Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141224 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mochamad Ruslan Abdulmuni
"Penerapan Jaringan Virtual Pribadi (VPN) dalam jaringan internet telah mendorong upaya untuk memperoleh manfaat lebih jauh lagi terutama dalam segi pengelolaannya, melalui konsep hose. Dengan teknik menggabungkan trafik dari sumber tunggal ke sejumlah titik tujuan atas dasar persamaan kualitas layanan (QoS), selain fleksibilitas pengelolaan saluran-saluran, manfaat utamanya adalah didapatnya keuntungan penggandaan (multiplexing gain) yang cukup signifikan[l]. Dalam implementasi VPN, terdapat aspek sekuriti dimana pada perkembangan terakhir, VPN dapat dibentuk oleh tunnel IP diatas IP (1P over IP tunnel) yang disertai arsitektur sekuriti IPsec[2]. IPsec memungkinkan layanan-layanan sekuriti dengan menerapkan konsep SA (security associatation) terhadap saluran-saluran yang berupa tunnel IP diatas IP, walaupun pada sisi lain terjadi penurunan kinerja akibat pemakaian sumberdaya komputasi dan pemakaian lebar pita saluran yang lebih besar.
Guna memenuhi dua kebutuhan pelanggan berupa kualitas layanan dan jaminan sekuriti, dalam tugas ini dipelajari kemungkinan penerapan konsep dan antarmuka hose pada VPN yang dibangun dengan arsitektur IPsec. Selanjutnya dengan hipothesa bahwa konsep hose dapat diterapkan pada VPN IPsec dengan tetap memperoleh keuntungan penggandaan, dilakukan suatu penelitian penerapan teknik antarmuka hose dan VPN IPsec pada satu implementasi VPN. Penelitian ini menggunakan model antrian dan simulasi jaringan pada beberapa asumsi. Pada batas lebar pita dan topologi tertentu terjadi penurunan keuntungan penggandaan, tetapi masih didapat harga yang cukup untuk hose dengan IPsec.

Virtual Private Network (VPN) on Internet network has motivated efforts to gain more benefit especially in term of its management, through a hose concept. By a traffic multiplication techniques, traffics originated from a source point to multiple destination to be united into a hose based on Quality of Service (QoS). Beside management flexibility, the main benefit is sigificant multiplexing gain [1]. In the recent VPN implementations there are security aspects can be built on IP over IP tunnels which are combined with IPSec architecture [2]. IPsec enables an operator to provide security services with Security Association concept (SA) over links obtained from IP over IP tunnels. However on the other hand the use of IPsec imposes performace cost on computational resources and more bandwidth utilization on links.
In order to provide customer needs of service quality and security guarantee, this thesis studies the possibility of hose interface concept implementation based on VPN with IPsec architecture. By the hipothese that the multiplexing gain still can be obtained when both concepts to be combined, the study and research were conducted. This research uses a combination of queueing model and network simulation on some asumptions. The IPsec hose gain still can be obtained from a certain bandwidth range and certain given topologies."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T123
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oos M. Anwas
"Dengan sifat dan karakteristiknya, teknologi diyakini banyak pihak sebagai media alternatif pembelajaran. Sebagai hasil inovasi, pemanfaatan internet untuk pembelajaran memerlukan kajian dan penyempurnaan. Selain itu proses difusi juga perlu terus dilakukan sehingga bisa diadopsi oleh sasaran khususnya dosen yang sering disebut sebagai agen pembaharuan dalam pendidikan. Oleh karena itu kegiatan penelitian, pengkajian, dan penyebarluasan perlu terus dilakukan.
Pendekatan difusi inovasi menempatkan sikap sebagai salah sate tahapan panting dalam proses keputusan inovasi. Oleh karena itu permasalahan penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi sikap terhadap internet sebagai salah satu kesiapan dalam mengadosi inovasi e-learning. Asumsinya bahwa sikap terhadap internet yang rnerupakan basil inovasi dipengaruhi oleh exposure informasi, kedekatan dengan teknologi komunikasi dan informasi, serta kebutuhan sebagai profesi dosen. Untuk menguji kemurnian hubungan antar variabel tersebut dikontrol dengan aspek domografi dan personality yang merupakan variabel penjelas.
Studi ini merupakan multi level analysis yaitu tidak hanya meneliti pada level individu tetapi juga level organisasi, dengan cara membandingkan dua organisasi yang memiliki kondusivitas berbeda yang diduga dapat membedakan model hubungan antar variabel tersebut.
Metode yang digunakan adalah survei (cross sectional survey) terhadap dosen Universitas Pendidikan Indonasia dan Universitas Pasundan Bandung dengan total sampel 140 orang. Hasil uji multiple regression, diketahui adanya hubungan yang positif dan signifikan antara ketiga variabel independen dengan variabel dependen. Melalui uji elaborasi dan signifikansi perbedaan diketahui bahwa hubungan tersebut tidak dipengaruhi oleh faktor: jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, klas ekonomi, dan tipe kepribadian. Berdasarkan nilai standarized regression coefficients dan signifikansi diketahui terdapat perbedaan model. Organisasi yang mendukung (kondusif) menunjukan model hubungan yang signifikan, sebaliknya organisasi yang kurang mendukung terbukti tidak signifikan.
Implikasi akademisnya adalah bahwa dalam penelitian difusi inovasi pada level individu perlu pula dipertimbangkan faktor lingkungan, seperti: institusi, budaya, atau faktor-faktor Iain di luar level individu. Diketahui pula masih ada variabel-variabel lain yang mempengaruhi sikap terhadap internet yang belum dimasukan dalam model tersebut. Untuk itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dan mendalam.
Sebagai rekomendasi praktis, untuk membentuk sikap positifloptimis terhadap internet dalam organisasi yang relatif homogen ini, diperlukan kebijakan dan komitmen pimpinan organisasi dan anggotanya untuk menciptakan organisasi yang kondusif dalam mengadopsi inovasi e-learning."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T124
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irwin
"Trend perkembangan teknologi digital ditandai dengan terjadinya konvergensi antara teknologi komunikasi, komputer, dan informasi. Pergeseran ini juga didorong oleh adanya perkembangan teknologi internet yang secara drastis mengubah paradigma telekomunikasi yang semula berorientasi suara menjadi paket-paket data.
Teknologi Voice over IP (VoIP) berusaha menyatukan layanan komunikasi suara dan data dalam satu jaringan. Selain itu teknologi ini juga menggunakan teknologi kompresi suara dengan memberikan efisiensi dan utilisasi bandwith, sehingga mampu menurunkan biaya komunikasi suara. Teknologi VoIP memberikan solusi alternatif terhadap meningkatnya kebutuhan akan layanan jaringan telekomunikasi multiservice.
Sebagai teknologi baru, dalam implementasinya diperlukan suatu kajian dan penelitian yang menyeluruh mencakup aspek teknolegi, ekonomi, dan kualitas layanan (QoS: Quality of Service). untuk diterapkan pada suatu perusahaan.

The digital technology world is having some new trend in integration among communication technology, computer technology and information technology. This trend is affected by the rapid growth of internet technology which is in some way changes the telecommunication paradigm radically; from voice-transmission oriented to data-transmission oriented.
Voice over IP (VoIP) exerts to combine voice communication and data communication service using the same network. VoIP use voice -compression technology in order to have bandwidth efficiency & utilization. By having bandwidth efficiency & utilization, it will give more advantage to cut off the cost from using voice communication only. VoIP also gives an alternative solution to the increase demand of multi service-telecommunication networking.
Appeared as a new technology in network communication, the implementation of VOID need some careful study regarding the technological and economical aspect and also Quality of Service before it can be widely used in the business area."
2002
T3022
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Andhika Ajiesastra
"Teknologi Long Range Wide Area Network (LoRaWAN) yang sangat pesat untuk sistem Internet of Things (IoT) tidak dapat disangkal karena komunikasi nirkabel Low Power Wide Area Network (LPWAN) memimpin dalam skalabilitas, masa pakai, kapasitas, biaya, dan jarak transmisi. Salah satu potensi implementasi adalah pengamatan pada patok perbatasan darat Indonesia dengan negara tetangga, pada pengamatan saat ini dilakukan dengan secara patroli dan tidak diperbarui secara real-time. Penggunaan teknologi LoRaWAN dapat memberikan peningkatan efisiensi dan efektivitas dibandingkan dengan metode yang digunakan sebelumnya, terutama karena karakteristik LoRaWAN yang memungkinkan transmisi data dalam jarak yang jauh dengan konsumsi energi yang rendah. Namun, penting untuk melakukan konfigurasi jaringan yang tepat agar proses pertukaran paket data dapat berlangsung dengan semua node terhubung dengan konsumsi energi yang rendah. Menemukan konfigurasi yang optimal untuk mencapai hasil maksimal dari protokol transmisi LoRa merupakan langkah yang tidak terpisahkan sebelum penerapan dilakukan. Dari hasil simulasi diperoleh efisien energi distribusi yang berifat random uniform centered kombinasi optimal antara jumlah virtual ring dan kluster adalah 3 ring dan 6 ring, nilai bebas atau merata dari Circular arc 2 sampai dengan Circular arc 8 dan memiliki konsumsi energi terendah sebesar 0,56 mJ menggunakan skema routing Next Ring Hop (NRH) dengan critical ring 1.

The fast-paced Long Range Wide Area Network (LoRaWAN) technology for Internet of Things (IoT) systems is undeniable as Low Power Wide Area Network (LPWAN) wireless communications leads the way in scalability, lifetime, capacity, cost, and transmission distance. One of the potential applications is observation at Indonesia's land border with neighboring countries, currently observations are carried out by patrol and are not updated in real-time. The use of LoRaWAN technology can provide increased efficiency and effectiveness compared to the methods previously used, mainly due to the characteristics of LoRaWAN which enable data transmission over long distances with low energy consumption. However, it is important to do the right network configuration so that the process of exchanging data packets can take place with all connected nodes with low energy consumption. Finding the optimal configuration to get the most out of the LoRa transmission protocol is an integral step prior to implementation. From the simulation results obtained efficient energy distribution which is random uniform centered the optimal combination between the number of virtual rings and clusters is 3 rings and 6 rings, the value is free or evenly distributed from Circular arc 2 to Circular arc 8 and has the lowest energy consumption of 0.56 mJ using the Next Ring Hop (NRH) routing scheme with critical ring 1."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Ruslan Abdulmuni
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
TA3201
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tantristanya Maharani C.
"Kemudahan manusia dalam mengakses informasi kapan dan dimana saja adalah tujuan diciptakannya Internet of Things (IoT). Banyak teknologi yang dapat menyokong implementasi IoT berjalan mulus, salah satunya Low Power Wide Area Network (LPWAN). Bertujuan mengirim informasi dalam jarak jauh dan konsumsi energi rendah, LPWAN didukung oleh teknologi physical layer sebagai platform modulasi radio untuk Internet of Things contohnya seperti LoRa. Berbagai data yang diterima oleh sensor node, maka diperlukan sebuah protokol penjadwalan sebelum melakukan transmisi ke base station atau sink node. Dalam riset ini, model penjadwalan yang akan digunakan adalah First Come First Served pada Cluster Head (CH-FCFS) dengan desain topologi jaringan star of stars. Model diimplementasikan ke dalam dua jaringan dengan 25 sensor nodes dan 1 cluster head; 50 sensor nodes dan 2 cluster head. Pengujian sistem model ini menggunakan simulator CupCarbon U-One 4.2. Hasil analisa jaringan pertama dan kedua memiliki keberhasilan pengiriman data sebesar 100% hingga ke sink node. Konsumsi energi 5 tahun untuk sensor node, cluster head S100, dan cluster head S200 adalah 22.732,2 Joule, 1.121.280 Joule, dan 1.121.280 Joule. Konsumsi energi 10 tahun untuk sensor node, cluster head S100, dan cluster head S200 adalah 45.464,4 Joule, 2.242.560 Joule, dan 2.242.560 Joule. Pengaruh dari penggunaan model scheduling dan penyesuaian penggunaan sensor berbasis baterai dijelaskan lebih rinci sesuai komunikasi model konsumsi energi pada simulasi.

The ease with which humans access information anytime and anywhere is the purpose of the creation of the Internet of Things (IoT). Many technologies can support the implementation of IoT running smoothly, one of which is the Low Power Wide Area Network (LPWAN). Aiming at sending information over long distances and low energy consumption, LPWAN is supported by physical layer technology as a radio modulation platform for the Internet of Things for example like LoRa. Various data received by the sensor node, it requires a scheduling protocol before transmitting to the base station or sink node. In this research, the scheduling model that will be used is First Come First Served on Cluster Head (CH-FCFS) with a star of stars network topology design. The model is implemented in two networks with 25 sensor nodes and 1 cluster head; 50 sensor nodes and 2 cluster heads. The system testing of this model uses the CupCarbon U-One 4.2 simulator. The results of the first and second network analysis have the success of sending data by 100% to the sink node. The 5 year energy consumption for sensor nodes, S100 cluster head, and S200 cluster head are 22,732.2 Joules, 1,121,280 Joules, and 1,121,280 Joules. The 10 year energy consumption for sensor nodes, S100 cluster head, and S200 cluster head is 45,464.4 Joules, 2,242,560 Joules, and 2,242,560 Joules. The impact of the use of a scheduling model and adjustments to the use of battery based sensors are explained in more detail according to the communication model of energy consumption in simulations."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Wahyuaji
"SD-WAN mengadopsi konsep SDN pada area WAN, yang menyediakan seleksi dinamis WAN untuk merutekan aplikasi melalui jalur virtual terbaik. Dalam penelitian ini, dilakukan studi kasus penggelaran SD-WAN di sebuah perusahaan yang memiliki Kantor Pusat (Pusat Data) dan 39 Kantor Cabang dengan koneksi WAN MPLS redundan. Diketahui bahwa SYN flood telah menjadi masalah utama dalam jaringan WAN tradisional perusahaan. Arsitektur SD-WAN yang terintegrasi dengan WAN optimizer dan dilengkapi dengan firewall terdistribusi virtual diimplementasikan untuk mengatasi masalah ini. Firewall telah dikonfigurasi di Kantor Pusat perusahaan dan diaplikasikan ke semua Kantor Cabang. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa implementasi firewall terdistribusi mengurangi SYN flood dari subnet yang dimitigasi menjadi nol persen, dengan tetap mempertahankan latensi dan throughput jaringan. Terjadi kenaikan latensi sebesar 5,49 persen dan penurunan throuhput sebesar 8,29 persen, tetapi hal ini tidak mengganggu kinerja aplikasi. Dari perspektif ekonomi, perusahaan dapat mengurangi pengeluaran operasional sebesar 63,77 persen untuk lima tahun ke depan dengan menggelar arsitektur SD-WAN.

SD-WAN adopts the SDN concept in the WAN area, which provides a dynamic WAN selection to route applications over the best virtual path. In this paper, a case of SD-WAN deployment in a company with a Headquarters (data center) and 39 Branch Offices with redundant WAN MPLS connections is examined. It was expressed that the SYN flood has become a major problem in the company's traditional WAN. The SD-WAN architecture which is integrated with WAN optimizer and equipped with a virtual distributed firewall was implemented to overcome this problem. The firewall was configured at the company Headquarters and pushed to all Branch Offices. The measurement results indicate that the implementation of the distributed firewall decreases the SYN flood from mitigated subnet to zero percent, while it maintains network latency and throughput. There is an increase in latency of 5.49 percent and a decrease in throughput of 8.29 percent, but it does not interfere application performance. From an economic perspective, the company will reduce its operational expenditure by 63.77 percent for the next five years by deploying the SD-WAN architecture."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53193
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lutfia Hakim Banu Mustain
"Tesis ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi ketidaksesuaian pemanfaatan lahan di wilayah kerja pembangunan I (Kota Tangerang, Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang). Penelitian dilakukan terhadap tiga puluh kecamatan dengan data cross section periode 2011 dan 2015 dan diestimasi dengan model regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan perubahan jenis penggunaan lahan pertanian, industri, perumahan, perdagangan/jasa dan pertumbuhan penduduk berpengaruh terhadap peningkatan ketidaksesuaian pemanfaatan lahan di WKP I Provinsi Banten."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T47775
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rakhmat Yuniarto
"Semakin besarnya peran teknologi informasi dalam proses bisnis, menuntut semakin tingginya kebutuhan ketersediaan dan kehandalan infrastruktur jaringan, termasuk jaringan Wide Area Networking (WAN) yang mengintegrasikan jaringan kantor cabang dengan kantor pusat atau pusat data. Untuk meningkatkan ketersediaan jaringan WAN diperlukan lebih dari satu jalur koneksi (link), sehingga ketika terjadi gangguan pada link utama, jaringan WAN pada kantor cabang tersebut masih dapat berjalan. Konfigurasi pada jaringan WAN umumnya bersifat aktif-standby sehingga hanya satu link yang aktif digunakan sehingga kurang optimal. Pada jaringan WAN yang memiliki bandwidth terbatas, congestion sangat mungkin terjadi sehingga dapat menyebabkan penurunan performansi jaringan yang dapat mengganggu aplikasi kritis yang penting bagi proses bisnis di kantor cabang. Tesis ini mengimplementasikan dan menganalisis performansi jaringan WAN berbasis arsitektur jaringan SDWAN dengan simulasi menggunakan Ryu controller dan Mininet. Aplikasi sederhana link monitoring dan QoS monitoring ditambahkan untuk dapat memilihkan jalur menyesuaikan dengan kondisi performansi link. Hasil simulasi menunjukkan bahwa arsitektur SDWAN dengan multipath memiliki total throughput yang lebih tinggi dibanding dengan satu link. Dengan bandwidth pada tiap link sebesar 10 Mbps maka total throughput yang didapat mendekati 20 Mbps, 2 kali lipat dibanding ketika menggunakan satu link. Arsitektur SDWAN dengan aplikasi link monitoring dapat mendeteksi terjadinya congestion pada jaringan sehingga packet loss dan jitter yang tinggi terjadi dalam kurun waktu yang singkat (kurang dari 5 detik). Jika tanpa link monitoring packet loss dan jitter yang tinggi terjadi selama congestion berlangsung. Tanpa adanya konfigurasi QoS, aplikasi kritis mengalami peningkatan packet loss dan jitter pada saat terjadi penggunaan bandwidth yang tinggi. Adanya konfigurasi Quality of Services (QoS) dan aplikasi QoS monitoring pada jaringan SDWAN dapat menjamin aplikasi yang kritis dapat berjalan dengan baik walaupun terjadi kondisi utilitas link yang tinggi serta mengurangi waktu terjadinya penurunan throughput dan peningkatan jitter pada aplikasi biasa menjadi kurang dari 5 detik.

The increasing digital transformation in business processes demands higher network infrastructure availability and reliability, including in wide area networks (WAN). To achieve higher availability on WAN infrastructure, organizations need multiple links from each branch to headquarter. WAN multiple links commonly are configured as an active-standby mode. The secondary link will be used in case of the occurrence of failure in the primary link. Congestion or bottleneck is a common problem in WAN infrastructure due to bandwidth limited that causes the critical application from the branch office cannot run properly. This research implements and analyzes the performance Software-Defined Wide Area Network (SDWAN) architecture in terms of throughput, delay, and packet loss from headquarter to a branch office of an organization. We proposed simple application link monitoring and QoS monitoring to do dynamic path selection based on performance link measurement. We simulated the SDWAN architecture performance using the Ryu controller and Mininet in virtual environment. The results showed that SDWAN architecture with the multipath link would increase the total throughput of users compared to using a single link. For 10 Mbps bandwidth in each link, the total throughput is almost 20 Mbps, instead of 10 Mbps in a single link. SDWAN architecture with the link monitoring application improve the performance on jitter and packet loss in a branch office when congestion occurred. The high packet loss and high jitter that lasted during the congestion only lasted in few seconds (around 5 seconds) with link monitoring. The QoS configuration can guarantee the critical applications running normally in case of high utilization or bottleneck link. The Qos monitoring reduces the duration of degradation throughput and high packet loss become less than 5 seconds. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwi Pratiwi
"Bagi perusahaan besar dengan kantor cabang yang tersebar di berbagai wilayah, tidak cukup hanya mengandalkan teknologi jaringan area luas (WAN) tradisional untuk menghubungkan jaringan antara pusat data, kantor pusat, dan kantor cabang yang berjauhan. Ini karena operasi WAN tradisional memerlukan banyak perangkat dengan kerumitannya sendiri. Selain itu, komunikasi antara kantor pusat dengan banyak kantor cabang membutuhkan manajemen jaringan yang baik untuk memantau kinerja perangkat cabang agar kegiatan operasional dapat berjalan dengan lancar. SDN adalah metode yang memisahkan Control plane dan Forwarding Plane. Dalam jaringan tradisional, kedua fungsi di atas ada di perangkat yang sama. Salah satu teknologi SDN pada jaringan tersebut adalah SD-WAN. Masalah lain dalam jaringan tradisional adalah infrastruktur WAN terutama menggunakan MPLS, yang bisa sangat mahal dan memiliki bandwidth terbatas. Dengan bertambahnya volume data, kebutuhan MPLS bisa menjadi cukup tinggi dengan biaya mahal. PT. XYZ sebagai perusahaan perbankan yang memiliki cabang yang tersebar dimana-mana harus memperhatikan hal tersebut. Penelitian ini mengusulkan desain dan skenario implementasi yang sesuai dari teknologi SD-WAN yang akan diterapkan pada PT. XYZ agar jaringan eksisting dapat terintegrasi. Dari desain pada DC, DRC, dan Kantor Cabang yang menggabungkan antara teknologi SD-WAN dengan WAN eksisting, serta strategi implementasi yang diusulkan, dapat ditunjukkan bahwa teknologi SD-WAN mampu menjawab kelemahan WAN tradisional dalam hal kemudahan monitoring, peningkatan keandalan jaringan, efisiensi biaya yang diperoleh sebesar 48%, dan fleksibilitas dari sisi implementasi. Selain itu, teknologi SD-WAN ini juga terbukti layak diimplementasikan pada PT. XYZ dengan NPV sebesar Rp. 620.549.485,73 dan IRR sebesar 18.57%.

For large companies with branch offices spread across various r.egions, it is not enough to rely solely on traditional wide area network (WAN) technology to connect networks between remote data centers, head offices, and branch offices. This is because traditional WAN operation requires multiple devices of their own complexity. In addition, communication between the head office and many branch offices requires good network management to monitor the performance of branch equipment so that operational activities can run smoothly. SDN is a method that separates Control plane and Forwarding Plane. In a traditional network, both of the above functions are on the same device. One of the SDN technologies in the network is SD-WAN. Another problem in traditional networks is that WAN infrastructure primarily uses MPLS, which can be very expensive and have limited bandwidth. With the increase in data volume, the need for MPLS can be quite high at a high cost. PT. XYZ as a banking company that has branches spread everywhere, must pay attention to this. This paper proposes a suitable design and implementation scenario of the SD-WAN technology at PT. XYZ with existing network conditions can be integrated. From the proposed design in DC, DRC, and Branch Office that combined SD-WAN technology and existing WAN, and also implementation strategy, it can be shown that SD-WAN technology is able to answer the weaknesses of traditional WANs in terms of ease of monitoring, cost efficiency of 48%, and flexibility in terms of implementation. In addition, the SD-WAN technology has also proven feasible to be implemented at PT. XYZ with NPV of Rp. 620.549.485,73 and an IRR of 18.57%. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>