Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116473 dokumen yang sesuai dengan query
cover
I Wayan Lodera
"Upacara Pasupati merupakan sebuah ritual yang tidak saja memiliki dimensi religi yang melandasinya, namun juga memiliki dimensi etis dan estetis. Hal itu terlihat dalam berbagai aktivitas Upacara Pasupati itu sendiri yang menampakkan adanya aktivitas dalam bentuk kerjasama dan partisipasi dalam hubungan ketetanggaan dan dalam berbagai aktivitas lainnya.
Penelitian ini mencoba mengkaji dan menelusuri dimensi-dimensi etis dan estetis pelaksanaan upacara Pasupati terutama yang terkait dengan masalah hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan hidupnya dan manusia dengan Tuhan, yang memang selama ini belum pernah diteliti dalam bentuk karangan ilmiah.
Secara pragmatis penelitian ini bertujuan untuk menelusuri tenomena-fenomena etis dan estetis dalam pelaksanaan upacara pasupati dan konsekuensinya terhadap integrasi masyarakat Bali.
Upaya untuk memperoleh hasil penelitian tersebut dipergunakan beberapa teknik penelitian yakni dengan mengidentifikasi Lokasi Penelitian, mengumpulkan data dengan metode pencatatan dokumen, dan observasi, menganalisa data, mengecek kesahihan data atau kebenaran data yang diperoleh dan menggunakan metode Kritis Refleksif untuk mengolah data yang bersifat empiris.
Berdasarkan atas temuan dan analisis data penelitian, maka dapat dikemukakan hasil penelitian sebagai berikut:
Makna etis dari sebuah Upacara Pasupati, mengandung berbagai jenis pendidikan terutama dalam pendidikan moral dan karakter umat Hindu, serta mengandung unsur imperatif bagi umatnya untuk selalu melaksanakan sradha bhakti secara rutin, dalam waktu-waktu tertentu dan dalam perspektif, pelaksanaan sebuah Upacara Pasupati dapat menuntun umat Hindu untuk berprilaku dan bertindak sesuai dengan ajaran agama, sehingga menumbuhkan rasa percaya pada Tuhan, dapat senantiasa berkomunikasi dengan Tuhannya dan dapat mengetahui kebenaran baru tentang yang religius.
Dengan percaya kepada Tuhan justru menjadikan seseorang lebih kuat menghadapi berbagai persoalan hidup dan memiliki integrasi individual (tidak lemah, dan mudah putus asa), serta memiliki integrasi sosial (harmonis dalam kehidupan bermasyarakat dan beragama). untuk memperkuat perasaan dan ide-ide kolektif yang menjadi ciri dan inti persatuan rnasyarakat, guna dapat dipeliharanya rasa persatuan dan rasa kebersamaan
Makna estetis dari pelaksanaan upacara Pasupati adalah keindahan yang dihayati oleh masyrakat Bali bukan semata-mata untuk dinikmati oleh indra manusia melainkan rasa seni mampu berkiprah dalam menghubungkan manusia dengan Tuhannya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
T4091
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhea Eka Pradani
"ABSTRAK
Salah satu budaya masyarakat yang dapat dikaji adalah mengenai sistem religi. Pada kesempatan ini penulis memilih untuk mengkaji kehidupan religi dan berbagai upacara keagamaan yang dijalani oleh masyarakat adat Benuaq melalui novel Upacara. Permasalahan yang diangkat melalui novel ini ialah mengenai ritual keagamaan yang dijalani beserta pemikiran dan sikap mereka. Penulis juga akan memberikan penilaian terhadap karya novel ini menggunakan metode kritik sastra mimetik dengan pendekatan antropologi sastra. Kajian dengan mengunakan metode mimetik itu tidak terlepas pula dari unsur intrinsik karya, yakni pelataran, penokohan, dan pengaluran. Setelah melalui penelitian dan pengkajian diperoleh hasil bahwa peristiwa-peristiwa yang digambarkan dalam novel Upacara merupakan mimetik kehidupan nyata masyarakat adat Benuaq.

Abstract
One of the cultural communities that can be studied is about the religious system. On this occasion, the authors chose to examine the religious life and religious ceremonies by indigenous Benuaq?s peoples through the novel Upacara. Issues raised by this novel is about the religious ritual that served by Benuaq?s peoples and also their thoughts and attitudes. The authors also would provide an assessment of the novel through mimetic methods and anthropological literary approach. Mimetic can not be separated from the intrinsic element of the novel, namely the setting, characterizations, and plot. The research and study results showed that the events in the novel is a mimetic real life Benuaq society."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43219
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S11723
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andre Intan Amyrantie
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzia Jazir
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzia Jazir
1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Shinta Sekarwigati
"Penelitian ini menjelaskan makna simbolis upacara Paningset dalam tiga golongan masyarakat Jawa di Yogyakarta. Dalam rangkaian upacara pernikahan adat Jawa, upacara Paningset merupakan simbolisasi ikatan kedua mempelai sebelum mereka melaksanakan ijab kabul pernikahan. Pada masyarakat di Yogyakarta hingga saat ini ketiga golongan masyarakat Jawa (priyayi, abangan, dan santri) masih melakukan upacara tersebut. Tentu bahwa di antara ketiganya terdapat perbedaan dalam aspek-aspek barang Paningset yang disampaikannya, termasuk urut-urutan penyerahannya. Namun bahwa dalam masing-masing golongan memiliki makna simbolis sesuai dengan orientasi budaya yang mereka anggap sebagai identitas budayanya. Untuk menjelaskan makna simbolis tersebut diperlukan satu teori yang berkaitan dengan nilai orientasi budaya. Menurut teori Kluckhohn ada lima hakikat nilai orientasi budaya yaitu hakikat hidup manusia, hakikat karya manusia, hakikat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu, hakikat alam dan manusia, dan hakikat manusia dengan sesamanya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pentingnya orientasi nilai budaya dalam srah-srahan di golongan priyayi, abangan, dan santri. Metode yang digunakan adalah penelitian lapangan dengan observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa simbol-simbol makna pada srah-srahan mempunyai makna bahwa masyarakat Jawa menganggap sangat penting melakukan ikatan-ikatan kekeluargaan yang disimbolisasikan melalui rangkaian upacara Paningset.

ABSTRACT
This study explains the symbolic meaning of the Paningset ceremony in the three classes of Javanese people in Yogyakarta. In a series of traditional Javanese wedding ceremonies, the Paningset ceremony is a symbol of the bond of the bride and groom before they carry out the marriage permit. To the people in Yogyakarta to date the three Javanese groups (priyayi, abangan, and santri) still carry out the ceremony. Of couse, that among three there are differences in the aspects of the pandandle goods that it presents. Including the order of submission. But that in each group has symbolic meaning in accordance with the cultural orientation that they consider to be a cultural identity. To explain the symbolic meaning needed a theory to the value of cultural orientation, according to Kluckhons theory there are five basic values of cultural orientation, namely the nature of human life, the nature of human work, the nature of human position in space and time, the nature of nature and humans, and humans, and the nature of humans with each other. This study aims to see the importance of cultural value orientation in srah-srahan in priyayi, abangan, and santri groups. The method used is field research with observation and interviews. The resultsof the study indicate that the meaning symbols in srah-srahan have the meaning that the Javanese people consider it very important to do family ties symbolized through a series of Paningset ceremony."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Arny Prihartanti
"Manusia sebagai mahluk sosial membutuhkan untuk berkomunikasi dan bersosialisasi dengan sesamanya, oleh karena itu dibutuhkan wadah yang dapat menampung manusia utuk melakukan aktivitas tersebut. Wadah tersebut dapat berupa ruang terbuka yang memungkinkan manusia untuk masuk dan terlibat di dalamnya. Agar manusia mau masuk dan terlibat di dalam ruang tersebut, maka dalam penciptaan ruang diperlukan hal-hal yang dapat memberikan kenyamanan.
Plaza sebagai salah satu ruang terbuka merupakan wadah yang dapat menampung aktivitas manusia. Agar tujuan ini tercapai, maka faktor kenyamanan harus diperhatikan sehingga plaza mempunyai arti dan makna bagi penggunanya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48304
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nargis
"ABSTRAK
Studi mengenai perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di In_donesia sebelum kemerdekaan telah banyak ditulis,baik oleh sarjana Indonesia maupun sarjana asing. Studi yang telah dilakukan tersebut amat bermanfaat untuk mengetahui pasang surutnya peranan Islam dalam sejarah kebudayaan bangsa Indonesia.
Sesudah kemerdekaan, studi mengenai sejarah perkembangan kerajaan Islam belum banyak diungkapkan dan ini menarik minat para peneliti.
Banyaknya bekas-bekas kerajaan Islam tersebar di seluruh Negara Kesatuan Republik Indonesia menunjukkan bahwa untuk penelitian bidang tersebut tersedia banyak bahan.
Kita ketahui bahwa pulau Jawa adalah pulau yang terpadat penduduknya di Indonesia dan mayoritasnya beragama Islam, pernah mempunyai beberapa kerajaan Islam seperti : Banten, Cire_ban, Demak, Pajang dan Mataram. Islam di pulau ini bercampur dengan budaya dan adat istiadat setempat.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, penulis mengadakan penelitian mengenai pengaruh Islam terhadap pelaksanaan...

"
1986
S13340
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>