Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 201614 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Asnet Leo Bunga
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara karakteristik individu dan penerapan Metode Asuhan Keperawatan Primer dengan kemampuan perawat dalam pengambilan keputusan. Penelitian ini bersifat deskriptif korelasi dengan disain potong lintang (cross sectional) terhadap 124 perawat di Unit Penyakit Dalam dan Bedah PK Sint Carolus Jakarta pada tanggal 25 Juni - 4 Juli 2001.
Hasil penelitian secara signfikan menunjukkan bahwa 89,5% perawat primer mempunyai tingkat kemampuan pengambilan keputusan tinggi, dan 10,5% mempunyai kategori sedang 78,2% perawat primer mempunyai kategori baik dalam penerapan asuhan keperawatan primer dan 21,8% mempunyai kategori cukup. Variabel independen yang mempunyai hubungan signifikan dengan kemampuan perawat dalam pengambilan keputusan adalah umur, pengalaman kerja, tindakan keperawatan komprehensif, otonomi pengambilan keputusan, dan komunikasi antar perawat. Dari variabel dependen tersebut sebagai prediktor yang paling besar pengaruhnya terhadap kemampuan perawat dalam pengambilan keputusan adalah komunikasi antar perawat.
Daftar Pustaka 51 (1975-2001)

The Relationship Between Individual Characteristic And Implementation of Primary Nursing Care Method With Nurse's Capability to Make Decision at Medical and Surgical Unit of Sint Carolus Health Service Institution Jakarta.The main purpose of the research is going to acquire information about the relationship between individual characteristics and the implementation of primary nursing methods towards nurses ability to make decision. This descriptive correlation research with cross sectional designed was conducted toward 124 nurses at medical and surgical unit of Sint Carolus Hospital, Jakarta from June 25 until July 04, 2001.
Results indicated that significantly, 89.5% of primary nurses had a high level category of making decisions, and the rest (10.5%) had an intermediate one; 78.2% of primary nurses had a good category in implementing primary nursing methods and 21,8% were in sufficient category. Independent variables that had significant relationship with nurses ability to make decision were age, working experience, comprehensiveness 1 the depth of nursing intervention, autonomous decision making and communication among nurses. According to variables independent, the most influential predictor on nurses' ability to make decision was communication among nurses.
Bibliography 51 (1975-2001"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
T1075
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gabriela Ere Badjo
"Peran kolaborasi perawat primer dengan dokter dan klien pada metode keperawatan primer masih belum berjalan dengan baik sehingga dalam pengobatan dan perawatan klien beluin optimal. Kondisi ini menyebabkan efektifitas dan efisiensi tindakan keperawatan pada klien juga belum optimal.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi kontribusi karakteristik perawat primer dan pengetahuan tentang metode keperawatan primer terhadap kolaborasi perawat primer dengan dokter dan klien di unit rawat inap.
Penelitian ini dilaksanakan di unit penyakit dalam dan bedah P.K. Sint Carolus pada bulan Juli 2003.
Disain penelitian menggunakan deskriftif korelasional dengan metode pendekatan cross seesianul. Populasi adalah semua perawat primer di unit penyakit dalam - bedah di 12 unit rawat inap. Sampel dalam penelitian ini adalah total populasi dimana responden yg memenuhi kriteria penelitian adalah 109 perawat primer. Pengumpulan data menggunakan angket yang terdiri atas isian mengenai karakteristik perawat (umur, tingkat pendidikan, status perkawinan, lama kerja), kuesioner pengetahuan tentang metode keperawatan primer dan kuesioner pelaksanaan kolaborasi perawat primer dengan dokter dan klien didapatkan pada persepsi perawat primer. Uji analisis hubungan atau kontribusi menggunakan uji korelasi dari Spearman.
Hasil penelitian didapatkan hubungan atau kontribusi variabel independen yaitu umur (rs= .0,203, p = 0,034), sistem penugasan (rs= 0,322,p = 0,001), tindakan keperawatan primer (rs= 0,369, p = 0,0001), otonomi dalam pengambilan keputusan (rs= 0,477, p= 0,0001) dan total metode keperawatan primer ( rs= 0,494, p= 0,0001) terhadap variabel kolaborasi perawat primer dengan dokter dan klien. Penelitian ini juga mendapatkan model bahwa otonomi perawat primer dalam pengambilan keputusan (Beta = 3,329), dan tindakan keperawatan komprehensif (Beta =2,713) ditambah konstanta (38,091) merupakan prediktor utama terhadap pelaksanaan kolaborasi perawat primer dengan dokter dan klien.
Dari hasil penelitian ini disarankan agar perawat primer diberi penambahan pengetahuan dan pemahaman tentang otonomi dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan tindakan keperawatan komprehensif.
Daftar Pustaka 69 (1975 - 2443)

"The Contribution of Nurses Characteristics and Primary Nursing Method to the Collaboration of Primary Nurse -- Doctor - Client at the Medical - Surgical unit of St. Carolus Health Service". The role of Primary Nurse with the doctor and the client on the primary nursing method was not implemented well, thus the medical intervention and nursing intervention were also not optimal.
The study was conducted to identify the contribution of the characteristics of primary nurse the knowledge about primary nursing method to the collaboration process of Primary Nurse - Doctor and Client.
Using a descriptive - correlational, especially cross - sectional method, the researcher selected 109 participants from 12 wards of medical-surgical wards of PKSC, Jakarta in July, 2003. The data were gathered by using the distribution of three questionnaires, there are the nurse's characteristic data sheet (age, educational level, marital status, length of work), the knowledge about primary nursing method and the process of collaboration between the nurse - doctor and client which is based on primary nurse perception. The statistical treatment used where Spearman's correlation test and Mann - Whitney test.
The findings indicated that the relationship between the nurse's characteristics : age and the collaboration process was high with the following results; (rs=0,203, pri,034 for age. In term of primary nursing method with collaboration process, the results as follows: tasking system (rs 0,322, p=0,001; Nursing Process (1-0 ,369, p-:1.0001; autonomy in decision making (rs=0,477, p=0,0001) and the total of primary nursing method (rs,494. p=0,00010. The finding also showed that the nurse's autonomy indecition making (12,713) with constant value of the primary nurse -- doctor - client collaboration.
This findings recommend that the primary nurses need to Improve to loo given some additional knowledge and understanding about autonomy in decision making and comprehensive nursing intervention.
Biliography 69 (1975 - 2003)
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
T10988
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulianti Wulandari
"ABSTRAK
Keperawatan adalah inti dalam organisasi rumah sakit karena perawat menduduki posisi terbesar dalam pola ketenagaan di rumah sakit. Hal ini menyebabkan perlu dibentuk wadah untuk perawat yang berfungsi menjembatani antara staf perawat fungsional dengan jalur struktural. Dimana Komisi Keperawatan ini dibentuk untuk membahas pengembangan mutu sumber daya keperawatan, pembinaan etik profesi, penyusunan standar pelayanan dan penelitian keperawatan. Komisi Keperawatan ini dalam struktur organisasi rumah sakit merupakan wadah non struktural, dimana pola kegiatan dari Komisi Keperawatan ini sangat dinamis sehingga dapat menciptakan stabilitas dan nilai-nilai sosial.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang pengorganisasian Komisi Keperawatn di Pelayanan Kesehatan Sint Carolus dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan metode wawancara mendalam (indepth interview). Variabel yang diukur adalah struktur organisasi, peran dan fungsi, tugas dan tanggung jawab, serta kegiatan yang dilakukan.
Dari hasil wawancara mendalam dan pengamatan dokumentasi sebagai triangulasi data teridentifikasi bahwa Komisi keperawatan telah dapat menjalankan fungsinya dengan baik, terbukti dengan adanya kebijakan tertulis dari Direktur Keperawatan meskipun Departemen Kesehatan Republik Indonesia sendiri belum ada kerangka acuannya serta dokumen-dokumen lain yang mendukung bahwa kegiatan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. Pada akhirnya dengan adanya Komisi Keperawatan di PKSC telah membantu perawat dalam mengembangkan diri baik secara individu maupun secara profesional.
Perbedaan dengan konsep terutama terjadi pada struktur organisasi dimana struktur organisasi Komisi Keperawatan PKSC masih berbentuk struktural sehingga pengorganisasian Komisi Keperawatan masih sangat tergantung kepada manajemen puncak, tidak ada hubungan langsung dengan pelaksana asuhan. Sedangkan pelayanan keperawatan sudah diakui sebagai pelayanan profesional. Sekiranya dapat disarankan untuk pengorganisasian Komisi Keperawatan agar dirubah dengan menganut poly pengasuhan bersama "Shared Governance", suatu organisasi yang memajukan profesional keperawatan, seharusnya organisasi Kornite Keperawatan di Rumah Sakit dilindungi oleh undang-undang tidak hanya dilindungi oleh pimpinan rumah sakit.

ABSTRACT
Nursing of the core of hospital organization because nurse has the biggest position in hospital labour. Because of this, we need organization for nurse to be a mediator between fungsional and structural nurse. Where nursing committee is made for talking about human resources quality developrtient, building profesion, ethic, arranging serve sign and nursing research. Nursing committee at hospital is non structural institution, where activity model for system nurse is very dynamic until it can stability creative and social value.
This research purpose is to get information about nursing organization committee in Sint Carolus Health Service with qualitative research approach. Collecting data is done with in depth interview. Variable measured are organization structure, characteristic function, duty and responsibility including acting who was done.
From in depth interview and documentation observation as a date triangulation, were identified that nursing committee has carried out its function well. It is proved with approach approval from nursing director although Indonesia Health Ministry is not yet give framework that support activity appropriate schedule. Finally with nursing committee in structure health service can help in developing self individually and professionally. Differences with concept especially occurred on organization structure where organizational structure of Sint Carolus Health Services nursing committee still structured model with the result that nursing committee organization still depend on top management. There is no relationship with direct care giver, while nursing services has recognized as a professional.
This result suggested that Sint Carolus Health Services to change nursing committee organization to "Shared Governance" an organization to advancing professional nursing. Nursing Committee should method the hospital should be protected by law of Indonesian government not only be protected by the board of trustees of the hospital."
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Indiyah Supriyanti
"Kinerja adalah hasil yang dicapai oleh seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan (Asaad,2000). Di Institusi pelayanan kesehatan yang telah menerapkan metode keperawatan primer, peran perawat primer menjadi sangat penting untuk keterlaksanaan pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas. Dengan demikian gambaran kinerja perawat primer penting untuk diketahui. Menurut Gibson(1996), kinerja individu dipengaruhi oleh variabel individu, variabel psikologik dan variabel organisasi.
Dalam penelitian ini ingin diketahui, bagaimana hubungan antara karakteristik individu dan organisasi dengan kinerja perawat primer di unit interna-bedah P.K. Sint Carolus.
Penelitian ini merupakan penelitian dengan disain deskriptif korelasional yang dilakukan secara cross sectional untuk menganalisis hubungan antara karakteristik individu dan organisasi dengan kinerja perawat primer di Pelayanan Kesehatan Sint Carolus. Sebagai populasi dari penelitian ini adalah 177 perawat primer yang berada pada berbagai jenjang fungsional dan yang memiliki latar belakang pendidikan D3 Keperawatan dan S1 Keperawatan. Sedangkan penentuan sampel berdasarkan proportionate stratified random sampling dan besar sampel dihitung berdasarkan estimasi proporsi. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 130 perawat primer. Pengumpulan data primer dilakukan melalui kuesioner yang berbentuk rating scale (1-5).Untuk menentukan validitas dan reliabilitas instrumen telah dilakukan uji coba instrumen terhadap 30 perawat di rumah sakit Sumber Waras Jakarta.
Pengolahan dan analisis data dikerjakan menggunakan bantuan komputer berupa analisis univariat, bivariat dan multivariat. Analisis univariat dilakukan melalui distribusi frekuensi untuk mengetahui gambaran tentang variabel dependen dan independen. Analisis bivariat untuk mengidentifikasi hubungan antara variabel dari karakteristik individu dengan kinerja perawat primer dilakukan dengan uji t, uji ANOVA dan uji Mann Whitney. Sedangkan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik organisasi dengan kinerja perawat primer dilakukan uji korelasi Pearson Product Moment dan uji regresi linier sederhana. Selanjutnya dilakukan analisis multivariat untuk menentukan variabel independen yang berpengaruh terhadap ;variasi kinerja dengan menggunakan uji regresi linier ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja perawat primer berada dalam katagori baik dengan tingkat pencapaian 83.2 %. Berdasarkan analisis uji korelasi variabel-variabel karakteristik individu dengan kinerja tidak ada satupun variabel yang berhubungan secara bermakna dengan kinerja perawat primer pada a M 0.05. Sedangkan pada variabel-variabel karakteristik organisasi, secara keseluruhan berhubungan signifikan dengan kinerja perawat primer pada a = 0.05. Pada uji regresi linier ganda diperoleh hasil bahwa 58.5% variasi kinerja dipengaruhi secara positif maupun negatif oleh tujuh variabel dari karakteristik organisasi. Variabel yang mempunyai pengaruh positif paling besar adalah variabel hubungan interpersonal dengan koefisien Beta 0.316.
Sebagai kesimpulan penelitian ini adalah bahwa tingkat kinerja perawat primer di P.K.Sint Carolus tidak dipengaruhi oleh karakteristik individunya tetapi dipengaruhi secara bermakna oleh 7 (tujuh) variabel karakterisitik organisasi khususnya yang dominan adalah variabel hubungan interpersonal. Dengan demikian masih ada faktor lain sebanyak 41.5% yang turut mempengaruhi kinerja perawat primer antara lain oleh faktor psikologik. Upaya memelihara dan meningkatkan aspek hubungan interpersonal dan memperhatikan aspek karakteristik organisasi lain yang ditemukan berpengaruh pada unit kerja pelayanan keperawatan akan berdampak tingkat kinerja perawat menjadi lebih baik.
Daftar Pustaka 55 (1981-2000 ).

"Analysis of Relationship between Individual and Organizational Characteristics and Performance of Primary Nurses in the Medical Surgical Unit in Sint Carolus Hospital Jakarta"
Individual performance is a result obtained by someone based on measures which are prevailed to ones job (Asaad, 2000). In the hospital institution where primary nursing method have been applied, the roles of primary nurses become so important in administering quality of nursing care. For this reason performance of primary nurses is necessary to be measured periodically. According to Gibson (1996), the individual performance is influenced by individual characteristics, psychological and organizational variables. This research is brought about to examine relationship between individual and organizational characteristics and performance of primary nurses in the medical-surgical unit in Sint Carolus Hospital.
This research was a correlational descriptive study with cross-sectional design which was carried out to analyze the relationship between individual and organizational characteristics and performance of primary nurses in Sint Carolus Hospital. The population for this research were 177 primary nurses from various functional level who were graduated from D-III of Nursing and S-1 of Nursing. While the samples were determined based on proportionate stratified random sampling technique, the quantity of samples count was based on proportional estimation. Quantity of samples within this research were 130 primary nurses. Collection of primary data was accomplished by having rating scale (1-5) questionnaire instrument. To detennine validity and reliability of instrument, on-site tests were carried out among 30 nurses in Sumber Waras Hospital Jakarta.
Data processing and analysis were worked out with the support of computerized programmes for univariat, bivariat, and multivariat analysis. Univariat analysis was carried out through frequency ( similar to respondent) distribution to identify illustration with regards to the dependent and independent variables. Bivariat analysis to identify the relationship between the variables of individual characteristics and performance of primary nurses was carried out by t-test, ANOVA-test, and Mann Whilney-test. Whereas to identify the relationship between the organizational characteristics and the performance of primary nurses then a Pearson
Product Moment correlation-test and simple Tinier regression analysis was carried out. Then multivariat analysis was done to determine dependent variables which were influencing performance variants by using multiple linear regression analysis.
The result of this research showed that performance of primary nurses could be categorized as fairly good with the achievement level 83.2 %. Based on analysis of correlation tests on variables of individual characteristics and performance, no meaningful variable that was the experience of primary nurses correlated with the performance of primary nurses at a = 0.05. While from the variables of organizational characteristics, in a whole correlated significantly with the performance of primary nurses at a = 0.05. From the multiple linear regression analysis there was a result obtained that 58.5% of performance variance were related either positively or negatively to seven variables of organizational related. The variable that had most positive influence was the variable of interpersonal relationship with the coefficient of Beta 0.316.
This research concluded that performance level of primary nurses in Sint Carolus Health Service Institution was not influenced by its individual characteristics but was related meaningfully to seven variables of organizational characteristics especially the most dominant variable was interpersonal relationship. As such, there were many other factors around 41.5% that were influencing also to the performance of primary nurses for instance the psychological factor. The efforts to maintain and to improve the aspect of interpersonal relationship and to take care of another organizational characteristic aspects which were found to be much influencing in the working unit of nursing services will somehow turn out in better ,zmpact to the performance of nurses.
Bibliography, 55 (1981 -2000)
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
T 8238
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dadang Sulaeman
"Pelaksaanaan asuhan keperawatan merupakan standar pelayanan yang harus dilakukan oleh perawat dalam melaksanakan pelayanan terhadap masyarakat dalam hal ini pasien. Dalam pelaksanaannya khusus pada perawat di Puskesmas masih belum optimal dilaksanakan.
Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan informasi tentang pelaksanaan asuhan keperawatan dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaannya pada perawat Puskesmas di Kabupaten Sumedang tahun 2002. Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik yang menggunakan metode survai dan telaah dokumen dan dilakukan dengan pendekatan potong lintang. Populasi pada penelitian ini adalah perawat puskesmas di Kabupaten Sumedang. Jumlah populasi 274 orang, jumlah sampel 107 orang, cara pengambilan sample dengan sistematik random sampling.
Hasil penelitian bivariat menunjukan bahwa (1) Ada hubungan antara variabel individu, meliputi tingkat pendidikan dengan pelaksanaan asuhan keperawatan, golongan/pangkat dengan pelaksanaan asuhan keperawatan dan mesa kerja dengan pelaksanaan asuhan keperawatan. (2) Ada hubungan antara variabel psikologis yaitu sikap dengan pelaksanaan asuhan keperawatan. (3) Ada hubungan antara variabel organisasi meliputi pelatihan dengan pelaksanaan asuhan keperawatan, sarana dan prasarana dengan pelaksanaan asuhan keperawatan.
Hasil penelitian multivariat didapatkan bahwa variabel yang berhubungan paling erat dengan pelaksanaan asuhan keperawatan pada perawat puskesmas di Kabupaten Sumedang tahun 2002 adalah variabel psikologis yaitu sikap dengan variabel organisasi yaitu pelatihan. Diantara keduanya mempunyai hubungan yang erat dan model interaksi.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hubungan antara sikap dan pelatihan mempunyai tingkat keeratan yang paling kuat dibandingkan dengan pendidikan, golongan/pangkat, sarana & prasarana, dan masa kerja. Mengingat bahwa sikap dan pelatihan mempunyai keeratan hubungan yang paling kuat, disarankan untuk peningkatan pelatihan asuhan keperawatan secara berkesinambungan pada perawat puskesmas di Kabupaten Sumedang dan menanamkan suasana kerja yang mendukung salah satunya dengan meningkatkan sikap perawat dari aspek kognisi, konisi dan apeksi sehingga terlaksananya asuhan keperawatan pada pasien sehingga pelayanan keperawatan menjadi lebih berkualitas dan sesuai dengan harapan masyarakat pada umumnya dan pasien pada khususnya.

The Factors Related to Treatment Upbringing Execution at Nurses Puskesmas in Sumedang District, a Study in all Puskesmas in Sumedang District, West Java, year 2002The implementation of upbringing treatment is a standard services that should be conducted by nurses in executiag services to society in this case patiens. In its special execution at nurses in puskesmas hasn't been conducted optimally yet.
The aim of this research is to get information about treatment upbringing execution and factors related to execution at nurses in puskesmas, in Sumedang district, year 2002. The kind of research that's used is analytic descriptive research by using survey method and document study and conducted with transversal crosscut approach. The population in this research is puskesmas nurses in Sumedang district, The amount of population is 174 samples (people), and the way of intake samples by systematicly sampling random.
The result of bivariat research shows that (1) there is a relationship among individual variables, covering education storey level with treatment upbringing execution and year of services with treatment upbringing execution. (2) there is a relationship among psychological variables that is attitude with treatment upbringing execution. (3) There is arelationship among organizational variables, including training with treatment upbringing execution.
The result of multivariate research is known that closet corresponding variables with treatment upbringing execution. At puskesmas nurses in Sumedang district is psychological variables that's attitude with organizational variables, training. Between both have a close relationship and interaction models.
From the result of this research can be cloncluded that the relationship between training and attitude have a strongest relationship compared by education, factions/ranks, facilities and basic facilities and a period of work. Considering that attitude ang training have a close relationship, suggested to make training increased at nurses and it gives ondosif condition in puskesmas, so that attitude for treatmen upbringing execution become a better thing.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T8246
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Billy Daniel Latuputty
"ABSTRAK
Peningkatan mutu pelayanan kesehatan sangat
berkaitan dengan peningkatan mutu pelayanan keperawatan.
Interaksi antara perawat dangan pasien merupakan hal
yang penting guna mengembangkan hubungan interpersonal
yang bermanfaat bagi pasien. Bagaimana perawat memahami
interaksinya dengan pasien yang bersifat sangat kompleks
perlu dikaji lebih lanjut. Penelitian tentang relational
schema perawat ini dilakukan untuk dapat mengetahui
bagaimana perawat memahami interaksinya dengan pasien.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan
pendekatan kualitatif guna mendapatkan gambaran tentang
relational schema perawat. Data-data dikumpulkan dengan
melakukan wawancara terhadap 5 orang perawat pada dua
rumah sakit di Jakarta.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat
-memiliki relational schema tertentu yang digunakannya
dalam berinteraksi dengan pasien. Relational schema ini mencakup tiga elemen yaitu: self-schema (berisikan
pengetahuan tentang peran perawat serta kemampuan yang
dimiliki dalam berinteraksi dengan pasien), other schema
(berisikan pengetahuan tentang peran pasien, perilaku
pasien, faktor yang mempengaruhinya, dan tipologi
pasien), serta interpersonal script (berisikan pola
urutan peristiwa yang terjadi dalam interaksi dengan
pasien). Relational schema berkembang sejalan dengan
interaksi antara perawat dengan pasien. Para subyek
merasa bahwa pendidikan keperawatan tidak memberikan
informasi yang jelas tentang bagaimana mereka dapat
berinteraksi dengan pasien.
Dari hasil yang didapat maka disarankan agar
perawat dapat memperoleh pemahaman yang lebih jelas
tentang peran profesionalnya dalam pelayanan kesehatan
kepada masyarakat. Perawat juga perlu mendapatkan
pengetahuan serta ketrampilan yang lebih mendalam tentang
bagaimana berinteraksi dengan pasien. Hal ini mencakup
pengetahuan yang komprehensif tentang pasien baik dari
aspek biologis, sosial, psikis maupun budaya serta
pengetahuan tentang cara-cara yang dapat dilakukan guna
mengembangkan hubungan interpersonal yang bermanfaat bagi
pasien."
1997
S2517
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Susanto
"Rumah Sakit Karya Medika Bekasi merupakan rumah sakit swasta yang terletak di wilayah Kabupaten Bekasi. Dalam dunia perumahsakitan dituntut untuk melakukan perubahan, agar mampu mempersiapkan produk maupun sumber daya manusia yang berdaya saing dalam menghadapi persaingan bebas di pasar ASEAN maupun di pasar global. Pelayanan keperawatan di Rumah Sakit kedudukannya sangat strategis, oleh karena proses pelayanan dilaksanakan secara terus menerus selama 24 jam, sehingga baik buruknya pelayanan di Rumah Sakit sangat tergantung dari penampilan kinerja tenaga keperawatan yang memberikan asuhan keperawatan kepada pasien atau keluarga.
Aktivitas pelayanan keperawatan merupakan subsistem dari pelayanan kesehatan yang sifatnya memberikan bantuan kepada pasien untuk memelihara kesehatan atau untuk kesembuhan. Kebutuhan pasien akan ketergantungan dari tenaga keperawatan yaitu berfluktasi yang sesuai dengan kondisi pasien. Hal ini berpengaruh kepada jumlah sumber Daya Manusia (tenaga perawat)yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dengan baik dan benar. Penelitian yang dilakukan yaitu Analisis Terhadap Aktivitas Keperawatan Kaitannya dengan beban Kerja Perawat di Ruang Rawat inap Kelas III; penelitian ini menggunakan metode work sampling serta perawat pelaksana sebagai sampelnya.
Dari hasil penelitian diperoleh, bahwa di ruang perawatan Asoka, aktivitas keperawatan langsung mengambil porsi terbanyak (44,39%),dibandingkan dengan aktivitas lain/non keperawatan (29,91%) serta aktivitas keperawatan tidak langsung (25,30%), serta total waktu produktif yang dibutuhkan untuk pelayanan keperawatan yaitu 76,65%. Jumlah waktu pelayanan keperawatan/ asuhan keperawatan yang diberikan dari scoarang perawat kepada pasien selama 24 jam yaitu 6,38 jam/pasien/24 jam; Sedangkan di ruang perawatan Tulip, aktivitas keperawatan langsung mengambil porsi waktu terbaniyak (41,30%), dibandingkan dengan aktivitas non keperawatan t lainnya (29,72%) maupun aktivitas keperawatan tidak langsung (28,98%), serta total waktu produktif yang dibutuhkan untuk pelayanan keperawatan yaitu 75,82%. Jumlah waktu pelayanan keperawatan/asuhan keperawatan yang diberikan dari seorang perawat kepada pasien selama 24 jam yaitu 4,16 jam/pasien/24 jam.
Hasil penelitian ini memperlihatkan, bahwa aktivitas keperawatan langsung lebih tinggi, jika dibandingkan dengan aktivitas keperawatan tidak langsung maupun aktivitas lainnya/non keperawatan, Oleh karena penelitian ini hanya mengukur pemanfaatan waktu kerja dilakukan oleh tenaga keperawatan dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan kepada pasien atau keluarganya.
Disarankan untuk aktivitas adminisirasi, transportasi serta kurir pasien seyogyanya dilaksanakan oleh tenaga non keperawatan, agar tenaga keperawatan yang ada dapat memberikan pelayanan keperawatan lebih banyak kepada pasien dalam upaya meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.

Analysis Of The Nursery Activity Relating to the Working Burden of Nurses in the Stay - Care Room Third Class Of Karya Medika Bekasi HospitalKarya Medika Bekasi hospital is a private hospital which is located in the area of Bekasi Regency. In the world of hospitalization it is forced to always make changes, in doing so able to prepare both competitive product and human resource to face the competition both in ASEAN and global market. The nursery service in the hospital has a very strategic position, because the process of service is performed continually for 24 hours, so the bad and good effect of the service in the hospital mainly relics on the performance of the nursery force that gives care to patients or families.
The activity of nursery service is a subsystem of the health service that gives help to patients to maintain their health or recovery. The patients' needs will be relied on the nursery service to fluctuate based on the patients' condition. This effects to the number of human resource (nurses) that are needed to give nursery service well and correctly to the patients. The research performed is The Analysis On The Nursery Activity Relating To The Working Burden Of Nurse In The Stay - Care Room Third Class, the method used is Work Sampling and the sample is the nurses/nursery forces.
From the result of the research, it is gained that in the Asoka care room, the nursery service directly gets the most portion (44,39%), compared with other activity/ non - nursery (29,91%) and indirect nursery activity (25,30%), and the productive time total needed is 76,65%. The nursery service time given by a nurse for 24 hours is 6,38 hours/patient/24 hours ; whereas in the Tulip stay- care room, the direct nursery service gets the most portion (41,30%), compared with the non - nursery activity/ others (29,72%) as well as the indirect nursery activity (28,98%), and the productive time total needed is 75,82%. The amount of time of the nursery service given by a nurse to the patient for 24 hours is 4,16 hours / patient / 24 hours.
This research result shows that the direct nursery service is higher compared with the indirect nursery service or other activities/non - nursery. Because this research only examines the usage of working hours performed by nursery force 1 nurses to give nursery service to patients or families.
It's suggested that an administration activity, transportation as well as patients courier be performed by non- nursery force, so that the existing nursery force can be consistent to give the nursery service to patients in order to improve the quality of the nursery service.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T11456
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Royani
"Penelitian deskriptif korelasi dan cross sectional ini bertujuan mengetahui hubungan antara sistem penghargaan dengan kinerja perawat dalam menjaksanakan asuhan keperawatan di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Cilegon. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dan observasi. Metode Chi Square dan Multiple Logistic Regression digunakan dalam analisis data.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara sistem penghargaan dengan kinerja 65 perawat dengan p value (menurut persepsi perawat) = 0,720 dan p value (berdasarkan hasil observasi} = 0,716. Sub variabel pengaruh dan pertumbuhan diri adalah sub variabel yang paling berhubungan dengan kinerja perawat Rumah sakit perlu mempertimbangkan jenjang karir perawat sebagai dasar utarna pemberian sistem penghargaan
This research aim to know relation between reward system with nurse performance in nursing care in RSUD Cilegon. Method Research use descriptive correlation with cross sectional device. Sampel use 65 nurse. Data collecting conducted with kuesioner and observation. Method Chi Square and Multiple Logistic Regression used in data analysis.
Result of research found that no significant relationship between re\vard system with nurse performance with p value (according to nurse perception = 0,720) and p value (result of observation = 0,716). Sub variable influence and growth are most sub variable relate to nurse performance. The hospital require to develop nursing career as basic mayor reward system.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dedy Ahmad Sumaedi
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi persepsi perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Desain penelitian menggunakan fenomenologi deskriptif, proses pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam. Partisipan pada penelitian ini diambil secara purposive sampling, analisa data menggunakan metode Collaizi. Hasil penelitian teridentifikasi tema: pemahaman perawat tentang pendokumentasian, tanggapan perawat terhadap pendokumentasian, pelaksanaan pendokumentasian di rumah sakit, berbagai hambatan dalam pelaksanaan pendokumentasian, upaya yang sudah dilaksanakan, dukungan yang diperlukan dalam pendokumentasian, harapan terhadap pengambil kebijakan. Dapat disimpulkan bahwa persepsi perawat dalam pelaksanaan pendokumentasian masih kurang baik oleh karena itu diperlukan dukungan dari manajemen rumah sakit untuk menghilangkan hambatan dalam pendokumentasian asuhan keperawatan.

Abstract
This research aimed to identify the perceptions of nurses in nursing documentation. This research designed using a descriptive phenomenological, the data collected by in-depth interviews, participants selected by purposive sampling, data analysis using Collaizi?s methods, result of research themes: understanding of nurses about documentation, the responses of nurses on documentation, implementation of the documentation in the hospital, various obstacles in th e implementation of documentation, the efforts made, support in documentation, expectations of policy makers. It could be conclude that the perception of nurses in the application documentation still not so well, therefore needed the support of the hospital management to eliminate problems in the documentation of nursing care."
2010
T29403
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indrati Wuryastuti
"ABSTRAK
Keperawatan pada klien yang dirawat lama pada ruang rehabilitasi belum dikenal
masyarakat, sedangkan mereka melaksanakan pelayanan keperawatan secara
komprehensif dan holistik. Penelitian ini mempelajari pengalaman perawat pelaksaua
dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang dilakukan rehabilitasi
medik di RSPAD Gatot Subroto. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan
metode fenomenologi. Sampel dalam penelitian ini dalah sebanyak 5 orang, dan
mereka mempunyai karateristik yang berbeda. Perawat pelaksana yang dijadikan
partisipan sudah diidentifikasikan sebelumnya,sehingga diharapkan telah mempunyai
pengalaman yang cukup dalam melaksanakan tugasnya. Pengumpulan data dilakukan
dengan wawancara mendalam, sedangkan analisa data dilakukan dengan cara Colaizi.
Dari analisa data tersebut ditemukan 5 tema yaitu: 1). Motivasi perawat pelaksana
dalam bekerja, 2). Makna bekerja bagi perawat pelaksana, 3). Cara merawat pasien,
4) Hambatan dalam bekerja, 5) Kebutuhan dan harapan perawat pelaksana dalam
bekerja.
Kesimpulan: Pengalaman para perawat pelaksana menunjukkan bahwa motivasi
bekerja adalah sebagai tugas, disamping itu kegembiraan atas keberhasilan dalam
merawat pasien juga menjadi motivasi. Selanjutnya disimpulkan pula bahwa perawat
pelaksana membutuhkan pelatihan guna kelancaran tugasnya disamping itu mereka
juga ingin memperoleh kesempatan untuk melanjutkan kejenjang yang
yang lebih tinggi.
Rekomendasi yang diajukan adalah agar pihak Direksi dan Manajemen Keperawatan
memfasilitasi kebutuhan para perawat pelaksana dan kesempatan untuk melanjutkan
pendidikan guna meningkatkan mutu asuhan keperawatan disamping itu pembinaan
yang terus menerus akan nilai-nilai luhur yang diyakini perawat pelaksana perlu dilakukan."
2007
T22852
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>