Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144694 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Azhar Fitri
"Industri manufaktur sebagai penghasil devisa negara, berperan penting dalam memperkuat struktur perekonomian Indonesia. Kuatnya struktur industri hulu dan antara (termasuk pertambangan, pengolahan, pertanian, kehutanan, dan barang modal lainnya) sebagai penghasil bahan baku yang berkontribusi terhadap pendapatan devisa negara, serta penyelaras faktor pertumbuhan sub sektor ekonomi, akan memperkuat dasar dan mendukung percepatan pertumbuhan industri turunan/hilirnya. Krisis ekonomi dan moneter yang melanda Indonesia dan negara Asia lainnya pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan penutupan industri yang mengandalkan bahan baku impor. Penguatan struktur industri melalui pengisian kekosongan pohon industri diharapkan mampu mengisi peluang perluasan dan pengembangan industri hilir yang berimplikasi pada penguatan struktur industri, pertumbuhan kesempatan berusaha, pertumbuhan tenaga kerja, serta alternatif penambahan devisa negara. Melalui penelusuran pohon industri petrokimia dan besi baja diharapkan akan ditemukan peluang penumbuhan industri yang kompeten dalam menyediakan bahan baku/pendukung bagi industri hilir sesuai resource base (kekayaan sumber daya) Indonesia, added value dan prospek pasar yang cerah, sehingga menghasilkan produk yang memiliki daya saing dan daya tahan di pasar internasional didukung strategi dan kebijakan yang kondusif.
Penelitian bertujuan menggali peluang usaha industri turunan petrokimia dan besi baja yang berpotensi ditumbuhkembangkan berdasarkan ketersediaan bahan baku (local content) dan permintaan (demand) produk industri. Penelitian dilakukan dengan metode kajian kepustakaan/survei dokumentasi, metode wawancara (dan pengisian kuesioner) dari narasumber terkait, serta metode evaluasi. Analisis metode deskriptif menggunakan SWOT (Strength - Weakness - Opportunities- Threat) analysis untuk mendapatkan posisi kekuatan dan kelemahan struktur industri secara internal-eksternal, selanjutnya dievaluasi dengan uji AHP (Analytical Hierarchy Process) melalui pengolahan data primer hasil wawancara/kuesioner narasumber dari DJ-ILMEA (Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Elektronika, dan Aneka), DJ-IKAH (Direktorat Jenderal Industri Kimia, Agra, dan Hasil Hutan), DJ-KLIPI (Direktorat Jenderal Kerjasama Lembaga Industri dan Perdagangan), serta DJ-IKDK (Direktorat Jenderal industri Kecil dan Dagang Kecil), Departemen Perindustrian dan Perdagangan.
Skenario prioritas pengembangan industri dengan pendekatan konsep Porter's Diamond, mengidentifikasi faktor- faktor yang mempengaruhi daya saing industri meliputi : kondisi faktor, kondisi permintaan; industri terkait/pendukung; struktur dan persaingan; serta kebijakan pemerintah. SWOT analysis terhadap posisi industri didapat turunan petrokimia dan besi baja yang sangat berpeluang dikembangkan meliputi : Acetic Anhydride; Acrylonitrile; Aniline (phenyl amine, ammobenzene); Monoethanolamine; (Ethanol amine); 0-, M- , P-Phenylenediamine; Poly methyl methacrylate; serta Vinyl acetat (Ethanyl ethanoat); Industri turunan besi baja : Alloy Pig Iron, Shaft Bars dan Semi-finish Stainless Steel. Optimalisasi sumber daya industri dalam rangka meningkatkan daya saing industri dilakukan melalui pemanfaatan potensi internal berupa maksimalisasi kekuatan struktur industri serta minimalisasi kelemahan/dampak eksternal industri. Faktor internal meliputi : optimalisasi pemanfaatan sumber daya bahan baku, orientasi pasar, penguatan ketrampilan sumber daya manusia, fasilitas manufaktur, dan jalur distribusi. Faktor eksternal meliputi : pertumbuhan permintaan, pengguna, teknologi, harga produk, serta persaingan."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T 1804
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahresmita
"ABSTRAK
Industri pengolahan rotan sangat diharapkan menjadi salah satu tumpuan sumber penerimaan devisa bagi Indonesia. Melihat dari sumber daya hutan (rotan) dan jumlah tenaga kerja yang dimiliki Indonesia, produk barang jadi rotan dapat dikatakan mempunyai keunggulan komparatif dipasar internasional, sehingga dapat meningkatkan daya saing produk barang jadi rotan Indonesia, namun daya saing tersebut cenderung semakin menurun. Dalam era globalisasi setiap perusahaan dituntut untuk meningkatkan daya saingnya. Untuk itu perlu adanya strategi yang tepat dalam rangka peningkatan daya saing industri pengolahan rotan Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi daya saing produk barang jadi rotan Indonesia dipasar internasional, mengetahui peran pemerintah dan memberikan alternatif strategi peningkatan keunggulan daya saing industri pengolahan rotan Indonesia.
Identifikasi daya saing produk barang jadi rotan Indonesia dilakukan melalui perhitungan Revealed Comparative Advantage (RCA); sedangkan penentuan strategi peningkatan keunggulan daya saing industri pengolahan rotan Indonesia menggunakan teknik Proses Hirarki Analitik dengan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keunggulan bersaing menurut Diamond Porter's.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang lebih berperan dalam peningkatan keunggulan daya saing industri pengolahan rotan adalah: kondisi permintaan, diikuti secara berurutan oleh faktor kondisi; industri terkait dan pendukung; strategi; struktur dan persaingan; kebijakan pemerintah dan kesempatan/peluang. Pelaku yang diharapkan dapat lebih berperan aktif dalam peningkatan keunggulan daya saing industri pengolahan rotan Indonesia adalah industri, diikuti oleh pemerintah, lembaga keuangan/ perbankan, industri pemasok, asosiasi, negara tujuan ekspor dan negara pesaing.
Sedangkan alternatif strategi yang lebih diprioritaskan adalah penciptaan iklim usaha kondusif, diikuti oleh peningkatan promosi dan informasi pasar serta penguatan keterkaitan aktivitas dalam rantai nilai, walaupun bobot setiap alternatif strategi tidak jauh berbeda."
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eli Sulistiawati
"Seperti diketahui bahwa sebagian besar penduduk Indonesia bekerja di sektor pertanian. Oleh sebab itu produk-produk alat dan mesin pertanian sangat dibutuhkan. Tetapi kenyataan yang dihadapi industri Alsintan belum sepenuhnya berkembang untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Hal ini dikarenakan dari segi demand daya beli petani sendiri lemah tetapi dari segi supply belum mampu bersaing dengan produk-produk impor. Dengan demikian kendala yang dihadapi industri Alsintan adalah masalah daya saing. Oleh sebab itu perlu adanya strategi bagaimana meningkatkan daya saing agar produk lokal mampu bersaing dengan produk impor.
Adapun pendekatan dalam rangka strategi peningkatan daya saing industri Alsintan pembahasannya menggunakan Diamond Porter. Setelah melakukan pembahasan dengan menggunakan Diamond Porter maka dibuat formulasi strategi, lalu ditentukan skala prioritasnya dengan menggunakan Analytical Hierachy Prosess (AHP) yang terdiri dari tingkatan fokus, aktor, faktor, tujuan dan langkah-langkah strategi. Berdasarkan perhitungan AHP diperoleh bahwa strategi peningkatan daya saing ditingkat aktor skala prioritas terbesar adalah industri Alsintan dalam pengertian bahwa industri tersebut harus mampu menghasilkan produk yang berdaya saing. Sedangkan di tingkat faktor bahwa peran pemerintah menjadi prioritas utama. Di tingkat tujuan bahwa penciptaan pasar dalam negeri menjadi prioritas utama dan akhirnya langkah-lahgkah strategi yang jadi prioritas adalah mengembangkan litbang dalam rangka rekayasa dan rancang bangun serta mengembangkan keterkaitan antar industri.
Untuk mewujudkannya peningkatan daya saing industri Alsintan diperlukan kerjasama diantara lembaga-lembaga seperti pihak industri, perbankan, pemerintah, balitbang, serta perguruan tinggi. Disamping itu perlu adanya kesinambungan antara perencanaan strategi, pelaksanaan dan evaluasi, sehingga dapat melakukan perbaikan yang terus menerus. Akhirnya perlu adanya forum dialog antara pihak asosiasi industri Alsintan, pemakai, pemerintah serta lembaga-lembaga terkait sebagai jembatan menciptakan peningkatan daya saing industri Alsintan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T7543
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Hamsal
"ABSTRAK
To be a world-class industry is every nation's dream. However; to realize this aspiration an industry must transform itself to be more powerful that contributes significantly to the economic growth and nation's prosperity. As a strategic industry in Indonesia steel industry it is believed that to achieve world-class standards it should be ready to compete in the regional and global markets. Then, followed by scenario planning development how this industry can adaptively develop these core competences along the way to the journey to the world-class level. At the end, early warning signals should be anticipated by the industry authorities to effectively implement the developed scenarios."
Jakarta: The Ary Suta Center, 2019
330 ASCSM 46 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Flory Daryanti
"Pemerintah Indonesia saat ini menghadapi tantangan yang semakin besar untuk Iebih mampu bersaing di dalam sektor industri baja dimana produk baja merupakan produk strategis karena dibutuhkan oleh banyak kalangan. Persaingan dalam peningkatan daya saing yang didahuiui dengan adanya pasar AFTA dan akhimya harus menghadapi persaingan di pasar global, perlu diupayakan di dalam industri baja indonesia sehingga tidak saja berorientasi domestik tetapi juga berorientasi ekspor.
Visi pemerintah Indonesia, dimana ingin menjadikan industri baja Indonesia menjadi industri yang efisien, mempunyai implikasi yang tidak sedikit terhadap kesiapan industri baja. Dimana kesiapan tersebut tidak hanya mendukung penyediaan proses teknologi yang efisien dan dapat menghasilkan diferensiasi produk serta peningkatan produktifitas tetapi juga mendukung sarana dan prasarana Iain yaitu listrik, pelabuhan, dan fasilitas lain seperti infrastruktur sosial, jalan masuk ke pabrik, peremajaan mesin, dan juga joint venture atau aliansi strategis.
Penelitian ini ditujukan untuk melihat potensi dan arah pengembangan industri baja dalam upaya meningkatkan industri baja yang berorientasi ekspor, dengan menggunakan kerangka analisa sektoral. Strategi pengembangan serta keunggulan kompetitif industri baja dapat ditelaah dalam konteks penelitian dan segi input, proses dan output produk. Jenis penelitian ini adalah studi analisis deskriptif yang didasarkan oleh hasil studi eksplorasi secara deskriptif.
Temuan kajian yang-paling penting adalah peranan pemerintah/negara yang akan tetap kuat dan dominan untuk mendukung industri baja sehingga menjadikan industri baja menjadi etisien, memiliki produktititas tinggi dan mempunyai diferensiasi produk, dalam era globalisasi walaupun fungsinya saat ini adalah mengarahkan industri. Kompetisi yang bersifat global seakan akan menjadikan peranan pemerintah semakin kecil, tetapi pada kenyataannya tidak demikian, peranan pemerintah akan semakin besar dan bertambah penting. Peranan pemerintah merupakan faktor penentu (determinant) dalam kemampuan untuk berkompetisi. Untuk itu maka pembangunan industri baja lndonesia tidak saja perlu terpadu secara internal, tetapi juga harus serasi dengan pembangunan yang dilakukan oleh sektor Iainnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T16805
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sovian Aritonang
"ABSTRACT
Jumlah cadangan pasir besi sebagian besar tersebar di wilayah pesisir perairan Indonesia,dari pesisir sebelah barat Sumatera, pesisir pantai selatan Jawa juga Bali, pesisir Sulawesi, pesisir Nusa Tenggara Timur (NTT), serta pesisir Papua. Jumlah cadangan keseluruhan untuk bijih sebanyak 173.810.612 ton dan logam sebanyak 25.412.652,62 ton. Tetapi pemanfaatannya belum optimal,karena PT. Krakatau Steel, dan PT. Krakatau Posco baru memproduksi plat baja sebanyak 24.000 sampai dengan 36.000 ton per tahun. Sedangkan kebutuhan plat baja untuk industri perkapalan tiap tahunnya dibutuhkan 900.000 ton per tahun. Dengan kebutuhan bahan baku plat baja berupa besi spons dengan Fe ≥ 60%, PT. Krakatau Steel masih mengimpor dari luar negeri. Buktinya, PT. Krakatau Steel sebelum dan selama tahun 2000-an masih mengimpor Pellet Bijih Besi dari negara Swedia, Chilli, dan Brazil sebesar 3.500.000 ton per tahun. Kondisi ini merupakan penyebab industri baja nasional tidak bisa bersaing dengan industri baja luar negeri, karena bahan baku yang diimpor dikenakan bea masuk. Ini peluang untuk membangun perusahaan bahan baku baja, karena selama ini industri bahan baku baja di Indonesia hanya ada dua perusahaan. Kondisi ini mendorong dilakukannya pembuatan besi spons, dengan proses pembuatan besi spons dengan teknologi yang disesuaikan dengan kapasitas produksi terpasang. Penelitian ini menganalisis pembuatan besi spons dengan menggunakan pasir besi Cipatujah, sebagai bahan baku untuk pembuatan besi spons, dengan hasil yang didapat berupa besi spons dengan kadar tertingginya Fe ≥60,44%. Ini dapat dipakai untuk keperluan bahan baku pembuatan baja PT. Krakatau Steel (PT. KS), karena selama ini PT. KS mengklaim bahwa produk besi spons lokal Fe<60%. Ini dapat mendorong kemandirian bahan baku baja, yang dampak pada kemandirian industri pertahanan. Tetapi pemerintah juga harus melakukan proteksi dan memprioritaskan bahan baku baja produksi nasional untuk produksi baja nasional. Dengan jalan industri baja nasional milik pemerintah membina konsorsium vendor pemasok bahan baku (besi spoin) agar kualitas dan pasokan besi spons berkesinambungan."
Bogor: Universitas Pertahanan Indonesia, 2019
343.01 JPBN 9:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kitty Haurissa
"Industri mebel merupakan industri pengolahan kayu hilir yang bernilai tambah tinggi dan merupakan industri padat karya. Dengan semakin menurunnya daya dukung hutan maka industri pengolahan kayu diarahkan pada industri yang bernilai tambah tinggi. Untuk meningkatkan perolehan devisa maka pengembangan industri mebel diarahkan selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri juga untuk ekspor. Namun apabila dilihat dari perdagangan produk mebel di pasar dunia, share Indonesia masih sangat kecil padahal Indonesia merupakan negara yang memiliki hutan tropis terbesar ketiga di dunia. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas dan dalam upaya meningkatkan peranan industri mebel dalam penerimaan devisa negara maka perlu dilakukan penelitian mengenai daya saing industri mebel Indonesia.
Tujuan dan penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Untuk memperoleh gambaran mengenai posisi industri mebel Indonesia dalam perdagangan internasional, (2) Untuk menentukan prioritas faktor-faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam penyusunan strategi pengembangan industri mebel Indonesia, (3) Untuk menentukan alternatif strategi dalam upaya peningkatan daya saing industri mebel dalarn meningkatkan devisa.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif yang dilakukan melalul pengkajian literatur (pengkajian konsep-konsep yang relevan) dan melalui wawancara dengan para pakar. Untuk mengetahui posisi industri mebel Indonesia di pasar dunia, digunakan Metode Revealed Comparative Advantage (RCA.), sedangkan untuk mengetahui faktor-faktor yang menentukan daya saing digunakan ?diamond? Porter, dan untuk menetapkan strategi yang akan diterapkan menggunakan model Proses Hirarki Analitis (PHA) dengan
program komputer ?Expert Choice Version 7,0.
Dari perhitungan yang dilakukan, ternyata untuk produk mebel dengan SITC 8215 Indonesia memiliki keunggulan komparatif dengan index RCA sebesar 2,01. Faktor-faktor penentu daya saing berdasarkan urutan prioritasnya adalah faktor kondisi, kondisi permintaan, industri terkait dan industri pendukung, strategi, struktur, persaingan industri, peluang dan kebijakan pemerintah.
Alternatif strategi peningkatan daya saing industri mebel Indonesia berdasarkan urutan prioritasnya adalah (1) peningkatan penguasaan teknologi dan kemampuan
sumber daya manusia, (2) peningkatan peran kelembagaan promosi ekspor dan (3) penciptaan iklim usaha yang kondusif. Strategi yang direkomendasikan untuk peningkatan daya saing industri mebel adalah peningkatan penguasaan teknologi dan kemampuan SDM karena mempunyai bobot penilaian tertinggi yaltu 0,346.
"
Depok: fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T4054
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bernardi Utomo
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bogor: Asosiasi Agroindustri Indonesia ,
630 JTIP
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Badan Pusat Statistik,
670 SIM
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>