Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 50871 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anak Agung Banyu Perwita
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dian Alanudin
"The rapid changes in the world today, especially with digitization and the technological revolution, are transforming the way humans live. The internet revolution has brought significant changes, with over 63% of the world's population, reaching 5 billion out of the current 7.8 billion, regularly using the internet. In Indonesia, 213 million people, or more than 75%, have embraced internet usage. These changes profoundly impact various aspects of our lives, from ordering food, entertainment services to accessing educational services. Although e-commerce opportunities continue to grow, shifts in customer behavior pose challenges for companies in creating products and services that meet customer expectations. E-commerce competition is intense, with only 1% of companies having a competitive advantage (Chevalier, 2021). Eighty-four percent of e-commerce companies reveal that competition in this industry is fierce and dominated by price competition. While e-commerce continues to grow, its growth rate is slowing down. Business analytics becomes the key to effectively leveraging data. In an era of disruption filled with uncertainty, top executives' intuition, experience, and education need to be supported by relevant data. Most companies understand the crucial role of data and analytics but have not yet incorporated them into their routine operations. This research comprehensively discusses strategies to maximize the use of data and analytics, known as business analytics adoption. Furthermore, the technology-organization-environment (TOE) factors, as antecedents to business analytics adoption, are not fully utilized to support adoption, leading to companies struggling to grow and compete. This research aims to elaborate on these critical factors using fundamental questions: "Are knowledge retention, dynamic capabilities, and TOE (technology, organization, and environment) important in adopting business analytics to enhance competitive advantage?" To fill the literature gap, this study proposes the TOE framework, knowledge retention, and dynamic capabilities as crucial factors in the adoption of business analytics to enhance competitive advantage for e-commerce companies. In the e-commerce era, the use of data and analytics is not just a necessity but a requirement for companies to adapt and remain relevant in the ever-changing market.

Perubahan pesat dunia saat ini, terutama dengan digitalisasi dan revolusi teknologi yang mengubah cara hidup manusia. Revolusi internet membawa perubahan signifikan, lebih dari 63% populasi dunia, yaitu mencapai 5 miliar dari 7,8 miliar populasi dunia saat ini telah menggunakan internet secara rutin. Di Indonesia sebanyak 213 juta orang, yaitu lebih dari 75% telah menggunakan internet. Perubahan ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan kita, mulai dari cara memesan makanan, layanan hiburan hingga mengakses layanan pendidikan. Meskipun peluang e-commerce terus bertumbuh, perubahan perilaku pelanggan menimbulkan tantangan bagi perusahaan dalam menciptakan produk dan layanan yang sesuai dengan harapan pelanggan. Persaingan e-commerce sangatlah ketat, hanya 1% perusahaan yang memiliki competitive advantage (Chevalier, 2021). Sebanyak 84% perusahaan e-commerce mengungkapkan persaingan di industri ini sangatlah ketat dan didominasi oleh persaingan harga. E-commerce masih terus bertumbuh, namun tingkat pertumbuhannya mulai melambat. Business analytics menjadi kunci untuk memanfaatkan data secara efektif. Di era disrupsi yang penuh dengan ketidakpastian, intuisi, pengalaman, dan pendidikan para eksekutif puncak perlu didukung oleh data yang relevan. Sebagian besar perusahaan memahami peran penting data dan analytics, namun belum menggunakannya secara rutin. Penelitian ini membahas secara menyeluruh strategi untuk memaksimalkan penggunaan data dan analitik, yang dikenal sebagai adopsi business analytics. Selain itu, faktor teknologi-organisasi-lingkungan (kerangka TOE) sebagai antecedent dari adopsi analisis bisnis tidak dimanfaatkan sepenuhnya untuk mendukung adopsi dan sebagai konsekuensinya perusahaan kesulitan untuk tumbuh dan bersaing. Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan faktor-faktor penting ini dengan menggunakan pertanyaan mendasar: “Apakah faktor retensi pengetahuan, kemampuan dinamis, dan TOE (teknologi, organisasi, dan lingkungan) penting dalam mengadopsi analisis bisnis untuk meningkatkan keunggulan kompetitif? Untuk mengisi kesenjangan literature, penelitian ini mengusulkan kerangka TOE, retensi pengetahuan, dan kemampuan dinamis sebagai faktor penting dalam adopsi analisis bisnis untuk meningkatkan keunggulan kompetitif bagi perusahaan perdagangan elektronik. Dalam era perdagangan elektronik, penggunaan data dan analitik bukan hanya menjadi kebutuhan, tetapi suatu keharusan agar perusahaan dapat beradaptasi dan tetap relevan di pasar yang terus berubah."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lely Meiliani
"Ketua ARF pada pertemuannya yang keempat di Subang Jaya, Malaysia pada tanggal 27 Juli 1997 telah menyatakan diplomasi preventif akan menjadi tahap selanjutnya dari proses ARF dalam menciptakan stabilitas keamanan di kawasan Asia Pasifik. Untuk itu diplomasi preventif telah mulai dibahas pada pertemuan-pertemuan pada tingkat pejabat pemerintah atau pada Jalur I. Namun hingga pertemuan ARF keenam pada bulan Juli 1999 yang lalu, perkembangan yang dihasilkan masih rendah.
Pokok permasalahannya adalah tidak semua anggota ARF ingin segera maju ke tahap berikutnya karena pelaksanaan diplomasi preventif memungkinkan pelaksanaan aspek-aspek multilateral sehingga membuka peluang negara lain untuk ikut campur. Di lain pihak, negara-negara ASEAN hingga saat ini masih memegang teguh prinsip non-interference. Maka tujuan penelitian tesis ini adalah untuk melihat bagaimana prospek peran diplomasi preventif di Asia Pasifik pasca Perang Dingin. Untuk itu, Penulis menggunakan pendekatan diplomasi preventif - Boutros Boutros Ghali, cooperative security - David B. Dewitt dan konsep regionalisme yang diutarakan oleh K.J. Holsty. Sedangkan metode penelitian yang digunakan deskriptif analitis melalui penelitian kepustakaan.
Hasil penelitian tesis ini menunjukkan bahwa walaupun baru elemen-elemen umum diplomasi preventif ARF saja yang disepakati, belum sampai pada perumusan mekanisme atau instrumen diplomasi yang tepat untuk diterapkan di kawasan Asia Pasifik. Namun, peluang untuk meningkatkan tahapnya ke tahap diplomasi preventif tetap ada dan masih terbuka luas dan jika ARF mampu membawa anggotanya maju ke tahap selanjutnya (diplomasi preventif) maka ARF akan menjadi satu-satunya wadah pelaksanaan CBM, diplomasi preventif dan penyelesaian konflik di kawasan Asia Pasifik, yang pada gilirannya akan membawa kawasan Asia Pasifik ke dalam suatu lingkungan yang aman dan stabil."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T4276
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajrin Putra Utama
"Penelitian terdahulu menemukan hasil yang tidak konsisten terhadap hubungan proaktivitas dan kreativitas. Penelitian terdahulu juga menunjukkan terdapat interaksi antara faktor individual dan lingkungan akan memengaruhi hubungan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat interaksi faktor individual yaitu proaktivitas dan perilaku pencarian umpan balik serta faktor lingkungan yaitu umpan balik tugas dalam mempengaruhi kreativitas dengan menggunakan teori impression management sebagai kerangka teori. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dari karyawan pemasaran dari tujuh perusahaan di Indonesia (N = 256) dan dianalisis menggunakan PROCESS SPSS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku pencarian umpan balik berperan sebagai mediator dalam hubungan proaktivitas dan kreativitas karyawan dan umpan balik positif berperan sebagai moderator dalam hubungan proaktivitas dan perilaku pencarian umpan balik. Namun, hasil penelitian menunjukkan bahwa umpan balik positif dan negatif tidak berperan sebagai moderator pada efek tidak langsung proaktivitas pada kreativitas melalui perilaku pencarian umpan balik.

Previous research found inconsistent results on the relationship between proactivity and creativity. Previous research also showed that the interaction between individual and environmental factors determined Employee creativity. Thus, the current research aimed to investigate the interaction effect between individual factor, namely proactivity and feedback-seeking behaviour, and environmental factor, namely task feedback, on employee creativity. Impression Management Theory was employed as the framework theory. Data were collected using paper-and-pencil survey from seven companies in Indonesia (N = 256). Data were analysed using Hayes' PROCESS macro on SPSS.
The results indicated that feedback-seeking behavior mediated the relationship between proactivity and creativity. Moreover, positive task feedback moderated the relationship between proactivity and feedback-seeking behavior. However, task feedback did not moderate the indirect effect of proactivity and creativity through feedback-seeking behavior. Theoretical and practical implications were further discussed.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T51957
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septi Melinda
"Lembaga PQR yang menyelenggarakan seleksi dan pengawasan perilaku pejabat negara saat ini sedang mengalami permasalahan menurunnya motivasi pada karyawannya yang terlihat dari persentase jumlah pegawai yang mengalami keterlambatan dalam satu tahun yang cukup tinggi serta terjadinya peningkatan jumlah pegawai yang mengajukan pindah dari instansi
PQR. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya pengakuan akan hasil kerja dan kesempatan pengembangan. Disamping itu sikap atasan langsung melalui kepemimpinannya menunjukkan penghargaan terhadap kontribusi pegawai masih perlu dikembangkan khususnya dalam pengelolaan kinerja. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk melihat korelasi persepsi dukungan organisasi dengan work engagement. Penelitian ini merupakan penelitian terapan
yang menggunakan metode penelitian korelasional dengan jumlah partisipan sebanyak 145 Aparatur Sipil Negara (ASN) di PQR. Persepsi dukungan organisasi diukur menggunakan alat ukur yang diadaptasi dari Survey of Perceived Organizational Support (SPOS) 8 dari Hutchison (1997) yang terdiri dari 8 item (α = 0,91). Sementara work engagement diukur
menggunakan Utrecht Work Engagement Scale-9 (UWES-9) versi Bahasa Indonesia yang
dikembangkan dan divalidasi oleh Kristiana et al. (2018) yang terdiri dari 9 item (α = 0,96).
Temuan penelitian menunjukkan bahwa persepsi dukungan organisasi berhubungan signifikan
positif dengan work engagement (r = 0,40, p < 0,01). Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa semakin tinggi persepsi dukungan organisasi pegawai, maka work engagement pegawai
akan semakin meningkat. Untuk mengatasi permasalahan pada PQR, selanjutnya peneliti
mengajukan rancangan intervensi Pelatihan Supportive Leadership kepada atasan langsung
untuk meningkatkan persepsi dukungan organisasi maupun work engagement. Intervensi
tersebut diharapkan dapat meningkatkan kemampuan atasan langsung dalam menerapkan
kepemimpinan yang suportif melalui pengelolaan kinerja tim yang objektif mulai dari
perencanaan hingga pemberian reward dan recognition, dan komunikasi efektif sehingga work
engagementnya meningkat. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka pihak manajemen dapat
menentukan langkah-langkah lanjutan yang sesuai untuk meningkatkan kualitas persepsi
dukungan organisasi yang dimiliki pegawai.

The PQR Institution that organize the selection and supervision of state official nowaday is
facing the employee’s demotivation problems which can be seen from the high percentage of
employee who experience lateness in a year and the increasing number of employee which
leave PQR. That problems are likely caused by lack of recognition to employees performance
and less development opportunities. Further, it is believed that better recognition and support
toward employees’ performance from supervisor is urgently required, especially through
performance management. This study aims to identify the correlation between perceived
organizational support with work engagement. This research is an applied research that uses
correlational research methods with a total of 145 State Civil Apparatus (SCA) participants in
PQR. Perceived organizational support is measured using a scale adapted from the Survey of
Perceived Organizational Support (SPOS) 8 from Hutchison (1997) which consists of 8 items
(α = 0.91). Meanwhile, work engagement is measured using the Indonesian version of the
Utrecht Work Engagement Scale-9 (UWES-9) developed and validated by Kristiana et al.
(2018) which consists of 9 items (α = 0.96). The findings of the study indicated that perceived
organizational support was significantly positive related to work engagement (r = 0.40, p
<0.01). Thus, it can be concluded that the higher perceived organizational support, the work
engagement will increase. Furthermore, the researcher proposed Supportive Leadership
Training intervention to supervisors to overcome the problems occur in PQR. The intervention
is expected to improve supervisor skill in applying supportive leadership behavior by managing
team performance objectively from planing to rewarding, and conducting effective
communication so that the work engagement increase. Based on this research, management
can determine appropriate advanced steps to improve the quality of employees’ perceived
organizational support.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukarni Catur Utami Munandar
Jakarta : PDII-LIPI , 1988
155.413 UTA a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tety Mudrika Hayati
"ABSTRAK
Kajian ini berusaha mengemukakan kebijakan yang dilakukan ASEAN dan kepentingan negara-negara besar di bawah Asia Pasifik dalam upaya membangun masalah-masalah keamanan di kawasan tersebut.
Kajian ini untuk menjelaskan bagaimana ARF pada saat ini sebagai realisasi yang paling dekat dalam konsep keamanan kooperatif. Dengan menjelaskan konsep itu sendiri dan usulan Australia tentang keamanan kooperatif dengan menjelaskan bagaimana ARF dibangun berdasarkan pengalaman ASEAN sebagaimana ASEAN mengadopsi usulan Australia tentang keamanan kooperatif begitu juga upaya-upaya yang telah di lakukan ARF.
Kajian ini melihat bahwa situasi keamanan pasca perang dingin di negara-negara besar, yang menimbulkan ketakutan dan ketidakpastian dan hal ini membuktikan bahwa kawasan Asia Pasifik masih kurang mempunyai kerangka multilateral, adanya perlombaan senjata serta isu-isu teritorial dan kedaulatan.
ASEAN menyadari perlu mempraktekkan sejumlah elemen dari keamanan kooperatif dalam hubungan antar negara. Australia dengan didukung oleh negara-negara besar telah sepakat untuk menjadikan PMC dalam mempromosikan usulan-usulan mereka. Oleh karena itu ARF memberikan bobot politis untuk merealisasikan pemikiran keamanan kooperatif.
Kajian ini menyimpulkan bahwa ARF merupakan realisasi dari konsep keamanan kooperatif. Keamanan kooperatif menjadi konsep yang paling baik bagi isu-isu keamanan di kawasan Asia Pasifik dan ARF sebagai wahana terbaik untuk membahas isu-isu tersebut.
Kajian ini juga merekomendasikan bahwa ARF harus mengembangkan peranannya melalui dialog-dialog yang tidak resmi serta pertukaran informasi untuk mencapai ketahanan dan keamanan di kawasan. Hal yang terpenting adalah apabila ARF mampu mencapai hasil yang nyata."
2002
T2467
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lewis, C.S.
New York: Harper-Collins, 1999
813 Lew s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Junaidi
"Profesionalisme guru memberikan dampak terhadap tingkat ketercapaian siswa. Peningkatan profesionalisme guru membutuhkan peran pengawas. Kepengawasan tidak dilaksanakan secara optimal karena rendahnya intensitas kunjungan pengawas ke sekolah. Penelitian ini adalah sebuah penelitian kualitatif yang bertujuan untuk: (1) mengetahui apa saja peran yang dijalankan oleh pengawas dalam peningkatkan profesionalisme guru di SMP Negeri 1 Taba Penanjung kabupaten Bengkulu Tengah; dan (2) untuk menganalisis keterkaitan peran pengawas dalam peningkatan profesionalisme guru di SMP Negeri 1 Taba Penanjung. Pengumpulan data untuk mengetahui apa saja peran yang dijalankan oleh pengawas dilakukan melalui wawancara mendalam terhadap lima orang pengawas yang bertugas mengawas guru di SMP Negeri 1 Taba Penanjung dan lima orang guru mata pelajaran di SMP Negeri 1 Taba Penanjung sebagai triangulasi data. Untuk mengetahui bagaimana kaitan peran pengawas dalam peningkatan profesionalisme guru, pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam terthadap lima orang guru mata pelajaran di SMP Negeri 1 Taba Penanjung.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) pengawas hanya menjalankan peran sebagai konsultan dan semua pengawas tidak menjalankan peran sebagai koordinator, group-leader, dan evaluator; dan (2) peran pengawas sebagai konsultan dalam memberikan bimbingan terhadap guru dalam merancang perencanaan pengajaran memiliki keterkaitan dalam peningkatan profesionalisme guru dalam aspek teknik pengajaran.

Teacher professionalism gives impact towards students? achievement level. The enhancement of teacher professionalism needs the role of supervisor. Supervision is not conducted optimally because of the low of supervisors? visitation intensity to school. This research is a qualitative study which purposes: (1) to find out which roles played by school supervisor in enhancing teacher professionalism at SMP Negeri 1 Taba Penanjung of Bengkulu Tengah regency; and (2) to analyze the relevance of supervisor roles in enhancing teacher professionalism of SMP Negeri 1 Taba Penanjung. In order to find out which roles played by the supervisors, the data collection were conducted through in-depth interview with five supervisors who are in charge of teachers at SMP Negeri 1 Taba Penanjung and with five teachers in the purpose of data triangulation. In order to analyze the relevance of supervisor roles in enhancing teacher professionalism, the data collection were also conducted through in-depth interview with five teachers at SMP Negeri 1 Taba Penanjung.
The result of this study indicates that: (1) the supervisors play only the role of consultant. All of the supervisors do not play the role as coordinator, groupleader and evaluator; and (2) supervisor role as the consultant in which the supervisor helps teacher in designing the plan of teaching process has relevance in enhancing teacher professionalism in the aspect of teaching technique.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35209
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>