Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 38133 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Romanus Beni
2004
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Bank Indonesia, 1956
332 BAN b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hananto Wibowo
"Bank Bukopin yang sejak mulai berdiri tanggal 10 Juli 1970 dengan nama Bank Umum Koperasi Indonesia (disingkat BUKOPIN), yang kemudian menegaskan keberadaannya sebagai bank umum dengan mengganti nama menjadi Bank Bukopin pada tahun 1989, sampai dengan sekarang memang belum memiliki divisi PR yang berdiri sendiri. Sejumlah fungsi kehumasan selama ini dijalankan oleh bagian Corporate Secretary dengan 3 orang karyawan yang bertindak sebagai PR perusahaan, disamping bagian-bagian lain yang juga berada di bawah koordinasinya. Salah satu kegiatan humas yang dilakukan adalah pembuatan atau penerbitan media internal perusahaan. Belum adanya format yang paten yang harus diterapkan pada majalah internal perusahaan, mengakibatkan format penerbitan sebuah majalah internal selalu bergantung pada kreativitas dari dewan redaksi yang bersangkutan. Media internal merupakan sarana komunikasi internal antara karyawan dengan pihak perusahaan, yang bertujuan untuk memelihara pemahaman bersama antara kedua belah pihak sehingga dapat terjadi dukungan antar keduanya. Majalah internal Bank Bukopin ini memiliki tujuan sebagai sarana informasi, edukasi, dan komunikasi perusahaan kepada khalayak internalnya, yaitu karyawan. Dalam penelitian ini penulis tertarik untuk menganalisis kecenderungan pemberitaan Majalah Internal "Berita Bukopin" periode Agustus-Desember 2004. Metode yang digunakan adalah metode analisis isi dengan pendekatan kuantitatif, untuk mengukur kecenderungan pemberitaan yang ada di majalah tersebut. Dari hasil pengamatan terhadap isi rubrikasi majalah internal "Berita Bukopin", penulis kemudian membuat kategorisasi berdasarkan tujuan penerbitan media internal itu yang mencakup informasi, edukasi, dan komunikasi. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa besar proporsi pemberitaan antara kategori informasi dan edukasi masih jauh berbeda jumlahnya, dengan perbandingan 80 % untuk kategori informasi dan 20 % edukasi. Dengan persentase terbesar untuk kategori informasi adalah tentang kegiatan internal yang dilakukan, baik yang berada di kantor pusat ataupun kantor cabang. Pada kategori edukasi, persentase terbesar adalah pemberitaan tentang strategi pengembangan produk. Kemudian untuk kategori arah komunikasi, bentuk penulisan lebih banyak berbentuk komunikasi horizontal sebesar 52% dengan tema pemberitaan terutama untuk memperoleh pemahaman bersama, yaitu pemberitaan tentang kegiatan internal yang dilakukan. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah bahwa Majalah Internal "Berita Bukopin" masih bersifat informatif, hal ini terlihat dari kecenderungan pemberitaannya yang 80% berisi informasi. Sedang arah komunikasinya cenderung bersifat horizontal (52%), artinya informasi-informasi yang ada lebih bersifat menginformasikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan karyawan. Saran yang dapat diajukan sehubungan dengan hasil penelitian ini adalah bahwa sebagai sebuah media internal tidak cukup hanya memasukkan ketiga unsur informasi, edukasi, dan komunikasi saja, namun perlu juga dimasukkan tulisan-tulisan yang bersifat rekreatif seperti anekdot, tulisan kesehatan ataupun keagamaan, human interest, puisi ataupun cerpen. Hal ini dimaksudkan agar lebih dapat memberi warna tulisan dan juga diharapkan mampu membangkitkan motivasi karyawan untuk membaca."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S4251
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S5917
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Isu-isu terpenting dari berita kependudukan pada periode Januari-Februari 2009 terutama menyangkut laju pertumbuhan penduduk Indonesia yang cukup tinggi dan pentingnya program keluarga berencana, meningkatnya kemiskinan dan pengangguran sebagai dampak krisis ekonomi global, serta masalah kesehatan dan lingkungan. Dalam hal menekan laju pertumbuhan penduduk issu yang terpenting adalah perlunya merevitalisasi kelembagaan keluarga berencana, baik kelembagaan yang ada di pusat maupun daerah (provinsi, kabupaten/kota). Sementara itu issu yang tak kalah pentingnya adalah tentang dampak dari krisis ekonomi khususnya krisis keuangan global terhadap meningkatnya kemiskinan, pengangguran, menurunnya derajat kesehatan dan perlunya antisipasi terhadap hal itu. Beberapa pemikiran muncul antara lain perlunya penanggulangan kemiskinan ganda, kemiskinan pendapatan (income poverty) dan sekaligus kemiskinan kemampuan (capability poverty), dengan upaya-upaya yang berkelanjutan serta menyeluruh. Dalam hal ini aspek pendidikan dan kesehatan bagi penduduk miskin menjadi sangat penting. Perlunya membangun dan menegakkan kedaulatan pangan dan desa dengan menciptakan industri kreatif yang berbasis masyarakat desa dan lingkungan pedesaan. Serta perlunya ketegasan pemerintah dalam melindungi produksi dalam negeri, khususnya dalam mengurangi PHK massal dan meninglktanya pengangguran. Dalam hal kesehatan perlunya meningkatkan anggaran untuk kesehatan, diversifikasi pangan, mengantisipasi merebaknya kasus narkoba, HIV/AIDS dan perlunya keterlibatan semua pihak dalam menangani permasalahan-permasalahan ini."
WADWMPD
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Isu-isu penting dalam aspek kependudukan yang muncul dalam pemberitaan pada periode Mare-Mei 2009, disajikan dalam tulisan ini. Masalah kelembagaan keluarga berencana masih menjadi isu penting dalam pemberiataan. Isu ini kembali muncul di saat mendekati terbentuknya pemerintahan baru dengan harapan pemerintahan yang baru lebih peduli pada kelembagaan keluarga berencana. meningktanya jumlah angkatan kerja dengan sumberdaya manusia yang rendah serta meningkatnya pengangguran dan banyaknya buruh migran yang kurang mendapat perhatian, adalah isu penting lainnya. Terkait dengan itu, isu tentang trafficking juga muncul terutama pada buruh migran perempuan. Dan isu lainnya adalah tentang perlunya perubahan paradigma dalam mengentaskan kemiskinan dan pembangunan kesehatan"
WADWMPD
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Santosa
"Kampanye pemilihan presiden dan wakil presiden merupakan peristiwa yang pertamakalinya bagi bangsa Indonesia. Dalam kampanye itu aktor politik berupaya untuk menciptakan citra dan opini yang posisif dimasyarakat melalui media massa, TVRI merupakan salah satu aiternatif media yang dapat dipergunakan sebagai media dalam pemberitaan kampanye. Pembentukan ctra itu sangat penting sebab tidak ada tindakan tanpa didasari citra. Citra merupakan unsur-penentu dalam tindakan (Nimmo, 2001: 4-5); Dengan demikian; persoalan penelitian ini adalah, sebagai apakah bangun citra kandidat presiden Susilo Bambang Yudhoyono dikonstruksikan oleh TVRI?
Sesuai dengan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah mengetahui bangunan citra kandidat presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pemberita.an TVRI selama mass kampanye pemilihan presiden putaran pertama Sesuai dengan metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Analisis framing yang mengadopsi model Gamson dan Modigliani (1989:2) maka paradigma penelitian ini konstruktivisme.
Sesuai dengan tema yang diangkat pasangan calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan calon wakil presiden Jusuf KalIa yaitu: menciptakan Indonesia yang aman, adil dan sejahtera. Bagi masyarakat Jawa, kondisi itu hanya bisa dicapai jika penguasa sejati, dimana memiliki kekuatan batin yang tangguh, memiliki sifat alus (halus). Halus dalam tutur kata, mampu mengendalikan emosi, selalu sopan. Penguasa demikian ini dalam mitologi jawa, dijuluk Satrio Piningit.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bangun citra kandidat presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam pemeberitaan TVRI adalah Satrio Piningit. Package Satrio Piningit terbentuk dari berbagai elemen yang membentuk bingkai ini tersebut. Beberapa diantaranya dapat disebutkan disini, yaitu ketika kandidat presiden SBY berdialog dengan seorang pedagang, ia menggunakan bahasa jawa halus (kromo inggil). Dan ketika menanggapi issu negatif yang dialamatkan kepadanya, ia tetap sopan dan toleran. Kesediaan kandidat SBY menjenguk pasien di rumah sakit yang menderita akibat terkena ledakan balon gas, mengesankan bahwa kandidat ini memiliki sikap empati. Dengan demikian bagi kandidat Presiders SBY, hubungan antar manusia bersifat inter subyektif, orang lain tidak dianggap sebagai sarana untuk mencapai tujuannya. Sifat hubungan demikian merupakan hubungan manusiawi.
Secara akademis, khususnya bagi media televisi dalam pembingkaian berita perlu disesuaikan dengan praksis sosial budaya yang berlaku dimana pesan hendak disampaikan. Selain itu, perlu mendapatkan perhatian dalam pengajaran pengambilan gambar untuk mendapatkan kesan tertentu."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22657
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Romanus Beni
"ABSTRAK
Studi yang dilakukan dalam rangka penyusunan tesis ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk literatur yang disitir, peringkat buku yang sering disitir, peringkat majalah yang sering disitir, karakteristik literatur yang sering disitir ilmuwan kependudukan di Indonesia selama periode 1990-1998, dan lama keusangan literaturnya. Kemudian, temuan penelitian ini dibandingkan dengan temuan penelitian analisis sitiran bidang kependudukan sebelumnya dan mencoba untuk mengmukan penjelasan tentang perbedaan atau persamaan temuan penelitian tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode analisis sitiran dengan obyek penelitiannya adalah daftar kepustakaan artikel yang terdapat dalam majalah ilmiah bidang kependudukan yaitu Majalah Demografi Indonesia, Journal of Population, dan Populasi yang terbit di Indonesia antara tahun 1990-1998. Jumlah artikel yang dianalisis sebanyak 172 judul dengan total sitiran mencapai 2.828 buah.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk monograf merupakan bentuk literatur yang sering disitir ilmuwan kependudukan (43,6 persen), disusul bentuk majalah (26,3%), terbitan pemerintah (9,4%), makalah (8,9%), laporan penelitian (5,1%), tesisldisertasi (2,7%), dan bentuk-bentuk lain (4%). Sebanyak 14 judul buku yang sering disitir dengan peringkat pertama ditempati buku berjudul Of-farm Employment in the Development of Rural Asia. Ada 18 judul majalah yang sering disitir dengan lima besar teratas ditempati oleh Population and Development Review, Prisma, Bulletin of Indonesian Economics Studies, Demography, dan Population Studies.
Dilihat dari segi pemakaian literatur menurut karakteristik, sebagian besar (69%) sitiran berbahasa Inggris, dan sebagian kecil (30%) menggunkan bahasa Indonesia. Subyek literatur yang paling sering disitir termasuk dalam kelas 304 DDC edisi 20 (36,2%), kelas 331 (9,9%), kelas 306 (8,2%), kelas 613 (6,7%), dan kelas 307 (5,8%). Dari kelas 304, subyek literatur kependudukan yang paling sering disitir adalah kelas 304.6 (30%), kelas 304.66 (16,3%), kelas 304.63 (12,8%), dan kelas 304.8 (12,3%).
Ada 38 ilmuwan kependudukan yang sering disitir selama periode 1990-1998 dengan empat peringkat teratas berturut-turut ditempati oleh Masri Singarimbun, Terence H. Hull, Aris Ananta, dan Graeme Hugo. Sebagian besar (47,2%) usia literatur yang paling sering disitir berada pada kelompok 00-05 tahun, disusul kelompok 06-10 tahun (25,1%), kelompok 11-15 tahun (13,3%), 16-20 tahun (6,8%), 21-25 tahun (3,2%), 26-30 tahun (1,5%) dan di atas 30 tahun (2,9%). Sementara paro hidup literatur bidang kependudukan selama periode 1990-1998 adalah 5,6 tahun.
Temuan penelitian ini kemudian dibandingkan dengan penelitian sebelumnya. Hasilnya menunjukkan bahwa temyata tidak ada perbedaan peringkat bentuk literatur yang sering disitir dari temuan penelitian ini dengan temuan penelitian Soimatun, dimana bentuk monograf berada pada peringkat pertama, disusul bentuk majalah pada urutan kedua. Namun, ada perbedaan persentase peringkat bentuk literatur yang sering disitir clan temuan penelitian ini dengan temuan penelitian Soimatun, dimana (1) pemanfaatan bentuk monograf pada penelitian ini persentasenya mencapai 43,6 persen sedangkan pada penelitian Soimatun hanya 27,5 persen; (2) pemanfaatan bentuk majalah pada penelitian ini persentasenya mencapai 26,3 persen sedangkan pada penelitian Soimatun hanya 25,6 persen.
Ada perbedaan peringkat bentuk literatur yang sering disitir dari temuan penelitian ini dan temuan penelitian Soimatun dengan penelitian Pasquariella, dirnana pada penelitian ini dan Soimatun bentuk monograf berada pada peringkat pertama dan bentuk majalah pada urutan kedua. Sebaliknya ternuan penelitian Pasquariella menunjukkan bahwa bentuk majalah menempati peringkat pertama sedangkan monograf pada peringkat kedua.
Ada tiga judul majalah yang sama-sama menempati peringkat 10 besar pada tiga penelitian. Ketiga majalah tersebut adalah Demography, Population Studies, dan Studies in Family Planning. Ada empat judul majalah yang sama-sama menempati peringkat 10 besar pada penelitian ini dan penelitian Soimatun namun tidak termasuk dalam kelompok 10 besar temuan penelitian Pasquariella. Keempat majalah tersebut adalah Population and Development Review, Prisma, Bulletin of Indonesian Economics Studies, dan Majalah Demograf Indonesia.
Dari segi usia literatur yang sering disitir, tiga penelitian menunjukkan kecenderungan yang sama untuk menyitir literatur yang berusia muda. Literatur yang berusia kurang dari atau sama dengan 10 tahun mencapai 72,3 persen pada penelitian ini, 73,5 persen pada penelitian Siti Soimatun, dan 53,6 persen pada penelitian Pasquariella. Persentase sitiran berbahasa Inggris sangat dominan pada penelitian ini dan Soimatun, bahkan penggunaannya cenderung meningkat dimana pada penelitian ini persentasenya mencapai 68,7 persen sementara pada penelitian sebelumnya 64,7 persen (Soimatun).

The aim of the study is to identify the most frequently cited types of document, the rank of the books most frequently cited, the rank of the journal most frequently cited, literature characteristics (subject, age, and language) most frequently cited by population scientists during the period 1990-1998, and their half-life. Then, the result of this study will be compared with the result of similar citation analysis studies in population literature and how the difference and similarity could be explained.
The object of the study is the bibliography of the population articles in the three-population journals: Majalah Demografi Indonesia, Journal of Population, and Populasi, which were published in Indonesia during the period 1990-1998. There were 172 titles of journal articles with a total of 2.828 citations.
This study has discovered that the most frequently cited document type is monographs (43,6 %), followed by journal articles (26,3%), published government documents (9,4%), papers (8,9%), research reports (5,1%), theses/dissertation (2,7%), and others (4%). As many as 14 titles of books are most frequently cited with the title Off farm Employment in the Development of Rural Asia in the top rank. There are 18 journals most frequently cited and the top five are Population and Development Review, Prisma, Bulletin of Indonesian Economics Studies, Demography, and Population Studies.
When analyzing the use of literature based on their characteristics, it was found that the majority of titles cited are in English (69%), then followed by titles written in bahasa Indonesia (30%), and other languages (1%). The subject of the population
literature most frequently cited belongs to class 304 DDC 20th edition (36,2%), followed by class 331 (9,9%), class 306 (8,2%), class 613 (6,7%), and class 307 (5,8%). In class 304, the subjects most frequently cited are class 304.6 (30%), class 304.66 (16,3%), class 304.63 (12,8%), and class 304.8 (12,3%).
There are 38 population scientists most frequently cited during the period 1990-1998 and the four top ranks are Masri Singarimbun, Terence H. Hull, Aris Ananta, and Graeme Hugo successively. A large part of the literature age most frequently cited belong to group 00-05 years (47,2%), followed by group 06-10 years (25,1%), group 11-15 years (13,3%), group 16-20 years (6,8%), group 21-25 years (3,2%), group 26-30 years (1,5%) and over 30 years (2,9%). A half-life of the population literature during the period 1990-1998 is 5,6 year.
The findings of this study are then compared with previous studies. Soimatun (1988) in Indonesia and Pasquariella (1981) in the USA did the previous studies on citation analyses, especially on the population literature. The result shows that apparently there is no difference in the rank of the types of documents being frequently cited as found by this study and that of Soimatun's, where monograph occupies the first rank, followed by journal in the second place. However, the difference lies in the percentage of ranks of the types of document being cited, where (1) monograph utilization in this study is 43,6% whereas in Soimatun's study it is only 27,5%; (2) journal utilization is 26,3 % compared to Soimatun's findings which is only 25,6%.
There is a difference in the rank of types of document most frequently cited, found either by this study or Soimatun's compared with Pasquariella's finding. The two studies, both conducted in Indonesia, discover that monographs are more frequently cited than journals. On the other hand, journals are more frequently used than monographs outside Indonesia.
All of the three studies have identified the same three journal titles that share the first rank out of the top ten titles. The journals are Demography, Population Studies, and Studies in Family Planning. Four other journals identified in this study and that of Soimatun's belong to the top ten titles but they are not mentioned in Pasquariella's top ten selections. The journals are Population and Development Review, Prisma, Bulletin of Indonesian Economics Studies, and Majalah Demografi Indonesia.
Considering the age of the literature, all three studies show the same trend of citing young age literature. This study has found that cited literature that age is less or equal to 10 years is 72,3%, while Soimatun's finding shows 73,5% and Pasquariella has 53,5%. The percentage of citation in English is most dominant in this study as well as in Soimatun's study. Even it shows an increase in percentage as proven by this study (6$,7%) compared with Soimatun's finding which are only 64,7%.
"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistyowati
"Peristiwa politik yang tak pernah luput dalam pemberitaan media, adalah pertarungan-pertarungan politik, melalui pemilu Iegisiatif dan pemilu presiden, pertarungan antara antara eksekutif dan Iegisiatif dalam masalah kebijakan, dan pertentangan aktor politik, baik antar partai politik maupun internal setiap partai poIitik.
Daiam konteks pertarungan-pertarungan politik tersebut, berbagai organisasi media tidak berada dalam satu peran. Pandangan populer (positivistism, fungsional, liberal) yang meletakkan media massa memerankan diri sebagai wasit (umpire) melalui pemberitaan berimbang, imparsial, dan objektif, sangat sulit diwujudkan. Media menjadi bagian dari
pertarungan tersebut, partisan pada satu pihak yang bertarung, sehingga ambil andil dalam menentukan siapa yang Iayak untuk memenangkan pertarungan.
Bagi para kandidat baik iegislatif maupun presiden, media massa menjadi saluran komunikasi utama untuk kampanye. Dalam pemilu presiden, para kandidat presiden teiah dimudahkan oieh media massa untuk memperkenalkan tentang dirinya dan mengkampanyekan program-program politiknya Berbagai macam kegiatan kampanye kandidat presiden telah memenuhi ruang pemberitaan politik media massa. Apalagi undang-undang pemilu memberi kesempatan yang Iuas kepada para kandidat untuk menggunakan media massa sebagai alat kampanye. Disini peranan media massa tidak hanya sekedar menjadi saluran dan sumber informasi tentang para kandidat untuk para pemilih, tetapi juga berfungsi sebagai pembentukan citra tertentu bagi seorang kandidat, yakni pembentukan opini publik bagi program politik yang mereka tawarkan dan pembentukan wacana politik
seperti yang mereka inginkan.
Berdasarkan Iatar belakang masalah tersebut, permasalahan yang ingin dikaji adalah (1) citra politik apakah yang disajikan oleh Kompas dan Media Indonesia terhadap para capres dalam teks berita? (2) faktor-faktor apakah yang mempengaruhi konstruksi citra politik para capres dalam berita oleh media? (3) kepentingan-kepentingan apakah yang mendominasi pengkonstruksian citra politik capres oleh media?
Sementara itu penelitian ini bertujuan hendak (1) mendiskripsikan citra politik yang disajikan oleh Kompas dan Media indonesia terhadap para capres dalam teks berita. (2) memaparkan faktor-faktor yang mempengaruhi konstruksi citra politik para capres dalam berita. (3) menjelaskan mengapa kepentingan-kepentingan tertentu mendominasi pengkonstruksian citra politik capres oleh media.
Konstruksi citra politik para capres dianalis dengan menggunakan critical discourse analyisis (CDA) kaiya Norman Fairlough yang mengupas data pada tiga tataran yaitu teks, praktek wacana, dan sosiokultural.
Mengutip Eriyanto (2003:11) bahwa: ?Pada Analisa Wacana Kritis, kajian umumnya mempertimbangkan elemen kekuasaan (power) dalam analisisnya Setiap wacana yang muncul, dalam bentuk teks, percakapan, atau apa pun, tidak dipandang sebagai sesuatu yang alamiah, wajar, dan netral tetapi merupakan bentuk pertarungan kekuasaan
Pada penelitian ini teks pada tataran mikro akan dianalisa dengan analisa Framing karya Gamson dan Modigliani. Sementara pada level messo, penelitian dilakukan pada tataran produksi dan konsumsi teks yang mengandalkan data sekunder. Sedangkan pada tataran makro dikaji juga konteks dan sosiokulturai pada saat--diiahirkannya teks berita terhadap calon presiden. Adapun satuan analisisnya adalah 2 (dua) surat kabar nasional, Harian Kompas dan Harian Media Indonesia yang memuat teks berita calon presiden Megawati dan calon preaiden Susiio Bambang Yudhoyono.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada tataran teks, calon presiden umumnya dicitrakan sebagai public figure dengan jumlah penggemar yang besar dan fanatik sehingga memiliki nilai berita dengan nilai jual yang tinggi. Namun media pada kenyataannya tidak dapat berdiri independen, karena masing-masing media memiliki beberapa kepentingan
tertentu yang mendominasi beberapa kepentingan yang lain."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T22022
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>