Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164566 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yusuf Ali Marsaoly
"Semakin meningkatnya populasi lanjut usia akhir-akhir ini memerlukan penanganan yang lebih serius baik oleh pemerintah, masyarakat, maupun organisasi-organisasi sosial. Melalui kebijakan pemerintah bagi para lansia yang tidak mempunyai keluarga maupun yang mempunyai keluarga tetapi kurang memperoleh perhatian maka para lansia tersebut di santuni melalui sistem panti.
Penelitian ini berangkat dari permasalahan dalam pelayanan sosial untuk memenuhi kebutuhan lansia, dimana Pekerja Sosial mempunyai kedudukan dan peranan yang sangat penting dan strategis dalam rangka memenuhi kebutuhan para lanjut usia. Dikatakan penting dan strategis karena merekalah yang berhadapan langsung dengan klien yang dilayani sehingga permasalahan yang di alami klien dengan segera mereka mengetahuinya.
Selain daripada itu, dalam melaksanakan peranannya, para Pekerja Sosial di Panti Sosial Tresna Werdha "Budi Mulia" diperhadapkan pada berbagai kendala seperti tidak tersedianya tenaga profesional di panti seperti dokter, psikolog, ahli, gizi, sehingga tugas yang seharusnya ditangani oleh para profesional tersebut di ambil alih Pekerja Sosial. Selain permasalahan khusus yang dihadapi Pekerja Sosial adalah tidak seimbangnya rasio antara jumlah Pekerja Sosial dengan lansia yang dilayani, sehingga dipertanyakan apakah para Pekerja Sosial dapat melaksanakan peranannya secara optimal dengan kondisi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peranan yang dilakukan Pekerja Sosial dalam kegiatan pelayanan sosial untuk memenuhi kebutuhan lansia, dan mengetahui hambatan yang ditemui oleh Pekerja Sosial dalam melaksanakan peranan- peranan tersebut.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif, dimana pengumpulan datanya melalui studi kepustakaan, pengamatan, dan wawancara berstruktur dan tidak berstruktur, yang ditujukan kepada 21 orang informan, terdiri dari 12 orang informan Pekerja Sosial dan 9 orang infroman lansia.
Peneliti menggunakan kerangka Zastrow, yaitu bahwa ada 12 peranan yang dilakukan Pekerja Sosial dalam membantu individu, kelompok, keluarga, organisasi-organisasi serta masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah. Selain itu menggunakan kerangka Lowy, serta Compton dan Galaway guna melihat peran Pekerja Sosial.
Temuan penting dari penelitian ini menunjukkan bahwa para Pekerja Sosial di PSTW "Budi Muiia" meskipun dengan keterbatasan pendidikan profesional pekerjaan sosial telah berusaha melaksanakan peranannya. Peranan yang telah mereka laksanakan dalam memenuhi kebutuhan lansia adalah antara lain selaku koordinator: yakni mengkoordinir kegiatan dan masalah yang ada; penghubung: yakni menghubungkan klien dengan sistem sumber; perantara: yakni menengahi konflik yang terjadi antara klien, fasilitator kelompok: yaitu membantu kelompok dalam pemecahan masalah yang dihadap, dan instruktur : yakni membimbing/melatih para lansia untuk pengembangan sikap mental dan keterampilan para lansia.
Dari hasil penelitian juga ditemukan bahwa hambatan-hambatan yang ditemui oleh Pekerja Sosial terdiri dari beberapa hal antara lain: kondisi lansia, kondisi lembaga antara lain: tidak tersedianya tenaga dokter/perawat, psikolog, ahli gizi, dan profesionalitas atau tingkat pendidikan dan pelatihan Pekerja Sosial, belum tersedianya tempat pelatihan keterampilan yang memadai, serta dana untuk operasional kegiatan yang masih minim.
Kesimpulan penelitian ini bahwa Pekerja Sosial belum maksimal melaksanakan peranannya, karena terbentur pada beberapa faktor hambatan, baik tingkat pendidikan profesi, faktor klien, maupun kondisi lembaga itu sendiri. Saran yang dapat diajukan adalah: Perlunya peningkatan profesionalisme para Pekerja Sosial, perlunya kerjasama antar sesama Pekerja Sosial dalam melaksanakan tugas dan perananya, perlunya membangun jaringan kerjasama dengan organisasi sosial atau lembaga lain yang menangani atau mendukung pelayanan terhadap lansia seperti psikolog, dokter, ahli gizi dan lain-lain, serta perlunya hubungan dengan keluarga lansia perlu dilakukan secara efektif oleh para Pekerja Sosial guna membantu pemecahan masalah yang dihadapi lansia."
2001
T4431
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roes Lirizky Lufti
"Latar Belakang: Dalam aktivitas sehari-hari, lansia seringkali membutuhkan perhatian dan bantuan dari caregiver, termasuk dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut untuk mencegah kerusakan gigi dan penyakit mulut yang dapat menurunkan kualitas hidupnya. Peran caregiver dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut lansia, ditentukan oleh pengetahuan dan praktik kesehatan gigi dan mulut caregiver tersebut, yang dapat dinilai melalui penggunaan instrumen seperti kuesioner. Tujuan: Menguji validitas dan reliabilitas dari instrumen tentang pengetahuan dan praktik kesehatan gigi dan mulut dari caregiverbagi lansia di Panti Tresna Werdha. Metode: Penelitian ini merupakan studi potong lintang yang menguji validitasi dan reliabilitas instrument kuesioner dari Gomes, dkk, yang menjalani proses adaptasi lintas budaya ke bahasa Indonesia. Responden merupakan caregiver yang melakukan perawatan sehari-hari pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 03 Jakarta Selatan. Hasil Penelitian: Hasil dari face validity, menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak menemukan kesulitan dalam mengerjakan kuesioner. Hasil uji Intraclass Correlation Coefficient (ICC) kuesioner Pengetahuan dan Praktik Caregiver Lansia adalah 0,834 yang menunjukkan instrumen memiliki reliabilitas baik dengan nilai 95% Confidence Interval di rentang 0,667-0,917. Kesimpulan: Kuesioner untuk menilai pengetahuan dan praktik kesehatan gigi dan mulut caregiver bagi lansia, dari Gomez dkk, yang telah menjalani proses adaptasi lintas budaya ke versi bahasa Indonesia, valid dan reliabel untuk dapat  digunakan pada penelitian selanjutnya.

Background: Elderly often require attention and assistance in their daily activities from caregivers, including maintaining oral hygiene to prevent tooth decay and oral diseases that can affect their quality of life. The role of caregivers in maintaining the oral hygiene of the elderly is determined by their knowledge and practices related to dental and oral health, which can be assessed using instruments such as questionnaires. Objective: The aim of this study was to test the validity and reliability of an instrument assessing the knowledge and practices of dental and oral health among caregivers for the elderly at Panti Tresna Werdha. Method: This research was a cross-sectional study that tested the validity and reliability of a questionnaire instrument developed by Gomes et al., which underwent cross-cultural adaptation to the Indonesian language. The respondents were caregivers providing daily care for the elderly at Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 03 in South Jakarta. Results: The results of face validity indicated that most respondents did not encounter difficulties in completing the questionnaire. The Intraclass Correlation Coefficient (ICC) test for the Knowledge and Practices of Elderly Caregivers Questionnaire yielded a value of 0.834, indicating good reliability with a 95% Confidence Interval ranging from 0.667 to 0.917. Conclusion: The questionnaire assessing the knowledge and practices of dental and oral health among caregivers for the elderly by Gomes et al., that has been adapted cross-culturally to the Indonesian language is valid and reliable. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Sabri
"Kemajuan Ilmu dan Teknologi berdampak pada peningkatan usia harapan hidup manusia diseluruh dunia, terutama negara berkembang termasuk Indonesia yang memiliki usia harapan hidup 66,7 tahun untuk perempuan dan 62 tahun untuk laki-laki tahun 1990. Pada tahun 2020 di Indonesia diperkirakan terjadi peningkatan usia harapan hidup mencapai 71,7 tahun (Dep. Kes. R.I. 2000). Akibatnya Indonesia diperkirakan menduduki urutan ke-4 di dunia sebagai negara yang memiliki struktur demografi berpenduduk tua (Dep. Kes. & Kes. Sos. R.I. 2001). Dampak yang akan timbul di Indoensia adalah tingginya ketergantungan usia lanjut pada orang lain sehingga usia lanjut menjadi beban negara. Peningkatan jumlah usia lanjut, akan bertambah juga angka kesakitan di Indonesia baik biopsiko-sosial dan spiritual. Salah satu peningkatan terjadi pada kesehatan mental usia lanjut (psikososial). Beberapa penelitian mengatakan bahwa gangguan kesehatan psikososial usia lanjut disebabkan oleh faktor usia, jenis kelamin, pendidikan, status kesehatan fisik, pekerjaan (Sirait & Riyadina (1999). Kecamatan Cakung yang memiliki jumlah usia lanjut terbanyak di DKI Jakarta, berisiko terjadi peningkatan gangguan kesehatan psikososial usia lanjut. Perlu adanya upaya untuk mencegah terjadinya peningkatan gangguan mental (psikososial) usia lanjut, dengan keterlibatan perawat komunitas (perawat gerontik). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara karakteristik usia lanjut, dukungan sosial dan keaktifan usia lanjut dalam kelompok dengan kesehatan psikososial.
Desain yang digunakan deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional, dengan jumlah sampel total populasi (152 responden), seluruh responden berusia diatas 60 tahun yang ikut dalam kelompok di RW. Penelitian dilaksanakan tanggal 24 Juli sampai dengan 1 September 2002. Hasil penelitian 62,5 % usia lanjut anggota kelompok di Kecamatan Cakung mempunyai psikososial sehat dengan rincian, berusia > 70 tahun (75%), 60-64 tahun (68,6 %), status perkawinan janda (72,5%), dan berlatar belakang pendidikan rendah (66%), serta tidak memiliki latar belakang pekerjaan (63,3%) tetapi mandiri dalam mobilisasi fisik (63,7%). Usia lanjut yang sehat psikososialnya mendapat dukungan optimal dari keluarga (73,%), teman (71,1%), dan dari masyarakat (65,6%). Usia lanjut yang mempunyai psikososial yang sehat adalah yang aktif dalam kegiatan keagamaan (67.5%) dan kegiatan olah raga (72.3%). Dari hasil uji chi square, dari 13 variabel hanya 6 variabel yang berhubungan dengan kesehatan psikososial (usia, status perkawinan, dukungan keluarga, dukungan teman, keaktifan dalam kegiatan keagamaan, keaktifan dalam kegiatan olah raga). Hasil analisa multivariat (regresi logistik), hanya ada 4 dari 13 variabel independen yang paling berkontribusi dengan kesehatan psikososial usia lanjut yaitu status perkawinan, dukungan keluarga, dukungan dari teman dan keaktifan usia lanjut dalam kegiatan olah raga. Dapat disimpulkan bahwa status perkawinan (janda), latar belakang pendidikan, dukungan keluarga, dukungan teman, keaktifan usia lanjut dalam kegiatan olah raga dan keagamaan berhubungan dengan status kesehatan psikososial usia lanjut yang perlu kita perhatikan dan optimaikan. Saran yang dapat disampaikan adalah karena kesehatan psikososial usia lanjut dalam kelompok sudah baik, maka perlu adanya peningkatan kesehatan psikososial yang lebih baik dengan penyusunan program kegiatan yang lebih terarah. Khususnya program untuk meningkatkan dukungan keluarga, dan teman karena keluarga dan teman adalah faktor yang sangat dekat dan mampu mempengaruhi usia lanjut dalam menjalani kehidupannya. Selain itu perlunya pengaktifan kegiatan rekreasi dan pemeriksaan kesehatan, dan promosi kesehatan untuk meningkatkan keaktifan usia lanjut dalam kegiatan olah raga dan keagamaan. Kegiatan promosi ini bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan usai lanjut dan memberdayakan usia lanjut untuk membawa usia lanjut yang lain aktif dalam kelompok.

Analysis of Relationship between the Elderly Characteristic, Social Support and its Activity in Group with Psychosocial Health in Cakung Sub District, East Jakarta, 2002The development of science and technology effects on increasing the people life expectancy all over the world, especially in the developing countries including Indonesia which has life expectancy of 66,7 year for woman and 62 year for man on 1990. On the year 2020, in Indonesia there is an expectation of raising the life expectancy toward 71,7 year (Health Department of Republic of Indonesia 2000). Hence, Indonesia is expected as the 14th country in the word as the country, which has old citizen demography structure. (Health Department and Social Welfare Department of Republic of Indonesia, 2001). The impacts, which will emerge in Indonesia, are the great dependency of elderly to other people so that the elderly became the country's burden. The elevation amount of the elderly, will also increasing the morbidity level in Indonesia both bio-psychosocially and spiritual. One of the elevations happens on the elderly mental health (psychosocial). Some studies said that psychosocial health disorder on elderly caused by many factor that is age, gender, education, physical health status and occupation (Sirait & Riyadina, 1999). Cakung sub district, which has the largest amount of the elderly in DKI Jakarta, having risk of elevation of mental disorder (psychosocial) of the elderly, with the involvement of community nurse (geriatric nurse). The aim of this study is to identify the relationship between the elderly characteristic, social support and the elderly activity in-group with psychosocial health.
The design which is used was analytic descriptive with Cross Sectional approach, with the amount of population total sample (152 respondent), all respondent have the age over 60 years which participate in group in RW. Study was done on 24 July until 1 September 2002. The result of study are 62,5 % elderly as group member in Cakung sub district have healthy psychosocial with details, age ? 70 years (75%), 60-64 years (68,6%), marital status: widow (72,5%), and low education background (66%), and no occupation background (63,3%) but autonomous on physical mobility (63,7%). The elderly who's psychosocially healthy got optimal support from their family (73%), their friends (71,1%), and from the people (65,6%) and sport activity (72,3%). Chi square test results that from 13 variable only 6 variables which has relationship with psychosocial health (age, marital status, family support, friend support, activity in ritual task, activity in sport). Multivariate analytic result (logistic regression), only 4 from 13 independent variable that has most contributing with the elderly psychosocial health that is marital status, family support, friend's support and the elderly activity on sport. It can be concluded that marital status (widow), education background family's support, friend's support, the elderly activity on sport and ritual have relationship whit the elderly psychosocial health, which has to be concerned and optimal by us. The suggestion that could be given are because the elderly psychosocial health in group has already good enough, so that it's important to elevate the better psychosocial health with arranging the more directed program. Especially the program which promote family's and friend's support because family and friend are the very close factor and able to effect the elderly in continuing their life. Beside that, it is needed to activate recreation activity and health examination, and health promotion to increase the elderly activity on sport and ritual activity. These promotion activities intend to increase the elderly health status and promoting the elderly to take the other elderly to be active in group.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T7127
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Auliana Shani Ahsha
"Masalah defisit perawatan diri: makan merupakan salah satu masalah yang ditemukan pada lansia di area perkotaan. Masalah dipengaruhi oleh demensia yang dapat ditemukan di Panti Werdha sebagai salah satu fasilitas pelayanan lansia. Metode yang digunakan dalam karya tulis ini adalah asuhan keperawatan dengan intervensi unggulan aktivitas Montesssori. Aktivitas terdiri dari lima langkah yaitu kordinasi mata-tangan, menyendok, menuang, meremas, dan mencocokan. Studi kasus dilakukan pada tiga lansia dengan melakukan aktivitas Montesssori yang dilakukan sebanyak 24 sesi selama 5 minggu. Hasil evaluasi menunjukkan adanya perubahan yang positif pada ketiga komponen evaluasi antara sebelum dan setelah intervensi dilakukan yaitu penurunan Edinburgh Feeding Evaluation in Dementia sekitar 5-10 poin serta perubahan tingkat kebutuhan nenek E pada kategori suportif-edukatif, peningkatan berat badan yang berkisar dari 2-4 kg, peningkatan jumlah makanan yang dikonsumsi sekitar 40-75 . Hal tersebut menunjukkan bahwa aktivitas Montesssori terbukti efektif, aplikatif, dan efisien dalam mengatasi masalah defisit perawatan diri: makan pada lansia. Studi menyarankan agar panti werdha untuk menerapkan aktivitas Montessori melalui kebijakan maupun fasilitas pendukung berupa ruang makan bersama. Pendidikan keperawatan juga dapat mengembangkan aktivitas Montessori sebagai bahan pembelajaran dalam asuhan keperawatan gerontik.

The problem of feeding self-care deficit is one of the problems found in the urban elderly. The problem is related to dementia that can be found at panti werdha as one of the care facilities for the elderly. Methods that used in this study is nursing care with prior intervention Montesssori activity. Montesssori activity consists of five steps that are eye-hand coordination, scooping, pouring, squeezing, and matching. Case study was conducted in three elderly by doing Montesssori activity for 24 sessions in 5 weeks. The results presents positive change on three components evaluation which is conducted before and after intervention. There are Edinburgh Feeding Evaluation in Dementia score reduction of 5-10 points, weight gain obtained from 2-4 kg, the amount of food developed about 40-75. This study indicates that Montesssori activity proved to be effective, applicable, and efficient in dealing with feeding self-care deficit at the elderly. This study suggest panti werdha to apply Montessori activity through policy and supporting facilities such as dining room. Nursing education also can develop Montesssori activity as learning materials in gerontological nursing practice."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ety Rupitawati
Jakarta: Departmen of Social. Body of Research and the Development of Social Welfare, 1994
618.976 ETY p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Azka Farhana
"Lansia termasuk kedalam kelompok rentan dan bergantung pada kelompok usia produktif. Peran pemerintah dalam melindungi dan meningkatkan kesejahteraan lansia salah satunya melalui pelayanan pada Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) atau panti werdha. Caregiver memiliki peran dalam memberikan pelayanan secara langsung pada lansia. Pentingnya perilaku caring caregiver dapat meningkatkan aspek fisik, mental, sosial, dan spiritual lansia. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran perilaku caring caregiver di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Jakarta dan hubungan antara karakteristik caregiver dengan perilaku caring caregiver. Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif observasional dengan pendekatan cross-sectional. Analisa data menggunakan uji Mann-Whitney dan uji Spearman (CI 95%). Responden caregiver terdiri dari 35 orang yang dipilih dengan teknik total sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen Caring Behavior Inventory (CBI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku caring caregiver memiliki hasil yang baik (85,5%). Tidak terdapat hubungan antara karakteristik caregiver seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, lama bekerja, dan pelatihan terkait perilaku caring caregiver dengan penerapan perilaku caring caregiver (p>0,05). Tingginya perilaku caring caregiver dapat terus ditingkatkan dan dipertahankan oleh panti werdha serta penelitian selanjutnya dapat meneliti lebih lanjut mengenai faktor lain yang memengaruhi perilaku caring caregiver.

Elderly belongs to vulnerable groups and depend on the productive age group. The roles of the government in protecting and improving the welfare of the elderly is through services at the elderly social institution. The caregiver has roles in providing services directly to the elderly. The importance of the caregiver caring behavior can improve services and various aspects of the elderly. The purpose of this study was to determine the description of caregiver caring behavior in elderly social institution Jakarta and the relationship between caregiver characteristics with caregiver caring behavior. The design of this research is descriptive observational with a cross-sectional approach. Data were analyzed with the Mann-Whitney Test and Spearman Test (CI 95%). 35 caregiver respondents who served in elderly social institution Jakarta were selected by the total sampling technique. Data collected with a caring behavior inventory (CBI) questionnaire. The results showed that caring behavior in caregiver had good results (85.46%). There is no relationship between caregiver caring behavior with caregiver characteristics specifically age, gender, educational program level, length of work, and training regarding caring caregiver behavior (p > 0.05). The high behavior of caring applied by the caregivers can be continuously improved and maintained by the elderly social institution and further research can further investigate other factors that influence caregiver caring behavior.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Haveleia
"Kerusakan integritas kulit terutama pada ekstremitas bawah kaki merupakan salah satu masalah yang paling sering terjadi pada lansia. Beberapa masalah kulit yang terjadi pada lansia dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berupa perubahan struktur kulit akibat penuaan dan faktor eksternal disebabkan perubahan gaya hidup seperti diet, radikal bebas, paparan sinar UV, dan kebiasaan lain seperti kurang hidrasi dan ketidakmampuan melakukan perawatan diri. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk menjelaskan asuhan keperawatan kerusakan integritas kulit Xerosis dan Pruritus pada lansia melalui perawatan kaki.
Berdasarkan intervensi yang telah dilakukan, hasil menunjukkan tekstur kulit lembut, halus, kelembaban kulit meningkat, tekstur kulit tidak kering, tidak ada lesi pada kulit, dan frekuensi gatal berkurang dari gatal berat ke gatal ringan selama 6 minggu perawatan yang dievaluasi menggunakan kuesioner ItchyQuant. Hasil dari penulisan ini dapat menjadi masukan oleh pihak Panti Sosial Tresna Werdha untuk memfasilitasi penerapan intervensi perawatan kaki pada lansia, dan petugas kesehatan dalam melakukan perawatan kaki setiap hari pada lansia yang mengalami kerusakan integritas kulit.

Impaired skin integrity, especially in the lower extremities legs is one of the most problems in the older adults. Some skin problems that occur in the older adults are influenced by several factors, from internal factors and external factors. Internal factors include changes in skin structure due to aging and external factors include lifestyle changes such as diet, free radicals, UV exposure, and other habits such as lack of hydration and inability to perform self-care. This scientific paper aims to explain the nursing care of impaired skin integrity Xerosis and Pruritus in the older adults through foot care.
Based on the intervention that already done, the results showed skin texture become soft and smooth, increased skin moisture, decreased dry skin texture, there is not skin lesion, and reduced itching frequency from heavy itching to mild itching for 6 weeks of care that evaluated using the ItchyQuant questionnaire. The results of this paper can be input for Panti Sosial Tresna Werdha to facilitate the intervention of foot care in the older adults, and health workers to do daily foot care in older adults who suffered impaired skin integrity.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nelam
Yogyakarta: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial, 1998
362.6 NEL p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Christina Nurhayani
"Para ibu pedagang maknnan di kantin sekolah merupakan kelompok pedagang yang mempunyai kebudayaan tersendiri. Keunikan pedagang ini adalah jenis makanan yang dijual, waktu menjual, latar belakang menjadi pedagang dan tempal penjualannya sesuai dengan kondisi sekoiah dan aluran-aturan yang telah ditetapkan. Waktu menjual mengikuli irama kegiatan seko|ah. Oleh karena itu perputaran waktu yang dijalani menjadi baku karena proses pengadaan, pengolahan dan penyelesaiannya. Pergeseran waktu yang meskipun hanya beberapa saat akan merubah seluruh kegiatan hari itu.
Latar belakang menjadi pedagang berhubungan dengan krisis moneter, PIIK, dan keterbalasan iatar belakang pendidikan formal. Unluk memperoleh keuntungan lebih dari biasanya pedagang makanan di kantin sekolah harus menambah jumlah dan jenis makanan yang akan dijual. Itu berarti waktu yang dibutuhkan untuk pengadaan, pengolahan dan penyelesaian semakin banyak meskipun hasil yang diperoleh tetap lidak sesuai dengan tenaga, dana dan pemikiran yang dikeluarkan. Waktu unlink istirahatpun baik fisik maupun psikis relalif sedikil. Di sisi lain, peran dan status pedagang sebagai istri dan ibu letap harus menjadi perhatiannya. Hal ini menjadi iantangan bagi para ibu pedagang makanan di kantin sekolah.
Tantangan itu dapat menimbulkan stres yang bisa diatasi dengan dukungan yang diberikan oleh lingkungan sosial. Dukungan itu diperoleh dari keluarga, yayasan, gereju, teman sesama pedagang, sekolah, dan distribuor bahan baku. Bentuk dukungan ilu dapat berupa emosional, penghargaan, instrumental dan infonnatif Masalahnya apakah dukungan sosial tersebut mudah diperoleh? Penelitian ini dilakukan untuk mencari jawaban masalah tersebut.
Metode yang digunakan adalah wawancara mendalam, pengamatan terlibat dan studi dokumentasi. Teknik analisis penelitian dilakukan dengan cara tringulasi sumber informasi, iringulasi metode dan teori.
Hasil penelitian menunjukan bahwa lingkungan sosial mempunyai peranan bagi para pedagang di kantin sekolah dalam menghadapi tantangan pekerjaan. Dukungan dari Iingkungan sosial menuntut adanya pemenuhan kewajiban yang harus dipenuhi. Para pedagang diwajibkan unluk mematuhi aturan masyarakat, gereja, yayasan, sekolah dan keluarga, Para pedagang di kantin sekolah diharapkan juga unluk berperan sesuai dengan statusnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T5051
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>