Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119777 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lila Amaliah
"Setiap tahunnya, 585.000 ibu meninggal akibat komplikasi kehamilan dan persalinan, dan hampir 99% dari kematian tersebut terjadi di negara berkembang. Pada tahun 1995, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia di perkirakan sekitar 373 per 100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut merupakan yang tertinggi dibandingkan negara ASEAN.
Persalinan lama atau macet merupakan salah satu dari lima penyebab kematian ibu di negara berkembang. Berdasarkan hasil SKRT 1995, persalinan lama juga merupakan komplikasi persalinan yang paling sering dikeluhkan oleh ibu. Persalinan lama atau macet merupakan satu-satunya komplikasi persalinan yang mengakibatkan begitu banyak morbiditas kronis.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara penolong persalinan dengan kejadian persalinan lama, faktor-faktor yang berhubungan dengan persalinan lama dan untuk mengetahui informasi mengenai kebijakan dan program penatalaksanaan persalinan lama di tingkat pelayanan kesehatan dasar dan rujukan.
Penelitian ini memadukan metode kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif menggunakan data Studi Morbiditas dan Mortalitas SKRT 1995 di Jawa Barat, sedangkan metode kualitatif menggunakan wawancara mendalam dan studi kasus di Kabupaten Tangerang.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa angka kejadian persalinan lama di Jawa Barat sebesar 6,4%. Analisis data multivariat menemukan bahwa penolong persalinan dan tempat tinggal berhubungan dengan persalinan lama. Ibu yang tinggal di desa berpeluang mengalami persalinan lama 2,7 kali dibandingkan ibu yang tinggal di kota setelah dikontrol variabel penolong persalinan.
Penelitian ini menunjukkan bahwa asuhan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih dapat menurunkan risiko komplikasi persalinan. Persalinan lama sering terlambat dirujuk karena dukun tidak mampu menilai kemajuan persalinan dan tidak mengetahui tanda-tanda atau penyebab ketika persalinan lama terjadi.
Program pencegahan persalinan lama harus ditujukan untuk meningkatkan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih, menyediakan kartu sehat bagi kelurga tidak mampu, memperbaiki sistem transportasi, menunda pernikahan melalui program wajib belajar sembilan tahun serta meningkatkan status gizi dan kondisi lingkungan anak perempuan sehingga mereka dapat mencapai tinggi badan yang optimal.

Relationship between Birth Attendant and the Occurance of Prolonged Labor in West JavaAt least 585,000 women die each year from the complications of pregnancy and childbirth, and almost 99% of these deaths occur in developing countries. In 1995, Maternal Mortality Ratio (MMR) in Indonesia is estimated 373 per 100,000 live births. This figure is relatively high when compares to ASEAN countries.
Prolonged or obstructed labor is one of the five major causes of maternal mortality in developing countries. Based on the 1995 Household Health Survey, prolonged labor is also the most common reported obstetric complication. No other complication of delivery is associated with as much chronic morbidity as prolonged or obstructed labor.
The purposes of this research are to examine the relations between birth attendant and prolonged labor, to examine factors that might affects the occurance of prolonged labor and to review the policies and programs on the management of prolonged labor at primary and referral health services.
This research combined quantitative and qualitative method. The quantitative method used the Maternal Morbidity and Mortality data from the 1995 Household Health Survey in West Java, and qualitative method used in-depth interview and case study in the District of Tangerang_The result showed that the prevalence of prolonged labor in West Java was 6.4%. The multivariate logistic regression analysis found that the birth attendant and the residence were associated with the occurance of prolonged labor. Women who lived in the rural area are 2.7 times as likely to experience prolonged labor than those who lived in the urban area, controlled by birth attendant.
This study revealed that delivery care by trained health care provider could reduce the risks of prolonged labor. Prolonged labour were often referred too late because the traditional birth attendant (TBA) could not be able to assess the progress of labor, they did not know the symptoms and the causes when prolonged labour occur.
Intervention programs should be directed to increase the coverage of delivery attended by trained health care provider, provide health card for poor family, improve transportation system, delay marriage until women have reached full physical maturity through compulsory universal education and improve nutrition status and living conditions for girls to prevent stunded growth.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T637
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fenty Aprina
"Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator pembangunan kesehatan di Indonesia. Pada tahun 1995 Angka Kematian Ibu di Indonesia masih tertinggi di Asia Tenggara yaitu sebesar 373 per 100.000 kelahiran hidup (Survey Kesehatan Rumah Tangga), Penyebab utama kematian ibu ini adalah karena perdarahan, infeksi, keracunan kehamilan. Hal ini disebabkan karena beberapa hal mulai dari latar belakang kondisi sosial ekonomi sampai ke faktor demografi. Tiga keterlambatan sebagai penyebab kematian ibu yaitu: keterlambatan dalam keputusan mencari pelayanan kesehatan, keterlambatan mencapai tempat pelayanan kesehatan, dan keterlambatan menerima pelayanan kesehatan. Banyak upaya telah dilakukan untuk menurunkan angka kematian ibu ini. Antara lain dengan program peningkatan pelayanan kesehatan yang dapat terjangkau masyarakat secara luas sampai ke tingkat desa terpencil. Untuk mempercepat maksud diatas, Departemen Kesehatan Republik Indonesia menempatkan bidan di desa untuk mempermudah pelayanan persalinan di desa sehingga cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan dapat ditingkatkan.
Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan secara nasional pada tahun 1998 adalah 62,69%. Untuk Propinsi Sumatera Selatan adalah 62,5%. Proporsi persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan hanya 46,16%. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Musi Banyuasin tahun 1998 sebesar 63,6%. Tahun 1999 cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan 71,1% dan tahun 2000 cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 72,7%. Berdasarkan profil kesehatan Sumatera Selatan tahun 2000, cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Musi Banyuasin berada di urutan ke-6 dari 10 kabupaten yang ada di Propinsi Sumatera Selatan. Bila dilihat dari 418 desa yang ada di Kabupaten Musi Banyuasin, 349 desa telah mempunyai bidan di desa (82%) cakupan persalinan di Kabupaten Musi Banyuasin masih rendah.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis cakupan persalinan di kabupaten Musi Banyuasin, untuk menggali informasi yang lebih dalam mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan cakupan persalinan bidan di desa digunakan pendekatan kualitatif Penelitian dilakukan dengan diskusi kelompok terarah pada 12 bidan di desa, 12 bidan subkoordinator, wawancara mendalam dengan 4 pimpinan puskesmas, 1 kepala seksi ibu, 1 kasubdin kesehatan keluarga dinas kesehatan Kabupaten Musi Banyuasin.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama tugas, sosialisasi bidan, supervisi, dan pelatihan berhubungan dengan cakupan persalinan bidan di desa. Bidan mengharapkan adanya supervisi dari pimpinan secara terjadwal dalam rangka bimbingan teknis untuk meningkatkan cakupan persalinannya. Dengan pelatihan yang bersifat teknis dan magang pengetahuan dan ketrampilan bidan akan meningkat.
Melihat hasil penelitian ini disarankan kepada dinas kesehatan untuk memberikan rekomendasi perpanjangan kontrak Pegawai Tidak Tetap (PTT) bidan di desa, kepada bidan yang ingin memperpanjang PTTnya tanpa menghambat pada proses perpanjangan tersebut. Penyelenggaraan pelatihan diharapkan lebih banyak yang bersifat magang dan studi kasus, disamping itu topik manajemen Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih diperlukan guna meningkatkan kemampuan manajerial bidan di desa. Perlu dibuat konsep yang jelas sebelum dinas mengadakan pelatihan sehingga pelatihan dapat terakreditasi dan akhirnya berguna untuk bidan. Untuk pimpinan puskesmas agar memasukkan jadawal supervisi ke dalam perencanaan puskesmas secara rinci dan terjadwal. Memanfaatkan minilokakarya scbagai forum belajar dan evaluasi bagi seluruh pengelola program puskesmas terutama bidan di desa.

Analize Coverage Child Birth Midwives in the Village in the Regency of Musi Banyuasin by year 2001Maternal Mortality Rate is an indicator health development in Indonesia. By year 1995 Maternal Mortality Rate in Indonesia is the highest in Southeast Asia is 373 per 100.000 alive birth (Dwelling Health Survey, 1997). The main cause of maternal mortality is because of bleeding, infection, eclampsi. This matter is caused of some things start social economic condition background until demography factor.
Three of the latest of maternal mortality cause is the latest in deciding seek Health Service, the latest to achieve health service place and the latest of receiving Health Service. Some effort have been done to decrease this Maternal Mortality Rate with Health Service raising program, which can be reached by society at large until the small village.
To accelerate the meaning above, Health Department, Republic of Indonesia, place midwives in the villages to make Child Birth Service in the villages easily, so the coverage of child birth, which is helped by health skilled-person can be developed.
The coverage of child birth by National Health skilled-person by year 1998 is 62,69 %. For Province of South Sumatera is 62,5 %. Child birth proportion which is helped by health skilled-person only 46,16 %. The coverage of child birth by health skilled-person in the Regency of Musi Banyuasin by year 1998 amount 63,6 %. By year 1999 the coverage of child birth by health skilled-person is 71,1% and by year 2000 the coverage of child birth by health skilled-person is 72,2 %.
Based on the Health Profile South Sumatera by year 2000, the coverage of child birth by health skilled-person in the Regency of Musi Banyuasin is number 6 from 10 regencies in Province of South Sumatera. If we take a look at 418 villages in Regency of Musi Banyuasin, 349 villages have had midwives in the villages (82 %). The coverage of child birth in Regency of Musi Banyuasin is still low.
The research aims to analyze the coverage of child birth in Regency of Musi Banyuasin to dig some complete information about factors, which are correlated to coverage of child birth in the village is used qualitative approach. The research with focus group discussion method was done to 12 midwives in the villages, sub coordinator midwives, indepth interview with 4 Health Centre Leaders, 1 Chief of Mother Section, 1 Chief Sub District of Family Health in Musi Banyuasin.
The results of this research show that duty duration, midwives socialization, supervision and training, which are correlated to the coverage of child birth midwives in the villages. The midwives hope with supervision from the chief with schedule in the framework of technical guidance to raise the coverage of child birth. With this technical training and knowledge apprentice and midwives' skill in the villages will be raised.
Looking at this research, it is suggested to the chief of the Health District to give recommendation of freelance contract extension for midwives in the villages, and to the midwives, ,who want to extend the contract without obstacle on the extend process. Training organization is hoped apprentice more and case study, beside that the topic of Save Motherhood Management is used to raise the midwives' management abilities in the hospital.
It is necessary to make a clear concept before Health District to organize the training, so the training can be accredited and at least it is used for midwives. To the chief of Health Centre to fullfill supervision schedule into Health Centre Arrangement in detail and scheduled. Making use of mini workshop as a study forum and evaluation for all arrangement of the Health Centre Program especially midwives in the villages."
2001
T638
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarwoendah Rahmawati
"Respon nyeri pada tiap individu berbeda satu sama lain karena sensasi nyeri merupakan pengalaman yang subjektif. Studi terdahulu menunjukkan, perbedaan respon nyeri dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah latar belakang budaya. Dalam perspektif budaya, respon nyeri terbagi menjadi dua kategori, yaitu private pain dan public pain. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan respon nyeri pada ibu pasca persalinan dengan latar belakang budaya Jawa. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk menyajikan gambaran respon nyeri secara statistik. Penelitian ini melibatkan 67 responden yang dipilih dengan menggunakan teknik quota sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner untuk kemudian dianalisis secara univariat. Hasil penelitian menunjukkan 91% responden memiliki kecenderungan public pain. Rekomendasi yang diajukan bagi penelitian selanjutnya adalah untuk melihat kecenderungan secara lebih luas dan mendalam, perlu dilakukan penelitian dengan menggunakan studi fenomenologi, analisis multivariat atau studi longitudinal.

Individual responses of pain are distinctive from each other due to subjective senses experiences. The former study showed that the difference of pain responses are influenced by a number of factors including of culture background. In terms of culture perspective, responses of pain include of two categories: private-pain and public-pain. This study aims to describe responses of pain after childbirth occurring mothers with Javanese culture background. This research used quantitative descriptive design approach in the purpose of presenting description of pain responses statistically. For data sampling, 67 respondents were selected based on quota sampling technique. Data collection with questionnaire was used for univariate analysis. This research showed that 91% respondents have tendency to public pain. Recommendations for future related research are broader and deeper study of its tendency, necessity of research with the study of phenomenology, and multivariate analysis or the longitudinal study.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46412
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosita Putri Mayliana
"Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi penyumbang AKI terbesar di Indonesia dan memiliki angka komplikasi persalinan yang cukup tinggi, yaitu 22,2%. Kejadian komplikasi persalinan banyak terjadi pada ibu yang melahirkan bukan dengan tenaga kesehatan (46%). Penelitian ini merupakan analisis data SDKI 2012 dengan sampel sebanyak 1.609 wanita usia subur (15-49 tahun). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara penolong persalinan dengan kejadian komplikasi persalinan di Jawa Barat. Hasil analisis menunjukkan bahwa ibu yang melahirkan bukan dengan tenaga kesehatan berisiko 7,948 kali lebih tinggi untuk mengalami komplikasi persalinan dibandingkan dengan ibu yang melahirkan dengan tenaga kesehatan setelah dikontrol oleh variabel riwayat komplikasi persalinan, tempat persalinan, kunjungan neonatal, dan akses informasi.

West Java is one of the largest province which contribute to maternal mortality in Indonesia and has a number of labor complications are quite high, 22.2%. Incidence of labor complications common in mothers who gave birth not by health workers (46%). This study is an analysis of data IDHS 2012 with a sample of 1,609 women of childbearing age (15-49 years). This study aimed to determine the relationship between the incidence of labor complications with the birth attendants in West Java. The analysis showed that mothers who give birth rather than by health workers 7.948 times higher risk to develop complications of labor compared with women who gave birth by health professionals after being controlled by a variable history of childbirth complications, place of delivery, neonatal visits, and access to information.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54789
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustine Ramie
"Kontrol diri dan efikasi diri sangat diperlukan bagi ibu untuk meningkatkan kepuasan menjalani proses persalinan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan antara kontrol diri dan efikasi diri dengan kepuasan ibu menjalani proses persalinan di RSUD Ratu Zalecha Martapura dan RSUD Banjarbaru Kalimantan Selatan. Penelitian ini menggunakan rancangan analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel 125 ibu bersalin normal, dipilih menggunakan teknik consecutive sampling.
Hasil analisis uji korelasi Chi Square menunjukkan ada hubungan antara kontrol diri dan efikasi diri dengan kepuasan ibu menjalani proses persalinan (p value 0.002, α: 0.05) dan (p value 0.000, α: 0.05). Hasil analisis regresi logistik berganda didapatkan 4 variabel yang berpengaruh terhadap kepuasan ibu menjalani proses persalinan yaitu kontrol diri, efikasi diri, penghasilan dan paritas.
Variabel paling berpengaruh terhadap kepuasan ibu menjalani proses persalinan adalah penghasilan. Petugas Pemberi layanan persalinan perlu memberi dukungan agar ibu bersalin memandang proses persalinan sebagai pengalaman positif dan menyenangkan, sehingga ibu memiliki kepuasan menjalani proses persalinan.

Self-control and self-efficacy are necessary for would-be mothers to enhance their birth labor satisfaction. This research was conducted in Ratu Zalecha public hospital in Martapura and in Banjarbaru public hospital in South Borneo with the aim to identify the relationship between self-control and self efficacy on the one hand, and birth labor satisfaction on the other hand. Cross-sectional approach with correlative analysis was applied for this research, using 125 samples chosen from normal childbirth using consecutive sampling techniques.
The result of Chi-Square correlation test showed that there were some relationships between self-control as well as self-efficacy and birth labor satisfaction (ρ value 0.002,α: 0.05) and (ρ value 0.000, α: 0.05). There were four variables resulted from double logistic analytical regression that play significant roles in birth labor satisfaction, i.e., self-control, selfefficacy, family income, and parity.
The most influencing variable in birth labor satisfaction was family income. Labor carers should provide enough support so that would-be mothers can view the process of childbirth as a positive and pleasant experience; hence, birth labor satisfaction will surely be tremendous.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35884
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atin Karjatin
"Angka kematian ibu di Kabupaten Garut didapatkan masih relatif tinggi demikian juga dengan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan yang masih rendah. Melihat kenyataan tersebut, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat faktor internal maupun eksternal pada ibu bersalin yang berhubungan dengan pemanfaatan penolong persalinan. Penelitian ini mengunakan pendekatan potong lintang dengan metode survei cepat yang berbasis masyarakat. Survey cepat ini memakai prosedur sampling dua tahap. Tahap pertama terpilih 30 kluster meialui cara probability proportional to size (pps) berdasarkan inforrnasi jumlah penduduk desa. Tahap kedua pemilihan sampel dengan memilih rumah yang terdekat dengan pusat desa, selanjutnya berputar seperti obat nyamuk. Besar sampel sebanyak 210 responden adalah ibu-ibu yang melahirkan pada tahun 2001. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Mei 2002, menggunakan kuesioner, dengan cara wawancara yang dibantu oleh petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Garut sebanyak 10 orang yang sudah mendapat pelatihan dari peneliti dan mempuyai pengalaman tentang survey cepat. Hasil penelitian memperlihatkan proporsi pemanfaatan penolong persalinan dengan tenaga kesehatan adalah sebesar 60% dengan estimasi selang 95% antara 53,82% - 66,18%. Pendidikan ibu dan persepsi terhadap penolong persalinan yang merupakan faktor internal pada ibu bersalin serta biaya persalinan yang termasuk faktor ekstenal berhubungan bermakna dengan pemanfaatan penolong persalinan. Persepsi terhadap penolong persalinan merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan pemanfaatan penolong persalinan. Agar mendapatkan simpati dari masyarakat, penolong persalinan perlu memantapkan kerjasama dengan dukun bayi dan juga mengadopsi pengalaman dare kelebihan yang dimiliki dukun bayi. Hal ini perlu untuk memperbaiki persepsi negatif terhadap penolong persalinan yang selama ini ada di masyarakat. Dalam hal ini petugas juga harus berusaha meningkatkan kemampuannya dalam segi teknis maupun komunikasi. Bagi yang membutuhkan biaya untuk memanfaatkan penolong persalinan oleh tenaga kesehatan terampil, perbaikan program yang sudah ada seperti JPKM taanpaknya sangat bermanfaat, selain itu masyarakat juga harus didorong untuk membentuk tabulin atau mekanisme lain yang diharapkan dapat membantu pelayanan kesehatan tersebut.

The death rate of mothers in the district of Garut is relatively at a high level of statistical data and that deliveries, supported by delivery team is quite minim. The mentioned report proposed to conduct a study of internal as well as external factors that prevents mothers from utilizing delivery supporters provided by the health institute. A cross sectional study was performed and followed a method of short term survey of community. This study was carried out according to two procedure sampling. The first step was to select 30 cluster in accordance with probability proportional to size (pps) of the rural population that had been informed, the second step was the selection of homes located closed to the center of the rural center and moved to the center. The number of the sample consisted of 210 mother respondents, experiencing delivery in the year 2001. Collecting the data took place on May 2002, using questioner forms and interviews guided by officials of the District Health Service Department of Garut, that were 10 in number. This study showed that 60% with interval between 53,82% to 66,18% benefited the support of attendants provided by health services. Mothers education, perception to delivery supporters and delivery bill were internal as well as external factors that may become hindrance to utilizing supporters available. Mother perception was the most significant variable of utilizing delivery supporters. Cooperative attitude of delivery supporters with traditional midwifery habits may became clues of willingness to utilize supporters delivery team members were suggested to adopt some experiences of traditional midwifes and advance their technical knowledge and communication activities. For those needing delivery bill of skill full supporters JPKM should extend its capacity of finding system and last of all the community should be motivated to have delivery insurance and other mechanism that may increase supportive measures to health services."
2001
T3640
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Olva
"Penyebab utama kematian ibu hampir di seluruh dunia terutama di negara berkembang adalah karena komplikasi kehamilan, persalinan maupun nifas yaitu perdarahan, eklamsi, aborsi, sepsis dan persalinan sulit atau lama. Di dunia maupun di Indonesia persalinan lama berada di urutan kelima dari penyebab utama kematian serta kesakitan ibu maupun bayinya. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan kejadian persalinan lama adalah faktor ibu, faktor janin serta faktor kehamilan itu sendiri. Persalinan lama dapat dicegah melalui pelayanan yang berkualitas melalui deteksi dini pada saat antenatal dan selama persalinan berlangsung.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian persalinan lama dan faktor yang paling berhubungan dengan kejadian persalinan lama di rumah sakit umum unit swadana daerah Kabupaten Subang Jawa Barat pada tahun 2001. Penelitian dilakukan dengan menganalisis data sekunder dari bagian kebidanan RSUD Subang tahun 2001. Desain penelitian adalah kasus kontrol dimana kasus adalah ibu yang mengalami persalinan lama yang dikaitkan dengan umur, paritas, CPD, penyakit, kelainan letak janin, janin kembar, hidramnion, ketuban pecah dini dan inersia uteri. Sedangkan sebagai kontrol adalah ibu yang tidak mengalami persalinan lama yang juga dikaitkan dengan variabel di atas.
Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel yang berhubungan secara statistik dengan kejadian persalinan lama adalah CPD, penyakit yang diderita ibu, kelainan letak janin, janin kembar, ketuban pecah dini dan inersia uteri. Sedangkan variabel yang paling dominan yang berhubungan dengan persalinan lama adalah inersia uteri.
Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan kepada semua pihak yang terkait seperti dinas kesehatan daerah tingkat II Kabupaten Subang , RSUD Subang dan IBI cabang Kabupaten Subang untuk meningkatkan kerja sama dalam meningkatkan kemampuan dokter dan bidan mendeteksi dini komplikasi yang dialami ibu pada saat hamil dengan pelayanan antenatal yang berkualitas dan pemantauan proses persalinan dengan menggunakan partogtaf yang sudah distandardisasi oleh WHO tahun 2001, serta pelatihan asuhan persalinan normal, sedangkan bagi bidan praktik di komunitas melaksanakan pelayanan kebidanan berdasarkan standar pelayanan kebidanan yang sudah ada sehingga kejadian persalinan lama dapat dicegah dan ditanggulangi dengan segera.

Factors Which Has Relation to Onset Labor Incidence in Subang General Hospital, West Java in 2001The main cause of maternal death in the world especially in developing country is complication of pregnancy, labor process and post natal period. They are hemorrhagic, eclamsia, abortion, asepsis and prolong labor.
In the world or Indonesia, prolong labor is in fifth level as due to morbidity or mortality both mother and baby.
Factors which make cause of incidence prolong labor are mother, baby and pregnancy itself. Prolong labor could be prevented by quality care through early detection at antenatal and during labor process.
The Objection of this study is to know factors and most factor which have relation to prolong labor incidence at Subang General Hospital in West Java in 2001. The study was done by analyzing secunder data that taken from Obstetry and Gynecology Department of Subang General Hospital in 2001. Design study was case control, those cases are women who had experience prolong labor which were linked to age, parity, CPD (cephalo pelvic disproportion), disease (that woman has), malpresentation, malposition, twins baby, hidramnion, PROM (premature ruptur of membran) and inertia uteri. While being as control are women who did not have experience prolong labor and also linked to the same variable.
Study result shows that variables which have correlation statistically to prolong labor incidence are CPD, disease (that woman has), malposition, malpresentation, PROM, twins baby and inertia uteri, whereas dominant factor is inertia uteri.Based on study result, the author suggests to all institutions which are involved such as Health Department in District Subang, Subang General Hospital, Indonesia Midwife Association of District Subang hand in hand improving capability midwife and doctor by early detection of complication at pregnancy period by quality care of antenatal and observing labor process by using partograf which has already standardized by WHO in 2001 and also basic delivery care training.
The author also suggests for midwife who practices in community, giving midwifery care based on standard of midwifery care, so that prolong labor could be prevented and solved as soon as possible.;"
2002
T5322
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septiana Dewi Kusumawati
"Persalinan preterm merupakan persalinan dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat bayi yang dilahirkan kurang dari 2500 gram. Persalinan preterm masih merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas neonatal di dunia. Risiko terjadinya bersifat multifaktorial salah satunya ketuban pecah dini. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara ketuban pecah dini dengan persalinan preterm di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta periode Januari-Juni 2017. Penelitian ini menggunakan desain pendekatan crossectional dengan jumlah sampel sebanyak 652 sampel yang diambil dari seluruh rekam medik ibu bersalin di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo periode Januari-Juni 2017 yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.
Hasil analisis multivariat menunjukan bahwa adanya hubungan yang bermakna antara ketuban pecah dini dengan persalinan preterm setelah mengontrol variabel ketiga, yang terbukti secara statistic dengan pvalue 0,000 dan OR 3,255. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ibu yang mengalami ketuban pecah dini berisiko 3 kali lebih besar untuk persalinan preterm dibandingkan ibu yang tidak mengalami ketuban pecah dini. Berdasarkan hasil tersebut diharapkan ibu hamil selalu waspada dan menjaga kesehatan agar tidak terjadinya ketuban pecah dini sehingga mampu mempertahanka kehamilannya sampai usia cukup bulan.

Preterm labor is delivered before 37 completed weeks with the weight of a baby born less than 2500 grams. Preterm labor is still the main cause of neonatal morbidity and mortality in the world. The risk of occurrence is multifactorial, one of which is premature rupture of the membranes. This study aims to see the relationship between premature rupture of membranes and preterm labor at Dr. RSUPN. Cipto Mangunkusumo Jakarta period January-June 2017. This study used a crossectional design with a total sample of 652 samples taken from all medical records of maternity at RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo for the period January-June 2017 that fulfills the inclusion and exclusion criteria.
The results of multivariate analysis showed that there was a significant relationship between premature rupture of membranes and preterm labor after controlling for the third variable, which was proven statistically with a value of 0,000 and OR 3,255. So it can be concluded that mothers who experience premature rupture of membranes have a risk three times greater for preterm labor than mothers who do not experience premature rupture of membranes. Based on these results, it is expected that pregnant women will always be vigilant and maintain health so as not to cause premature rupture of the membranes so that they are able to maintain their pregnancy until they are quite a month old.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robertus Dimitri Haryo Prabowo
"Latar Belakang: Persalinan prematur merupakan salah satu penyebab kematian anak dibawah lima tahun terbesar di dunia dan penentu kesehatan jangka panjang pada anak. Di Indonesia rata-rata persalinan prematur setinggi 15,5 per seratus kelahiran bayi. Aktivitas fisik ibu hamil pada satu bulan terakhir merupakan faktor penting yang mempengaruhi kelahiran bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat aktivitas ibu hamil terhadap kejadian persalinan prematur.
Metode: Penelitian cross-sectional ini dianalisis dengan uji Chi-Square. Pemelitian ini menggunakan kuisioner Pregnancy Physical Activity Questionare yang sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia dan divaldasi pada penelitian sebelumnya yang serupa. Rasio Prevalensi dan Confiende Interval. Selain itu dilihat pula analisis bivariat dengan menambahkan hubungan kejadian persalinan prematur dengan faktor-faktor lainnya.
Hasil: Pada penelitian ini didapatkan sampel ibu melahirkan dengan hasil 36 ibu dengan persalinan prematur dan 24 ibu dengan persalinan aterm. Mayoritas sampel tergolong aktivitas sedenter. Analisis hubungan antara aktivitas fisik dengan persalinan prematur tidak bermakna secara statistik p=0,957 dengan rasio prevalensi 0.933. Faktor-faktor lain yang juga diuji tidak memiliki hubungan bermakna.

Introduction: Preterm labor is one of the cause of death to children under five years in the world and one of the indicator of children health for a long term. In Indoneisa the rates of Preterm labor is 15.5 of a hundred birth. Physical activity at pregnant women for their last month is one of the important factor which can influence the outcome of the labor. This research purpose is to know if physical activity at pregnant women for their last month can affect preterm labor occurence.
Method: This cross sectional study used Chi Square test. This reseacrh are using Pregnancy Physical Activity Questionnaire that has been translated to Indonesia language and validated from another similar research. Prevalance Ratio and Confidence Interval. Along with physical activity,the other factor will be analyzed with bivariat technique.
Results: There are 36 mother with preterm labor and 24 mother with aterm labor. The most of sample categorized in sedentary activity. The analyzed result of relation between physical activty show that there are no statistical significant difference p 0,957 with Prevalence Ratio 0,933. Another factor which already tested are also no statistical significant difference.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salma Nur Amalina
"Latar Belakang: Persalinan prematur tetap menjadi perhatian kesehatan global yang signifikan, dengan berkontribusi pada kematian neonatal dan dampak kesehatan jangka panjang yang buruk. Indonesia juga terus menghadapi tingkat kejadian persalinan prematur yang tinggi, yang mengakibatkan Tingkat Kematian Neonatal (NMR) sebanyak 14 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Mengingat sebagian besar kematian ini dapat dicegah, pemahaman terhadap faktor risiko merupakan langkah awal dalam mencegah persalinan prematur. Metode: Studi potong lintang analitik ini dilakukan dengan menggunakan data dari tahun 2021 yang berasal dari Departemen Obstetri dan Ginekologi, RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Faktor-faktor risiko yang mencakup usia, hipertensi, kehamilan ganda, riwayat persalinan prematur sebelumnya, dan diabetes, dianalisa hubungannya dengan persalinan prematur. Hasil: Studi ini mencakup 185 kasus persalinan prematur dan 185 kasus non-persalinan prematur. Usia rata-rata adalah 28,65 tahun (SD = 5,206). Perbedaan yang signifikan secara statistik teramati antara hipertensi (χ2(1) = 11,52, p < 0,001, Cramer’s V = 0,176, OR = 2,412), kehamilan ganda (χ2(1) = 6,58, p = 0,01, Cramer’s V = 0,133, OR = 9,409), dan riwayat persalinan prematur sebelumnya (χ2(1) = 10,25, p = 0,01, Cramer’s V = 0,166, OR = 2,107) dengan kejadian persalinan prematur. Perbedaan signifikan secara statistik dalam usia rata-rata tidak teramati antara wanita yang mengalami persalinan prematur dan yang tidak mengalami persalinan prematur (p = 0,872). Kelompok usia (p = 0,872) dan diabetes (p = 0,171) dilaporkan tidak memiliki perbedaan signifikan secara statistik terhadap kejadian persalinan prematur. Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa hipertensi, kehamilan ganda, dan riwayat persalinan prematur sebelumnya adalah faktor risiko terhadap kejadian persalinan prematur.

Introduction: Preterm labor remains a significant global health concern, contributing to neonatal mortality and long-term adverse health outcomes. Indonesia also continues to face a high prevalence of preterm labor, resulting in a Neonatal Mortality Rate (NMR) of 14 deaths per 1,000 live births. Given that a substantial proportion of these deaths is preventable, an accurate assessment of risk factors represents the initial step in preventing preterm labor. Methods: This analytic cross-sectional study was conducted through utilizing data from the year 2021, with the data originating from the Department of Obstetrics and Gynecology, RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Risk factors which included age, hypertension, multiple gestations, history of previous preterm labor, and diabetes, were examined for their association with preterm labor. Results: The study included 185 cases of preterm labor and 185 non-preterm labor cases. Mean age was 28.65 years (SD = 5.206). A statistically significant difference was observed between hypertension (c2(1) = 11.52, p < 0.001, Cramer’s V = 0.176, OR = 2.412), multiple gestations (c2(1) = 6.58, p = 0.01, Cramer’s V = 0.133, OR = 9.409), and history of previous preterm labor (c2(1) = 10.25, p = 0.01, Cramer’s V = 0.166, OR = 2.107) with the occurrence of preterm labor. A statistically significant difference in mean ages were not observed between those that had preterm labor and those without preterm labor (p = 0.872). Age groups (p = 0.872) and diabetes (p = 0.171) was reported to not have statistically significant differences to the occurrence of preterm labor. Conclusion: This study illustrates hypertension, multiple gestations, and history of previous preterm labor, to be risk factors towards the occurrence of preterm labor."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>