Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 222437 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Hafid Setiadi
"Perspektif Labor Force Adjustment menyatakan bahwa pergerakan kerja antar wilayah merupakan respon dari adanya perbedaan upah dan kesempatan kerja. Di Indonesia pola pergerakan ini ternyata dipengaruhi oleh paradigma kebijaksanaan mobilitas penduduk yang berkembang sejak tahun 1930-an hingga 1990-an. Berdasarkan pemahaman terhadap perkembangan paradigmea tersebut yang dilandasi oleh tiga kerangka teoritis (Law of Migration, Push-Pull Factor Theory dan Factor Mobility Theory), kajian deskriptif ini menunjukkan bahwa pola migrasi di Indonesia ternyata memiliki kesamaan dengan beberapa fenomena utama dari hukum migrasi Ravenstein. Selain itu ditemukan juga bahwa migrasi tenaga kerja lebih disebabkan oleh daya tarik wilayah tujuan (perkotaan) dibandingkan oleh daya dorong wilayah asal. namun tidak seperti halnya hipotesis Lewis, suplai tenaga kerja yagn begitu besar ke wilayah perkotaan ternyata tidak diikuti oleh penurunan tingkat upah di kota sehingga migrasi tenaga kerja antar propinsi di Indonesia tidak mampu memberikan efek pada terciptanya keseimbangan pembangunan regional. Hal ini sekaligus juga menunjukkan bahwa hipotesis teori mobilitas faktor produksi ternyata tidak terjadi."
2001
JUGE-2-Juli2001-26
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Prijono Tjiptoherijanto, 1948-
Jakarta: UI-Press, 1997
304.8 PRI m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Prijono Tjiptoherijanto, 1948-
Jakarta: UI-Press, 1997
304.8 PRI m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Prijono Tjiptoherijanto, 1948-
Depok: UI-Press, 1977
304.8 PRI m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yayat Karyana
"Pada tahun 1995 telah mulai diperkenalkan oleh Ananta dan Anwar suatu pengukuran migrasi yang relatif Baru untuk kasus di Indonesia yaitu indeks migrasi atau GMR (Gross Migra-Production Rate) yang merupakan penjumlahan dari ASMR (Age Specific Migration rate). Ada 2 jenis indeks migrasi yaitu indeks migrasi keluar atau GOMR (Gross Out Migra-Production rate) dan indeks migrasi masuk atau GIMR (Gross In-Migra-Production Rate). Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 1980 dan 1990, Ananta dan Anwar (1995) menghitung indeks migrasi keluar (GOMR) dan indeks migrasi masuk (GIMR) per propinsi.
Indeks migrasi keluar (GOMR) per propinsi belum melihat tujuan propinsi migran, dan indeks migrasi masuk per propinsi belum melihat asal propinsi migran. Indeks migrasi yang dapat melihat asal propinsi dan tujuan propinsi migran sekaligus adalah indeks migrasi antar propinsi.
Dalam tesis ini mencoba membuat proyeksi indeks migrasi antar propinsi di Indonesia untuk tahun 1990-1995. Proyeksi indeks migrasi yang dimaksud adalah proyeksi indeks migrasi keluar antar propinsi penduduk laki-laki, proyeksi indeks migrasi keluar antar propinsi penduduk perempuan, proyeksi indeks migrasi masuk antar propinsi penduduk laki-laki dan proyeksi indeks masuk antar propinsi penduduk perempuan.
Untuk dapat membuat proyeksi tersebut data yang diperlukan adalah : 1) Banyak migran keluar (total) per propinsi menurut kelompok umur dan jenis kelamin dari Sensus Penduduk 1980 dan 1990, 2) Banyak migran keluar dari satu propinsi ke propinsi lainnya menurut jenis kelamin dari Sensus Penduduk 1980 dan 1990, dan 3) ASOMR dan ASIMR per propinsi menurut jenis kelamin tahun perode 1975-1980 dan 1985-1990.
Dengan adanya data tersebut di atas metoda proyeksi yang dicoba diajukan oleh penulis dengan langkah-langkahnya adalah:
1. Proyeksi banyak migran keluar per propinsi tahun 1990-1995 yang berumur 5 tahun ke atas
2. Proyeksi banyak migran keluar per propinsi tahun 1990-1995 yang berumur 0-4 tahun
3. Proyeksi banyak migran keluar dari propinsi a menurut kelompok umur tahun 1990-1995
4. Menghitung distribusi proporsi migran keluar dari propinsi a ke propinsi-propinsi lainnya
5. Proyeksi banyak migran keluar antar propinsi untuk kelompok umur u tahun 1990-1995
6. Proyeksi Indeks Migrasi.
Suatu proyeksi hanya akan benar (terjadi) jika dan hanya asumsi yang diajukan benar-benar terjadi. Di sini asumsi yang diperlukan adalah sebagai berikut :
1. Banyak migran keluar dari tiap propinsi ke luar negeri sedikit sekali. Asumsi ini diperlukan karena dari hasil pengolahan baik oleh BPS ataupun Lembaga Demografi FE UI tidak ada datanya. Kalaupun kenyataannya ada, diharapkan jumlah migran keluar selama periode 1990-1995 sedikit dibanding dengan jumlah migrasinya.
2. Angka pertumbuhan banyak migran keluar per propinsi menurut jenis kelamin pada tahun periode 1990-1995 mengikuti angka pertubuhan pada periode sebelumnya.
3. Pola distribusi migran keluar dari satu propinsi ke 26 propinsi lainnya, dan Pola distribusi migran keluar menurut kelompok umur pada tahun periode 1990-1995 mengikuti pola pada tahun periode sebelumnya, serta Pole distribusi migran keluar menurut kelompok umur mengikuti totalnya.
Dari hasil proyeksi antara lain dapat disimpulkan bahwa :
1. Asal dan tujuan migran dari dan ke propinsi-propinsi belum merata, yang mencerminkan masih terkonsentrasinya ke beberapa propinsi saja.
2. Meskipun DKI Jakarta tidak lagi selalu jadi tujuan utama migran, namun ternyata propinsi-propinsi di pulau Jawa masih mempuyai indeks migrasi masuk yang besar.
3. Indeks migrasi penduduk perempuan tidak selalu lebih rendah dari pada indeks migrasi penduduk laki-laki, baik untuk indeks migrasi keluar maupun untuk indeks migrasi masuk."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Nimrot
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh aglomerasi ekonomi terhadap net migrasi tenaga kerja dengan menggunakan data Sensus Penduduk SP 2010 dan Survey Penduduk Antar Sensus SUPAS 2005 dan 2015. Fokus aglomerasi ekonomi adalah human capital, kepadatan populasi, dan employment share di sektor manufaktur. Net migrasi tenaga kerja di klasifikasikan menjadi tenaga kerja skilled dan tenaga kerja unskilled. Hasil regresi menggunakan Random Effect Model menunjukkan bahwa aglomerasi ekonomi menjadi daya tarik tenaga kerja unskilled untuk melakukan migrasi. Hal ini menunjukkan bahwa tenaga kerja unskilled lebih menunjukkan sensitivitas untuk melakukan migrasi apabila ada perubahan human capital, kepadatan populasi dan juga employment share di sektor manufaktur. Aglomerasi human capital tidak mempunyai dampak terhadap net migrasi total skilled dan unskilled , namun setelah ada interaksi variabel human capital dan employment share di sektor manufaktur menunjukkan bahwa aglomerasi human capital menjadi daya tarik tenaga kerja yang berada di sektor manufaktur untuk melakukan migrasi.

ABSTRACT
This study aims to analyze the effect of economic agglomeration on labor net migration using data from the Indonesia censuses SP of 2010 and Intercensal Survey SUPAS of 2005 and 2015. The focus of economic agglomeration is human capital, population density, and employment share in the manufacturing sector. Net labor migration is classified into skilled labor and unskilled labor. Regression results using the Random Effect Model indicate that the economic agglomeration becomes pull factor of unskilled labor to migrate. This suggests that unskilled labor shows more sensitivity to migration if there are changes in human capital, population density and also employment share in the manufacturing sector. The agglomeration of human capital has no impact on total net migration skilled and unskilled , but after the interaction of human capital variables and employment share in the manufacturing sector shows that agglomeration of human capital is the pull factor of labor in the manufacturing sector to migrate. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T49923
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sussane Yosephine
1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anak Agung Ngurah Anom Kumbara
Denpasar: LPPM Universitas Udayana, 2013
305.8 DIN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>