Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173792 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
cover
Yanti Noorhayati
"Tunas apikal kecambah Paraseriant/ies falcataria (L.) Nielson ditanam
pada medium MS yang mengandung I ppm NAA dan 6 ppm BAP selama 4
mlnggu. Tunas apikaf dan nodus kedua dart hasil penanaman dipotong menjadl
setek I dan setek II, kemudiân ditanam pada medium MS dengan variast
konsentrasl NM 3; 6 ; 9 ppm dan BAP 3; 6 ppm, selama 6 minggu. Tunas
tumbuh pada semua perlakuan, kalus tumbuh pada sebaglan besar perlakuan,
sedangkan akar tidak terbentuk pada semua periakuan. UJI non-parametrik
Friedman menunjukkan bahwa perlakuan (perbedaan konsentrast fitohormon
dan perbedaan setek) berpengaruh terhadap tinggl, Jumiah nodus, berat basah
dan berat kering tanaman. TInggl tunas tertlnggi untuk setek I (46 mm)
diperoieh pada P6 (6 ppm BAP + 6 ppm NM), sedangkan untuk setek 11(46
mm) pada P9 (3 ppm BAP + 9 ppm NM). Jumlah nodus dart penanaman
setek I paling banyak (5 buah) didapat pada P3 (3 ppm BAP + 9 ppm NM)
dan P6 (6 ppm BAP + 9 ppm NM) sedangkanuntuk setek 11(3,3 buah) pada
P8 (3 ppm BAP + 6 ppm NM) dan P11 (6 ppm BAP + 6 ppm NM). Berat
basah dan berat kering tertinggt setek I (0.1713 g dan 0.0333 g) dlperoieh
pada P6(6 ppm BAP + 9 ppm NM), sedangkan untuk setek 11(0,1111 dan
0,0258) pada P8 (3 ppm BAP + 6 ppm NM). Pada penanaman setek I semua perlakuan menghasllkan satu tunas sedangkapada setek II sebafl perlakuan menghasiikan lebih dart satu tunas."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Woro Wikan Tyasning
Universitas Indonesia, 2001
S31238
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh konsentrasi NAA
(Naphthaleneaceticacid) dan Kinetin (6-furfurylaminopurine) terhadap
pertumbuhan akar adventif pada kultur in vitro daun Centella asiatica (L.) Urban
(pegagan) pada bulan Mei--Oktober 2007. Eksplan daun pegagan urutan ke-1
dengan ukuran 1 cm2 ditanam pada medium Murashige & Skoog (1962)
modifikasi, dengan penambahan empat macam kombinasi NAA dan Kinetin.
Ke empat macam kombinasi tersebut adalah NAA 4 mgl-1 + Kinetin 2 mgl-1 (M0),
NAA 3 mgl-1 + Kinetin 2 mgl-1 (M1), NAA 5 mgl-1 + Kinetin 2 mgl-1 (M2), dan NAA
6 mgl-1 + Kinetin 2 mgl-1 (M3). Kultur daun diinkubasi pada fotoperiodisitas 16
jam selama 40 hari. Akar adventif dibentuk secara tidak langsung dari kalus
yang bertekstur kompak. Pembentukan akar adventif terjadi pada minggu ke-3
hingga akhir pengamatan. Medium M0, M1, M2, dan M3 mampu mendukung
pembentukan akar adventif. Medium M1 merupakan medium yang lebih baik
dibandingkan medium kontrol (M0) berdasarkan persentase eksplan yang
membentuk akar adventif per perlakuan (58,3%) dan rata-rata hari inisiasi akar
adventif (hari ke-24). Medium M3 merupakan medium yang lebih baik
dibandingkan medium kontrol (M0) berdasarkan rata-rata berat basah akar
adventif (359,2 mg) dan rata-rata berat kering akar adventif (11,7 mg).
Hasil pengamatan mikroskopis terhadap akar adventif pegagan yang
tumbuh secara in vitro maupun akar pegagan yang tumbuh secara in vivo
menunjukkan kesamaan. Secara morfologi terdapat tudung akar, primordia
8
akar lateral, dan akar lateral. Secara anatomi terdapat epidermis, korteks, dan
jaringan pembuluh. Analisis kualitatif terhadap senyawa terpenoid, steroid,
saponin, dan fenolik menunjukkan bahwa akar adventif pegagan yang tumbuh
secara in vitro mengandung senyawa terpenoid dan steroid."
Universitas Indonesia, 2007
S31475
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ekawati Purwijantiningsih
"Meristem apikal kecambah sengon laut, Paraserianthes faloataria (L.) Nielson yang berumur 7 hari ditanam pada medium Murashige & Skoog (1962) modifikasi dengan pemberian variasi konsentrasi NAA 0; 0,5; 1 ppm dan BAP 0; 2; 4; 8 ppm. Pengamatan secara kualitatif dan kuantitatif dilakukan pada minggu ke-6 setelah penanaman. Pengamatan kualitatif meliputi pertumbuhan tunas, kalus, dan akar. Pengamatan kuantiatif meliputi tinggi tunas,, jumlah nodus/tunas, berat basah dan berat kering eksplan. Penanaman meristem apikal sengon laut tersebut dapat membentuk tunas, kalus, maupun akar. Uji Analisis Variansi 2 faktor pada a = 0,01 menunjukkan pemberian NAA dan BAP berpengaruh terhadap tinggi tunas dan jumlah nodus/tunas. Tunas tertinggi yaitu 40,68 mm terdapat pada pemberian NAA 1 ppm dan BAP 4 ppm. Jumlah nodus/tunas terbanyak terdapat pada pemberian NAA 1 ppm dan BAP 6 ppm yaitu 6,00 buah. Uji Tukey pada a - 0,01 menunjukkan terdapat beda nyata tinggi tunas antara interaksi pemberian konsentrasi NAA 1 ppm dan BAP 4 ppm dengan: kontrol; NAA 0 ppm dan BAP 4 ppm; NAA 0,5 ppm dan BAP 0 ppm; NAA 0,5 ppm dan BAP 4 ppm; NAA 0,5 ppm dan BAP 6 ppm; NAA 1 ppm dan BAP 0 ppm. Beda nyata juga terdapat antara interaksi pemberian konsentrasi NAA 1 ppm dan BAP 6 ppm dengan NAA 1 ppm dan BAP 0 ppm. Perbedaan nyata jumlah nodus/tunas terdapat antara interaksi pemberian konsentrasi NAA 1 ppm dan BAP 4 ppm . terhadap: kontrol; NAA 0 ppm dan BAP 4 ppm; NAA 0,5 ppm dan BAP 0 ppm; NAA 1 ppm dan BAP 2 ppm. Beda nyata juga terdapat antara pemberian konsentrasi NAA 1 ppm dan BAP 6 ppm terhadap: kontrol; NAA 0 ppm dan BAP 4 ppm; NAA 0,5 ppm dan BAP 0 ppm; NAA 0,5 ppm dan BAP 6 ppm; serta NAA 1 ppm dan BAP 2 ppm, antara pemberian konsentrasi NAA 0 ppm dan BAP 2 ppm terhadap 0,5 ppm dan BAP 0 ppm, antara pemberian konsentrasi NAA 0,5 ppm dan BAP 0 ppm terhadap NAA 0,5 ppm dan BAP 2 ppm serta NAA 0,5 ppm dan BAP 4 ppm, antara pemberian konsentrasi NAA 0,5 ppm dan BAP 4 ppm"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Desiwarni Laina M
"ABSTRAK
Salah satu usaha untuk meningkatkan kualltas dan
k-Qantitas tanaman anggrek adalah dengan menberikan zat 10 ppm, rata-rata 5,75 tunas anakan, PemlDerian KAA 12 ppm menghasilkan pertamtiahaii luas daun terl)aik, rata-rata 2,592
cm . Pemberian NAA tidak berpengaruh terhadap jnmlaii
tianas bunga, jumlab daun dan waktu pembentukan tunas bunga. pengatiir ttmbiihr sepertl: HAA.-, Pemberian NAA 0 hingga 14 ppm dengan, selang 2 ppm bextnauan xuxtuk mengetahiii pengaruhnya
terhadap perttunbtihan v:ege1>atif dan generatif ang
grek Bendrobitun Yonppadeewan» Paiyempro.tan lamtan HAA
dilakukan pada hari ke-8 ae-telah adaptasi terhadap 32
tanaman bermntn: knrang lebib 3 tahmii, dengan tlnggi tanaman
rata-rata 45 cm. Penyemprotan dilaknkan empat kali dengan
interval waktu 10 hari sekall, Maaing-masing tanaman disemprot
sebanyak 31,25 ml larutan EAA hingga merata keselnroh
bagian tanaman, ?ranaman dipelihara di rumah kaca Sub
Balal Penelitian- HortikuiLtura, Pasar Minggu, Jakarta.
Pengamatan dilakukan sejak bulan Lesember 1991 hingga Maret
1992. Berdas^kan hasil U3i nonparametrik Kruskal-Wallis
pada = O»05 menunjukkan bahwa pemberian NAA mempengaruhi
pertambahan tinggi tanaman, pertambahan. luas daun dan jumlah
tunas anakan. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian NAA mCTJpengaruhl
pertumbuhan vegetatif tanaman. Uji perbandingan
berganda pada oC = 0,05 menunjukkan bahwa. semua perlakuan.
berbeda nyata dengan kontrol untuk peirtambahani tinggi.
tanaman, kecuali 6 dan 8 ppm, dengan hasil yang terbaik
pada penyemprotan NAA 12 ppm,,, rata-rata 4,4 cm* Jumlah
tunas flriflTcfln- yang terbanyak dihasilkan pada penyemprotan"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1993
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariyanthi
"Dalam usaha meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman anggrek Mokara Chark Kuan dilakukan penelitian dengan penyemprotan auksin jenis IAA clan NAA pada seluruh bagian tanaman. Konsentrasi yang diberikan sebanyak 10 perlakuan, yakni kontrol (0 ppm IAA clan NM); 50 ppm IAA; 75 ppm IAA; 100 ppm IAA; 50 ppm NM; 75 ppm NM;
100 ppm NM; (25 ppm IAA+25 ppm NM); (37,5 ppm IAA+37,5 ppm
NM); (50 ppm IAA+50 ppm NM). Penyemprotan dilakukan 6 kali
masing-masing sebanyak 50 ml dengan interval waktu 14 hail.
Hasil uji Kruskal-Wallis pada a = 0,01 menunjukkan bahwa semua
perlakuan berpengaruh sangat nyata terhadap pertambahan tinggi
tanaman, jumlah clan luas daun. Uji perbandingan berganda pada taraf
a 0,01 menunjukkan perbedaan sangat nyata terhadap pertambahan
tinggi tanaman, jumlah clan luas daun pada beberapa pasangan
perlakuan. Pemberian 100 ppm NM memberikan pengaruh terbaik
terhadap pertambahan tinggi tanaman yaitu 10,73 cm dengan kontrol 6,65
cm. Pemberian 50 ppm IM+50 ppm NM menghasilkan pertambahan
jumlah clan luas daun tertinggi, yaitu 6,2 dan 7,96 cm2 dengan kontrol
sebesar 3,6 clan 1,87 cm2."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>