Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 115346 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dina Fitriningsih
"Penyelenggaraan program Relationship Marketing dalam suatu organisasi, dapat menciptakan customer loyalty yang sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup organisasi tersebut. Loyalitas akan meningkatkan laba melalui peningkatan pendapatan, karena pembelian berulang (repeat purchase), penurunan sensitivitas harga, dan efek "getok tular" yang disebarkannya. Selain itu juga didapat penurunan biaya operasional dari penghematan biaya pemasaran (mempertahankan customer yang sudah teraih lebih murah daripada mencari yang baru), dan pengurangan biaya pelayanan customer.
Pavilyun Kartika RSPAD Gatot Soebroto dalam operasional bidang pemasarannya menjalankan aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan Relationship Marketing. Tetapi pada saat ini belum didapat gambaran sejauh mana aktivitas-aktivitas tersebut dijalankan, disesuaikan dengan rujukan yang ada dalam kepustakaan. Sebagai lanjutan dari pengamatan diatas, dilakukan suatu studi kasus dengan pendekatan kualitatif, untuk melihat aktivitas pengadaan dan penyampaian produk, penerimaan dan pembinaan karyawan, pemilihan customer dan cara mempertahankannya, dan pengukuran dari Relationship Marketing yang ada di Pavilyun Kartika RSPAD Gatot Soebroto. Cara yang dilakukan adalah dengan wawancara mendalam dengan beberapa informan yang area kerjanya berkaitan dengan ke-4 aktivitas tersebut diatas, dilengkapi dengan hasil observasi dan data sekunder yang didapat.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa meskipun Pavilyun Kartika RSPAD Gatot Soebroto banyak melaksanakan aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan Relationship Marketing, tetapi bila dibandingkan dengan rujukan kepustakaan, masih jauh dari memadai. Dilihat dari struktur organisasinya, bagian pemasaran terletak di tingkat pelaksana (dipimpin Ka Ur) yang dirasa sulit untuk mendapat kinerja pemasaran yang optimal. Produk yang disediakan masih berorientasi pada produsen (product driven), kualitas produk belum dikelola secara optimal, pemberdayaan karyawan dan sistem pendukung bagi karyawan untuk dapat memberi pelayanan yang dapat mengikat customer, belum dilaksanakan, pemilihan customer dan pengukuran yang berorientasi Relationship Marketing tidak dilaksanakan.
Untuk penerapan yang optimal, diperlukan orientasi baru dari pemasaran Rumah Sakit, yaitu untuk lebih focus pada customer teraih. Produk yang disediakan agar lebih berorientasi pada customer (customer driven). Kualitas produk yang ada, yang merupakan kunci dari kepuasan customer, sehingga untuk itu pengelolaan kualitas perlu ditangani lebih serius antara lain dengan menerapkan zero defection management dan program-program garansi produk. Karyawan dibekali ketrampilan, sarana dan kewenangan untuk dapat membina hubungan yang erat dengan customer, dan pemilihan customer yang sesuai untuk Rumah Sakit dan dianggap potensial untuk jangka panjang. Selanjutnya untuk mengukur keberhasilan dan evaluasi program, diperlukan cara-cara monitoring Relationship Marketing antara lain : pengukuran kualitas pelayanan, pemantauan angka-angka retensi customer, dan penggunaan metode ROR. Sebagai penunjang dari keberhasilan program, disarankan perlunya segera menerapkan sistem informasi customer (customer information file), dan kerjasama dari semua pihak dalam organisasi, dari tingkat direksi sampai tingkat pelaksana terbawah, untuk mendukung program ini. Mengingat pemasaran bukan lagi suatu fungsi, melainkan sudah menjadi filosofi dari organisasi. Kesadaran ini akan menentukan keberhasilan program pemasaran (Relationship Marketing), sekaligus mengatasi kendala struktural yang ada.

The Implementation Analysis Of the "Relationship Marketing" At The Pavilyun Kartika RSPAD Gatot SubrotoThe Relationship Marketing program can build customer loyalty which is important for the growth and sustainability of the organization. Loyalty can increase revenues through increasing repeat-purchase, decreasing price sensitivity and the spread of the word-of-mouth marketing effect. The bigger revenue could also acquire from the decreasing of the operational cost created from the lowering of the marketing cost (to maintain the old customer is cheaper than to get the new one), and from the decreasing of the customer service costs.
In its marketing operation, the Pavilyun Kartika RSPAD Gatot Soebroto applies some activities related to the Relationship Marketing. How far the activities done by this hospital, referring to the concept, is unknown. As a follow up on the above observation, a case study was undertaken, through a qualitative approach. The study observed the products and its delivery to customer, the recruitment and developing employees, the selection and maintaining customers, and the measurement activities of the Relationship Marketing at the Pavilyun Kartika RSPAD Gatot Soebroto. Deep interviews were done with some people related to the 4 above activities to obtain answers for this study. The study is completed by the secondary and observed data. The study shows that the Pavilyun Kartika RSPAD Gatot Soebroto has done some activities related to the Relationship Marketing, but it was not much compared to the references. From the organization structure, marketing is still at the lower level which resulted to the poor performance of this unit. Products offered at the hospital are still product-driven characteristics, as well as its low product quality, low employee enforcement and support system which could hold the customers are still not done. The selection of customers and measurement to the Relationship Marketing are also not done.
A new orientation is needed to optimally apply at the hospital to focus more on the retained customer. Products should be offered based on customer driven. The product quality, as the key to the customer satisfaction, needs to be handled more seriously by applying zero defection management and product guarantee programs. The employees' skills, tools and authority should be developed to maintain the appropriate customers and to select customers who suit and considered potential for the long-term relationship.
The successful measurement and program evaluation are also needed to monitor the Relationship Marketing through the measurement of the customer service, observing the customer retention number, and the application of the ROR calculation method.
In supporting the successful program, it is also suggested to apply the customer-information-file system, and the strong cooperation from all employees' levels starting from the Board of Directors to the lowest level. The marketing is no longer only a function, but also the philosophy of the organization. This awareness leads the successful of the Relationship Marketing program which at the same time will eliminate the structural milestones.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T 1836
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fadil
"ABSTRAK
Kemandirian Rumah Sakit sangat panting dalam rangka mempertahankan perkembangan Rumah Sakit dengan kualitas pelayanan kesehatan yang baik disamping tetap menghasilkan Sisa Hasil Usaha yang bermanfaat bagi pengelola.
Kesulitan yang dihadapi Rumah Sakit Pavilyun Kartika RSPAD Gatot Soebroto sebagai sisi pelayanan swasta dilingkungan RSPAD Gatot Soebroto dengan kondisi krisis moneter yang terjadi tahun 1997 mengharuskan mencari terobosan intervensi baru dalam usaha menuju kemandiriannya.
Perlakuan berupa perubahan tarif rawat inap, realokasi jumlah tempat tidur, upaya pengendalian biaya dan reorganisasi SDM perawat di Unit Rawat inap di tahun 1997 belum diketahui efeknya.
Untuk mengetahui apa ada perbedaan antara kondisi awal (1996) dan pasta intervensi (akhir 1997) dan mendapat gambaran hasil intervensi dilakukan penelitian cross sectional dengan sumber informasi data sekunder berupa laporan-laporan, data primer peer group pimpinan dan karyawan
Hari rawat, BOR, BTO, TOI, Total Pendapatan, Total Biaya, SHU, LOS, CRR digunakan sebagai indikator dengan hasil tidak ada perbedan antara tahun 1996 dan 1997.
Melalui penggantian tenaga perawat berpredikat Akper pada tenaga SPK yang pindah ke RSPAD Gatot Soebroto, kwalitas pelayanan keperawatan tetap tinggi sedangkan efisiensi pelayanan meningkat.
Melalui usaha pengembangan corporate culture, pemahaman social revenue, cost effectiveness/cost containment dipertajam.
Melalui usaha pengembalian PNS RSPAD Gatot Soebroto tingkat subsidi dikurangi.
Disimpulkan krisis moneter pada tahun intervensi 1997 sebagai pemicu gerakan efisiensi dan konsolidasi kepegawaian, menghasilkan tingkat kemandirian yang meningkat dengan tetap mempertahankan tingkat pelayanan yang baik serta Sisa Hasil Usaha (SHU) tetap positif meskipun tingkat inflasi yang terjadi sekitar 50%.

ABSTRACT
Self sufficiency (Self Reliance) in Hospitals is very important within the frame work to maintain the development of the hospital, with excellent quality health services and still provide adequate profitability for the owner.
The 1997 monetary crisis problems faced Paviliun Kartika Hospital RSPAD Gatot Soebroto as the business unit for RSPAD Gatot Soebroto, forced it to find new ways of intervention towards self sufficiency.
Interventions in the form of price changes in the hospital wards, reallocation of hospital beds, cost containment and reorganization of human resources in nurses in the hospital wards in 1997 were implemented with impact not yet known.
To ascertain whether there was a difference between the preintervention period (1996) and post-intervention period (end of 1997) and to obtain the intervention result, a cross sectional study was done based on information reports and peer group analysis.
Measures like bed days, BOR, TOI, Total Revenue, Total Cost, Net Profit , LOS, CRR are used as the indicators. The study found that there was no apparent difference between 1996 and 1997 indicators.
The quality of nurses services was maintained high and the efficiency of services was raised by adding more nurses with academic back ground.
Through the development of corporate culture, the understanding of social revenue and the cost effectiveness/cost containment were focused.
Through returning nurses paid by government back to the RSPAD Gatot Soebroto of level of subsidy was lowered.
The monetary crisis in 1997 intervention year had sparked the efficiency and person& consolidation resulting in the increase of self sufficiency and high level of health services and sufficient profit despite of 50% annual rate of inflation.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Firawati
"Call Center merupakan salah satu titik kontak antara Bank dengan pelanggannya. Penerapan Customer Relationship Marketing pada call center merupakan sebuah hal yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Jika di masa lalu call center lebih dikenal merupakan operator telepon, maka pada studi ini ingin melihat peranan call center terhadap ekuitas merek perusahaan. Bank Mandiri memiliki call center yang beroperasi 7/24 dengan nama Mandiri Call. Penerapan customer relationship marketing telah dilakukan sejak terbentuknya call center dan diselaraskan penerapannya secara Organisasi.
Karya akhir ini menunjukkan adanya pengaruh positif penerapan customer relationship marketing Mandiri Call terhadap brand equity Mandiri melalui peningkatan customer satisfaction Mandiri, customer rentention Mandiri, dan customer equity Mandiri.

Call Center is a point of contact within Bank and the customer. Implementation of Customer Relationship Marketing in call center is an important matters nowadays. In the past, call center known as a telephone operator. In this research we elaborate more the role of call center to the company's Brand Equity. Mandiri Call is a call center that operate 24/7 by Bank Mandiri. The implementation of Customer Relationship Marketing has been done since the establishment of call center and allign them with Organization vision.
This Thesis shows the positive impact of Customer Relationship Marketing to Brand Equity through the improvement of Customer Satisfaction Mandiri, Customer Rentention Mandiri, and Customer Equity Mandiri."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28102
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahadin Abubakar Rahman
"Rumah sakit melaksanakan berbagai kegiatan yang multi kompleks juga memproduksi berbagai jenis limbah. Salah satu jenis limbah yang diproduksinya adalah limbah klinis yang mengandung bahan-bahan infeksius, beracun dan radioaktif. Bahan-bahan ini mempunyai risiko bagi kesehatan manusia di sekitarnya serta sumber pencemaran bagi lingkungannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen limbah cair di Pavilyun Kartika RSPAD Gatot Soebroto. Penelitian ini lebih difokuskan pada kualitas limbah cair sebelum dan setelah pengolahan untuk dibandingkan dengan baku mutu limbah cair yang berlaku.
Hasil analisis efluen air buangan bila dibandingkan baku mutu hanya untuk parameter pH dan suhu menunjukkan kadar di bawah baku mutu. Sedangkan untuk BOD, COD, TSS, NH3 babas, P04, E.coli dan Coliform di atas baku mutu yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 58 tahun 1995 yang akan dibertakukan mulai tahun 2000.
Hipotesis yang diuji adalah bahwa kualitas limbah cair akan menjadi lebih baik setelah diolah oleh IPAL. Uji t terhadap kadar limbah cair sebelum dan sesudah pengolahan menunjukkan penurunan yang bermakna (p < 0,05) untuk parameter BOD, COD, pH dan E.coli. Sedangkan untuk parameter TSS, NH3, P04 dan suhu secara statistik tidak menunjukkan perbedaan bermakna.
Pengawasan terhadap kualitas efluen berjalan baik yaitu dilakukan analisis kadar efluen secara teratur setiap tiga bulan. Kinerja IPAL juga masih baik yaitu mampu menurunkan kadar BOD, COD, E.coli pada kisaran 70% - 98 %. Manajemen pengolahan limbah cair di Pavilyun Kartika RSPAD Gatot Soebroto masih belum memadai. Hal ini dapat dilihat dari : peralatan IPAL seperti sump pit pump, collection pump, comminutor, air blower dan chlorine pump yang telah mengalami kerusakan lebih dari 6 bulan. Tenaga operator dan pemeliharaan mempunyai tugas pokok pada bagian teknik dan belum pemah mendapat pelatihan khusus di bidang pengolahan limbah cair.
Untuk itu maka perlu dilakukan suatu terobosan yaitu dengan menyusun suatu perencanaan yang baik untuk menerapkan sistem manajemen lingkungan rumah sakit (SMLRS) dan program pencegahan pencemaran rumah sakit (P2RS) di Pavilyun Kartika RSPAD Gatot Soebroto.

Wastewater Treatment Management in Kartika Pavilion of RSPAD Gatot SoebrotoHospital runs various multicomplex activities and also products various sewage things. One of them which was producted by Hospital is clinical sewage which contain infected, poisonous and radioactive materials. These materials have a big risk for human healthy and also as pollution sources for its environment.
This research has a purpose for knowing wastewater management in Pavilyun Kartika RSPAD Gatot Soebroto. More focused on quality of wastewater before and after treatment, this research compare with regulated quality standard of wastewater.
Analitical results of wastewater, compared with quality standard of wastewater only on parameters pH and temperature show a value under quality standard value.
Meanwhile for free of BOD, COD, TSS, NH3, P041 E.coli and Coliform above quality standard which has been stated by Environment Govenrmental Minister jugdment No. 58 year 1995 attachment B which will be regulated on 2000. Tested Hyphotism is wastewater quality will became better after treated by IPAL (Sewage Treatment Plant) Test t on wastewater portion before and after treatment show significant decrement (p < 0.05) on parameters : BOD, COD, pH and E.coli. But for TSS, NH3, PO4 and temperature statistically not show significant differences.
Supervising on effluent quality run well, at least once in three months effluent portion analitic is done. IPAL performance also still in prime condition, has ability to decrease BOD, COD, E.coli portion on the range 70% - 98 %.
Wastewater treatment Management in Pavilyun Kartika RSPAD Gatot Soebroto hasnot been optimized yet. This mater can show on IPAL installation such as Sump pit pump, collection pump, comminutor, air blower and chlorine pump which has been gotten break more than 6 months. Operator and maintenance power has main duty on technical section and hasnot ever gotten special training on wastewater treatment. It is important to be done an intervention with arrange good plan to implement Hospital Environment Management System (SMLRS) and Prevention of Pollution of Hospital (P2RS) in Pavilyun Kartika RSPAD Gatot Soebroto.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gusti Nyoman Surendra
"Pemasaran yang tepat sangat diperlukan oleh setiap institusi untuk dapat mencapai tujuannya. Demikian juga tidak terkecuali Peguruan Tinggi memerlukan pemasaran. Jakarta sebagai salah satu kota besar di Indonesia memiliki 240 PTS yang terdiri dari 41 Universitas, 104 Sekolah Tinggi, 6 Institut, 86 Akademi dan 3 Politeknik, dengan sendirinya memiliki tingkat persaingan yang tinggi. Sehingga untuk dapat bertahan hidup bahkan berkembang menjadi PTS terkemuka dibutuhkan strategi pemasaran yang baik dan tepat karena layaknya perusahaan, PTS juga hanya dapat hidup jika memiliki pelanggan yang loyal kepadanya.
Calon mahasiswa saat ini semakin sadar bahwa agar nantinya memiliki daya saing tinggi dan menjadi tenaga kerja yang berkualitas, maka mau tidak mau dalam melanjutkan pendidikan harus dipilih perguruan tinggi yang baik dan bermutu serta memberikan layanan terbaik adalah satu-satunya pilihan yang tepat.
Bertolak dari itu maka penelitian ini ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan penerimaan mahasiswa dalam kerangka kualitas total yang dirasakan (total perceived quality), serta dapat merumuskan strategi pemasaran apa yang dapat memperkecil kesenjangan (gap) antara kualitas pelayanan yang diharapkan dan kualitas pelayanan yang dialami pada Universitas Pancasila.
Penelitian ini dilakukan secara deskriptif analitis dengan melakukan analisis data primer melalui jawaban responden diukur berdasarkan skala Linkert. Pengukuran variabel pada indikator kualitas pelayanan digunakan model pengukuran Service Quality dari Parasuraman yang mengukur kualitas pelayanan dan kepuasan mahasiswa berdasarkan pada dimensi tangibility, reability, responsiveness, assurance dan empathy.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepuasan mahasiswa terhadap layanan yang diterima berada dibawah batas titik kritis yaitu tangibilty (75.37%), reability (70.00%), respociveness (68,85), assurance (73.39%) dan empathy (68,60%) dengan skor rata-rata dari kelima dimensi kualitas ini adalah+ 71.36% (tingkat kepuasan ideal adalah 90% - 100%, batas titik kritis tingkat kepuasan adalah 80%).
Hasil penelitian terhadap karyawan menunjukan bahwa tingkat kepuasan karyawan untuk seluruh strata sebagian besar menyatakan cukup puas (43.35%). Puas 22.75%, tidak puas 20.70%, sangat tidak puas 8.25% dan yang sangat puas 4.95%.
Rasio dosen tetap : mahasiswa perlu ditingkatkan, seat ini rasio dosen tetap : mahasiswa adalah 1 : 35.
Pengangkatan dosen tidak tetap sebaiknya hanya yang berpendidikan S-2. Saat ini dosen tidak tetap ada sebanyak 671, yang berpendidikan S-1 = 390 (58.12%), S-2 = 235 (35.02%) dan S-3 46 (6.86%).
Tidak adanya ujian masuk dan belum ada keseragaman dalam penerimaan mahasiswa baru serta adanya uang sumbangan sukarela yang besarnya ditentukan berdasarkan hasil wawancara yang dirasakan memberatkan mahasiswa baru.
Pengenalan mahasiswa terhadap Universitas Pancasila sebagian besar dari word-of-mouth (53%).
Universitas Pancasila membutuhkan kerja keras untuk dapat meningkatkan kualitas layanan pada kelima dimensi kualitas, juga meningkatkan kualitas karyawan, dan dosen. Bila hal ini tidak cepat dilakukan maka Universitas Pancasila akan dapat kehilangan talon mahasiswa karena had-word-of-mouth."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T8893
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadjar Isdijanto
"Looking at the brutto premium of PT. Asuransi Jasindo and the development of loss insurance industry in Indonesia, it was obvious that the market competition of insurance industry was very competitive. Such competition could be handled if PT. Asuransi Jasindo could apply a marketing strategy that had a sustainable competitive advantage. This served as the background of the research which aimed at identifying the feasibility of applying the sustainable competitive advantage concept as the marketing strategy and to what extent it can be applied to identify competitive position of PT. Asuransi Jasindo towards other competitors in the loss insurance industry in Indonesia.
The research adopted descriptive method through data collection in a form of secondary and primary data. The former used books, annual reports and other documents related with the research. As for the latter, questionnaires designed based on the Likert Scale were distributed to the personnel of PT. Asuransi Jasindo in the units in the head quarter office and 15 branch offices.
The research adopted Boston Consulting Group (BCG) matrixs theory and the Sustainable Competitive Advantage (SCA) approach. The BCG matrixs was used to identify the competitive position of PT. Asuransi Jasindo towards the competitors in the loss insurance industry and the SCA approach here was to analyse the components of competitors covering own products familiarity, familiarity towards competitors, familiarty towards the competitors? products and the components of competition techniques comprising of cost advantage, product differenciation, market focus, pioneering products and market sinergy.
The results of this research depicted that the competitive position of PT. Asuransi Jasindo in the loss insurance industry in Indonesia was in the star quadrant possessing the growth of long-run opportunities. The strategies that could be adopted were forward integration, backward integration, horizontal integration, market penetration, market development and product development.
Whereas the results of analysis ofthe components of prequisite condition of SCA concept was things like the familiarity of own products, familiarity of competitors? products, cost advantage, product differenciation, market focus and pioneering products receiving good/high level category and as for being familiar with the competitors possessing very good/very high category whereas the market sinergy obtained relatively good/relatively high category. Therefore it could be concluded that the SCA concept could be adopted as the marketing strategy of PT. Asuransi Jasindo.
The optirnalize the adopt on of the SCA concept as the marketing strategy that possessed the sustainable competition required mending and improvement of such strategies as market synergy, human resource development and the market extention."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22146
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunadi
"Kebijakan pemerintah yang tertuang dalam Peraturan pemerintah (PP) No. 81/99, yang kemudian direvisi menjadi PP No. 38/2000, Khususnya tentang pengaturan pembatasan kadar nikotin 1,5 mg dan tar 20 mg dalam setiap batang rokok, akan lebih meramaikan pasar rokok di Indonesia, khususnya segmen rokok rendah tar dan nikotin, di mana akan meningkatkan persaingan antar sesama produsen (merek) yang jumlahnya terus bertambah.
Perkembangan industri rokok di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, menunjukkan adanya peningkatan permintaan akan rokok rendah tar dan nikotin, di mana permintaan akan rokok rendah tar dan nikotin telah meningkat sampai tahun 2000 lalu, mencapai sekitar 10% dari total konsumsi rokok kretek yang berjumlah 199 milyar batang.
Oleh karena itu, produsen rokok harus dapat menetapkan strategi pemasaran yang tepat bagi produknya, agar dapat memenangkan persaingan. Dalam menyusun strategi pemasaran yang tepat, Produsen perlu melakukan positioning dan segmentasi, untuk mengetahui bagaimana konsumen menerima berbagai alternatif rokok rendah tar dan nikotin yang ada, bagaimana persepsi konsumen terhadap produk tersebut. Selanjutnya, karakteristik demografi konsumen apakah yang berpengaruh pada konsumen dalam memilih produk yang akan menjadi umpan balik bagi produsen untuk menentukan strategi pemasaran. Dalam kaitan, perlu dilakukan pengamatan dan analisa pasar untuk dapat mengetahui kebutuhan dan keinginan perokok, sesuai dengan prinsip dasar pemasaran yang berorientasi pada pelanggan (market oriented).
Dilatarbelakangi permasalahan tersebut maka penulis mencoba meneliti masalah mengenai analisis segmentasi, target pasar dan postioning konsumen rokok rendah tar dan nikotin di Jakarta.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengelompokkan segmentasi benefit berdasarkan atribut yang dipentingkan konsumen dari produk rokok rendah tar dan nikotin, menjelaskan target pasar dituju yang dianggap mewakili suatu segmen tertentu dari profit segmen terbentuk, serta untuk melihat kedekatan persepsi sembilan merek rokok rendah tar dan nikotin di benak konsumen yang dikaitkan dengan peta posisi persaingan.
Penelitian menggunakan sampel perokok rendah tar dan nikotin yang berada di wilayah Jakarta. Penarikan sampel dilakukan secara convinience sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, yang disebarkan langsung kepada responden, setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Untuk pengelompokan segmentasi benefit digunakan bantuan program Cluster dan Case V. Sedangkan untuk mengetahui profil segmen, digunakan program Crosstab dari SPSS, sedangkan untuk peta posisi persaingan digunakan program Kyst dari MDS.
Hasil penelitian, menghasilkan tiga segmen. Segmen pertama, terdapat 60 responden (30%). Segmen kedua, dengan 92 responden (45%), Sedangkan segmen ketiga, dengan 48 responden (24%). Masing-masing segmen memiliki atribut utama yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih rokok. Suatu atribut dikatakan penting, jika skala Thurstonenya melebihi nilai 1.5. Segmen 1, lebih mementingkan atribut berturut turut : peformance (3.38), image (3.36), time & energy cost (3.05), style (2.89), reliability (2.47), durability (2,31) dan feature (2.26). Segmen 2, lebih mementingkan atribut performance (3.85), image (3.83), feature (3.14) style (3.13), reliability (2.86), durability (2.40) dan anal/ability (1.87). Segmen 3, lebih mementingkan atribut performance (3.07), image (3.03), feature (2.85), reliability (2.85), availability (2.34), durability (2.31) dan time & energy cost (1.84).
Target segmen yang dipilih adalah segmen 2 (46%), dengan profil segmen sebagai berikut: pria dengan usia 20-30 tahun dan di atas 30 tahun, pendidikan S1/D3, pendapatan di atas satu juta rupiah per bulan, menyukai rokok kretek, dengan rata-rata konsumsi lebih dari 10 batang per Hari, memiliki perilaku pembelian cenderung membeli produk yang terekam/terlintas dalam pikiran, memiliki hobi berolah raga dan menonton pagelaran musik, suka nonton tv, terutama acara jaringan tv swasta lama (RCTI, SCTV, Indosiar, Anteve dan TPI), suka membaca majalah/tabloid olah raga/hobi/politik (Otomotif, Bola, Adil) dan majalah wanita (Nova, Gadis, Femina).
Analisis peta posisi persaingan menunjukkan, bahwa jarak antara A Mild dan LA Lights sangat dekat, dibanding Star Mild, sehingga kedua merek tersebut menurut konsumen banyak memiliki kesamaan, di mana persaingan antara keduanya sangat ketat. Kansas Light dan Dunhill Light jaraknya cukup dekat, sehingga persaingan antara keduanya juga terjadi. Kansas Light, Pall Mall Light dan Marlboro Light, jarak ketiganya juga dekat, berarti konsumen menganggap bahwa ketiganya cukup mirip dan adanya persaingan satu sama lain. Sedangkan Bentoel Mild, jaraknya berjauhan dengan merek lain, serta memiliki ciri khas tertentu yang tidak dimiliki oleh merek rokok rendah tar dan nikotin lain."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T10413
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Aziz
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26541
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Devina Permatasari
"Restoran Sunny Side Up Summarecon Mall Bekasi pertama kali dibuka pada bulan Juli 2013, dengan menawarkan produk makanan menggunakan bahan baku telur. Banyak hal dianalisa untuk menentukan strategi pemasaran yang tepat dan efektif untuk menyasar pelanggan potensial. Oleh karena itu, hal yang menjadi permasalahan pada restoran SSU SMB adalah apakah strategi pemasaran yaitu bauran pemasaran yang dilakukan restoran sudah tepat. Strategi pemasaran yang dianalisa yaitu STP dan bauran pemasaran. Penelitian yang dilakukan menghasilkan kesimpulan bahwa analisis strategi pemasaran yang dilakukan oleh restoran sudah cukup baik karena adanya kesesuaian antara STP yang dituju dengan bauran pemasaran yang dilakukan. Adapun beberapa saran yang diberikan untuk pengembangan restoran yaitu, pengembangan produk yang kurang diminati, perluasan pelayanan dan terus meningkatkan promosi.

Sunny Side Up Restaurant at Bekasi Summarecon Mall first opened in July 2013, by offering food products using raw materials eggs. Many things are analyzed to determine the right marketing strategies and effective way to target potential customers. Therefore, it is becoming a problem in the restaurant SSU SMB is whether the marketing mix marketing strategy that made the restaurant is right. Marketing strategies are analyzed, namely STP and marketing mix. Research conducted lead to the conclusion that the analysis of the marketing strategies undertaken by the restaurant is quite good because of the STP target spesific between the marketing mix is done. As for some of the advice given to the development of the restaurant is, the less desirable product development, expansion of services and continue to improve the promotion.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cheria Cahyaningtyas
"Dalam pasar yang sangat kompetitif di dunia perumah sakitan saat ini, diperlukanstrategi pemasaran yang lebih memfokuskan sasaran kegiatannya pada hubungan yangbersifat partnership. Penerapan customer relationship marketing bertujuan menemukanlifetime value LTV dari pelanggan dan lebih meningkatkan efisiensi operasional.Tujuan dari tesis ini adalah untuk mengetahui peran customer care terhadap customerrelationship marketing pasien perusahaan maupun asuransi IKS RS Risa Sentra MedikaMataram. Identifikasi dan evaluasi strategi pemasaran ini dilakukan dengan pendekatansistem. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian inimenemukan bahwa telah dilakukan upaya customer relationship marketing melaluikegiatan customer care, belum berlangsung secara optimal. Dalam hal tersebut, dapatterlihat dari kinerja sumber daya manusia, struktur organisasi, anggaran, sarana yangmendukung kegiatan customer care yang belum sesuai standar. Dalam pelaksanaancustomer relationship marketing menerapkan 4 konsep yaitu developing trust membangun kepercayaan, bonding commitment membangun komitmen, communication komunikasi dan conflict handling penanganan konflik, upaya-upayatersebut telah dilakukan walaupun belum memenuhi target. Maka diperlukan komitmendari semua pihak dalam organisasi, dari mulai direksi sampai ke tingkat pelaksana, danjuga kerjasama yang sinergis dari pihak intern perusahaan dan juga pihak luar.
In today 39 s highly competitive market in hospitals, marketing strategies are needed thatfocus more on the objectives of their activities on partnership relationships. Theimplementation of customer relationship marketing aims to find the lifetime value LTV of customers and further improve operational efficiency. The purpose of thisthesis is to know the role of customer care to customer relationship marketing of patientcompanies and insurance IKS RS Risa Sentra Medika Mataram. The identification andevaluation of this marketing strategy is done by system approach. The type of thisresearch is qualitative descriptive research.
The results of this study found that has beendone customer relationship marketing efforts through customer care activities, has notbeen optimal. In that case, can be seen from the performance of human resources,organizational structure, budget, facilities that support customer care activities that arenot according to standards. In the implementation of customer relationship marketingapply 4 concepts that are developing trust, bonding commitment, communication andconflict handling, these efforts have been done even though they have not met thetarget. It requires commitment from all parties in the organization, from the board ofdirectors to the executor level, as well as synergistic cooperation from the internalcompany and also outside parties.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T51383
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>