Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119950 dokumen yang sesuai dengan query
cover
H. Hadiman
Jakarta : Staf Ahli Kapolri, 1995
355 HAD k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pengembangan Ketahanan Sosial Masyarakat, 2004
307 MEM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pengembangan Ketahanan Sosial Masyarakat , 2004
307 JAR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Centre for Strategic and International Studies, 2002
320 ANC
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Prihandoko Sanjatmiko
Depok: Departemen Antropologi FISIP Universitas Indonesia, 2017
302 PRI k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Prihandoko Sanjatmiko
Depok: Departemen Antropologi FISIP Universitas Indonesia, 2017
302 PRI k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kusnadi
"Intensitas tekanan-tekanan sosial-ekonomi dan kemiskinan yang membawa akibat pada kesulitan-kesulitan rumah tangga pandhiga di Desa Pesisir dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari disebabkan oleh faktor-faktor yang kompleks. Dari tahun ke tahun tingkat.pendapatan pandhiga semakin menurun dan tidak pasti. Salah salu faktor yang secara dominan menyumbang terhadap proses akselerasi permasalahan sosial tersebut adalah kebijakan motorisasi perahu dan modernisasi peralatan tangkap. Rumah tangga-rumah tangga nelayan mengembangkan strategi adaptasi yang bisa dilakukan untuk mengatasi tekanan-tekanan sosial-ekonomi yang datang setiap saat.
Strategi-Strategi adaptasi yang umum dilakukan adalah memobilisasi peranan perempuan (isteri) dan anakanak mereka untuk mencari nafkah dan nelayan melakukan diversifikasi pekerjaan untuk memperluas sumber-sumber penghasilan yang lain. Karena berbagai faktor, kedua strategi adaptasi ini pun sangat terbatas untuk bisa diakses oleh rumah tangga pandhiga. Oleh sebab dalam rumah tangga pandhiga di Pesisir, sesuai dengan kondisi struktur sumber daya sosial-ekonomi lokal, jaringan sosial merupakan pilihan strategi adaptasi yang sangat signifikan untuk mengakses sumber daya yang semakin langka. Sumber daya tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengatasi kesulitan memenuhi kebutuhan sosial-ekonomi sehari-hari dalam upaya menjaga kelangsungan hidup rumah tangga.
Adanya bentuk-bentuk jaringan vertikal pada rumah tangga kasus mencerminkan intensitas kemiskinan, kesenjangan sosial, dan ketergantungan akan sumber daya di kalangan rumah tangga pandhiga den masyarakat nelayan di Pesisir. Jaringan sosial merupakan potensi budaya yang dapat dimanfaatkan secara kreatif untuk menyikapi tekanan-tekanan ekonomi setiap saat. Hasil studi ini menunjukkan bahwa tekanan ekonomi dan kesulitan kehidupan yang secara intensif dihadapi oleh rumah tangga pandhiga tidak direspons dengan tindakan-tindakan sosial yang bersifat revolusioner atau eksplosiĀ£ Sekalipun demikian, harus diakui bahwa pemanfaatan fungsi jaringan sosial tersebut masih bersifat karitatif dan bukan merupakan solusi substansial untuk mengatasi berbagai kesulitan sosial-ekonomi rumah tangga pandhiga secara mendasar. Karena faktor-faktor penyebab kesulitan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari atau kemiskinan di kalangan nelayan cukup kompleks, maka upaya-upaya mengatasinya tentu saj a bukan p ekerj aan yang mudah."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Endang Rudiatin
"ABSTRAK
Tesis ini membahas bentuk-bentuk dan fungsi jaringan sosial yang terwujud sebagai akibat kompetisi dalam mendapatkan sumber daya, yang berada dalam rangkaian kegiatan usaha nasional, berdasarkan suatu penelitian pada masyarakat nelayan di kampung nelayan Muara Angke, Pantai Utara Jakarta. Penelitian terhadap bentuk dan jaringan sosial nelayan ini menggunakan pendekatan jaringan sosial, yang merupakan pengembangan dari pendekatan struktur. Pendekatan struktur dalam menjelaskan proses perubahan sosial, memandang perubahan masyarakat dengan mengamati perubahan struktur di dalamnya. Pendekatan jaringan sosial memandang struktur dalam masyarakat adalah jaringan social itu sendiri, sehingga dengan menguraikan hubungan-hubungan yang berlangsung di dalamnya, seorang peneliti dapat menganalisa dan menggambarkan suatu proses sosial. Oleh karena itu model jaringan mengarah pada penjelasan proses tidak hanya bentuk.
Pembentukan berbagai jaringan sosial nelayan, merupakan upaya mendapatkan akses ke sumber daya dalam kerangka strategi untuk dapat bertahan hidup di kota. Jaringan sosial yang sudah terbentuk tersebut pun perlu dipertahankan, dengan maksud agar tetap berada dalam suatu jaringan usaha perikanan, karena sekali keluar belum tentu bisa lebih baik lagi atau bahkan dapat masuk lagi dalam usaha perikanan yang berkompetisi tinggi tersebut. Selain itu jaringan sosial juga difungsikan atau digunakan sebagai alat memfleksibelkan kebijakan-kebijakan yang dianggap merugikan.
Jaringan sosial yang dibentuk oleh nelayan, merupakan perilaku ekonomi mereka berdasarkan seleksi terhadap kebudayaan mereka, yaitu mempertahankan hubungan koperatif dengan nilainilai kesetiaan dan kepercayaan di dalamnya. Nilai inilah kelak melanggengkan hubungan-hubungan mereka, sehingga jaringan sosial. nelayan bersifat relatif stabil dan menetap. Dengan demikian kestabilan jaringan sosial nelayan tersebut merupakan refleksi dari kelanggengan hubungan nelayan dan pedagang yang umum ditemukan pada masyarakat nelayan manapun di dunia. Hubungan tersebut langgeng, disebabkan pinjaman--pinjaman jangka panjang. Walaupun relatif stabil, eksistensi suatu jaringan masih bergantung pada seorang patron atau perantara yang dapat mendekatkan jaringan kepada sumber daya. Seorang patron di sini harus memiliki akses besar terhadap sumber daya tersebut. Pada umumnya yang bertindak sebagai patron atau perantara adalah pedagang atau pengusaha besar.
Pembentukan jaringan sosial nelayan banyak dilandaskan pada hubungan kekerabatan,. dimana dasar kekerabatan dalam hubungan nelayan merupakan suatu proses enkulturasi. Hubungan kekerabatan tersebut dijadikan sumber manfaat atau mata pencaharian, sehingga untuk menjamin hari depan mereka dilakukan melalui jaringan kekerabatan.
Dari penelitian terhadap jaringan sosial nelayan ini ditemukan pula bahwa, nelayan di Muara Angke tidak terpaku dalam lingkungan kemiskinan yang identik dengan dirinya, karena bertahan dalam suatu jaringan merupakan usaha nelayan untuk memperoleh peluang atau kesempatan, agar dapat keluar dari kemiskinan atau bertahan hidup. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa, begitu banyaknya faktor-faktor sosial-ekonomi bahkan budaya yang saling berkaitan dalam hubungan-hubungan nelayan, terutama hubungannya dengan pedagang, sehingga untuk mematahkan hubungan ketergantungan tersebut kehadiran pranata formal belumlah merupakan pemecahannya."
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>