Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111844 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Endang Titi Amrihati
"Anemia Gizi Besi sampai saat ini masih termasuk salah satu dari empat masalah gizi utama di Indonesia, hal ini terlihat dari data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 dimana prevalensi anemia pada remaja putri usia 10 - 14 tahun sebesar 57,1 % dan pada Wanita Usia Subur (WUS) 39,5 % . Demikian juga dari hasil penelitian-penelitian lain seperti Lestari (1996) menemukan prevalensi anemia pada siswi SMU sebesar 41,54 %, Budiman (1997) menemukan 40,4 %, Mukhtar (2000) di Kuala Kapuas menemukan sebesar 66,7 %.
Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran asupan zat gizi seperti energi, protein, vitamin C dan zat besi, juga faktor lain seperti bahan makanan peningkat dan penghambat penyerapan zat besi , pola hidup dan hubungannya dengan kejadian anemia. Penelitian dilakukan pada mahasiswi Poltekkes Jakarta II di Jl Hang Jebat III Jakarta Selatan pada bulan 7 Januari 2002 - 7 Februari 2002 menggunakan disain penelitian non experimental dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah mahasiswi tingkat I semester I berjumlah 155 orang. Besar sampel dihitung dengan rumus Uji Hipotesis populasi tunggal dan didapatkan sebanyak 140 orang. Uji yang digunakan adalah uji Chi Square untuk melihat perbedaan proporsi dan untuk melihat hubungan antara dua variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen. Untuk mengetahui variabel mana yang paling dominan berhubungan dengan status anemia digunakan uji Regresi Logistik Ganda.
Hasil penelitian menunjukkan prevalensi anemia pada mahasiswi adalah sebesar 14,3 % Terdapat hubungan yang bermakna antara asupan protein, asupan vitamin C dan asupan Fe dengan status anemia mahasiswi (p < 0,05). Sedangkan faktor lain seperti asupan energi, frekuensi konsumsi bahan makan peningkat dan penghambat penyerapan Fe pola haid tidak bermakna secara statistik walaupun demikian terlihat ada kecenderungan mahasiswi dengan asupan energi rendah, jarang mengkonsumsi bahan makanan peningkat penyerapan zat besi dan sering mengkonsumsi makanan penghambat penyerapan zat besi lebih banyak yang anemia. Hasil uji multivariat diperoleh asupan protein, asupan vitamin C dan asupan Fe berhubungan secara bermakna dengan status anemia setelah dikontrol oleh variabel jumlah uang jajan. Dari ketiga variabel tersebut asupan protein adalah yang paling dominan berhubungan dengan status anemia.
Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang diajukan adalah: Perlu adanya penyuluhan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan anemia pada mahasiswi Poltekkes Jakarta II, bisa dilakukan dengan diskusi kelompok, Talk Show dengan mengundang nara sumber dari Depkes. Karena rata-rata asupan energi masih kurang dari AKG, untuk peneliti lain disarankan agar menanyakan apakah responden sedang menjalani diet atau tidak, karena remaja putri cenderung ingin tampil langsing sehingga mengurangi makanannya. Selain itu untuk peneliti selanjutnya agar membedakan analis zat besi antara yang hem dan non hem untuk lebih dapat menggambarkan hubungan antara frekuensi konsumsi bahan makanan peningkat penyerapan zat besi dengan status anemia.

Iron deficiency anemia is the one of four nutritional problem in Indonesia, it shows from the Household Health Survey (SKRT) data in 1995 that prevalence of anemia among adolescent girl (10-14 years old) is 57,1 % and among women of reproductive age (15-44 years old) is 39,5 %. It also show from the study of Lestari (1996) that prevalence of anemia among high school adolescent girls is 41,54 %, in 13udiman study (1997) is 40,4 % and Mukhtar (2000) in his study in Kuala Kapuas found 66,7 %
The objective of this study wants to determine what is a factor related to anemia among college girls in Politeknik Kesehatan Jakarta II. In specific the objective of this study is to determine nutrient intake namely energy, protein, vitamin C iron and factors that can enhancer or inhibitor the absorption of iron, menarche to relation to anemia among college girls. Research conduct from January 7 to February 7 2002 was using cross sectional study. Populations of this study are 155 college girls grade 1. Number of sample calculate using hypothesis for single population test. A total of 140 college girls participated as respondents of the study. Chi Square test and Multiple Logistic Regression used to determine the relationship between independent and dependent variables and also to determine which dominant factor related to anemia status.
The results showed that prevalence of anemia among college girls is 14,3 %. There is significant correlation between protein intake, vitamin C intake, iron intake and anemia status among college girls (p < 0, 05). However there was no significant correlation between energy intake, frequency of enhancer and inhibitor food to iron absorption, menarche to anemia status of college girls (p > 0, 05). Multivariate test showed that there is significant correlation between protein intake, vitamin C intake, iron intake and anemia status if variable amount of money spend for food was control. Among three variables protein intake is the most dominant to anemia status.
According to the study researcher suggest to provide nutrition education about anemia and their implication to college girls especially because sometimes they are on reducing diet. Also suggestion for the next research to differentiated the analysis of hem and non hem iron in relation to anemia status.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T603
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leginem
"Anemia gizi merupakan masalah gizi yang besar dan Iuas diderita oleh penduduk Indonesia. Anemia gizi biasanya disebabkan jumlah zat besi yang dikonsumsi tidak sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan. Di samping itu berbagai faktor juga dapat mempengaruhi terjadinya anemia gizi yaitu, kurangnya konsumsi zat gizi antara lain protein, besi, vitamin C, energi, infeksi, menstruasi, sanitasi Iingkungan, status gizi, pengetahuan dan sosial ekonomi. Konsekuensi yang timbul akibat terjadinya anemia gizi adalah menurunnya aktifitas, produktivitas rendah, terhambatnya perkembangan mental dan kecerdasan (penurunan prestasi belajar), menurunnya kekebalan terhadap penyakit infeksi dan meningkatnya kesakitan. Prevalensi anemia gizi remaja putri berdasarkan beberapa hasil penelitian ternyata cukup tinggi. Hasil SKRT tahun 1995 sebesar 57,1% bahkan studi terhadap siswi SMU Padang tahun 1995 diketahui prevalensi anemia sebesar 80%. Prevalensi ini tergolong dalam masalah kesehatan masyarakat berat, sementara upaya penanggulangan anemia belum mengarah kepada sasaran remaja/mahasiswi ini.
Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran prevalensi anemia dan faktor-faktor yang berhubungan serta faktor yang paling berhubungan dengan status anemia mahasiswi Akademi Kebidanan (Akbid) di Banda Aceh tahun 2002. Desain penelitian menggunakan crossectional. Populasi adalah seluruh mahasiswi Akbid di Banda Aceh sebanyak 836 orang dan yang menjadi sampel sebanyak 198 orang. Penelitian dilakukan pada 3 Akbid yaitu Akbid Depkes Banda Aceh, Akbid Mona dan Akbid Muhammadiyah pads tingkat I, II dan III dari bulan Juli - Agustus 2002. Penetapan besar sampel berdasarkan alokasi sama rata yaitu 66 orang tiap akademi dan 22 orang pada tiap tingkat. Pengambilan sampel pada masing-masing tingkat dengan sistematic random sampling. Data dikumpulkan dengan beberapa cara yaitu status anemia dengan pemeriksaan kadar Hemoglobin (Hb) menggunakan metoda cyanmethemoglobin, wawancara untuk kebiasaan minum teh, frekuensi haid, lama haid, pengetahuan tentang anemia, tingkat pendidikan ibu dan status tempat tinggal, food recall 2x24 jam untuk konsumsi zat gizi, pengukuran tinggi badan dan berat badan untuk Indeks Masa Tubuh (IMT) dan pengukuran LILA. Variabel dependen penelitian ini adalah status anemia mahasiswi sedangkan variabel independen meliputi konsumsi zat gizi (energi, protein, besi dan vitamin C), status gizi (IMT dan LILA), kebiasaan minum teh, pola haid (frekuensi haid dan lama haid), pengetahuan tentang anemia, tingkat pendidikan ibu dan status tempat tinggal. Analisa data meliputi : univariat dengan distribusi frekuensi (semua variabel), mean, median, standart deviasi, minimum dan maksimum (variabel yang memiliki data numerik), analisis bivariat dengan chi square dan analisis multivariat dengan regresi logistik ganda. Hasil penelitian diketahui prevalensi anemia sebesar 88,9% (anemia ringan 57,1%, anemia sedang 29,8% dan 2% anemia berat). Pada analisis bivariat diperoleh variabel yang bermakna secara statistik (p<0.05) dengan status anemia adalah konsumsi besi, konsumsi vitamin C, kebiasaan minum teh, tingkat pendidikan ibu dan status tempat tinggal dan dalam analisis multivariat variabel yang berhubungan adalah konsumsi besi, konsumsi vitamin C, kebiasaan minum teh dan status ternpat tinggal, selanjutnya variabel yang berhubungan paling dominan dengan status anemia adalah konsumsi zat besi (OR = 6,565).
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, disarankan agar penanggulangan anemia gizi mahasiswi/remaja putri; sudah harus diprioritaskan. Memasyarakatkan Gerakan membuat taman gizi dengan menanam pohon buah-buahan dan sayur-sayuran sumber vitamin C dan zat besi. Penyuluhan kepada mahasisiwi/remaja putri dan ibu-ibu serta memotivasi mahasiswi untuk mengkonsumsi tablet tambah darah harga murah secara mandiri. Pemeriksaan kadar Hb pada mahasiswi secara berkala yang dimulai sejak mahasiswa baru dan pengobatan bagi penderita anemia terutama anemia berat dan sedang serta memasukkan bahasan anemia pada mata ajaran tertentu. Penyuluhan kepada para pengelola makanan asrama tentang pentingnya variasi makanan terutama makanan sumber vitamin C dan zat besi yang murah dan mudah diperoleh disekitarnya serta cara pengoaahan makanan yang baik. Pada penelitian selanjutnya agar menggunakan desain yang lebih baik, variabel yang berbeda dan sampel pada kelompok rawan anemia lainnya.

Nutritional anemia is a wide and huge nutrition problem suffered by many Indonesian people. Nutritional anemia usually caused by inadequate amount of iron consumption. Besides, other factors could influence the occurrence of nutritional anemia including inadequate nutrient consumption such as protein, vitamin C, energy, infections, menstruation, poor environmental sanitation, poor nutritional status, lack of knowledge, and poor socioeconomic conditions. As consequences, there is a decrease in activity, low productivity, occurrence of mental retardation, and Iow intelligence, decrease in immunity, and increase in morbidity. According to several studies, prevalence of anemia among teenage girls was high. SKRT result in 1995 showed prevalence of 57.1%. One study among high school girl student in Padang in 1995 showed prevalence as high as 80%. The problem could be categorized as severe public health problem, while the current existing intervention on anemia was not targeted to this segment of population. The aim of this study is to obtain a description on anemia prevalence and its related factors as well as the most associated factors on anemia status among female students of Midwife Academies in Banda Aceh in the year of 2002. The design of the study was cross sectional. Population was all female students in Midwife Academies in Banda Aceh (836 students), with 198 subjects as sample. There were 3 academies, that is, Midwife Academy of Depkes Banda Aceh, Mona Midwife Academy, and Muhammadiyah Midwife Academy including students of all grades in the period of July-August 2002. Sampling was equally distributed among three academies, resulted in 66 students for each academy and 22 students for each grade. Sample in each level was obtained through systematic random sampling. Data was collected using several methods including cyanmethemoglobin to examine Hb level as to determine anemia status, face-to-face interview to know the habit of drinking tea, frequency of menstruation, duration of menstruation, knowledge, mother's educational background and living condition status, 2 X 24 hours recall to predict nutrient consumption, weight and height measurements to calculate body mass index (BMI) and mid upper arm circumference (MUAC) measurement. Dependent variable in this study was anemia status while the independent variables included nutrient consumption (energy, protein, iron, and vitamin C), nutritional status (BMI and MUAC), habit of drinking tea, menstruation pattern (frequency and duration), knowledge, mother's education level and living conditions status. Data analyses included univariate with frequency distribution (for all variables), mean, median, standard deviation, minimum and maximum (for numeric variables), bivariate using chi square, and multivariate analysis using multiple logistic regression.
The result showed that prevalence of anemia was 89.4% (mild anemia 47.5%, moderate anemia 40.4%, and severe anemia 1.5%). Bivariate analysis showed that variables that statistically significantly (p
It is recommended to prioritize intervention to overcome nutritional anemia among female students/teenagers. Socialize movement to plant vitamin C sources is to be embarked as well as iron source plant garden. Education to female students/teenagers and mothers and motivating them to consume iron tablet by self payment. Hb examination should be routinely conducted as to early detect anemia. Those with severe anemia should be intensively treated. Inclusion of anemia topic in certain subjects/courses is also recommended, Boarding house managers (including canteen managers) should also be exposed to education on environmental sanitation and the importance of food variety and balanced menu, particularly iron source food and foods which can enhance iron absorption, as well as better food management in general. Other research to be conducted should employ better study design, including different variables, and different anemia risk group subjects."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T4030
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noviyana Idwiyani
"Anemia dalam kehamilan merupakan sebab potensial morbiditas serta mortalitas ibu dan anak. Bagi ibu, dapat mengakibatkan abortus, partus prematurus, partus lama karena inertia uteri, perdarahan post partum karena atonia uteri, syok, infeksi baik intra partum maupun post partum. Bagi hasil konsepsi anemia dalam kehamilan dapat mengakibatkan : kematian mudiqah, kematian prenatal, prematuritas, dapat terjadi cacat bawaan, dan cadangan besi kurang. Di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama terjadi peningkatan kasus anemia ibu hamil dari tahun 2009 hingga tahun 2012 yaitu pada tahun 2009 sebanyak 6 %, 2010 sebanyak 9%, 2011 sebanyak 12 % dan tahun 2012 sebanyak 17% kasus anemia pada ibu hamil. Karena hal tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kejadian anemia ibu hamil dan faktor-faktor yang berhubungan di puskesmas Kecamatan kebayoran lama tahun 2013. Desain penelitian ini adalah case control dengan tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah total kasus dan random sampling untuk kontrol dengan jumlah sampel 55 kasus dan 55 kontrol. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder dan data primer. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah Chi- square. Hasil penelitian menunjukkan lima variabel yang secara statistik memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian anemia pada ibu hamil yaitu pengetahuan dengan nilai p = 0,000 dan PR= 4,106 , pendidikan dengan nilai p =0,013 dan nilai PR=1,688, sikap dengan nilai p=0,007 dan PR= 3,860, frekuensi ANC dengan nilai p=0.000 dan PR=3,407, dan konsumsi Tablet besi dengan nilai P=0.000 dan PR=4,106, Sedangkan lima variabel yang lain tidak memiliki hubungan yang bermakna. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara sosiodemografi yang mencakup pengetahuan, pendidikan, sikap dan ANC yang mencakup frekuensi ANC, konsumsi Tablet besi. Saran yang disampaikan bagi Puskesmas adalah peningkatan pengetahuan masyarakat terutama ibu hamil tentang anemia melalui penyuluhan, pendekatan dalam pengawasan konsumsi TTD. Ibu hamil, perlu peningkatan informasi tentang anemia, makanan yang bergizi terutama mengandung zat besi dan kesadaran dalam mengkonsumsi TTD secara teratur.

Anemia in pregnancy is a potential cause of morbidity and mortality of mothers and children. For the mother, can result in abortion, parturition prematurus, prolonged labor due to uterine inertia, postpartum hemorrhage due to uterine atony, shock, infection both intra partum and post partum. For the products of conception can cause anemia in pregnancy: mudiqah death, prenatal death, prematurity, birth defects can occur, and less iron reserves. Kebayoran Lama sub-district health centers in an increase in anemia cases pregnant women from 2009 through 2012. Because of these conditions, this study aims to describe the incidence of maternal anemia and associated factors in Kebayoran Lama sub-district health centers in 2013. The study design was a case- control with the sampling technique used is total random sampling of cases and controls with a sample of 55 cases and 55 controls. The data was collected using secondary data and primary data. While the analysis of the data used is Chi-square. The results showed that five variables have a statistically significant association with the incidence of anemia in pregnant women with the knowledge that the value of p = 0.000 and PR = 4.106, education with value = 0.013 and p = 1.688 PR value, attitudes to the value of p = 0.007 and PR = 3.860, frequency of ANC with p = 0.000 and PR = 3.407, and consumption of iron tablets with a value of P = 0.000 and PR = 4.106, while the other five variables have no meaningful relationship. It can be concluded that there is a significant association between sociodemographic which includes knowledge, education, attitude and ANC ANC that includes frequency, consumption of iron tablets. Suggestions submitted to the Health Center is to increase public knowledge about anemia, especially pregnant women through counseling, supervision approach in consumer TTD. For pregnant women, the need for improved information on about anemia, especially nutritious food containing iron and awareness in TTD consume consume on a regular basis."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52924
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Djulaeha Yahya
"Ruang lingkup dan cara penelitian : Suatu penelitian eksperimental telah dilaksanakan pada 29 orang wanita hamil trimester II dengan anemia (kadar Hb 8 - 10,9 g%) pengunjung poliklinik Kesehatan Ibu dan Anak Puskesmas di wilayah Kecamatan Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Penelitian bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian pil besi (ferrosulfat 200 mg + asani folat 0,25 mg) & riboflavin (5 mg) terhadap kenaikan kadar Hb. Kelompok I (perlakuan) diberikan pil besi & riboflavin dan kelompok II (kontrol) hanya diberikan pil besi. Lama penelitian; 6 (enam) minggu, diberikan 1 X / hari.
Hasil : Terdapat prevalensi anemia 30,77 % dengan kadar Hb 10,18 ± 0,92 untuk kelompok perlakuan dan 10,29 ± 0,49 untuk kelompok kontrol. Asupan kalori, protein, zat besi dan riboflavin di bawah AKG. Terdapat kenaikan status hematologi kedua kelompok setelah suplementasi, secara analisis statistik tidak berbeda bermakna (p > 0,05 ). Kelompok perlakuan rerata nilai perubahan VER & HER naik Iebih besar dibanding kelompok kontrol. Kelompok perlakuan rerata nilai perubahan VER 3,13 ± 2,42 dan HER 1,84 ± 2,56, kelompok kontrol rerata nilai perubahan VER 0,86 ± 3,11 dan HER 0,07 ± 1,44. Secara analisis statxstik berbeda bermakna (p < 0,05 ).
Kesimpulan : Prevalensi anemia pada wanita hamil trimester II 30,70 %. Penyebabnya asupan zat gizi kurang dari AKG. Kenaikan Hb setelah suplementasi pil besi ditambah riboflavin setiap hari selama 6 minggu tidak berbeda bermakna. Kenaikan VER dan HER secara analisis statistik pada kekompok perlakuan berbeda bermakna dibanding dengan kelompok kontrol.

Material and methods: An experimental study was done on 29 pregnant women, 2nd trimester, with anemia (Hb 8 - 10,9 g %) attending the mother and child Health Care at the Public Health Centre of Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. The aim of the study was to study the effect of Iron and Riboflavin Tablets supplementation on the level of Hb. The treatment group was given Iron Tablets (Ferrous sulfate 200 mg and folic acid 0,25 mg) and Riboflavin 5 mg where as the control group was given Iron Tablets only. The duration of the study was 6 weeks.
Results : The prevalence of anemia was 30,77 % with Hb levels of 10,18 ± 0,92 for the treatment group and 10,29 ± 0,49 for the control group. Calory intake, Protein, Iron and Riboflavin were below the RDA. Hematological state increases in both groups after supplementation but it was not statistically significant (p > 0,05). In the treatment group the changes of MCV & MCH was bigger compared to control that was changes MCV 3,13 ± 2,42 and MCH 1,84 ± 2,56 compared to changes MCV 0,86 ± 3,11 and MCH 0,07 t 1,44. These results were statistically significant (p < 0,05).
Conclusion : The prevalence of anemia in pregnant woman, 2ND triunes ter was 30,70 %. The etiology of anemia was mainly nutrient intake that was below the RDA. Iron and Riboflavin Tablets Supplementation every day for 6 weeks did not increase the hemoglobin level significantly compared to iron tablets supplementation alone. However, changes in MCV & MCH in riboflavin group were significantly different.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karningsih
"Penelitian ini membahas kinerja dosen Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Jakarta di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Masa kerja, pengetahuan, sikap, motivasi, kehadiran, desain pekerjaan, pelatihan, insentif, sarana dan fasilitas dihubungkan dengan hasil kinerja dosen. Penelitian cross sectional ini menggunakan kuesioner tentang variabel independen yang diberikan kepada 58 dosen, sedangkan penilaian kinerja diisi oleh pimpinan institusi.
Hasil penelitian 63,8% kinerja dosen baik dan 36,2% kinerja dosen kurang. Kinerja dosen kurang disebabkan oleh tugas penelitian dan pengabdian masyarakat yang belum terlaksana dengan baik. Analisis multivariat membuktikan pengetahuan berpengaruh dominan terhadap kinerja. Sehingga pimpinan institusi perlu memperhatikan variabel tersebut.

This study discussing the performance of the midwifery's lecturer in Health Politechnic Jakarta in the educational, research and community's service. The working periode, knowledge, attitude, motivation, presence, design of the work, training, incentive, means and facilities associated with performance of the lecturer. This cross sectional study using kuersioner which contains the independent variable that was given to 58 lecturers, where as the assessment of the performance was filled up by the head of midwifery institution.
Results of this study 63,8% good performance of the lecturer and 36,2% his performance is less. The less performance of the lecturer because of the research and the community's service that were still not implemented well. Multivariate analyse knowledge evidently influential dominant towards the performance of the lecturer, so as the head of the institution must pay attention to this variables.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T21809
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Andreani Akse
"Pemberian ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa cairan atau makanan padat apapun kecuali vitamin, mineral atau obat sampai usia 6 bulan. Cakupan ASI belum memenuhi target. Penelitian ini untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan perilaku pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan dengan desain cross sectional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku pemberian ASI eksklusif meningkat menjadi 63,9%. Ada hubungan antara pendidikan, pengetahuan, sikap, dukungan keluarga dengan perilaku pemberian ASI eksklusif.Tidak ada hubungan yang bermakna antara umur,pekerjaaan, paritan, tempat menyimpan ASI dengan perilaku pemberian ASI eksklusif. Perlu adanya penyebaran informasi mengenai manfaat pemberian ASI.

Exclusive Mother's Milk is a daily baby feed program that give only Mother's Milk without any additional liquid or solid supplement except vitamin and mineral until the baby reach the age of six month. In this days Mother's Milk scope is not reach the target yet. This research is meant to know more about the related factors of exclusive Mother's Milk program behavior in Kebayoran Lama Health Centre, South Jakarta with cross sectional design.
The research result show that exclusive Mother's Milk program behavior is increase to 63,9%. There is a conection between education, knowledge, attitude, family support to exclusive Mother's Milk program behavior. And there is no conectin between ages, trenching, jobs with exclusive Mother's Milk program behavior. It needs to kow about the information of exclusive Mother's Milk program.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Era Hotmauli
"Prevalensi kejadian anemia defisiensi besi pada anak balita di Indonesia masih tinggi yaitu 47,2% (Depkes, 2000). Sedangkan data terakhir prevalensi anemia defisiensi besi pada balita meningkat dari 40% (Dep.Kes, 1995) menjadi 48.1%(Depkes, 2001). Penelitian ini selain untuk mengetahui prevalensi anemia khususnya di Posyandu wilayah Pisangan Baru Matraman Jakarta Timur juga untuk meneliti faktor-faktor yang berhubungan dengan perubahan/peningkatan kadar Hb anak balita anemia usia 6-59 bulan sesudah suplementasi besi selama 12 minggu.
Rancangan penelitian ini dengan disain cross sectional studi analitik menggunakan data sekunder, hasil kuesioner/wawancara, dan observasi Iingkungan. Populasi penelitian adalah anak balita yang ada di 5 Posyandu Pisangan baru Matraman Jakarta Timur. Sampel penelitian adalah anak balita anemia yang telah diperiksa kadar Hb awal sebelum suplementasi besi diberikan dan kadar Hb akhir setelah suplementasi besi selama 12 minggu. Jumlah sampel 85 balita. Sampel terbagi dua yaitu 67% (57 balita) balita dengan kadar Hb mengalami perubahan atau kenaikan dan 33% (28 balita) balita yang tidak mengalami kenaikan kadar Hb. Pengolahan dan analisis data menggunakan program komputer SPSS versi 13.0.
Faktor yang berhubungan bermakna dengan kenaikan kadar Hb anak balita pada 'analisis multivariat adalah faktor status imunisasi (POR = 3.33, 95% CI 1 1.15-9.66), faktor penghasilan keluarga (POR = 3.04, 95% CI : l-12-8.23) dan faktor riwayat infeksi pada balita (POR = 2.76, 95% CI : 1.00-7.61). Hasil penelitian menunjukkan faktor yang paling dominan berhubungan bermakna dengan kenaikan kadar Hb balita di Posyandu Pisangan Baru yaitu status imunisasi balita (POR = 3.33, 95% CI : 1.15-9.66), artinya balita yang status imunisasinya lengkap mempunyai peluang 3.33 kali utuk kadar Hb-nya mengalami kenaikan daripada balita yang status imunisasinya tidak lengkap. Sedangkan faktor yang tidak berhubungan dengan kenaikan kadar Hb berdasarkan karakteristik anak adalah umur, jenis kelamin, dau status gizi. Berdasarkan karakteristik keluarga, faktor yang tidak berhubungan dengan kenaikan kadar Hb adalah pendidikan ibu dan jumlah anak balita dalam keluarga.
Berdasarkan hasil penelitian ini upaya yang perlu dilakukan: Bagi Dinkes DKI Jakarta pentingnya kebijakan Program screening rutin dengan melakukan pemeriksaan kadar Hb awal untuk mengetahui prevalensi anemia sesungguhnya sebelum dilakukan intervensi dini suplementasi besi dan pemeriksaan kadar Hb akhir untuk evaluasi keberhasilan intervensi di Jakarta Timur, dan umumnya di DKI Jakarta. Penting untuk perluasan program cakupan imunisasi pada balita, agar kadar Hb anak balita anemia yang diberikan intervensi mengalami kenaikan. Bagi Pemerintah dalam hal ini Negara berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan DKI Jakarta dan sektor terkait lainnya untuk pertimbangan kebijakan Program Ketahanan pangan gizi seperti program penyediaan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) atau bahan-bahan nutrisi makanan yang diprioritaskan pada keluarga berpenghasilan rendah sehingga kadar Hb balita anemia mengalami kenaikan, mencegah terjadinya anemia berulang, dan mencegah terjadinya infeksi.

Prevalence of iron deticiencies anemia among children under five years are still high. It is amount 47,2% (Health Department, 2000). While the last data from prevalence of iron deficiencies anemia among children under five years old improved irom amount 40% (Health Department, 1995) became 48,1% (Health Department, 2001). This study aim to know anaemia prevalence especially at Posyandu of Pisangan Baru Matrarnan, East Jakarta and also for checking factors related to improved Hb rate among children under live years old with anemia aged 6-59 months after iron supplementation during12 weeks.
This study used a cross sectional design by study analytic using secondary data, qustioer or interview result, and improvement observation. Study population are children under Eve years old in 5 Posyandu of Pisangan Baru Matraman, East Jakarta. Study samples are children under tive years old with anemia which have been checked by early I-Ib rate before iron supplementation are given ad the last Hb rate alter iron supplementation during 12 weeks; Samples are 85 children under five years old. These samples divided two that are 67% (57 children under five years old) with Hb rate chaged or improved and 33% (28 children under five years old) do not improve Hb rate. Processing and data analysis used computer by SPSS program.
Main factors related to improved Hb rate among children under live years old by multivariate analysis are immunization status factor (POR = 3.33, 95% CI :1.15 - 9.66), family income factor (POR = 3.04, 95% CI : 1.12 - 8.23) and infection history factor among children under tive years old at Posyandu Pisangan baru that are immunization status of five years old (POR = 3.33, 95% CI : 1.15 - 9.66), mean children under five years old which this immunization status is complete and- it has and oppurtinity 3.33 times for its I-Ib rate improved compare than children under five years old which don?t related to improve I-Ib rate based on child characteristic are sex and nutrition status. Based on family characteristic, factors which don?t related to improved Hb rate are mother education and amount of children under tive years old in families.
Based on this study result, it is important gived early intervention to suggested to conduct health education for public or mother which have children under live years old especially for East Jakarta and generally for DKI Jakarta to carry of children under live years old to Posyandu, Primary health center, Hospital and also related health institution to get primary immunization service until completes based on govemment program for public health service of DKI Jakarta and related sector by follow-up fiom running program for overcoming poorness by giving more food and ASI, Program and giving health service for public who have askeskin.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tatiek Sukesi
"Meningkatnya jumlah populasi lanjut usia disebabkan karena perbaikan gizi masyarakat. menurunnya tingkat kematian ibu dan angka fertilitas. Keadaan tersebut mengakibatkan angka harapan hidup dari umur 66,6 tahun laki-laki dan 69 tahun perempuan diproyeksikan dapat mencapai lebih dari 70 tahun pada tahun 2000.
Dari total penduduk Indonesia saat ini 6.8% berusia 60 tahun. Perubahan secara alami yang terjadi pada penduduk lanjut usia, dimana secara fisik kemampuannya mengalami kemunduran, serta peran di dalam masyarakat juga mulai menurun. Akibatnva akan mengalami krisis pada dirinya terutama apabila tidak disiapkan sebelumnya.
Dinamika pembangunan dan tingkat pendidikan mengakibatkan lanjut usia memilih Panti Werdha sebagai rumah lanjut usia, hal ini dipandang sebagai suatu kesatuan komunitas lansia. Lanjut usia yang tinggal di Panti Werdha pada umumnya mengalami status gizi kurang ataupun status gizi lebih, hal ini disebabkan karena fungsi organ-organ tubuh menurun serta adanya penyakit degeneratif dan pola makan. Pada umumnya lansia memilih makanan yang lunak dan rendah serat serta kalori tinggi, mengakibatkan kelebihan kalori, gemuk atau obesitas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi lanjut usia di Sasana Tresna Werdha Ria Pembangunan Jakarta. Pengumpulan data-data dilakukan dengan metode wawancara dengan menggunakan data primer. Pengukuran tinggi badan, berat badan, lingkar pinggang dan pinggul.
Rancangan penelitian adalah cross sectional dengan jumlah sampel 66 responden yang berumur lebih dari 60 tahun tidak menderita sakit berat yang dinyatakan oleh dokter atau petugas kesehatan, tidak sedang menderita dimensinya. Analisis data meliputi analisis univariat, bivariat dan multivariate dengan menggunakan uji tabulasi silang dan analisis regresi logistik. Analisis dilakukan dengan menggunakan komputer program SPSS for Window versi 10.10.2000 untuk mengetahui kiasifikasi masing-masing variabel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa status gizi lanjut usia di Sasana Tresna Werdha Ria Pembangunan ditemukan adanya hubungan yang bermakna antara umur, jenis kelamin, status kawin, status pekerjaan, lama tinggal, ketuhan, status kesehatan. Dari semua variabel yang diteliti, ternyata yang berperan besar terhadap status gizi adalah jenis kelamin laki-laki mempunyai kecenderungan 6 kali (OR = 6.649) lebih baik status gizinya dibandingkan dengan perempuan pada umur lebih dari 60 tahun, Status kawin mempunyai kecenderungan 4 kali (OR = 4.021) lebih baik status gizinya dibandingkan dengan yang lansia yang tidak kawin.
Status kerja mempunyai kecenderungan 13 kali (OR = 13.001) lebih baik status gizinya dibandingkan dengan lansia yang tidak bekerja pada umur lebih dan 60 tahun setelah dikontrol dengan variabel lainnya. Dengan demikian ketiga variabel tersebut mempunyai hubungan yang signifikan dengan status gizi.
Memperhatikan hasil penelitian tersebut bahwa status pekerjaan lanjut usia di Sasana Trisna Werdha Karya Bhakti Ria Pembangunan berperan besar terhadap status gizi maka diperlukan penelitian lebih lanjut balk dilakukan di Sasana Trisna Werdha tingkat swasta rnaupun pemerintah sebagai uji banding lebih lanjut.
Daftar bacaan : 40 (1986-2000)

The increasing number of populations of the elderly is due to better communal nutrition, decreased rate of mother's mortality, and fertility. Such a condition generates life expectancy from 66.6 years of age in men and 69 years of age in women that can be projected to achieve more than 70 years of age by the year 2000.
Of the current total Indonesian population, 6.8% are 60 years of age. Natural change occurs in the elderly where their capacity and social roles degrade physically that it will lead to their self-crisis if not prepared previously.
Dynamics of development and educational levels make the elderly choose Panti Werdha as their group home as being viewed from a continum of the elderly community. The elderly that live in Panti Werdha generally experience malnutrition or over-nutrition due to their declining organic functions, degenerative diseases and food-consumption style. In general, the elderly prefer soft and lower-fibre and highly-contained calorie food that it may cause over-calorie or obesity.
This research aims to identify factors related to nutrition status of the elderly in Sasana Tresna Werdha Ria Pembangunan Jakarta. Data set are collected by interview method with primary data, measurements of height, weight, hip and incomperence.
The research design is cross-sectional in manner which includes a number of 66 respondents of 60 years of age that do not suffer from serious diseases according to the medical examination by doctor, health-personnel of which they do suffer from their dimensions. Data analysis includes analyses of univariate, bivariate and multivariate by making use of cross-tabulation test and logistic regression analysis.
Results of research indicate that the nutrition-status of the elderly in STW Ria Pembangunan has a significant correlation among age, gender, marital status, work-status. duration of stay, complaint, health status. Of all the researched variables, the fact shows that nutrition status is greatly affected by male-gender with six time tendency (OR = 6.649) better than that of female-gender over 60 years of age. Marital status has 4 time tendency (OR = 4.021) better in their nutrition status than that in the unmarried elderly.
Work status includes 13 time tendency (OR = 13.001) better in their nutrition status than that in the unemployed elderly of over, 60 years of age after being controlled with other variables. Therefore, these three variables have significant correlation with the nutrition status.
Taking the results of research into account, it appears that the work status of the elderly in Sasana Trisna Werdha Karya Bhakti Ria Pembangunan largely effects the nutrition status that it needs more research into Sasana Trisna Werdha at private or public level as a further comparative-test.
Reference : 40 (1986-2000)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T7930
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ima Hariyati
"Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi dan status kesehatan terhadap kinerja dosen di Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta II. Penelitian dilakukan pada dosen tetap selama bulan Mei sampai Juni 2012. Berdasarkan evaluasi yang pernah dilakukan sebelumnya kinerja pada aspek pengajaran, penelitian, pengabdian masyarakat belum mencapai maksimal. Berkaitan hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui ada/tidaknya peningkatan kinerja. Merupakan penelitian kuantitatif menggunakan metode cross sectional dan pengambilan sampel secara proportionate stratified random sampling. Kuesioner dengan 20 pertanyaan untuk mengukur indikator profesionalisme, kepedulian, kondisi mental dan aktivitas berolah raga. Pemeriksaan langsung berat badan dan tinggi badan untuk mengukur BMI. Analisis data menggunakan SEM-SmartPLS. Sampel berjumlah 67 dosen yang diambil dari 103 dosen. Analisis dilakukan antara variabel eksogen dengan endogen pada model yang diajukan. Budaya organisasi mempengaruhi kinerja 11,4% dan status kesehatan memberi pengaruh 25,2% terhadap kinerja. Prediksi model penelitian 8,7%. Variabel budaya organisasi dan status kesehatan signifikan berpengaruh terhadap kinerja.

The objective of this research was to evaluate the influence of organization culture and health status to lecturer performance at Health Polytechnic Jakarta II Ministry of Health. Samples of this research were permanent lecturers at Health Polytechnic Jakarta II Ministry of Health in May-June 2012. Based on previous evaluation on lecturer performance at the same place for education, research and community perpetuation, the result had not reached maximum. That is why there should be another research to evaluate this lecturer performance. This is a quantitative cross-sectional research. Samples were collected using proportionate stratified random sampling. Questioner consisted on 20 questions for assessing indicator for professionalism, care, mental condition, and exercise activity. Direct examination was carried out on weight, height assessing BMI. Data analyses were done using SEM-SmartPLS. Samples were 67 lecturers from 103 lecturers. Analyses were carried out between exogenous and endogenous variables on proposed models. Organization culture influenced 11.4% and health status influenced 25.2% on lecturer performance. Prediction model on this research was 8.7%. Organization Culture and health status variables influenced lecturer performance significantly."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T30959
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jawiah
"Penelitian ini dilakukan berdasarkan latar belakang telah terjadinya perubahan pandangan bagi kelompok remaja terhadap penyimpangan perilaku seks, pada periode terakhir ini banyak remaja yang mengalami kehamilan pranikah, aborsi, dan dapat terjadinya PMS. Perilaku seks yang telah dilakukan oleh remaja mahasiswa jurusan keperawatan Palembang, yaitu hubungan seks sebelum menikah, menjadi perek, dan diantaranya ada yang mengalami kehamilan.
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual remaja mahasiswa tingkat III Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Angkatan Tahun 2001-2004. Tujuan khusus untuk mengetahui faktor - faktor yang berhubungan dengan perilaku seks dengan variabel independen karakteristik mahasiswa, pengetahuan, kesehatan reproduksi, komunikasi orang tua, komunikasi teman, keterpaparan media elektronik dan cetak serta sikap terhadap perilaku seks, variabel dependen adalah perilaku seks remaja.
Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional, jumlah sampel total populasi 80 mahasiswa, dengan menggunakan analisis stalistik univariat, bivariat dan multivariate. Hasil penelitian ditemukan perilaku seks didominasi oleh jenis kelamin laki - laki yaitu 2 mahasiswa laki - laki telah melakukan hubungan seksual, 2 mahasiswa laki - laki bercumbu dengan teman sejenis, dan 1 mahasiswa perempuan bercumbu dengan teman sejenis. Hasil analisis bivariat ditemukan 7 variabel yang berhubungan secara bermakna, yaitu jenis kelamin, umur menarche, mimpi basah, kota asal SMU, pengetahuan kesehatan reproduksi, komunikasi orang tua, komunikasi dengan teman, keterpaparan media elektronik dan cetak serta sikap terhadap perilaku seks. Hasil uji multivariat jenis kelamin tidak ditemukan hubungan secara bermakna tetapi hanya ada 6 variabel yang berhubungan secara bermakna setelah dianalisis multivariate dan komunikasi orang tua merupakan faktor yang paling dominan berhubungan secara bermakna dengan perilaku seks remaja.
Disarankan agar pengetahuan kesehatan reproduksi, sikap dan perilaku seks remaja perlu ditingkatkan oleh orang tua/keluarga melalui binaan etika, adat istiadat serta didikan agama dan pihak institusi pendidikan, berdirinya bimbingan konseling, kerjasama PKBI, melalui Youth Center sebagai pusat pelayanan KIE. Mahasiswa diikutsertakan dalam kegiatan remaja yang dibina oleh BKKBN dan PKBI, pengalaman mahasiswa dapat diterapkan dalam kegiatan PKL.

Analytics Factors Relationship with Sex Behavior Adolescent Student at 3th Level in Program of Nurses Healthy of Polytechnic Palembang Year of 2004This research is done base on student already happen change opinion for adolescent about divergence sex behavior, at the end this period many adolescent which experiencing of pregnancy before married, abortion, and PMS. Sex behavior which done by adolescent student in nurses healthy of polytechnic palembang is sexual contact before married, become perek, and among others experiencing of pregnancy.
General purpose for this research is for know the imagine and know the factor are have relationship with student sexual behavior at 3"' level in nurses study at Healthy Polytechnics, year 2001-2004. Special purpose for know the factor have relationship with sexual behavior with variable independent characteristic, knowledge, reproduction healthy, communicate with parents, communicate with friends, explanation from electronics device and news also attitude about sexs behavior, variable dependent is sex adolescent behavior.
This research using cross sectional plant, total sample maximum population is 80 students, with using statistics univariat, bivariat, and multivariat analytics. Result from this research, found sex behavior upon domination with man gender, that is 2 men student already do the sexual contact, 2 men student fiance with same gender, and one girl student fiance with same gender. Analytic bivariat result Found 7 variable have connection accordance with purpose, that is gender, menstruation, wet dream, town origin of SMU, reproduction health knowledge, communicate with parents, communicate with friends, explanation from electronics devices and news, also attitude about sex behavior. Result multivariat test gender not friend connection accordance with purpose but only have 6 variable have connection accordance with purpose after multivariate analytic done and communicate with parents will constitute dominant factor connection accordance with adolescent sex behavior.
Suggest, so that know the reproduction knowledge attitude and sex behavior adolescent need to be increase by parents/family pass through attitude, tradition culture and religion knowledge and also institution side, exist counseling guidance, cooperation with PKBI, pass through youth centre base on center service KIE. Student also must participate inside youth activity organize by BKKBN and PKBI, Student experience can they are implement inside PKL activity.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12906
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>