Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 200265 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sari Mulyati
"Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa perbedaan produktivitas waktu asuhan keperawatan perawat PNS dengan TKK dan hubungannya dengan sistem penempatan tenaga keperawatan di RSUD Serang. Masalah ini timbul dilatar belakangi dengan banyaknya tenaga kontrak dibandingkan tenaga PNS (2 : 1) dan pengkajian awal yang menunjukan produktivitas belum optimal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran produktivitas waktu asuhan keperawatan perawat pelaksana PNS dengan TKK dan hubungannya dengan sistem penempatan tenaga keperawatan di RSUD Serang. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif komparatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel diambil dengan cara Simple random sampling, jumlah sampel 76 orang (38 orang perawat PNS dan 38 orang perawat TKK).
Data yang diperoleh adalah data primer yang dikumpulkan dengan cara work sampling dan kuesioner. Hipotesa ditetapkan untuk melihat perbedaan produktivitas waktu asuhan keperawatan perawat pelaksana PNS dengan TKK dan hubungannya dengan sistem penempatan tenaga keperawatan.
Hasil uji statistik bivariat dengan uji beda dua mean/uji t menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna (signifikan) produktivitas waktu asuhan keperawatan perawat pelaksana PNS dengan TKK (nilai p = 0,782), tidak ada hubungan yang bermakna antara produktivitas waktu asuhan keperawatan perawat pelaksana PNS dengan TKK terhadap sistem penempatan tenaga keperawatan dan tidak ada hubungan yang bermakna antara karakteristik PNS dan TKK terhadap produktivitas waktu asuhan keperawatan (nilai p = > 0,05). Produktivitas waktu asuhan keperawatan perawat PNS dan TKK adalah 47,84%.
Berdasarkan hasil penelitian disarankan untuk meningkatkan produktivitas antara lain : Pelatihan supervisi untuk Kepala Ruangan/Ka. Ru, mensosialisasikan uraian tugas, memberikan penghargaan dan sangsi, kegiatan non keperawatan tidak dilakukan oleh tenaga keperawatan dan memberikan kesempatan yang sama untuk perawat PNS dan TKK melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, sehingga diharapkan penelitian ini dapat dilanjutkan oleh peneliti lain dengan cara meneliti waktu yang diperlukan untuk setiap jenis kegiatan dengan menggunakan desain yang lebih baik validitasnya dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas kerja (Time Motion Study).

Abstract
Comparative Analyses on Productivity between Government Official Nurses (PNS) and Locally Hired Nurses (TKK) and Its Relationship with Nurses Placement System at RSUD SerangThe purpose of study was to analyze the difference of productivity between government official nurses (PNS) and locally hired nurses (TKK) and its relationship with nurses placement system at RSUD Serang. The background of the problem was the number of locally hired nurses exceed the government official (2 : 1) which led to many other work related problems.
The design of the study was descriptive comparative and utilized a cross sectional approach, the sample is collected through a simple random sampling with seventy six (76) respondents (consistent of 38 government official nurses (PNS) and 38 locally hired nurses (TKK)) participated in the study. Data were collected by a work sampling method and a questionnaire on placement system were distributed. The hypotheses was determined to assess the difference of productivity between government official nurses and locally hired nurses in providing nursing care, and its relationship with the nurses placement system.
The findings of bivariate test using t-test, demonstrated that there was no significantly difference on productivity between government official nurses and locally hired nurses (p=0,0782); no significant relationship between productivity government official nurses and locally hired nurses productivity with the nurses placement system, and no significant relationship between demographic characteristic of government official nurses and locally hired nurses with productivity (p=>0,05). The productivity of government official nurses and locally hired nurses was 47,84 %.
Based on the findings recommendations were made, include, training supervision and consistent supervision from top manager in every shift, to socialize the job description, to initiate reward and punishment system. In addition non nursing assignment is not recommended to be conducted by nurses and yet, provide an equal opportunity to pursue further education to government official nurses and locally hired nurses.
In relation to the study's limitation it is recommended to have future study, to explore the required time for each task using different design, and exploring factors related to work quality (lime Motion Study)."
2002
T4746
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Indiyah Supriyanti
"Kinerja adalah hasil yang dicapai oleh seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan (Asaad,2000). Di Institusi pelayanan kesehatan yang telah menerapkan metode keperawatan primer, peran perawat primer menjadi sangat penting untuk keterlaksanaan pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas. Dengan demikian gambaran kinerja perawat primer penting untuk diketahui. Menurut Gibson(1996), kinerja individu dipengaruhi oleh variabel individu, variabel psikologik dan variabel organisasi.
Dalam penelitian ini ingin diketahui, bagaimana hubungan antara karakteristik individu dan organisasi dengan kinerja perawat primer di unit interna-bedah P.K. Sint Carolus.
Penelitian ini merupakan penelitian dengan disain deskriptif korelasional yang dilakukan secara cross sectional untuk menganalisis hubungan antara karakteristik individu dan organisasi dengan kinerja perawat primer di Pelayanan Kesehatan Sint Carolus. Sebagai populasi dari penelitian ini adalah 177 perawat primer yang berada pada berbagai jenjang fungsional dan yang memiliki latar belakang pendidikan D3 Keperawatan dan S1 Keperawatan. Sedangkan penentuan sampel berdasarkan proportionate stratified random sampling dan besar sampel dihitung berdasarkan estimasi proporsi. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 130 perawat primer. Pengumpulan data primer dilakukan melalui kuesioner yang berbentuk rating scale (1-5).Untuk menentukan validitas dan reliabilitas instrumen telah dilakukan uji coba instrumen terhadap 30 perawat di rumah sakit Sumber Waras Jakarta.
Pengolahan dan analisis data dikerjakan menggunakan bantuan komputer berupa analisis univariat, bivariat dan multivariat. Analisis univariat dilakukan melalui distribusi frekuensi untuk mengetahui gambaran tentang variabel dependen dan independen. Analisis bivariat untuk mengidentifikasi hubungan antara variabel dari karakteristik individu dengan kinerja perawat primer dilakukan dengan uji t, uji ANOVA dan uji Mann Whitney. Sedangkan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik organisasi dengan kinerja perawat primer dilakukan uji korelasi Pearson Product Moment dan uji regresi linier sederhana. Selanjutnya dilakukan analisis multivariat untuk menentukan variabel independen yang berpengaruh terhadap ;variasi kinerja dengan menggunakan uji regresi linier ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja perawat primer berada dalam katagori baik dengan tingkat pencapaian 83.2 %. Berdasarkan analisis uji korelasi variabel-variabel karakteristik individu dengan kinerja tidak ada satupun variabel yang berhubungan secara bermakna dengan kinerja perawat primer pada a M 0.05. Sedangkan pada variabel-variabel karakteristik organisasi, secara keseluruhan berhubungan signifikan dengan kinerja perawat primer pada a = 0.05. Pada uji regresi linier ganda diperoleh hasil bahwa 58.5% variasi kinerja dipengaruhi secara positif maupun negatif oleh tujuh variabel dari karakteristik organisasi. Variabel yang mempunyai pengaruh positif paling besar adalah variabel hubungan interpersonal dengan koefisien Beta 0.316.
Sebagai kesimpulan penelitian ini adalah bahwa tingkat kinerja perawat primer di P.K.Sint Carolus tidak dipengaruhi oleh karakteristik individunya tetapi dipengaruhi secara bermakna oleh 7 (tujuh) variabel karakterisitik organisasi khususnya yang dominan adalah variabel hubungan interpersonal. Dengan demikian masih ada faktor lain sebanyak 41.5% yang turut mempengaruhi kinerja perawat primer antara lain oleh faktor psikologik. Upaya memelihara dan meningkatkan aspek hubungan interpersonal dan memperhatikan aspek karakteristik organisasi lain yang ditemukan berpengaruh pada unit kerja pelayanan keperawatan akan berdampak tingkat kinerja perawat menjadi lebih baik.
Daftar Pustaka 55 (1981-2000 ).

"Analysis of Relationship between Individual and Organizational Characteristics and Performance of Primary Nurses in the Medical Surgical Unit in Sint Carolus Hospital Jakarta"
Individual performance is a result obtained by someone based on measures which are prevailed to ones job (Asaad, 2000). In the hospital institution where primary nursing method have been applied, the roles of primary nurses become so important in administering quality of nursing care. For this reason performance of primary nurses is necessary to be measured periodically. According to Gibson (1996), the individual performance is influenced by individual characteristics, psychological and organizational variables. This research is brought about to examine relationship between individual and organizational characteristics and performance of primary nurses in the medical-surgical unit in Sint Carolus Hospital.
This research was a correlational descriptive study with cross-sectional design which was carried out to analyze the relationship between individual and organizational characteristics and performance of primary nurses in Sint Carolus Hospital. The population for this research were 177 primary nurses from various functional level who were graduated from D-III of Nursing and S-1 of Nursing. While the samples were determined based on proportionate stratified random sampling technique, the quantity of samples count was based on proportional estimation. Quantity of samples within this research were 130 primary nurses. Collection of primary data was accomplished by having rating scale (1-5) questionnaire instrument. To detennine validity and reliability of instrument, on-site tests were carried out among 30 nurses in Sumber Waras Hospital Jakarta.
Data processing and analysis were worked out with the support of computerized programmes for univariat, bivariat, and multivariat analysis. Univariat analysis was carried out through frequency ( similar to respondent) distribution to identify illustration with regards to the dependent and independent variables. Bivariat analysis to identify the relationship between the variables of individual characteristics and performance of primary nurses was carried out by t-test, ANOVA-test, and Mann Whilney-test. Whereas to identify the relationship between the organizational characteristics and the performance of primary nurses then a Pearson
Product Moment correlation-test and simple Tinier regression analysis was carried out. Then multivariat analysis was done to determine dependent variables which were influencing performance variants by using multiple linear regression analysis.
The result of this research showed that performance of primary nurses could be categorized as fairly good with the achievement level 83.2 %. Based on analysis of correlation tests on variables of individual characteristics and performance, no meaningful variable that was the experience of primary nurses correlated with the performance of primary nurses at a = 0.05. While from the variables of organizational characteristics, in a whole correlated significantly with the performance of primary nurses at a = 0.05. From the multiple linear regression analysis there was a result obtained that 58.5% of performance variance were related either positively or negatively to seven variables of organizational related. The variable that had most positive influence was the variable of interpersonal relationship with the coefficient of Beta 0.316.
This research concluded that performance level of primary nurses in Sint Carolus Health Service Institution was not influenced by its individual characteristics but was related meaningfully to seven variables of organizational characteristics especially the most dominant variable was interpersonal relationship. As such, there were many other factors around 41.5% that were influencing also to the performance of primary nurses for instance the psychological factor. The efforts to maintain and to improve the aspect of interpersonal relationship and to take care of another organizational characteristic aspects which were found to be much influencing in the working unit of nursing services will somehow turn out in better ,zmpact to the performance of nurses.
Bibliography, 55 (1981 -2000)
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
T 8238
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutagaol, Rutmauli Br
"Dokumentasi asuhan keperawatan merupakan bukti pertanggung jawaban dan pertanggung gugatan terhadap intervensi keperawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan gaya kepemimpinan kepala ruangan dengan kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan diruang rawat inap.
Penelitian ini menggunakan disain kuantitatif dengan pendekatan potong lintang pada 102 perawat pelaksana dan 102 dokumentasi asuhan keperawatan yang dipilih dengan sampling purposive kemudian dilakukan random. Pengumpulan data dengan menyebarkan kuesioner gaya kepemimpinan dan observasi dokumentasi asuhan keperawatan.
Hasil riset menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara gaya kepemimpinan dengan kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan (p=0,834), akan tetapi secara deskripsi kepala ruangan dengan otoriter hasil dokumentasi asuhan keperawatannya baik 80%, hal ini lebih baik dari gaya demokratik yang hanya 62,5%.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan khususnya penerapan gaya kepemimpinan terhadap kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan.

Documentation of nursing care is a testament to accountability to nursing interventions. Generally the quality of nursing care documentation in Indonesian hospitals have not yet reached optimal quality. This study aimed to identify the relationship of leadership style of head nurses with completeness of nursing care documentation.
The methodology used in this study is categorical analytic with cross sectional approach in 102 nurses and 102 documentation of nursing care. Data was collected through questionnaires spread the leadership style of the head nurses and observation of nursing care documentation.
The research showed that there was no significant relationship between leadership style with quality nursing care (p=0.834) but the description of leadership style with the results of authoritarian leadership style good dokumentation nursing care 80%, it is better than democratic style only 62.5%.
Results of this study are expected to be more increased of leadership skills in particular the application of leadership styles to completeness of nursing care documentation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S53315
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Euis Sumarni
"Kepala ruangan sebagai penanggung jawab ruang rawat inap mempunyai peranan yang sangat menentukan di dalam menciptakan pelayanan keperawatan yang profesional, dengan mengarahkan, menggerakkan, memberi kemudahan dan memberi teladan yang baik bagi perawat pelaksana agar mempunyai motivasi yang tinggi untuk bekerja secara produktif.
RSUD Kabupaten Tasikmalaya merupakan rumah sakit umum kelas B yang mempunyai tenaga perawat mayoritas lulusan SPK (66,22%), sehingga memerlukan kepala ruangan yang mempunyai kemampuan, baik asuhan keperawatan maupun manajemen keperawatan, agar perawat pelaksana dapat melaksanakan tugasnya secara produktif. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian dengan tujuan diketahuinya hubungan antara efektivitas kepemimpinan kepala ruangan dan motivasi kerja dengan produktivitas kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Tasikmalaya.
Metode dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi dan pendekatan cross sectional. Jumlah responden sebagai unit analisis adalah 142 orang. Analisis terdiri dari: Analisis univariat untuk deskripsi setiap variabel; analisis bivariat menggunakan uji Chi Square untuk mencari hubungan antar variabel, dan regresi linier sederhana untuk mencari hubungan sub variabel independen dengan variabel dependen; analisis multi variat menggunakan regresi linier ganda untuk melihat sub variabel independen yang paling berhubungan dengan variabel dependen.
Hasil penelitian menggambarkan adanya hubungan yang bermakna baik antara efektivitas kepemimpinan dengan produktivitas kerja maupun antara motivasi kerja dengan produktivitas kerja. Dari enam komponen efektivitas kepemimpinan masing-masing komponen mempunyai hubungan yang bermakna dengan produktivitas kerja, dan komponen yang paling berhubungan yaitu komunikasi. Begitu juga dan tiga komponen motivasi kerja masing-masing komponen berhubungan secara bermakna dengan produktivitas kerja dan yang paling berhubungan adalah kebutuhan akan otonomi dan kebutuhan akan afiliasi.
Berdasarkan hasil penelitian ini, ada beberapa saran yang dapat disampaikan yaitu bahwa para pengelola di RSUD Tasikmalaya, terutama kepala bidang keperawatan perlu berupaya untuk meningkatkan kepemimpinan kepala ruangan melalui pendidikan berkelanjutan dan pelatihan manajemen keperawatan serta menyusun standar asuhan keperawatan di setiap unit. Bagi kepala ruangan diharapkan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan menetapkan tujuan dalam mengarahkan kegiatan asuhan keperawatan. Untuk meningkatkan motivasi kerja perawat pelaksana diupayakan agar tercipta lingkungan yang kondusif, kerjasama yang kohesif, peningkatan kemandirian serta suasana kompetitif yang sehat diantara semua tenaga perawat.

The Correlation between Both Affectivity of Nurse Manager Leadership and Work Motivation with Productivity of Executing Nurses at Inpatient Unit of Regional Public Hospital Tasikmalaya Nurse Manager as in charge at inpatient unit has not determining role in creating professional care service, directing, activating, facilitating and giving good example to executing nurses in order that they have high motivation to work productively.
Regional public hospital (RSUD) Tasikmalaya, B-classed hospital, has most of them graduated form nursing school (66,22 %), and they need nursing manager who has capability either nursing care or care management, so that the executing nurses could run their duty productively. Base of those cases above, the purpose of this research was to think correlation between both of unit manager's leadership and work motivation with productivity of executing nurses at inpatient unit in regional public hospital Tasikmalaya.
The method of this research was quantitative with descriptive correlation and cross sectional approach. The number of the respondent was 142 people. Analysis were consist: univariate analysis was run to describe each variable; bivariate analysis used chi square test to look for some relations among variables and the simple liner regression was utilized to search relation of independent sub variable and dependent variable; the multivariate analysis used double liner-regression to seek independent sub variable and the most related with the dependent variable.
The results indicated that there was significant relation either between affectivity of leadership with work productivity, or between work motivations with work productivity. Of the six components of leadership affectivity, each has relation with work productivity, and the most related were communication. And of the three work motivation components, each was significant connected with work productivity, and the most related were need of power and need affiliation. Based on the research, the research conductor deliver some advise: The management of the regional public hospital Tasikmalaya especially the head of care unit division should improve leadership of unit manager through continuing education and nursing management training as well as compose standard of nursing care at every unit. And the unit manager should improve his/her communication competence and decided the aim in directing the nursing care activities. To enhance work motivation, cohesive cooperation, independence improvement, the executing nurses should create conducive environment as well as healthy competitive situation among them.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
T7093
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amril
"Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak diamati secara langsung, oleh pihak luar. Asuhan keperawatan adalah proses atau rangkaian kegiatan praktik keperawatan yang diberikan secara Iangsung kepada klien/pasien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah keperawatan, bersifat humanistik pada kebutuhan objektif klien untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Asuhan keperawatan dilaksanakan berdasarkan proses perawatan, dengan tahapan yang terdiri atas pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan tindakan keperawatan, evaluasi dan pendokumenfasian keperawatan. Perilaku perawat dalam melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan bila tidak dilaksanakan sesuai standar prosedur akan menimbulkan keluhan bagi pasien, yang berakibat tidak puasnya klien yang dilayani.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku perawat dalam melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan di instalasi rawat inap RSUD Pariaman tahun 2004. Desain yang digunakan adalah cross sectional. Populasi penelitian adalah semua perawat pelaksana yang bertugas di instalasi rawat inap yaitu ruangan kebidanan, bedah, IKA, penyakit dalam, Neurologi, paviliun Gandofnah, pavilitm Nan Tongga RSUD Pariaman. Sampel penelitian, semua populasi dijadikan sampel (total sampling) yang berjumlah 70 orang responden. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner, dan checklist. Pengolahan data dilakukan secara univariat, bivariat dan multivariat dengan bantuan komputer.
Hasil penelitian ditemukan perilaku perawat dalam melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan yang baik sebesar 62,9%. Hasil analisis bivariat, yang menunjukkan ada hubungan yang signifikan dengan perilaku perawat dalam melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan adalah pengetahuan, beban kerja, SOP keperawatan. Hasil analisis multivariate regresi logistik, variabel pengetahuan merupakan variabel yang secara statistik paling sigifikan berhubungan dengan perilaku perawat dalam melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan di instalasi rawat inap RSUD Pariaman tahun 2004, dengan Odds Ratio 4,96 (95% CI: 1,55-15,86), artinya perawat yang pengetahuannya baik mempunyai peluang untuk berperilaku baik dalam melaksanakan pendokumentasian asuhan kepemwatan sebesar 4,96 kali dibanding perawat yang mempunyai pengetahuan kurang setelah dikontrol variabel beban kerja.
Unluk merubah perilaku perawat dalam melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan di instalasi rawat inap RSUD Pariaman ke arah yang Iebih baik sesuai standar, disarankan agar pihak rnanajemen rumah sakit melakukan peningkatan pengetahuan melalui pendidikan tenaga keperawatan dari SPK, PPB ke jenjang yang lebih tinggi minimal D Ill Keperawatan, dan melaksanakun pelatihan on the job training, maupun pelatihan formal di bidang pelayanan keperawatan yang dihaksanakan oleh institusi terkait, dan disediakan dana untuk pendidjkan dan pelatihan tersebut. Agar beban kerja tenaga keperawatan dibuatkan standar operasional prosedurnya (SOP), diatur sedemikian rupa sehingga semua perawat mendapatkan pembagian tugas yang merata dan seimbang, peraturan tentang standar operasional prosedur keperawatan dilakukan kaji ulang untuk perbaikan dan revisi sesuai kondisi rumah sakit.
Agar perawat meningkatkan perilakunya dalam melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan, mulai dari pengkajian keperawatan, penegakkan diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan keperawatan, dan terutama evaluasi keperawatan dan pendokumentasian asuhan keperawatan, supaya pelanggan merasa lebih puas dan nyaman setelah mendapat pelayanan keperawatan di rumah sakit umum daerah Pariaman."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13196
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Nuryani
"Dokumentasi merupakan catatan yang tercetak, tertulis dan legal yang berisi asuhan keperawatan kepada pasien, dokumentasi yang lengkap dan akurat dapat meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit. Kenyataan di lapangan sering tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, hal ini dapat dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap yang dimiliki perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap perawat dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Mawar, Melati dan Jantung di Rumah Sakit H. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi, dengan pendekatan cross sectional dan menggunakan tehnik simple random sampling dengan jumlah 87 responden. Hasil uji analisis mengatakan terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan perawat dengan pendokumentasian asuhan keperawatan (p=0,044) sedangkan sikap perawat tidak terdapat hubungan yang bermakna (p=1,0) hal ini menunjukkan semakin tinggi pengetahuan dan sikap seorang perawat maka semakin meningkat juga kinerjanya dalam pendokumentasian asuhan keperawatan.

Documentation is printed records, and legal writing contains nursing care to patients, complete and accurate documentation can improve the quality of hospital services. Reality on the ground often do not correspond to what is expected, it can be influenced by the knowledge and the attitudes of nurses. This study aims to determine the relationship between knowledge and attitudes of nurses with complete documentation of nursing care in inpatient wards Rose, Jasmine and Heart Hospital H. This study used a descriptive correlation design, the crosssectional approach and using simple random sampling technique with a number of 87 respondents. Analysis of test results say there is a significant relationship between knowledge of nurses with documentation of nursing care (p = 0.044) whereas there were no nurses attitudes significant correlation (p = 1.0) this shows the higher knowledge and attitude of the nurse also increasing performance the documentation of nursing care.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S54304
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wida Kuswida Bhakti
"Keterampilan perawat dalam menjalin hubungan terapeutik perawat klien merupakan kompetensi perawat profesional. Fenomena yang ada di RSU Samsudin, SH Sukabumi berdasarkan hasil pengkajian Kornite Keperawatan terhadap kepuasan kiien didapatkan bahwa 75% klien (n-IOO) menyatakan perawat hanya datang jika dipanggil atau memberikan tindakan. Rumusan masalah penelitiannya adalah belum diketahuinya hubungan karakteristik perawat dan metoda penugasan asuhan keperawatan dengan pelaksanaan fase-fase hubungan terapeutik perawat klien. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan fcarakteristik perawat dan metoda penugasan asuhan keperawatan dengan pelaksanaan fase-fase hubungan terapeutik perawat klien di RSU Samsudin, SH Sukabumi.
Responden penelitian ini adalah 78 perawat pelaksana dari 10 ruang perawatan penyakit dalam dan bedah serta ruang perawatan anak. Metoda yang digunakan dalam penelitian adalah Cross Sectional. Instrumen penelitian berbentuk fcuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti yang mengacu pada pedoman pelaksanaan hubungan terapeutik perawat klien yang disusun oleh Bagian Keperawatan Jiwa FIKUI. Hasil uji coba instrumen didapatkan nilai reliabilitas pada aipha=0?9738 dan validitas r >0,364.
Hasil analisis univariat didapatkan tingkat pendidikan responden 52,6% lulusan SPK/SPR, selebihnya lulusan Dill Keperawatan. Jenis Kelamin responden yang terbanyak adalah perempuan (80,8%). Responden yang pernah mengikuti pelatihan hubungan terapeutik perawat klien sebesar 14,1%. Pemahaman perawat tentang nilai-nilai yang berhubungan dengan pelaksanaan fase-fase hubungan terapeutik perawat klien rata-rata baik (mean=3,8). Perawat yang bertugas di ruang perawatan yang menggunakan metoda penugasan asuhan keperawatan fungsional sebesar 51,3% dan selebihnya bertugas di ruangan dengan metoda penugasan tim primer, Perawat yang telah melaksanakan fase-fase hubungan terapeutik perawat klien dengan baik sebanyak 19,2%.
Hasil anafisis didapatkan ada perbedaan skor rata-rata pelaksanaan fase-fase hubungan terapeutik perawat klien yang signifikan pada variabel tingkat pendidikan, jenis kelamin dan pelatihan. Skor rata-rata perawat lulusan Dili lebih tinggi dari lulusan SPK. Untuk jenis kefamin, skor rata-rata perawat perempuan lebih tinggi dari perawat laki-laki. Adapun berdasarkan pelatihan, perawat yang pernah mengikuti pelatihan skor rata-ratanya lebih tinggi dari yang belum mengikuti pelatihan. Hasil analisis multivariat regresi linier ganda didapatkan pefatihan dan jenis kelamin berhubungan secara signifikan dengan pelaksanaan fase-fase hubungan terapeutik perawat klien. Kesimpulan variabel pelatihan mempunyai hubungan yang paling kuat dengan pelaksanaan fase-fase hubungan terapeutik perawat klien.
Disarankan bag! manajer dalam pelayanan keperawatan untuk mengintensifkan pelatihan bagi seluruh perawat dan peningkatan pendidikan bagi perawat lulusan SPK/SPR. Untuk perawat laki-laki pefatihan ditindaklanjuti dengan bimbingan dan pengarahan yang optimal."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T1076
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Basmala Gatot
"Kepuasan kerja yang dirasakan perawat diharapkan akan memberikan dampak terhadap kualitas kinerja mereka. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan Karakteristik Perawat, Isi Pekerjaan dan Lingkungan Pekerjaan terhadap kepuasan kerja perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Gunung Jati Cirebon. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, dilakukan pada bulan Januari 2004 dengan melibatkan 216 perawat. Data yang telah dikumpulkan dianalisis secara Univariat, Bivariat dan Multivariat.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat kepuasan kerja perawat berkisar antara 30% - 62,9% dan ketidakpuasan kerja perawat berkaitan dengan faktor Kebijakan dan Imbalan. Faktor dominan dari Isi Pekerjaan yang menyebabkan kepuasan kerja perawat yaitu faktor Penghargaan dan Otonomi, sedangkan faktor dominan dari Lingkungan Pekerjaan berkaitan dengan faktor Hubungan dengan Rekan, Hubungan dengan Atasan Langsung dan Kondisi Tempat Kerja. Karakteristik Perawat yang mempunyai hubungan bermakna (p<0,01) dengan kepuasan kerja adalah Status Perkawinan. Faktor yang paling berpengaruh dari Karakteristik Perawat, Isi Pekerjaan dan Lingkungan Pekerjaan terhadap kepuasan kerja perawat adalah faktor Kesempatan Pengembangan Karier dengan p = 0,282 (sig 0,000) dan Hubungan dengan Atasan Langsung dengan p = 0,254 (sig 0,000).

The Relationships of Nurse's Characteristics, Job Content and Job Context to Levels of Work Satisfaction in the Inpatient Care of Gunung Jati Cirebon General Hospital. The nurses work satisfaction is an important factor to achieve high quality of services. This study aimed at finding out the relationships between Nurse's Characteristics, Job Content, and Job Context with the levels of work satisfaction in the Inpatient facilities of RSUD Gunung Jati Cirebon. This is a descriptive quantitative research with cross sectional approach. The data were analyzed using Univariate, Bivariate, and Multivariate analyses. This study was conducted involving 216 nurses who worked in the Inpatient Facilities.
The results showed that the levels of work satisfaction ranged between 30%-62.9%. Salary and Policy were dissatisfaction factors of the nurses. Corcerning Job Content, Awards, Appointment and Otonomy were dominant satisfaction factors, and concerning Job Context were Relationship with Colleague, Relationship with Supervisor and Work Place Condition. Marietal Status had a significant relationship with work satisfaction (p<0.01). There were significant relationships between Nurse's Characteristic, Job Content, Job Context with Work Satisfaction, i.e.: Career Development with p = 0.282 (sig 0.000) and Relationship between Nurse and Supervisor with p = 0.254 (sig 0.000)."
Rumah Sakit Muhammadiyah ; Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2005
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Moch. Bahrudin
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T24827
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muaeni
"Peningkatan konflik antar perawat pelaksana dan kecenderungan penurunan kualitas mutu pelayanan perawatan di rumah sakit. Kondisi ini dimungkinkan karena pengelolaan konflik yang terjadi di ruang rawat inap kurang dilaksanakan dengan baik oleh kepala ruang sehingga berdampak pada penurunan produktivitas waktu kerja perawat pelaksana.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi kemampuan manajemen konflik kepala ruang dan karakteristik perawat pelaksana terhadap produktivitas waktu kerja perawat. Penelitian dilakukan di RSUD Gunung Jati Kota Cirebon pada bulan Juli 2003. Desain penelitian deskriptif korelasi dengan metode pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 114 dari 160 responden perawat pelaksana di rawat inap. Pengumpulan data menggunakan 2 jenis instrumen yang telah diuji coba, terdiri dari kuesioner karakteristik individu perawat dan kemampuan manajemen konflik kepala ruang yang dipersepsikan perawat pelaksana.
Log harian untuk produktivitas waktu kerja perawat. Uji korelasi yang digunakan adalah uji korelasi pearson product moment, sedangkan teknik pengambilan data menggunakan metode random sampling. Hasil penelitian mendapatkan adanya korelasi positif antara kemampuan manajemen konflik kepala ruang yang dipersepsikan oleh perawat pelaksana dengan produktivitas waktu kerja (r = 0,251, p = 0,021) dan usia dengan produktivitas waktu kerja (r = 0,1995, p = 0,039). Tingkat pendidikan mempunyai hubungan yang bermakna dengan produktivitas waktu kerja (p = 0,001), serta ruang perawatan mempunyai hubungan yang bermakna dengan produktivitas waktu kerja (p = 0,000). Penelitian ini juga mendapatkan model produktivitas waktu kerja yang merupakan fungsi dari variabel kemampuan manajemen konflik kepala ruang (β = 0,162), umur (β = 0,315), tingkat pendidikan (β = 5,089), status pernikahan (β = 0,315) dan konstanta (6,626).
Dampak dari temuan ini adalah produktivitas waktu kerja dapat ditingkatkan dengan meningkatkan kemampuan kepala ruangan dalam manajemen bangsal khususnya manajemen konflik serta melaksanakan penyegaran atau peningkatan pendidikan kepada perawat pelaksana yang semakin bertambah usia agar selalu sesuai dengan perkembangan IPTEK.

Relationships between Ability of Conflict Management of Ward Manager Preceived by Nurses and Characteristic of Nurses and Productivity of Working Hour in Gunung Jati Hospital, CirebonThe increasing of conflict among nurses influences the decrease of service quality in hospital. This condition could be happened because conflict happened in patient unit is not managed effectively by ward managers, therefore it influences to the decrease of nurses performance of work.
The research's goal to identify the ability of ward manager in managing conflict and relationship with productivity of work hour of nurses. This research is done in Gunung Jati Hospital, Cirebon, July 2003. Research design use correlation descriptive by using cross sectional as a method. 114 respondents were chosen as samples from 160 nurses in patient unit. Collecting data is done by using questionnaire with random sampling method and daily log method. Correlation test use Pearson Product Moment Research result revealed that there is positive correlation between ability of conflict management perceived by nurses and work hour productivity (r=0,251, p =0,021). Variable of individual characteristic that has a significant relationships with hour productivity age (r=0,1995, p=0,039), level of education(p= 0,001) and ward unit (p=0,0001). This research has a regression model from work hour productivity which is function of conflict management ability of ward manager (β=0, 315) and constanta(6,626).
The impact of this finding is productivity of work hour could be increased by increasing the ability in implementing refreshing program or education of nurses in order to up date their knowledge and technology.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
T11035
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>