which is categorized as Satuan PAUD Sejenis (SPS). A sign test was employed to analyze the quantitative data gained about children's story comprehension. Regarding the SBR approach, this study also provides training for teachers as well as measuring teacher's skills before and after training. The findings of this study indicated that there was an increase in children's story comprehension when teacher read the story with shared book reading approach by showing probability value of <.05, which is .01. These results were directly proportional to the increase in skills scores obtained by teachers after training in the shared book reading approach shown in the graph. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T51754
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Anak usia dini membutuhkan media yang tepat ketika akan mengungkapkan keinginan serta perasaannya saat mereka belum memiliki kemampuan berkomunikasi verbal yang baik. Gambar atau karya visual dapat dimanfaatkan sebagai media yang menceritakan perasaan anak ketika mereka tidak 'berbicara'. Pada tahapan usia yang lebih matang, gambar atau karya visual yang dibuat oleh anak-anak dapat dijadikan sebagai media ekspresi serta untuk mengukur wawasan yang dimiliki oleh mereka. Karena itu, gambar dapat dijadikan sebagai media yang membantu mengembangkan keterampilan berbahasa pada anak. Agar dapat menghasilkan karya visual yang kaya dengan cerita asli khas anak-anak, banyak langkah yang perlu dilakukan untuk memberi stimulus. Menciptakan karya visual adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan berbagai komponen kecerdasan pada anak usia dini. Selain untuk mengembangkan kecerdasan visual-spasial pada anak, menciptakan karya visual dapat dilakukan sebagai salah satu cara pengembangan kreativitas berbahasa. Menggunakan karya visual membuat anak-anak lebih terbantu dalam bercerita mengenai suatu hal. Menggambarkan hal yang dialami oleh anak kemudian menceritakannya adalah merupakan salah satu jalan bagi mereka mengekspresikan perasaannya terhadap sesuatu. Dengan demikian, melalui pengembangan karya visual, guru dapat meningkatkan kemampuan anak dalam berkomunikasi serta peningkatan kemampuan berpikirnya. "
JPUT 15:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Susi Fitriah
"ABSTRAK
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan Program Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini sejak tahun 2007 hingga tahun 2013 dengan dukungan dana pinjaman dari Bank Dunia dan dana hibah dari Pemerintah Belanda. Tujuan utama program ini untuk menciptakan akses (opportunity) bagi anak usia dini di pedesaan untuk memperoleh pendidikan. Penelitian dilakukan di lembaga PAUD yang berada di Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka. Studi ini bertujuan untuk menganalisa bagaimana prospek keberlanjutan lembaga pendidikan anak usia dini yang telah dibangun setelah dana dari Bank Dunia berakhir. Analisa dilakukan dengan menyelidiki pendapat pengelola lembaga PAUD, tokoh masyarakat, orang tua anak didik dan Pemerintah Kabupaten Majalengka sebagai pihak-pihak yang berkaitan dengan lembaga PAUD, mengenai prospek keberlanjutan lembaga PAUD, serta dengan menghitung biaya operasional lembaga per bulan yang dibandingkan dengan kesediaan orang tua untuk memberikan sumbangan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif melalui penyebaran kuesioner, wawancara, observasi langsung dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lembaga PAUD tidak berlanjut jika tidak ada partisipasi aktif dari masyarakat, pengelola lembaga PAUD serta Pemerintah Kabupaten Majalengka.

ABSTRACT
Ministry of Education and Culture has an Early Child Education and Development Program since 2007 until 2013 which funded by loan from The World Bank and grant from Netherland Government. The main purpose of this program is to create opportunity for early child in rural area to get an education. Research conducted in Early Child Education Institutions in Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka. Purpose of this study is to analyze sustainability prospect of Early Child Education Institutions after The World Bank’s fund ended. Analysis conducted by explore opinion of institution agencies, society, parents, Government of Kabupaten Majalengka and related parties of the institutions about sustainability prospect of institution, and calculate operational cost per month compared with willingness of parents to pay. Research using an descriptive qualitative approach through spread of questioner, indepth interview, direct observation and literature study. Result of research shows that institutions would not sustain if there is no active participation from society, institution agencies and Government of Kabupaten Majalengka."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T32975
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>