Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172048 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Armini Hadriyati
"Makanan adalah salah satu bahan pokok dalam rangka pertumbuhan dan kehidupan bangsa serta mempunyai peranan penting dalam pembangunan nasional. Karena itu masyarakat harus dilindungi keselamatan dan kesehatannya dari ancaman makanan yang tidak memenuhi syarat. Diantara makanan yang tidak memenuhi syarat adalah makanan daluwarsa yaitu makanan yang telah lewat tanggal daluwarsa atau telah lewat batas akhir suatu makanan dijamin mutunya, sepanjang penyimpanannya mengikuti petunjuk yang diberikan oleh produsen.
Kepatuhan pemilik sarana penjual makanan minuman terhadap peraturan Menteri Kesehatan tentang makanan daluwarsa seringkali menimbulkan masalah dalam peredaran makanan karena dengan masih banyaknya ditemukan makanan daluarsa di lokasi penjualan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang tingkat kepatuhan dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilik sarana penjual makanan minuman terhadap peraturan tentang makanan daluwarsa di propinsi Jambi tahun 2001.
Penilaian terhadap kepatuhan dilakukan terhadap 105 pemilik sarana penjual makanan minuman. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan pemilik sarana penjual makanan minuman yang ingin diketahui terdiri dari pendidikan, pengetahuan, sikap terhadap peraturan tentang makanan daluwarsa, faktor pendukung yaitu penyuluhan peraturan tentang makanan daluwarsa dan faktor pendorong pengawasan dan sanksi.
Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif menggunakan rancangan potong lintang (Cross Sectional). Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil penelitian menunjukkan proporsi kepatuhan pemilik sarana penjual makanan minuman cukup rendah (50%) dan faktor yang berhubungan secara bermakna dengan kepatuhan terhadap peraturan tentang makanan daluwarsa adalah faktor sikap dan pengetahuan pemilik sarana penjual makanan minuman.
Dari hasil penelitian disarankan pada pihak pemerintah yaitu balai POM Jambi supaya metode penyuluhan atau pembinaan yang dilakukan secara komprehensif sehingga pengetahuan terhadap peraturan dapat lebih ditingkatkan. Frekuensi pengawasan lebih ditingkatkan dan juga memberikan sanksi yang lebih keras terhadap pelanggaran yang telah dilakukan secara berulang-ulang.

The Factors that Related to the Obedience of Foods and Beverages Seller on the Regulation of Expired Date Foods in Jambi Province, 2001
Food is one of the basic commodities for the growth of the nation and having an important role in national development.. So they should be protected from the threat of their health and also the foods which so not fulfil safety and quality requirement. Among the foods that which so fullfil safety and quality requirement are date marking the foods used over than the date that best for used or it had been expired date to be used in guaranteed quality, and as long as they stored that stated in the producers instruction.
The obedience of foods retail seller to the regulation of the Minister of Health on date marking often rises problem in distributing them, since there were still found lot of expired foods in market place.
The objective of this study was to identify the description of the obedience level and the factors that related to foods retail seller on the regulation of date marking in Jambi Province, 2001.
The assessment of the obedience was conducted to 105 retail sellers of foods and beverages. The factors that related to the obedience of foods retail seIIers which to be identified among others education, knowledge, attitude to the regulation on expired food, supporting factor was education of regulation on date marking and encouraging factors were controlling and sanction.
This study used quantitative approach, and the study design was cross sectional. The data was analysis by univariate, bivariate and multivariate.
The result of this study showed that the proportion of the obedience foods retail seller was enough low (50%) and the factors that significantly related to the obedience of the regulation on date marking was attitude and knowledge of the foods retair seller.
Referring to the result of this study, it is recommended to the government, e.i. The Center for Drug and Food Control, Jambi should give education and extension comprehensively, so the knowledge to the regulation on date marking can be improved. The frequency of controlling should be improved and also giving harder sanction to who trespasser that it was done in several times."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T2431
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Octiana Syeira Prameswari
"Remaja memerlukan pemenuhan gizi yang baik selama masa tumbuh dan kembangnya. Remaja yang diteliti, merupakan siswa SMP yang memiliki rentang umur 12-14 tahun. Makanan selingan yang berkualitas secara porsi dan jenisnya dapat berkontribusi sebanyak 5-15% dari kebutuhan kalori harianya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan konsumsi makanan selingan, seperti pengaruh lingkungan pertemanan dan media sosial, pengetahuan gizi, serta sikap siswa terhadap makanan selingan. Penelitian ini mengambil populasi di SMP swasta Y yang terletak di Depok. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Penelitian ini dilakukan dengan pengisian kuesioner dan Food Frequency Questionnaire (FFQ) yang dilaksanakan pada bulan Januari-Mei 2024. Penelitian melibatkan 123 siswa yang dipilih dengan metode convenience sampling. Mayoritas s iswa di SMP Y, diketahui memiliki pola konsumsi makanan selingan yang baik (58,5%). Berdasarkan hasil uji bivariat yang menggunakan chi-square, ditemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan pola konsumsi makanan selingan (p-value = 0,003). Diperlukan kerjasama dan edukasi lebih lanjut terkait dengan konsumsi makanan selingan yang baik secara jenis dan porsinya kepada orang tua murid maupun siswa di SMP Y. Sekolah juga dapat memaksimalkan program yang terkait dengan makanan selingan agar dapat tercapai pola konsumsi makanan selingan yang baik.

Adolescents require good nutritional intake during their growth and development period. The adolescents studied in the research are middle school students aged 12-14 years. Good quality of snacks, in terms of portion and type, can contribute 5-15% of their daily caloric needs. This study aims to identify the factors related to snack consumption, such as the influence of peers and social media, nutritional knowledge, and adolescents' attitudes towards snacks. The study was conducted with a population from Y private middle school located in Depok. The method used is quantitative with a cross-sectional study design. The research was conducted through questionnaires and Food Frequency Questionnaires (FFQ) carried out from January to May 2024. This study involved 123 students selected using convenience sampling. It was found that students at Y private middle school have a good snacking behaviour (58,5%). Based on the bivariate test results using chi-square, it was found a significant relationship between knowledge and snacking behaviour (p-value = 0,003). Further cooperation and education are needed regarding proper snack consumption in terms of type and portion for both parents and students at Y private middle school. Schools can also optimize their nutrition policies related to snack consumption to promote healthy snacking behavior"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina
"Latar Belakang: Gizi merupakan salah satu komponen penting dalam tubuh manusia.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi balita.
Metode: penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. populasi yang diteliti adalah balita berumur 7-59 bulan di Kecamatan Geragai Kabupaten Taniung Jabung Timur Propinsi Jambi Tahun 2012. Analisis bivariat dengan menggunakan uji Chi square.
Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa persentase balita dengan status gizi kurang sebesar 14%. Berdasarkan uji bivariat menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu, pola asuh, penghasilan keluarga, penyakit infeksi, sarana air bersih dan jarak sumur dengan jamban/WC dengan status gizi balita.

Background: Nutrition is a vital component in the human body.
Purpose: This study aimed to determine the factors associated with nutritional status of children.
Methods: This study used analytical research method With cross sectional approach. Population studied Was children aged 7-59 months in Geragai District of Tanjung J abung Timur Jambi by 2012. Bivariate analysis using Chi square test.
Results: The study showed that the percentage of children with malnutrition status by 14%. Based on bivariate test showed a significant relationship between maternal education, parenting, family income, infectious diseases, water source wells and the distance to the toilet 1' WC with nutritional status of children.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Christianto
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dari faktor-faktor yang mempengaruhi model theory of planned behavior dalam konteks niat membeli makanan organik oleh Generasi Y / Milenial di Indonesia. Sebagai salah satu negara berkembang dengan penduduk yang didominasi oleh Milenial, Indonesia memiliki pasar makanan dan minuman organik yang potensial. Studi ini akan berkontribusi pada literatur dengan memberikan bukti tentang bagaimana peran health consciousness, environmental concern, perceived availability, perceived affordability, attitude, subjective norms, dan perceived behavioral control dalam mempengaruhi purchase intention makanan organik masyarakat Indonesia. Analisis dilakukan menggunakan Structural Equation Modeling dengan data yang dikumpulkan melalui survei elektronik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kepedulian lingkungan, pengetahuan akan makanan organtik, dan keterjangkauan yang dirasakan konsumen, maka semakin tinggi juga sikap positif Milenial yang terbentuk terhadap produk makanan organik. Attitude memediasi hubungan antara environmental concern, knowledge of organic foods, serta perceived affordability terhadap purchase intention makanan organik

This study aims to determine the effectiveness of the factors that influence the theory of planned behavior model in the context of intention to buy organic food by Generation Y / Millennials in Indonesia. As a developing country with its population dominated by Millennials, Indonesia has a potential organic food and beverage market. This study will contribute to the literature by providing evidence on how the role of health consciousness, environmental concern, perceived availability, perceived affordability, attitude, subjective norms, and perceived behavioral control in influencing the purchase intention of Indonesian people's organic food. The analysis was carried out using Structural Equation Modeling with data collected through an electronic survey. The results showed that the higher the level of environmental awareness, knowledge of organic food, and perceived affordability of consumers, the higher the positive attitude of Millennials formed towards organic food products. Attitude mediates the relationship between environmental concern, knowledge of organic foods, and perceived affordability on purchase intention of organic food."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Rachman Putra
"Penelitian ini berusaha untuk menganalisis faktor yang dapat menstimulasi pembelian makanan organik di Indonesia. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa terdapat gap antara niatan dengan perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan terkait pembelian makanan organik atau yang biasa disebut dengan “green gap”. Kerangka Stimulus–Organism–Behavior–Consequence (SOBC) digunakan dalam penelitian ini untuk memberikan pemahaman berbeda terkait pembelian makanan organik konsumen. Sepengetahuan penulis, baru sedikit penelitian yang dilakukan dengan menggunakan kerangka SOBC dalam konteks pembelian makanan organik. 327 data cross-sectional dari pembeli makanan organik dikumpulkan menggunakan metode online self-administrated survey. Partial least squares – structural equation modeling (PLS-SEM) digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Hasilnya menunjukkan bahwa dalam kerangka SOBC, kesadaran akan kesehatan dan kepedulian lingkungan berperan sebagai stimulus bagi individu dalam pembelian makanan organik. Individu ini direpresentasikan oleh faktor internal yang meliputi keterbukaan terhadap perubahan, identitas diri dan identitas diri etis berhubungan secara positif dengan keinginan untuk melakukan pembelian, yang pada akhirnya menjadi perilaku pembelian makanan organik yang sesungguhnya sebagai konsekuensinya. Temuan ini menunjukkan bahwa produsen makanan organik perlu secara jelas menekankan nilai kesehatan dan lingkungan yang ditawarkan oleh produk mereka. Implikasi teoritis dan manajerial lainnya juga dibahas dalam penelitian ini.

.This research attempts to analyze factors that may stimulate the purchase of organic food in Indonesia. Previous research has shown that there is a gap between consumer intention and behavior in decision making regarding the purchase of organic food or what is known as the green gap. Stimulus–Organism–Behavior–Consequence (SOBC) framework was used in order to provide a different insight towards consumer organic food purchase. To the authors best knowledge, little research has utilized SOBC framework in the context of organic food purchase. Cross-sectional data of 327 organic food buyers were collected using online self-administered survey. Partial least squares – structural equation modeling (PLS-SEM) was used to test the proposed theoretical model. The findings suggest that within SOBC framework, health consciousness and environmental concern act as stimulus for individuals to purchase organic food. These individuals were represented by three internal factors of openness to change, self-identity, and ethical self-identity positively related to willingness to purchase, which ultimately become stated buying behavior of organic food as the consequence. These findings imply that the producers of organic foods should specifically emphasize the health and environmental value offered by their products. Other theoretical and managerial implications are discussed in this research."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eureka Desanta
"Di era modern, perkembangan industrial dan meningkatnya populasi dunia menaruh tanah pertanian dalam tekanan yang membuat manusia melakukan apapun untuk memperbaiki produksi pertanian yang sedang dalam tekanan krisis pertanian, hama yang tak terkontrol dan kesuburan tanah yang buruk. Oleh karena itu Badan Pangan dan Pertanian (FAO) menyarankan untuk mengimplementasikan pertanian organik untuk melestarikan lingkungan dunia yang menghasilkan panen makanan organi untuk manusia. Di Indonesia, konsumsi makanan organik mulai berkembang dan menjadi konsumen potensial di masa depan. Saat pandemi COVID-19, dilaporkan makanan organik di Indonesia meningkat permintaan nya. Berdasarkan fenomena tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menganalisa intensi beli terhadap makanan organik dengan menggunakan variabel health consciousness, consumer knowledge, dan subjective norms sebagai faktor dalam sikap konsumen dan intensi beli terhadap makanan organik dan selain itu consumer attitude sebagai peranan mediasi untuk purchase intention. Penelitian ini dapat mengumpulkan 205 responden dari Indonesia yang pernah membeli makanan organic saat pandemic COVID- 19 untuk mengisi kuesioner secara online dan dianalisa menggunakan Structural Equation Modelling (SEM). Penemuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa consumer attitude, consumer knowledge dan subjective norms memiliki pengaruh signifikan pada purchase intention sedangkan environmental concern dan health consciousness terhadap hubungan pada purchase intention telah dimediasi penuh oleh consumer attitude.

In this modern era, industrial development and increasing population of the world put agricultural land under pressure which makes people do anything to improve the production of agriculture under the pressure of crisis in agriculture, uncontrolled pests, and bad fertility. Hence, Food and Agricultural Organization (FAO), suggest implementing organic agriculture to preserve the world environment which harvest the organic foods for the people. In Indonesia, the organic food consumption starts emerging and could become the potential consumer in coming years. During pandemic of COVID-19, it reported that organic foods in Indonesia is increased in terms of demand. Based on the phenomenon, this research aims to analyzed the intention to purchase towards organic foods by using the variables of health consciousness, environmental concern, consumer knowledge, and subjective norms as a factors of consumer attitude and purchase intention towards organic food while consumer attitude as mediating role to purchase intention towards organic foods. The research was gathered 205 respondents from Indonesia that bought organic foods during COVID-19 pandemic to fill the online questionnaire and then analyzed using Structural Equation Modelling (SEM). The findings showed that consumer attitude, consumer knowledge and subjective norms have a significant influence on purchase intention while environmental concern and health consciousness in its relationship on purchase intention has been fully mediated by consumer attitude."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993
641.3 MAK
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993
641.3 MAK
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dellaneira
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan frekuensi konsumsi fast food pada siswa-siswi SMAN 35 Jakarta. Pada penelitian ini, frekuensi konsumsi fast food sebagai variabel dependen dan variabel independennya adalah Online Food Ordering, jenis kelamin, pengetahuan gizi dan fast food, preferensi fast food, uang jajan, perilaku emotional eating, pengaruh peer group dan pengaruh media sosial. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan pada bulan April 2020 kepada 164 siswa-siswi kelas 10 dan 11 SMAN 35 Jakarta yang dipilih dengan stratified random sampling. Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner secara daring (online). Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara univariat, bivariat menggunakan chi-square, dan multivariat dengan uji regresi logistik ganda. Hasil menunjukkan bahwa sebanyak 73,8% responden memiliki tingkat konsumsi fast food yang tinggi yaitu mengonsumsi fast food > 3 kali per minggu. Hasil juga menunjukkan bahwa kebiasaan Online Food Ordering, pengetahuan gizi dan fast food, perilaku emotional eating, pengaruh peer group dan pengaruh media sosial berhubungan dengan konsumsi fast food pada remaja. Analisis multivariat menunjukkan pengetahuan gizi dan fast food sebagai faktor dominan yang berhubungan dengan konsumsi fast food pada remaja. Peneliti menyarankan kepada pihak sekolah untuk bekerja sama dengan Puskesmas atau Suku Dinas Kesehatan untuk dapat memberikan program edukasi kepada siswa terkait perilaku makan yang sehat dan sesuai dengan pedoman gizi seimbang


This study aims to determine the factors associated with the frequency of consumption of fast food among students of SMAN 35 Jakarta. The dependent variable in this study is the frequency of fast food consumption and the independent variables are Online Food Ordering, gender, knowledge of nutrition and fast food, fast food preferences, pocket money, emotional eating behavior, peer group influence and the social media influence. This is a quantitative study with cross-sectional design. This study conducted in April 2020 at SMAN 35 Jakarta with a total of 164 respondents who selected with stratified random sampling method. Data were collected through filling out questionnaires online. The data obtained were then analyzed by univariate, bivariate analysis using chi-square, and multivariate analysis using multiple logistic regression tests. The results show that as many as 73,8% of the respondents had a high level of fast food consumption ie consuming fast food > 3 times per week. The results also showed that Online Food Ordering habits, knowledge of nutrition and fast food, emotional eating behavior, peer group influence and social media influence were related to adolescent fast food consumption. Multivariate analysis shows knowledge of nutrition and fast food as the dominant factors related to fast food consumption in adolescents. This study suggest the school to collaborate with Public Heath Center or Health Service Office to increase education to students regarding healthy eating behavior and in accordance with the guidelines for balanced nutrition

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Gouda cheese analogue (GCA) diproduksi dengan menggunakan soya protein isolate (SPI) tepung susu skim (SMP) lemak (F) yaitu lemak nabati dan lemak butter dan air (W) dengan perbandingan optimal antara SPI : SMP : F : W = 14 : 6 : 20 : 60. Pengaruh lemak butter, sodium citrate, kultur starter keju pada sifat-sifat sensoris produk keju diuji dengan uji kesukaan, hedonic test, dan analisis profil tekstur (TPA) dari GCA. Asam lemak bebas, nitrogen terlarut air, penurunan nilai pH progel juga diukur. Penggunaan 100% lemak
butter (BF) menghasilkan aroma gouda yang kuat. Ini disebabkan kandungan asam lemak dalam lemak butter, sebaliknya produk dengan 100% lemak nabati (PF) menghasilkan gouda yang hambar. Ini mungkin
disebabkan oleh kandungan asam lemak dalam PF yang berupa rantai menengah dan rantai panjang. Kultur starter keju yang tunggal tidak dapat mengembangkan flavor gouda selama pemeraman. Penggunaan lemak campuran (50% BF dan 50% PF) dan kultur starter keju yang campuran bersama sama dengan Brevibacterium linens mengembangkan aroma karakteristik dari gouda selama pemeraman. Penambahan 0. 5% sodium citrate dapat memperbaiki aroma namun hal ini mereduksi stabiltas tekstur produk.

Abstract
Gouda cheese analog (GCA) was made using soy protein isolate (SPI), skim milk powder (SMP), fat (palm fat and butter fat), and water (W) at optimal ratio of SPI : SMP : F : W = 14 : 6 : 20 : 60. The effects of butter fat, sodium citrate, and cheese starter culture on the sensory properties of ripened product were assessed by preference test, hedonic test, and the texture profile analysis (TPA) of GCA. The
free fatty acids, water-soluble nitrogen, and reduction in pH
value of progel were also measured. The use of 100% butter fat (BF) produced strong Gouda flavor. It could be due to the fatty acids content in BF; in contrast, product with 100% palm fat (PF) produced tasteless GCA. It might be due to fatty acids content in PF, middle, and long chain fatty acids. Single cheese starter culture could not develop Gouda flavor during ripening. The use of mixed fat (50% BF and 50% PF) and mixed cheese starter culture together with Brevibacterium linens
developed a suitable characteristic flavor of Gouda product during ripening. The addition of 0.5% sodium citrate could improve the flavor; nevertheless, it reduced the stability of texture."
[Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, Institut Teknologi Indonesia, Banten. Program Studi Teknologi Industri Pertanian], 2012
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>