Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 106723 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Didi Mulyadi
"Program Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan (JPS-BK), merupakan upaya pemerintah dibidang kesehatan untuk mengatasi dampak krisis ekonomi terhadap kesehatan keluarga miskin.
Masalah yang diteliti, adalah mendapatkan gambaran mengapa TKK JPS-BK Kabupaten Pandeglang belum melaksanakan semua kegiaan TKK JPS-BK secara optimal dibandingkan dengan petunjuk yang ada, dengan ruang lingkup penelitian studi kasus tentang Pengelolaan TKK JPS-BK dengan pendekatan sistem.
Penelitian dilakukan secara kualitatif, dengan menggunakan data primer dan data skunder. Data primer didapat dari hasil wawancara dengan 7 orang dari TKPP JPS dan TKK JPS-BK, 4 orang Kepala Puskesmas, dan 24 orang Bidan di Desa. Data skunder diperoleh dari telaah dokumen kegiatan JPS-BK Analisa data dilakukan secara manual, dengan menggunakan analisis isi, dengan cara membandingkan hasil penelitian dengan teori pada tinjauan pustaka. Sehingga diperoleh gambaran tentang pengelolaan TKK JPS-BK di Kabupaten Pandeglang.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, TKK JPS-BK di Kabupaten Pandeglang belum melaksanakan kegiatan secara optimal, antara lain : tidak disosialisasikannya SK ketingkat pelaksana, ketidakjelasan tujuan pengelolaan TKK JPS-BK bagi pelaksana program, tidak ada bagan struktur TKK JPS-BK, kurangnya pembinaan tenaga, ketidaksesuaian kebutuhan sarana, ketidaksesuaian alokasi dana, ketidakjelasan pemberian wewenang, tidak ada rincian kerja, tidak ada rencana kerja secara rinci, pengawasan dan evaluasi tidak dilakukan kelapangan, notulen rapat tidak dibuat secara khusus, dan tidak dibentuk UPM di tingkat Kecamatan dan Desa.
Untuk itu disarankan agar TKK JPS-BK Pandeglang melakukan sosialisasi SK, membuat bagan struktur, pembinaan tenaga lebih aktif, membuat rincian kerja, melaksanakan pengawasan dan evaluasi kelapangan, dan membuat notulen khusus. Selain itu harus pula dibentuk UPM di tingkat Kecamatan dan Desa.

Manajerial the TKK of SSN in Health Program in Kabupaten Pandeglang, In the Year 1999-2000A study was conducted within the context of SSN program-the Social Security Network in Health (SSN in Health) program, which is an effort in the health area made by the government to surmount the effect of the economical crisis against the health of poor families. This study was conducted to find some managerial backgrounds why the Kabupaten Coordination Team (TKK) of the SSN in Health Program had not optimally implemented all the TKK of the SSN in Health as compared to the theory.
This is a case study research conducted in Kabupaten Pandeglang used both primary and secondary data. The primary data was obtained from interviews with 7 persons in charge in SSN program, and in SSN in Health Program 4 heads Puskesmas, and 24 Village Midwives. The secondary data used were all necessary documents of the SSN in Health activities.
Data analysis is conducted using content analysis, and by comparing the research results with the theories in the references. The analysis was focused on managerial aspect of the TKK of the SSN in health at Kabupaten Pandeglang.
The research results indicated that the Pandeglang TKK of the SSN in health had not performed their activities optimally, for examples by not socializing the official decree down to the implementers, lack of clarity of managerial structure for the TKK of the SSN in health, lack of guidance, inadequacy of the facilities of the requirements, erroneous fund allocation, unclear authority, no specific work plan, no field supervision and evaluation, no specific minutes of the meeting, and no unit to resolve the community complaints at the Kecamatan of Villages.
So, it is suggested that the Pandeglang TKK of the SSN in health should begin to socialize the decree, to clear the function and responsibility of the local organizational structure, to be more active in giving guidance, to create a work plan, to conduct field supervision and evaluation, and to record all minutes of meeting. A Complaint resolution unit should also be established at the Kecamatan and Villages."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T 4425
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silitonga, Jenni Hetti
"Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran pemanfaatan pelayanan kesehatan dasar puskesmas oleh keluarga miskin sasaran Program JPS-BK, faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan puskesmas, dan proporsi keluarga miskin menurut kriteria BKKBN di Kecamatan Pulau Pinang.
Rancangan penelitian ini adalah cross sectional untuk melihat hubungan pendidikan, pengetahuan, sikap, persepsi sakit, kualitas pelayanan, sikap petugas, jarak, sarana transportasi, biaya transport, dan peran tim desa dengan pemanfaatan puskesmas. Sebagai responden adalah keluarga miskin sasaran Program JPS-BK di Kecamatan Pulau Pinang, berjumlah 150 orang yang dipilih secara acak sederhana.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pengetahuan, persepsi sakit, sikap petugas, jarak, biaya transport, dan peran tim desa berhubungan dengan pemanfaatan puskesmas. Sementara faktor pendidikan, sikap, kualitas pelayanan, dan sarana transportasi tidak berhubungan dengan pemanfaatan puskesmas.
Dari keenam faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan puskesmas, ternyata peran tim desa dan persepsi sakit yang paling erat hubungannya dengan pemanfaatan puskesmas dengan OR masing-masing adalah 37,7233 (CI: 6,6872-212,8022) dan 18,4792 (CI: 3,8929-87,7181) Proporsi keluarga miskin sesuai dengan kriteria BKKBN yang menjadi sasaran Program JPS-BK adalah 78,7%, sedangkan sisanya sebanyak 21,3% bukan sasaran Program JPS-BK.
Agar pemanfaatan puskesmas lebih baik lagi pada masa yang akan datang, maka perlu dilakukan sosialisasi kepada sasaran dengan melibatkan peran tim desa, meningkatkan pelayanan puskesmas melalui perbaikan perilaku petugas, dan pembinaan intensif dari Dinas Kesehatan Kabupaten dan sektor terkait.

Utilization of Health Care in Public Health Center by The Poor as the Target of Social Protection Sector Development Program (SPSDP) in Pulau Pinang Sub District, District of Lahat, the Year 2000This research aimed to describe the utilization of basic health service of public health center (PHC) by the poor as the target of Social Protection Sector Development Program (SPSDP) in Pulau Pinang Sub District as well as to look for the factors which related to utilization of PHC, and proportion of the poor family by BKKBN's criteria.
The design of this research was a cross sectional approach. Analysis was conducted to see the association between education, knowledge, attitude, perception about illness, quality of service, provider behavior, distance, means of transportation, transportation costs, role of village team, with utilization of PHC. The respondents were poor families as the target of SPSDP in Pulau Pinang Sub District, selected by using a simple random sampling technique. Total sample were 150 poor families.
The study revealed that knowledge, perception about illness, provider behavior, distance, transportation costs, and the role of village team were related to utilization of PHC. However education, attitude, quality of service and means of transportation factors were did not associate to utilization. The role of village team and perception about illness were the major factors that related with the utilization of PHC, with the odds ratio were 37,7233 (CI: 8,1395 - 936,2452) and 18,4792 (CI: 4,1593 - 157,4266).
This research recommends that in order to increase the utilization of PHC for the next time through socialization about SPSDP. The planners should socialize the program involving the village team, increase the quality of service with improve provider behavior and monitor intensively from District Health Department and cross-sector.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T7739
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafik
"Kemarau panjang yang terjadi pada tahun 1997 berdampak pada kekeringan yang berkepanjangan dan turut berkonstribusi timbulnya krisis ekonomi, moneter dan krisis pangan. Dampak ini sangat dirasakan oleh kelompok masyarakat ekonomi menengah ke bawah terutama keluarga miskin. Untuk mencegah terjadinya peningkatan angka penderita gizi kurang pada balita keluarga miskin, maka pemerintah melaksanakan bantuan khusus pelayanan kesehatan dan gizi melalui Program Jaring Pengamanan Sosial Bidang Kesehatan (JPS-BK). Salah satu bentuk bantuan tersebut adalah Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) kepada Baduta (umur 6-23 bulan) dari keluarga miskin.
Program PMT -P Baduta ini telah berjalan sejak tahun 1998, namun sampai saat ini belum diketahui sampai dimana keberhasilan program tersebut. Penelitian bertujuan untuk menganalisis sejauhmana keberhasilan program PMT-P baduta keluarga miskin dihubungkan dengan faktor-faktor yang berperan dalam pelaksanaannya di Kecamatan Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan.
Disain penelitian ini adalah cross sectional. Sampel terdiri dan 111 baduta keluarga miskin dan 45 kader yang terlibat langsung dalam pelaksanaan PMT-P. Pengolahan data menggunakan analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan PMT-P di Kecamatan Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan belum berhasil, bila dilihat dari indikator kenaikan berat badan baduta baru mencapai 47,7 % pencapaian cakupan baru 26,7 %. Ada hubungan bermakna antara prosedur pemberian dan tempat pemberian dengan kenaikan berat badan baduta (p<0,05), demikian juga terhadap pencapaian cakupan ada hubungan bermakna dengan variabel pencapaian sasaran, pendataan sasaran dan pendanaan.
Dana PMT-P dari pusat masih kurang, banyak sasaran baduta keluarga miskin yang belum mendapat paket PMT-P, sementara itu prevalensi KEP masih cukup tinggi. Maka untuk mencegah KEP balita bertambah dan menjadi lebih buruk perlu dukungan dana yang berasal dari pemerintah daerah baik dukungan dana PMT -P maupun dana operasionalnya dalam rangka membangun surnber daya manusia sejak dini dan mencegah terjadinya lost generation.

Prolonged dry period in 1997 had impacted on extended drought and had contributed to the raise of economics, monetary, and food crises. These impacts were strongly felt among middle-low economic community especially those who were poor. To prevent the increasing prevalence of malnourished children among poor families, Government implemented a special aid in health and nutrition care through Social Safety Net in Health (JPS-BK). One form of the aid was Food Supplementation Program Recovery Type (PMT-P) targeted to children under two years old (6-23 months old) of poor families.
This PMT-P program had been running since 1998, however until now there was no information about the success of the program. This study aimed to analyze how success was the PMT -P program in Rajabasa Subdistrict, District of South Lampung, as well as its contributing factors the program and, in turn, fulfill local community's demand.
Design of the study is cross sectional. Subjects were 111 under two children of poor families and 45 cadres who directly involved in the implementation of PMT-P program. Data were analyzed univariately and bivariately. The study results show that the implementation of PMT-P program in Rajabasa Subdistrict was not successful as indicated by the increase of body weight which was only 47.7%, and very low coverage of 26.7%. There was significant relationship between supplementation procedure and place of supplementation with body weight increase (p
The PMT-P funding from Central Government was insufficient, there were lot of targets who did not receive the supplementation, and Protein Energy Malnutrition (PEM) prevalence was still high. To prevent worsening PEM, local government should support funding of PMT-P program to improve the quality of local human resources since the beginning of life and to avoid Iost generation phenomena."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12692
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melani Bernadette
"ABSTRACT
Penelitian ini membahas mengenai implementasi teknologi transformasi klien dalam sebuah organisasi pelayanan kemanusiaan berbasis anak, Yayasan Bandungwangi. Implementasi teknologi transformasi klien dapat dilihat dari tahapan intervensi yang dilakukan Bandungwangi terhadap anak korban ESKA. Selain itu penelitian ini juga membahas mengenai faktor-faktor yang mendorong pemilihan teknologi transformasi klien dalam menjawab kebutuhan anak korban ESKA di Yayasan Bandungwangi. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Penelitian ini berjenis deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara, studi dokumen dan observasi. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa Bandungwangi mengimplementasikan teknologi transformasi klien berupa people changing dan people-processing yang dapat dilihat melalui tahapan intervesi terhadap klien. Tahapan tersebut terdiri dari tahap penjangkauan, pendampingan, intervensi lanjutan, monitoring dan evaluasi, dan terminasi. Selain itu terdapat pula beberapa faktor yang mendorong pemilihan teknologi tersebut. Faktor-faktor tersebut adalah faktor penyesuaian dengan work plan proyek Down to Zero, pengetahuan dan pengalaman sumber daya manusia, karakteristik klien, ketersediaan akses layanan dan keterbatasan sumber dana dan waktu. Penelitian ini menyarankan agar pihak Bandungwangi meningkatkan pelayanan sosial dan intervensi yang dilakukan kepada anak korban ESKA agar kebutuhan anak korban ESKA dapat terjawab atau terpenuhi.

ABSTRACT
This study discusses the implementation of client transformation technology in a child based humanitarian service organization, Yayasan Bandungwangi. Implementation of client transformation technology can be seen from the stage of the intervention conducted Bandungwangi against child victims of CSEC. In addition, this study also discusses the factors that encourage the selection of client transformation technology in answering the needs of child victims of CSEC in Bandungwangi. The research approach used is qualitative. This research is a descriptive type. Data collection is done by conducting interviews, document studies, and observation. Based on the result of research, it can be concluded that Bandungwangi implements client transformation technology in the form of people changing and people processing which can be seen in the intervention stages of the client. These stages consist of outreach, mentoring, advanced intervention, monitoring and evaluation, and termination. In addition, there are also several factors that encourage the selection of these technologies. These factors are adjusting factors with Down to Zero project work plans, human resource knowledge, and experience, client characteristics, availability of service access and limited funding and time resources. This research suggests that Bandungwangi improves social services and interventions conducted for CSEC victims so that the needs of CSEC victims can be answered or fulfilled."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Palijama, Fientje
"Sebagai warga Negara Indonesia, maka kedudukan, hak dan kewajiban anak cacat adalah sama dengan warga negara lainnya (normal). Oleh karena itu peningkatan peran para penyandang cacat dalam pembangunan nasional sangat penting untuk mendapat perhatian sebagaimana mestinya.
Masalah anak cacat tidak dapat dipisahkan dari hakekat pembangunan bidang kesejahteraan sosial. Upaya penanganan masalah anak cacat perlu mendapat perhatian yang intensif baik oleh pemerintah, masyarakat, lembaga sosial. Di Kota Ambon banyak anak yang mengalami masalah sosial (khususnya anak cacat) sementara hanya terdapat satu panti sosial. Peran dan tanggung jawab Panti Sosial Bina Asih Leleani menjadi penting dalam upaya merehabilitasi kondisi fisik dan mental dari penyandang cacat.
Dalam kaitan itulah, peran dan tanggung jawab Panti Sosial Bina Asih menjadi penting untuk menyelenggarakan proses pembinaan dan pengasuhan anak yang dimasukan dalam proses rehabilitasi. Dalam proses rehabilitasi dibutuhkan adanya prinsip-prinsip pengasuhan yang dikemukakan oleh Hurlock yaitu (1).keakraban, (2).kepedulian, (3). kemandirian, (4). kedisiplinan dan (5).kestabilan emosi.
Pertanyaan dalam penelitian ini adalah (1). Bagaimanakah prinsip pengasuhan dalam proses rehabilitasi anak cacat, (2). Apa hambatan dalam melaksanakan proses rehabilitasi anak cacat pada Panti Sosial Bina Asih Leleani.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prinsip pengasuhan dalam proses rehabilitasi anak cacat, dan mengetahui faktor-faktor yang menghambat dalam pelaksanaan rehabilitasi. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode dengan menggunakan pendekatan kualitatif.
Lokasi tempat penelitian berada di Ambon yakni Panti Sosial Bina Asih Leleani. Alasan Panti Sosial tersebutl adalah karena di Ambon hanya ada satu panti dan panti ini menjalankan praktek pekerja sosial anak cacat. Jumlah informan yang di PSBAL adalah 4 orang dan orang tua dari anak asuh 4 orang.
Hasil penelitian, menunjukkan bahwa sebagian prinsip pengasuhan anak cacat dalam prakteknya di Panti Sosial Bina Asih Leleani Ambon, dapat dilaksanakan :
1. Terciptanya suasana yang akrab dan atau harmonis antara para pengasuh dan anak anak cacat.
2. Prinsip kepedulian baik di dalam panti maupun di luar panti (rumah orang tua) pada hakekatnya turut memberikan kontribusi yang positif untuk upaya kemandirian bagi anak-anak cacat.
3. Upaya mencapai kemandirian ini dapat dilihat melalui sikap dan kemauan anak untuk berusaha serta peningkatan keterampilan kerja menurut bakat yang disandang anak-anak cacat.
4. Demikian pula tercapainya kemandirian anak-anak tersebut, disebabkan karena adanya disiplin yang mengalami peningkatan melalui unsur kepatuhan terhadap aturan-aturan termasuk norma dan sanksi yang diberikan bagi anak-anak cacat dalam menjalankan setiap bentuk kegiatan pembinaan dan pengasuhan di dalam panti sosial bina asih leleani.
5. Akan tetapi pada prinsip kestabilan emosional terkesan bahwa para pengasuh masih memiliki sikap yang sering marah dalam menghadapi anak-anak pada saat pelaksanaan kegiatan pembinaan di dalam panti. Kesan yang bermunculan inilah jika tidak ditanggulangi akan berpengaruh terhadap upaya merehabilitasikan kondisi fisik dan mental dan anak-anak cacat di lingkungan Panti Sosial Bina Asih Leleani.
Faktor yang berpengaruh dalam pelaksanaan kegiatan rehabilitasi di Panti Sosial Bina Asih Leleani, hasil penelitian menunjukkan bahwa :
1. Disamping ada hambatan dari dalam seperti lemahnya sumber daya manusia
2. Hambatan dari luar seperti kurangnya dukungan dari sistim-sistim sumber terkait dalam mendukung kegiatan pengasuhan di Panti Sosial Bina Asih Leleani."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T4942
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Purika Hidayat
"Kemiskinan merupakan permasalahan sosial yang sampai saat ini masih mengundang banyak perhatian banyak pihak. Banyak konsep-konsep kemiskinan yang telah ada tetapi hanya menunjukkan kemiskinan dalam konteks kuantitatif (berapa jumlah orang miskin). Sementara kemiskinan dalam konteks kualitatif tidak tercermin/tersentral. Berbagai studi dan proyek-proyek telah dilaksanakan dengan tujuan untuk mengurangi kemiskinan.
Berbagai studi dan proyek-proyek penanggulangan dan pengentasan telah dilaksanakan dengan tujuan untuk dapat dikuranginya kemiskinan secara kuantitatif. Salah satu program penanggulangan kemiskinan yang dilaksanakan oleh pemerintah untuk menanggulangi kemiskinan terutama di daerah perkotaan adalah Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP). Program ini dilaksanakan untuk menguatkan ketahanan ekonomi rakyat dengan cara pemberdayaan, dengan tujuan untuk keluar dari kemiskinan akibat dari krisis ekonomi.
Adapun kegiatan program P2KP meliputi kegiatan ekonomi berupa suntikan modal usaha dan pembangunan sarana dan prasarana fisik yaitu dengan membentuk kelompok yang dinamakan Kelompok Swadaya Masyarakal (KSM). Pendekatan yang dilaksanakan dalam P2KP adalah penguatan kelembagaan masyarakat melalui pemberdayaan kelompok (KSM) agar dapat membangun inisiatif dalam menyadari potensi yang ada pada masing-masing individu dalam upaya untuk dapat mandiri. Untuk mengetahui keefektifan dari pemberdayaan ini maka penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sampai pada tahap mana proses pemberdayaan serta hasil pemberdayaan yang dicapai dalam pelaksanaan P2KP.
Adapun tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian evaluasi menggunakan analisis kuantitatif melalui pengumpulan data dengan menyebar kuesioner, wawacancara mendalam dan observasi. Populasi pada penelitian ini adalah pada kelurahan penerima manfaat P2KP yaitu pada Kelurahan Pondok Labu dan Cipete Selatan. Adapun sampelnya para anggota KSM yaitu 10 KSM berhasil dan 10 KSM tidak berhasil pada Kelurahan Pondok Labu dan 10 KSM berhasil dan 10 KSM tidak berhasil pada Kelurahan Cipete Selatan (kriteria berhasil atau tidak berhasil adalah menurut penilaian BKM). Teknik analisa data menggunakan uji statistik asosiasi dengan menggunakan coefisien contingensi. Berbagai teori yang menjelaskan kemiskinan digunakan untuk memahami kondisi kemiskinan yang terjadi dan untuk memperkaya wawasan pemahaman terhadap gejala dan kenyataan yang diamati.
Hasil evaluasi ketepatan pelaksanaan P2KP diketahui bahwa kelompok sasaran menunjukan 100 % anggota KSM yang dievaluasi bukanlah kelompok orang miskin melainkan masyarakat bukan miskin yang memiliki usaha. Akibatnya evaluasi atas proses pemberdayaan komunitas yang diteliti ini pun rnenjadi terbatas yaitu "KSM" yang memiliki usaha. Dan untuk hasil evaluasi mengenai proses pemberdayaan hanya pada tahap partisipasi belum sampai pada tahap inisiatif kemandirian. Keberhasilan hasil pemberdayaan anggota KSM adalah anggota KSM yang tepat memandang pentingnya kegiatan pendampingan. Dan teridentifikasi pula bahwa pemahaman terhadap proses pemberdayaan anggota KSM menghasilkan pemberdayaan pada tahap partispasi. Di samping itu juga terdapat beberapa permasalahan program seperti sosialisasi program pendampingan dan hasil pemberdayaan.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa proses pemberdayaan yang dilakukan di lokasi studi tidak tepat sasaran karena penerima program bukanlah kelompok masyarakat miskin yang dituju oleh program melainkan orang yang bukan kategori miskin, yaitu orang yang secara ekonomi berada jauh di atas standar ambang batas kemiskinan. Hasil lain yang diperoleh dari penelitian ini ternvata hasil pemberdayaan masyarakat hanya sampai level partisipasi belum pada tahap inisiatif kemandirian.
Namun demikian jika upaya perbaikan tidak dilakukan maka akan terjadi permasalahan yang lebih serius. Untuk itu diperlukan langkah-langkah perbaikan program kedepan yaitu dengan lebih mendalami arti, makna dan dimensi kemiskinan dalam penentuan sasaran penerima manfaat sehingga tidak terjadi lagi penyimpangan target sasaran serta strategi sosialisasi program yang harus dilakukan hingga ke lapisan paling bawah dari strata sosial masyarakat kita dan penempatan pendamping yang berlatar belakang memiliki pengalaman sebagai community worker regent sebagai pendamping masyarakat penerima program."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12397
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leny Sukowati
"[ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang pelaksanaan program pelayanan luar lembaga di
Pusat Pengembangan Pelayanan Sosial Anak (P3SA) serta melihat kendala yang
ditemukan dalam pelaksanaanya. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan
desain deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program pelayanan luar
lembaga merupakan program yang ada karena adanya kebijakan Standar Nasional
Pengasuhan Anak (SNPA). Dalam pelaksanaannya ditemukan kendala dalam hal
sumber daya manusia, sistem pendampingan, dan kebijakan yang terkait dengan
program, dan menyarankan agar P3SA/SDC lebih jauh lagi terlibat dalam
pendampingan kepada penerima manfaat terutama dalam pelaksanaan FDS dan
CDS yang merupakan kegiatan utama dari program pelayanan luar lembaga.

ABSTRACT
This thesis discusses the implementation of an external service program at the
Child Development Center of Social Services (SDC) and see the constraints that
are found in practice. This study is a qualitative research with descriptive design .
The results showed that an external service program is an existing program
because of the policy of the National Childcare Standards. Found in the
implementation constraints in terms of human resources , guidance systems , and
policies related to the program , and suggested that P3SA / SDC further involved
in the assistance to the beneficiaries , especially in the implementation of the FDS
and CDS which is the main activity of the service program outside the institution ,, This thesis discusses the implementation of an external service program at the
Child Development Center of Social Services (SDC) and see the constraints that
are found in practice. This study is a qualitative research with descriptive design .
The results showed that an external service program is an existing program
because of the policy of the National Childcare Standards. Found in the
implementation constraints in terms of human resources , guidance systems , and
policies related to the program , and suggested that P3SA / SDC further involved
in the assistance to the beneficiaries , especially in the implementation of the FDS
and CDS which is the main activity of the service program outside the institution ,]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Penerangan RI, 1979
361.9598 IND h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Arya Susanti
"Implementasi konsep inklusi sosial di perpustakaan bukanlah sesuatu yang baru, akan tetapi penerapannya di Perpustakaan Perguruan Tinggi masih belum banyak dibahas oleh para peneliti. Artikel ini mencoba melihat konsep- konsep terkait hal tersebut dengan melakukan studi pustaka dari sumber-sumber yang ada. Penulis berkesimpulan bahwa inklusi sosial di perpustakaan bukanlah sesuatu yang baru, melainkan hal yang sudah lama dilakukan oleh
perpustakaan. Perbedaannya hanya terletak pada faktor partisipasi pemustaka sehingga mereka bisa menjadi bagian dari masyarakat dunia.

ABSTRACT
The implementation of the concept of social inclusion in the library is not something new, but its application in the
University Library is still not widely discussed by the researchers. This article tries to look at the concepts related to
this by conducting literature studies from existing sources. The authors conclude that social inclusion in the library is
not something new; it has long been done by the library. The dif erence lies on the factors of participation of the users
so that they can become part of the world community."
Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2019
020 PUS 26:3 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fiqru Mafar
"Sejak diluncurkan pada tahun 2006, Twitter telah berkembang dengan pesat sebagai jaringan sosial di dunia. Twitter jugatelah tumbuh sebagai jejaring social popular untuk perpustakaan. Makalah ini bertujuan untuk menyajikan gambaran pertumbuhan akun twitter Perpustakaan. Sebanyak 89 account Twitter dari berbagai jenis perpustakaan di Indonesiatelah dianalisis. Hasil analisis menunjukkan bahwa tahun 2012 merupakan tahun di mana sebagian besar perpustakaan diakun Twitter diciptakan. Sebagian besar dari mereka adalah perpustakaan universitas. Analisa ini juga menunjukkan bahwa tidak semuaperpustakaandikomunikasikansecara aktif melalui Twitter. Kami menyarankan bahwa perpustakaan dapat menunjuk seorang staf khusus untuk membuat dan mengelola akun Twitter."
Jakarta: Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi, 2013
020 VIS 15:3 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>