Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 32935 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Adriana
"ABSTRAK
Ekosistem pantai dengan ketiga tipe sumberdayanya, yaitu laut, tambak dan sawah merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan ekonomi sebagian besar penduduk Marunda di Pantai Utara Jakarta. Di dalam lingkungan bersangkutan, keseluruhan kegiatan ekonomi yang terdiri dari kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi berlangsung atas dasar model pengetahuan kebudayaan yang diwariskan secara turun-temurun.
Keterikatan yang sangat kuat pada bentuk-bentuk mata pencaharian yang sangat tergantung pada kondisi lingkungan alam di sekitarnya, menyebabkan timbulnya berbagai masalah sosial ekonomi dan sosial budaya, ketika lingkungan tersebut diambil--alih dan dirubah oleh kegiatan pembangunan kawasan industri Pusat Perkayuan Marunda (PPM).
Kegiatan pembangunan PPM menyebabkan perubahan bentang alam yang ditandai dengan penyusutan lahan garapan penduduk yang semula tinggal di kawasan industri tersebut. Penyusutan lahan garapan tempat penduduk bersangkutan melakukan kegiatan mata pencaharian menimbulkan dampak terhadap keseluruhan sistem mata pencaharian mereka.
Untuk menyesuaikan diri dengan kondisi perubahan lingkungan dan untuk menghadapi berbagai masalah yang timbul sehubungan dengan perubahan yang terjadi, penduduk dituntut mengembangkan upaya adaptasi, terutama berupa penyesuaian bentuk mata pencaharian dengan keadaan lingkungan yang ada setelah perubahan.
Upaya adaptasi yang sebenarnya relatif dapat dianggap paling tepat dipilih untuk menanggapi perubahan lingkungan sumberdaya ekonomi di lingkungan kawasan industri PPM, adalah dengan melakukan diversifikasi mata pencaharian.
Diversifikasi mata pencaharian pada bentuk-bentuk yang berbeda dengan bentuk-bentuk mata pencaharian semula sebagian besar penduduk Marunda, perlu dilakukan agar penduduk yang lingkungan sumberdaya ekonominya terkena akibat langsung kegiatan pembangunan PPM, dapat tetap memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa terlalu tergantung pada lingkungan sumberdaya laut, sawah dan tambak di sekitarnya yang masih akan terus berubah, sejalan dengan kelanjutan proses pembangunan PPM. Akan tetapi, pilihan ini tidak dididukung oleh pengetahuan kebudayaan yang luas.
Tingkat pendidikan sebagian besar penduduk Marunda yang relatif sangat rendah dan pengetahuan kebudayaan yang dimiliki semata-mata hanya berkisar pada lingkungan pantai di sekitarnya, menyebabkan keseluruhan perangkat pengetahuan kebudayaan mereka menjadi sangat terbatas, sehingga tidak mampu menghadapi perubahan orientasi ruang yang telah sangat berbeda kondisinya.
Dari dua bentuk upaya adaptasi yang dikembangkan oleh penduduk setempat, yaitu mempertahankan bentuk mata pencaharian semula dan beralih ke bentuk mata pencaharian baru, tampaknya upaya mempertahan bentuk mata pencaharian sampai saat ini masih menjadi pilihan sebagian besar penduduk.
Pilihan upaya adaptasi sebagian besar penduduk yang masih terikat pada lingkungan sumberdaya semula (laut, sawah dan tambak) akan dapat lebih memperburuk kondisi sosial ekonomi di masa yang akan datang, terutama pada saat proyek PPM mulai beroperasi, jika tidak segera dicari pemecahan dan penanggulangannya secara tepat dan terpadu.
Tipe penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang di dukung oleh data kuantitatif dan dilengkapi oleh studi kasus. Secara keseluruhan, metode yang digunakan adalah metode kualitatif dan kuantitatif. Cara yang digunakan untuk memilih sampel adalah proportional random sampling, dengan jumlah responden sebanyak 120 orang dan jumlah informan kunci sebanyak enam orang di antara keseluruhan penduduk Marunda.
Pengujian hipotesa dilakukan dengan menggunakan uji Chi-square (X2), sedangkan pengujian signifikansi perubahan dilakukan dengan menggunakan tes Mc Nemar. Perhitungan kekuatan hubungan dilakukan dengan menggunakan koefisien asosiasi Cramer (C) untuk variabel-variabel nominal dan dengan perhitungan koefisien korelasi pangkat d sommers (d y/x) untuk variabel-variabel ordinal.
Studi ini dimaksudkan untuk melihat secara utuh kehidupan sosial-budaya dan sosial-ekonomi penduduk Marunda, khususnya aspek kehidupan ekonomi yang diwujudkan dalam sistem mata pencaharian, baik sebelum maupun sesudah adanya proyek pembangunan PPM. Setelah itu akan dilihat pula gambaran dampak yang timbul dari proses pembangunan kawasan industri tersebut (terutama pada tahap konstruksi) terhadap seluruh aspek kehidupan penduduk di. Kelurahan Marunda yang berkenaan dengan sistem mata pencaharian.
Keseluruhan pengetahuan yang diperoleh, diharapkan dapat memberi masukan untuk penyusunan strategi perencanaan pengembangan lingkungan, khususnya pada tingkat lokal bagi pihak PPM dan pemerintah daerah DKI dalam upaya memperbaiki taraf hidup penduduk setempat dan penanggulangan berbagai masalah yang mungkin masih akan timbul. Bagi perencana pembangunan tingkat nasional, terutama yang bertanggungjawab pada proyek pembangunan kawasan industri sejenis, strategi perencanaan dan pengelolaan lingkungan dengan tetap memperhatikan kesejahteraan hidup penduduk di sekitar lokasi proyek juga dapat diterapkan di daerahdaerah lain di Indonesia yang sedang dan akan mengadapi masalah yang serupa dengan apa yang dewasa ini dialami penduduk Marunda.
Hasil-hasil studi menunjukkan bahwa :
1. Perubahan bentuk mata pencaharian sebagai upaya adaptasi yang dilakukan oleh sebagian penduduk relatif kecil (X²=43,02; C=0,36), apabila dibandingkan dengan perubahan lingkungan sumber daya ekonomi yang terjadi.
2. Perubahan lingkungan sumberdaya ekonomi tidak langsung mempengaruhi pilihan bentuk mata pencaharian (X2=0,36; C=0,05).
3. Pilihan bentuk mata pencaharian dipengaruhi oleh kemampuan adaptasi social dalam hubungan yang tergolong cukup kuat (C= 0,48).
4. Pilihan bentuk mata pencaharian juga dipengaruhi oleh pengetahuan kebudayaan dalam hubungan yang kuat (C=0,55). Berarti lebih kuat daripada hubungan antara pilihan bentuk dengan kemampuan adaptasi sosial.
5. Kemampuan adaptasi sosial dipengaruhi oleh perubahan lingkungan sumberdaya ekonomi dalam hubungan yang tergolong sedang dan bersifat negatif (d y/x = - 0,34).
6. Kemampuan adaptasi sosial juga dipengaruhi oleh pengetahuan kebudayaan dalam hubungan yang tergolong kuat dan bersifat positif (d y/x = 0,59). Berarti hubungan yang ada lebih kuat daripada hubungan antara kemampuan adaptasi dengan perubahan lingkungan sumberdaya ekonomi.
7. Diperlukan suatu kebijaksanaan terpadu agar pembangunan PPM yang mempunyai cakupan kepentingan tingkat nasional ini berhasil dilaksanakan tanpa harus mengorbankan kehidupan penduduk Marunda sebagai korban. Hal ini perlu dilakukan karena terdapat kecenderungan bahwa sebagian besar penduduk sulit merencanakan usaha atau bidang pekerjaan secara kongkrit di lingkungan yang masih akan terus berubah, dengan pengetahuan kebudayaan yang terbatas dan kemampuan adaptasi yang rendah.

ABSTRACT
The coastal ecosystem which consists of the three types of natural sources namely the sea, fish farming and rice fields have been forming a most important aspect of living for most Marunda villagers who live in the northern coastal areas of Jakarta. The entire economical process consisting of production, distribution and consumption activities among these villagers have been passed on, through inheritance, from generation to generation.
The exclusive dependability on the traditional ways of earning a living, which entirely relies on the environmental condition, has brought along various socio-economical and socio-cultural problems when this area was reclaimed by the authority and changed through the activities of the new industrial area for "Pusat Perkayuan Marunda" (PPM).
The PPM development activities have changed the spatial range of nature, which is indicated by the shrinkage of cultivated land belonging to the indigenous people who previously lived in this area, before the industrial estate started. The shrinkage of cultivated land, which the indigenous people made a living from before, has caused changes to the entire system of their means of subsistence.
To adjust themselves to the environmental changes and all the various problems these changes have brought along, these villagers will have to develop an adaptive aptitude to the new environment, especially to the new condition.
The adaptive effort, which is considered probably, the most effective, to select for the economical environmental changes in the PPM industrial areas, is through the diversification means of subsistence activities.
The diversification of economical sources which vary from the original ones most of Marunda villagers used to have, should be designed in order that those villagers whose environmental economical sources are directly affected by the PPM activities can live on properly, without having to depend entirely on the sea fishing, rice fields and fish farming in the surrounding areas, which will continue changing in line with the PPM development processes in the future. However; this approach is not necessarily supported by adequate cultural knowledge.
The relatively low level of educational background that most of the Marunda villagers have, including their cultural knowledge, which is restricted to the surrounding coastal areas only, are the source of the incapacity for those villagers to adjust themselves to the entirely new living condition.
Of the two forms of adaptation efforts which the Marunda villagers are making, namely to stick to the traditional means of subsistence and to obtain new living sources, the former seems more preferable.
The preference of most villagers to stick to the traditional sources of living (sea, rice field and fish farms) could worsen the social economical condition in the future, especially when the PPM project begins operation and no accurate integrated solution and prevention steps are taken immediately.
This research is qualitative descriptive by nature and is supported with quantitative data obtained through various study cases. On the whole, the methods used are the qualitative and the quantitative ones. The sampling has been made based on the proportional random system, involving 120 respondents and 6 key sources of information from amongst the entire Marunda villagers.
The hypothetic test is done by use the chi-square (X2) method and the significance test using the McNemar Method. The calculation of relativity strength was done using Cramer's association coefficient (C) for nominal variables and correlative coefficient calculation square d Sommers (d y/x) for ordinal variables.
The purpose of this study is to see and analyze the Marunda villagers' socio cultural and socio economical lives as a whole, in particular the economical aspect behavior, which is reflected in the means of subsistence system.
This research is intended to provide additional information that could be used in setting up the environmental development planning strategies, particularly for the PPM Project Officer and the Jakarta Municipality Office (DKI) in an effort to improve the standard of living of the Marunda villagers and tackle future problems. In addition, this information could also be used by the government authorities, who are dealing with development of similar industrial projects and the environmental planning and development strategies for other areas in Indonesia, which are, or will be facing similar environmental problems which the Marunda villagers are experiencing presently.
The results of this research indicate that:
1. The means of subsistence changes as an adaptation effort is relatively smaller than the economical source environmental changes (X2=43,02; C=0,36).
2. The economical source environmental change does not directly influence the choice of the means of subsistence form (x2=0,36; C=0,05)
3. The means of subsistence form choices are influenced by the social adaptation ability in strong relation (C = 0,48)
4. The means of subsistence form choice is also influenced by the cultural knowledge in strong relation (C = 0,05). Thus, a relation between the choices of form of the means of subsistence as compare to social adaptation ability.
5. The social adaptation ability is influence by the changing of environmental economical source in negative and average relation (d y/x = - 0,34).
6. The social adaptation ability is also influenced by the cultural knowledge in the positive and strong relation (d y/x = 0,59). It means that this relation is stronger than the relation between social adaptation ability and the environmental economical source change.
7. An integrated policy is needed in order that PPM development, which is of a National magnitude level, can be successfully implemented without sacrificing the way of life of Marunda's villagers as victims. This is to be implemented because there is a tendency that some of the villagers are unable to plan as to how to make a living, or choose a field of work in reality, due to the limited cultural knowledge and low level adaptation ability, in an environment which is still constantly changing.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tectona Grandis Sulaiman
"Penelitian mengenai struktur komunitas Diatom di area pertambakan Marunda Cilincing, Jakarta Utara telah dilakukan pada bulan Maret hingga Mei tahun 2012. Penelitian bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas Diatom pada 3 stasiun penelitian dan hubungan dengan parameter lingkungan di setiap stasiun. Sampel diambil secara horizontal di setiap stasiun di area pertambakan Marunda Cilincing, Jakarta Utara.
Hasil identifikasi sampel diperoleh 27 marga Diatom di perairan area pertambakan Marunda. Kepadatan Diatom di area pertambakan Marunda berkisar antara 1847,11?4729,643 sel/m3. Area pertambakan Marunda didominansi oleh Thalassiosira dan Thalassionema. Berdasarkan nilai Indeks kemerataan, marga Diatom tidak tersebar merata di Area pertambakan Marunda. Nilai indeks keanekaragaman menunjukan perairan di area pertambakan Marunda memiliki tingkat pencemaran berat.

Research on The Community Structure of Bacillariophyta (Diatomae) in brackish water ponds of Marunda Cilincing, North Jakarta was conducted on March and May 2012. The aims of this study was to determine the community structure of Diatomae from 3 stations and the relationship of environmental parameters at each station. Samples were taken horizontally at 3 stations of brackish water ponds of Marunda.
The identification results of samples obtained 27 genera of Diatomae in the waters. The density of Diatomae in brackish water ponds of Marunda was between 1847,11?4729,643 cell/m3. The waters in brackish water ponds of Marunda was dominated by Thalassiosira dan Thalassionema. Based on index of distribution point, genera of Diatomae in brackish water ponds of Marunda is maldistribution. Index of diversity point showed brackish water ponds of Marunda was heavily polluted.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42908
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmala Sari Suisa
"Penelitian mengenai keragaman dan prevalensi ektoparasit pada ikan bandeng (Chanos chanos (F.)) di area pertambakan Marunda, Jakarta Utara telah dilakukan pada bulan Januari hingga Maret tahun 2013. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui keragaman ektoparasit pada ikan bandeng di area pertambakan Marunda, Jakarta Utara dan nilai prevalensi serta intensitas ektoparasit yang ditemukan. Sampel ikan bandeng yang digunakan berjumlah 60 ekor yang diambil dari 3 stasiun penelitian secara acak. Pemeriksaan ektoparasit dilakukan pada bagian luar tubuh ikan yaitu operkulum, insang, sisik, dan sirip.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 6 marga ektoparasit yang teridentifikasi, yang terdiri dari 4 marga dari kelompok protozoa dan 2 marga dari kelompok crustacea. Marga kelompok protozoa, yaitu Chilodonella, Ichthyophthirius, Trichodina, dan Epistylis, dan kelompok crustacea yaitu Lernaea dan Argulus. Nilai prevalensi ektoparasit tertinggi terdapat pada Trichodina sebanyak 35%. Nilai intensitas ektoparasit tertinggi terdapat pada Lernaea dan Chilodonella sebanyak 2 individu parasit per ikan.

Research on varians and prevalence of ectoparasites of milkfish (Chanos chanos (F.)) in brackish water ponds of Marunda, North Jakarta was conducted on Januari and March 2013. The aims of this study was to know varians ectoparasites of milkfish in brackish water ponds of Marunda, North Jakarta and prevalence and also intensity ectoparasites that found. Samples were taken randomly at 3 station with total amount 60 samples of milkfish. Investigation of parasites was conducted at operculum, gills, scales, and fins of fish.
The result showed that 6 genus ectoparasites was identified, consist of 4 genus from protozoan and 2 genus from crustacean. Protozoan are Chilodonella, Ichthyophthirius, Trichodina, dan Epistylis, and crustacean are Lernaea dan Argulus. Ectoparasite with highest prevalence value is Trichodina as 35 %. Ectoparasites with highest intensity value are Lernaea and Chilodonella as 2 individual parasites per fish.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S52939
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fridaviza Dharmesta Laksmiwati
"Pertambakan merupakan suatu ekosistem yang rentan mengalami pencemaran. Salah satu polutan yang data mencemari area tersebut dapat berasal dari logam berat. Pengujian kandungan logam berat (Fe, Mn dan Ni) dalam sedimen dan udang windu di kawasan pertambakan dilakukan di dua lokasi yaitu kawasan pertambakan dengan mangrove (Blanakan, Subang) dan tanpa mangrove (Marunda, Jakata Utara). Kandungan logam diukur dengan menggunakan Atomic Absorption Spectroscophy (AAS). Hasil pengujian menunjukkan bahwa kandungan logam berat dalam sedimen pada umumnya lebih besar dibandingkan pada biota. Selain itu, kandungan logam berat Fe, Mn dan Ni dalam sedimen di kawasan pertambakan Blanakan dan Marunda tidak memiliki beda nyata. Kandungan logam berat dalam sedimen di Blanakan dan Marunda terdeteksi berturut-turut : Fe = 34353,30 ± 3419,99 μg/g dan 40638,16 ± 6710,65 μg/g; Mn = 381,26 ± 196,54 μg/g dan 347,77 ± 86,52 μg/g; Ni = 7,28 ± 2,27 μg/g dan 10,20 ± 1,18 μg/g. Sedangkan, kandungan rata-rata logam berat dalam udang windu di Blanakan dan Marunda terdeteksi berturut-turut : Fe = 25,48 μg/g dan 33,37 μg/g; Mn = 1,52 μg/g dan 2,88 μg/g; Ni = < 0,02 μg/g dan 0,18 μg/g. Kandungan logam berat dalam biota lebih rendah dibandingkan di dalam sedimen dimana mengindikasikan bahwa logam berat tersebut terakumulasi dalam sedimen.

Aquaculture is a vulnerable ecosystem that sustain contamination. One of the pollutants that contaminate the area can be derived from heavy metals. Research the content of heavy metals (Fe, Mn and Ni) in sediment and tiger shrimp in the aquaculture region conducted in two locations: the mangrove (Blanakan, Subang) and without mangroves area (Marunda, North Jakata). The metals was measured using Atomic Absorption Spectroscophy (AAS). The results showed that the content of heavy metals in sediments are generally larger in comparison to the organism. In addition, the heavy metal content of Fe, Mn and Ni in the sediment in the Blanakan and Marunda aquaculture had no significant difference. The content of heavy metals in sediments in Blanakan and Marunda detected: Fe = 34353.30 ± 3419.99 μg/g and 40638.16 ± 6710.65 μg/g, Mn = 381.26 ± 196.54 μg/g and 347.77 ± 86.52 μg/g, Ni = 7.28 ± 2.27 μg/g and 10.20 ± 1.18 μg/g, respectively. Meanwhile, the average content of heavy metals in tiger shrimp Marunda and Blanakan detected: Fe = 25.48 μg/g and 33.37 μg/g, Mn = 1.52 μg/g and 2.88 μg/g, Ni = <0.02 μg/g and 0.18 μg/g, respectively. The content of heavy metals in biota lower than in the sediments which indicate that these metals accumulated in the sediment."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S44195
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rivkin, Malcolm D.
New York, NY: Frederick A. Praeger, 1965
338.956 RIV a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Charles Surjadi
Jakarta: EGC, 1997
362.072 CHA u
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Romauli, Maya Pada
"Salah satu pencemaran di dalam perairan disebabkan oleh logam berat. Logam berat merupakan bahan anorganik yang bersifat toksik dan dapat terakumulasi dalam tubuh biota air. Pada penelitian ini, biota yang digunakan sebagai bioindikator pencemaran logam berat tersebut adalah ikan bandeng. Selain itu, penelitian ini mengkaji kandungan logam berat Cd, Cr, dan Cu dalam sedimen. Sampel-sampel tersebut diambil di daerah Blanakan, Subang dan Marunda, Jakarta Utara. Hasil penelitian menunjukkan logam Cd tidak terdeteksi baik dalam ikan bandeng maupun sedimen pada kedua daerah sampling. Kandungan logam berat Cr dalam daging dan insang ikan bandeng serta sedimen di Blanakan, Subang diperoleh berurutan dengan rentang konsentrasi sebesar 0,92-2,47 µg/g; 0,15–3,00 µg/g; dan 8,23–24,79 µg/g. Sedangkan kandungan logam berat Cr di Marunda, Jakarta Utara dalam daging dan insang ikan bandeng serta sedimennya berurutan adalah 0–0,24 µg/g; 1,23–8,85 µg/g; dan 22,10–31,63 µg/g. Untuk logam Cu di Blanakan, Subang diperoleh konsentrasi dalam daging dan insang ikan bandeng serta sedimen dengan rentang sebesar 1,78–5,24 µg/g; 2,03– 3,40 µg/g; dan 16,71–20,48 µg/g. Sedangkan kandungan logam berat Cu di Marunda, Jakarta Utara dalam daging dan insang ikan bandeng serta sedimennya berurutan adalah 1,47–2,46 µg/g; 2,28–5,43 µg/g; dan 17,19–30,21 µg/g.

One of pollution in the water caused by heavy metals. Heavy metals are inorganic substances that are toxic and can accumulate in the body water biota. In this study, the organisms were used as bioindicator of heavy metal pollution is milkfish. In addition, this study examines the content of heavy metals Cd, Cr, and Cu in the sediment. The samples were taken in the area Blanakan, Subang and Marunda, North Jakarta. The results showed no detectable metal Cd in both milkfish and sediment sampling in both areas. Cr content of heavy metals in meat and milk fish gills and sediment Blanakan, Subang obtained sequentially with the concentration range of 0.92 to 2.47 µg/g, 0.15 to 3.00 µg/g and 8.23 to 24.79 µg/g. While the heavy metal content of Cr in Marunda, North Jakarta in meat and milk fish gills and sediment sequence is 0 to 0.24 µg/g, 1.23 to 8.85 µg/g and 22.10 to 31.63 µg/g. For Cu metal in Blanakan, Subang obtained concentrations in meat and milk fish gills and sediments range of 1.78 to 5.24 µg/g, 2.03 to 3.40 µg/g and 16.71 to 20.48 µg/g. While the heavy metal content of Cu in Marunda, North Jakarta in meat and milk fish gills and sediment sequence was from 1.47 to 2.46 µg/g, 2.28 to 5.43 µg/g and 17.19 to 30.21 µg/g."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S45413
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Reza Yudistira
"Latar belakang penelitian ini menanggapi dampak dari bencana banjir tiap tahunnya di Jakarta Utara khususnya di Kelurahan Marunda, terutama berkaitan dengan pembentukan Kampung Siaga Bencana (KSB). Kondisi Kelurahan Marunda sendiri yang memiliki luas 791,69 Ha dan 9 RW ini sangat rawan banjir baik itu akibat luapan air dari kali maupun akibat rob. tercatat Siklus terpanjang pasang surut terjadi selama 18,6 tahun dan siklus pendek terjadi selama 12 jam, 24 hari, 6 bulan dan 1 tahun. selain itu ketinggian daratan yang rendah sepanjang 2 m dl serta penurunan laju muka tanah di Kelurahan Marunda yang mencapai 0,12 m per tahun, adapun penurunan ini menyebabkan total kenaikan permukaan air laut mencapai 2,28 m pada tahun 2030.
Kondisi ini menyebabkan potensi genangan di kawasan industri di Kelurahan Marunda yang sangat strategis karena dekat dengan pelabuhan mencapai 171 Ha atau tertinggi di Jakarta Utara melebihi derah lain seperti Penjaringan, Pejagalan, dan Pademangan. Hal ini tentunya dampak yang luar biasa bagi masyarakat. Oleh karenanya pembentukan Kampung Siaga Bencana (KSB) di Kelurahan Marunda bertujuan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat di Kelurahan Marunda. Namun kondisi masyarakat Kelurahan Marunda yang mayoritas bekerja di sector industry menjadi tantangan tersendiri terutama dalam hal partisipasi dalam kegiatan kebencanaan.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan mendeskripsikan peranan dari kepengurusan Kampung Siaga Bencana (KSB) di Kelurahan Marunda, terutama dalam meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi banjir.
Metode yang disgunakan adalah wawancara mendalam, obserevasi, dan dokumentasi. Narasumber dari penelitian berjumlah 7 (Tujuh orang) dengan kriteria antara lain Pejabat di Kementerian sosial, pengurus KSB, Tagana, dan warga Kelurahan Marunda. Teori yang digunakan antara lain teori manajemen bencana, teori pengembangan masyarakat, teori partisipasi masyarakat, teori pengembangan komunitas, dan teori ketahanan sosial.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kesiapsiagaan warga kelurahan Marunda dan juga komponen dari Kampung Siaga Bencana (KSB) terutama dalam berbagai tahapan kegiatan manajemen bencana (Pra Bencana, Saat Bencana, dan Pasca Bencana) sudah sangat baik. Namun jika dilihat dari dimensi ketahanan sosial baik itu partisipasi masyarakat maupun potensi masyarakat, tingkat partisipasi masyarakat sendiri masih sangat rendah baik itu dalam mengikuti kegiatan yang dilakukan KSB maupun ketika sosialisasi keberadaan KSB itu sendiri.

The background of this study respond to the impact of floods each year in North Jakarta, especially in Marunda, especially with regard to the establishment of the village of Disaster (KSB). Marunda own condition which has an area of 791.69 hectares and 9 RW is highly prone to flooding due to overflowing water either of time or due to rob. The longest recorded cycle of ups and downs occurred during 18.6 years and shorter cycles occur for 12 hours, 24 days, 6 months and 1 year. in addition to the low level of land along the 2 m dl as well as a decrease in the rate of advance of land in Marunda which reached 0.12 m per year, while this decrease brings the total rise in sea levels reached 2.28 m in 2030.
This condition causes the potential inundation in the industrial area in Marunda very strategic because it is close to the port reached 171 hectares, the highest in North Jakarta exceed derah such as Networking, Slaughter, and Pademangan. This is certainly a tremendous impact for the community. Therefore, the establishment of the village of Disaster (KSB) in Marunda aims to increase community preparedness in Marunda in the face of floods. However condition Marunda the majority community work in industry sector is a challenge, especially in terms of participation in the activities of disaster.
This study is a qualitative research describe the role of stewardship of the village of Disaster (KSB) in Marunda, especially in improving community preparedness to face floods. Disgunakan method is in-depth interviews, obserevasi, and documentation. Speakers from research amounted to 7 (seven people) with the following criteria Officials at the Ministry of social, KSB board, Tagana, and residents Marunda. The theory used, among others, the theory of disaster management, community development theory, the theory of community participation, community development theory, and the theory of social resilience.
The results showed that preparedness Marunda village residents and also a component of the village of Disaster (KSB), especially in the various phases of disaster management activities (Pre Disasters, When Disaster, and post-disaster) has been very good. However, if viewed from either the social security dimension of community participation and community potential.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendi Julius
"Tesis ini membahas tentang upaya pemberdayaan masyarakat miskin perkotaan yang dilakukan ADP Wahana Visi Indonesia di Kelurahan Cilincing Jakarta Utara terhadap kelompok dampingan kesehatan dan pengembangan ekonomi serta mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat keterlibatan kelompok dampingan dalam kegiatan pemberdayaan tersebut. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam seluruh tahapan program telah dilakukan upaya melibatkan warga dampingan dan pemangku kepentingan secara sengaja untuk mengoptimalkan proses pemberdayaan tersebut dan menyarankan agar komite proyek dapat diberikan peran dan tanggungjawab yang lebih besar lagi dalam pengelolaan program memasuki fase transisi program.

The focus of this study is about empowerment effort toward urban poor community in the area of health and economic development held by ADP in Cilincing village of North Jakarta City and to identify supporting and obstacle factor of targeted group?s participation in its community development activities. This research is qualitative descriptive interpretive.
The result of the research showed that in every step of the program, ADP has deliberately involved targeted community and stakeholder to take part in its activities and suggested that bigger role and responsibility given to project committee to manage the program as it enters to transisition phase.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T32749
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>