Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 182286 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Triyaka Lisdiyanta
"DAS Cidanau mempunyai arti penting untuk tetap dipertahankan, karena DAS Cidanau selain sebagai penyedia air baku bagi masyarakat hulu juga berfungsi sebagai penyangga utama bagi kelangsungan industri di Cilegon. Selain itu, DAS Cidanau juga berfungsi sebagai penyedia air bagi kebutuhan domestik, masyarakat Kota Cilegon dan sekitarnya. Kebutuhan air DAS Cidanau bagi sektor industri dan domestik Cilegon mencapai 1.000 liter/detik. Hal tersebut, menuntut tetap lestarinya fungsi hidrorologi DAS dalam upaya menjamin kelanjutan proses pembangunan.
Meskipun berbagai program penghijauan dan reboisasi telah dijalankan di DAS tersebut, namun hingga saat ini kualitas lingkungan terus saja merosot. Hal tersebut dapat dilihat dari indikator terjadi perbedaan debit maksimum dan minimum yang sangat tajam di DAS tersebut. Selain itu, laju erosi dan sedimentasi yang juga semakin tinggi telah mengakibatkan pendangkalan dan penyempitan sungai.
Permasalahan penelitian yang dikemukakan adalah kurangnya peranserta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan sehingga belum dapat terbangun suatu hubungan hulu-hilir yang baik. Oleh karena itu, terjadi ancaman terhadap pemenuhan kebutuhan air bagi masyarakat, baik hulu maupun hilir.
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka pertanyaan penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Bagaimana peranserta masyarakat hulu dalam membangun mekanisme hubungan hulu-hilir?; (2) Faktor apa saja yang menjadi potensi dan kendala dalam membangun mekanisme hubungan hulu-hilir DAS Cidanau?
Penelitian ini mempunyai tujuan dua hal yaitu: (1) Mengetahui peranserta masyarakat hulu untuk mekanisme hubungan hulu-hilir; (2) Mengetahui faktor yang menjadi potensi dan kendala dalam membangun mekansime hubungan hulu-hilir.
Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kualitatif-kuantitatif dengan metode deskriptif-analitik dengan metode survey. Penelitian dilakukan selama dua bulan, antara bulan Januari -Februari 2004 di Desa Citaman, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Serang Propinsi Banten. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu, dengan kuisioner, data sekunder dan studi literatur. Populasi penelitian adalah masyarakat di Desa Citaman yang ditentukan sebagai lokasi studi. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah gabungan dari teknik purposive sampling untuk penentuan lokasi dan teknik random sampling dalam penentuan responden. Variabel penelitiannya adalah peranserta, kebutuhan air, insentif dan informasi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Tingkat peranserta masyarakat hulu untuk membangun mekanisme hubungan hulu-hilir DAS Cidanau pada kategori sedang yang berhubungan dengan tingkat kebutuhan air dan insentif; (2) Sistem insentif menjadi potensi dalam upaya membangun mekanisme hubungan hulu-hilir sedangkan terbatasnya sumber informasi bagi masyarakat dalam pengelolaan DAS menjadi faktor kendala dalam membangun mekanisme tersebut.
Daftar kepustakaan: 39 (1962-2004).

DAS Cidanau needs to be preserved because it not only supplies water for upstream area people but also supports industries in Cilegon. Moreover, DAS Cidanau also supplies water for the household needs of people in the town of Cilegon and surrounding areas. Water demand of Cilegon's households and industries reaches 1,000/second, which requires preservation of DAS Cidanau's hydrological function so as to guarantee the continuity of development in the area.
Although different re-greening and reforestation programs have been carried out in DAS Cidanau, the quality of area environment has continued to drop. This is indicated by the stark difference between the maximum debit and the minimum debit of DAS Cidanau's water flows. Also, erosion and sedimentation in the area have increased, making the river shallow and narrow.
The problem detected in the survey is low participation of the focal people in environmental management so that links between upstream and downstream areas have not been properly developed. This situation could endanger efforts to meet area people's need for water, in upstream and downstream areas.
Considering abovementioned problems, questions arose from the survey: (1) How could upstream people participate in developing mechanisms of upstream-downstream links?; (2) What factors support and hinder the development of the mechanisms of DAS Cidanau's upstream-downstream links?. This survey had two objectives (1) Promotion of upstream people's participation in the mechanisms of upstream-downstream links; (2) Adequate knowledge about the potentials and constraints in the development of the mechanisms of upstream-downstream links.
This survey was carried out using qualitative-quantitative approaches, and descriptive-analytical and survey methods. The survey took two months for completion, January-February 2004, in Citaman Village, Ciomas District, Serang Regency, Banten Province. Data collection used questionnaires, secondary data collection and literature study. The population surveyed was Citaman villagers. Sampling method used in the survey was a mixture between purposive sampling that was meant to decide survey location and random sampling for deciding respondents. Variables used for the survey were participation, water demand, incentives and information.
From survey results, a conclusion was drawn: (1) The level of participation in developing mechanism of DAS Cidanau's upstream-downstream links at category medium and related to people's water demand and incentives; (2) Incentives system can be encourage them to develop mechanisms of upstream-downstream links and information limitedness for the upstream people can be constraint provided to develop mechanisms of upstream-downstream links.
Number of References: 39 (1962-2004)
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11937
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
As`adi
"Udang galah alam merupakan sumberdaya perikanan yang terdapat di sepanjang sungai. Keberadaanya sangat penting dalam memenuhi kebutuhan akan lauk pauk sebagai sumber protein hewani yang baik dalam menunjang perkembangan tubuh. Rasanya yang gurih rnenjadikan udang galah sangat popular, baik sebagai komoditas konsumsi masyarakat setempat maupun sebagai komoditas ekspor. Produk perikanan yang baik haruslah memenuhi standar kesehatan dan keamanan konsumsi seperti terbebas dari zat-zat logam berat yang berbahaya. Hasil produk perikanan yang berasal dari sungai (alam) banyak dipengaruhi oleh cemaran yang berasal dari kegiatan manusia baik di bidang pertanian, industri, domestik, maupun pertambangan.
Adanya keberadaan logam berat merkuri (Hg) di Badan Sungai Melawi, Kalimantan Barat akibat kegiatan Pertambangan Emas Tanpa Ijin (PETI) yang dilakukan di badan sungai akan mengganggu kehidupan sejumlah biota di dalamnya. Jumlah PETI yang ada di sepanjang Sungai Malawi beserta anak sungainya diperkirakan setidaknya mencapai 2000 buah mesin penambang yang berkekuatan antara 25 sampai 100 tenaga kuda. Proses pengolahan bijih emas yang dilakukan oleh penambang emas rakyat adalah dengan menggunakan metode amalgamsi, yaitu bijih emas dari hasil pendulangan dicampur dengan merkuri dengan perbandingan 1 sampai 2. Hasil penambangan emas yang didapat oleh para PETI berkisar antara 3-5 gram emas untuk setiap hari/mesin, apabila tidak mencapai target tersebut, maka penambang akan segera berpindah lokasi. Kebutuhan merkuri untuk setiap mesin diperkirakan dengan perbandingan proses amalgamsi, maka setidaknya sebanyak 5 gram merkuri terpakai setiap harinya.
Keberadaan logam berat merkuri dapat berakibat buruk terhadap biota sungai maupun kesehatan masyarakat yang mengkonsumsi produk perikanan dan menggunakan air sungai. Hal tersebut dikarenakan sifat logam berat merkuri tidak mudah terurai dan bersifat akumulatif dalam biota, air, dan sedimen. Supaya dapat diketahui sejauh mana logam berat merkuri yang teiah masuk ke dalam air dan sedimen di dalam sungai soda terakumulasi dalam hasil perikanan sungai, yakni udang galah, maka perlu diselenggarakan penelitian dengan maksud untuk mendapatkan informasi tentang kandungan merkuri pada air, sedimen, dan udang galah, serta mencari hubungan antara kandungan logam berat merkuri dalam udang galah dengan kandungan logam berat merkuri dalam air permukaan, air dasar sungai, dan sedimen.
Penelitian dengan metode survei ini dilakukan terhadap biota asli Sungai Malawi, yaitu udang galah jenis Macrobrachium rasenbergii de Man dan komponen fisik sungai yaitu air dan sedimen pada bulan September 2002. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling yaitu sampel diambil pada titik stasiun pengamatan yang telah ditetapkan. Stasiun sampel berjumlah 14 buah untuk mewakili seluruh lokasi penelitian. Sampel udang galah sebanyak 102 ekor yang tertangkap pada 14 stasiun pengamatan, dengan menggunakan alat jaring anco dan pancing, jala, dan hasil tangkapan nelayan setempat. Sampel air permukaan diambil dengan menggunakan botol sederhana dan air dasar sungai digunakan alat tipe sederhana dengan pemberat. Pengambilan sampel air sebanyak 100 ml pada masing-masing stasiun pengamatan, diambil di sisi kiri, tengah, dan kanan sungai, kemudian dicampur (homogenisasi). Pengambilan sedimen yang terletak di dasar sungai dengan menggunakan alat eyckman grab pada sisi kiri, tengah, dan kanan sungai kemudian didekomposit atau dicampur. Penentuan logam berat merkuri pada udang galah, air, dan sedimen dilakukan dengan alat AAS (Atomic Absorbtion Spectrofotometer). Data yang diperoleh dianalisis dengan motode analisis deskriptif, analisis Sidik Ragam (ANOVA), Duncan's Multiple Range Test (DMRT), dan regresi linier berganda dengan bantuan program SAS (Sratistical Analysis Software) versi 6.12 untuk melihat kemaknaan keragaman sampel (kandungan Iogam berat merkuri pada air, sedimen, dan udang galah) dan keragaman pada tiap-tiap stasiun pengamatan. Analisis regresi berganda bertujuan untuk melihat hubungan antara kandungan logam berat pada bagian kepala dan badan udang galah dengan kandungan logam berat dalam air dan sedimen.
Berdasarkan data sekunder diketahui bahwa Kabupaten Sintang memiliki jumlah penduduk 460.033 jiwa dan sebanyak 44.999 jiwa bekerja pada sektor pertambangan dan penggalian, sedangkan jumlah PETI yang ada di dalam badan Sungai Melawi yang terdiri atas 509 pemodal, 2000 buah mesin, dan 2047 orang pekerja.
Kandungan logam berat merkuri dalam air permukaan di bawah limit deteksi alat, sedangkan dalam air dasar sungai mempunyai kisaran antara 0,5 - 4,2 pg/l. Sebagian konsentrasi tersebut telah melewati ambang batas yang diperbolehkan, berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001 untuk air kelas I, yaitu sebesar 1 ug/l. Kandungan Hg yang terdapat pada sedimen mempunyai kisaran 0,5 - 161 ug/kg. Konsentrasi merkuri dalam sedimen belum ada standar baku mutu. Kandungan logam berat merkuri dalam kepala udang galah berkisar 1 - 26 ug/kg, sedangkan dalam badan udang galah berkisar 2 - 108 ug/kg. Kadar ini masih di bawah batas aman untuk dikonsumsi, yaitu sebesar 500 ug/kg (0.5 ppm). Standar dari WHO batas konsumsi maksimum untuk total merkuri adalah 300 ug orang1 minggu 1. dan untuk metil merkuri 200 ug orang1.minggu-1 (WHO, 1989).
Hasil analisis sidik ragam (ANOVA) menunjukkan bahwa keragaman kandungan merkuri yang terdapat pada air permukaan, air dasar sungai dan sedimen pada 14 stasiun pengamatan memperlihatkan P > 0,0768 (nyata pada taraf a sebesar 10 persen), sedangkan uji Jarak Berganda Duncan?s memperlihatkan adanya berbedaan yang nyata antara kandungan merkuri dalam air permukaan dan air dasar sungai dengan sedimen pada taraf a sebesar 5 persen. Keragaman kandungan merkuri dalam bagian kepala dan badan udang galah masing-masing sebesar P < 0,05 dengan R2 = 0,409766 dan p < 0,05 dengan R2 = 0,707830. Selanjutnya hasil uji Duncan?s kandungan merkuri pada bagian kepala udang galah pada 14 stasiun menunjukkan adanya perbedaan yang nyata masing-masing pada stasiun 11, 12, dan 9 dengan nilai a sebesar 0,05, sedangkan kandungan merkuri pada bagian badan udang galah memperlihatkan perbedaan yang nyata pada taraf a sebesar 0,05 pada stasiun 11, 6, 13, dan 5. Model korelasi kandungan logam berat merkuri pada kepala udang galah (Y1) dengan (X1) air dasar sungai dan (X2) sedimen adalah: Konst Hg = 7,738297 + 0,056330.Konst Hg air + 0,036798.Korst Hg Sedimen (R2 = 0,1326). Hal ini berarti meningkatnya konsentrasi logam berat merkuri dalam sedimen sebesar 1 ug/kg akan mempengaruhi kandungan merkuri pada kepala udang sebesar 0,036798 ug/kg. Korelasi kandungan logam berat merkuri pada badan udang galah (Y2) dengan (X1) air dasar sungai dan (X2) sedimen adalah: Konst Hg = 3,046111 + 9,535250.Konst Hg air + 0,000951.Konst Hg sedimen (R2 = 0,2765).
Berdasarkan uji regresi linier berganda, memperlihatkan bahwa adanya hubungan positif kandungan logam berat merkuri baik pada bagian kepala maupun badan udang galah dengan kandungan merkuri dalam air dasar sungai dan sedimen. Pengaruh logam berat merkuri dalam air dasar sungai dan sedimen terhadap bagian kepala dan badan udang galah, menunjukkan pengaruh yang kecil.
Data penyakit yang terdapat di rumah sakit dan puskesmas di Kabupaten Sintang terdapat paling banyak diderita oleh penduduk adalah penyakit kulit sebanyak 30.104 orang, infeksi saluran pemapasan atas (ISPA) 26.680 orang, dan penyakit lain pada saluran pernapasan 19.697 orang. Untuk menghubungkan antara mengkonsumsi air sungai, udang galah maupun produk perikanan sungai lainnya dengan sungai yang tercemar oleh logam berat merkuri tidaklah mudah, sehingga data kesehatan tersebut belum bisa ditarik suatu kesimpulan.

Giant freshwater prawn is a fishery resources that is available along the river. Its existence is very important to meet the food need as a good animal protein source in supporting body growth It is very delicious that make giant freshwater prawn very popular, both as local community consumption as well as export commodity. A good fishery product must meet health and security standard for consumption such as free of hazardous heavy metal substance. Fishery products originated from river (nature) are many influenced by pollutant originated from human activities, both in agriculture, industry, domestic as well as mining fields.
The existence of heavy metal of mercury (Hg) in Melawi River, West Kalimantan as a result of Illegal Gold Mining (PETI) activities conducted at the river body will disturb a number biota ecosystem therein. The existing PETI is along Melawi River and its river-branches are estimated at least to reach 2,000 units of mining machines with the capacity between 25 up to 200 horsepower. The gold processing conducted by the gold miners are usually using amalgamation method, namely gold ore from gold wash processing result are mixed with mercury on the ratio 1 up to 2. The gold mining result obtained by PETI ranged between 3-5 gram a day/machine, if the target is not reached, then miners will move a new location. Mercury need for each machine is estimated proportional with amalgamation process, so that at least 5 grams of mercury are used everyday.
The existence of mercury may give bad consequence to the river biota as well as community health consuming fishery product and water from the river. lt is because mercury characteristic that is not easy to solve and accumulative in water biota, water and sediment. In order to know how much mercury that has entered into water and sediment in the river as well as accumulated in fishery product, namely giant freshwater prawn, then it is necessary to conduct research for obtaining infomation on the mercury content in the water, sediment and giant freshwater prawn, as well as to find out correlation between mercury content in giant freshwater prawn and mercury content in the surface water, river bed water and sediment.
The research with this survey method is conducted to the original biota of Melawi River namely giant freshwater prawn from Macrobrachium rosenbergii de Man type and physical component of the river namely water and sediment on September 2002. Sampling is conducted by purposive method. There are taken 14 sample stations to represent all research locations. 102 giant freshwater prawn samples are caught in 14 survey stations, by using anco net and fishing rod, net and local fishermen. Surface water samples are taken by using simple bottle and river bed water used simple equipment by using burden. 100 ml water sampling at each survey station are taken at the left, center and right-sides ofthe river and then mixed (homogenization). Sediment sampling are taken from the river bed by using eyckman grab in the left, center and right-sides of the river and then decomposit or mixed. To determine mercury content in giant freshwater prawn, water and sediment, it is conducted by AAS (Atomic Absorption Spectrofotometer). Its data are analyzed by descriptive analysis method, Diversity Investigation analysis (ANOVA), Duncan?s Multiple Range Test (DMRT), and double regression linear with the assistance of SAS (Statistical Analysis Software) version 6.12 to see the sample diversity (mercury content on water, sediment and shrimp) and the diversity at each observation station. Double regression analysis is used to see correlations between heavy metal content in the head and body parts of giant freshwater prawn with the heavy metal content in water and sediment.
Based on the secondary data it is known that Sintang Regency has 460,033 population and 44,999 of them work in mining sectors, while the existing PETI in Melawi River are consisting of 509 investors, 2,000 machines and 2,047 workers.
Mercury content in the surface water is under the detection limit, while in the river bed water, it ranges 0.5 - 4.2 ug/l. This grade has exceed the permitted threshold, based on the Govemment Regulation of the Republic of Indonesia No. 82 Year 2001 for water class I, namely 1 ug/l. Hg content in the sediment ranges 0.5- 161 ug/kg. Mercury concentration in the sediment has not quality standard. The mercury content in the giant freshwater prawn head ranges 1 - 26 ug/kg, while in the giant freshwater prawn body ranges 2 - 108 ug/kg (0.5 ppm). This content is still under safe threshold for consumption, namely 500 ug/kg. WHO standard, the total maximum consumption limit for total Hg is 300 ug. person1 week-3 (WHO, 1989).
The analysis result of diversity investigation (ANOVA) indicates that mercury content diversity in the surface water, river bed water and sediment in 14 survey stations show P > 0.0768 (concrete at grade a 10 percent), while Duncan?s double Distance test shows there is a real difference between mercury content in the surface water and river bed water with sediment on the grade ot of 5 percent
Mercury content diversity in the head and body pans of giant freshwater prawn respectively amounting to P < 0.05 with R2 = 0.409766 and p < 0.05 with R2 = 0.707830 Further, from Duncan?s test, mercury content at giant freshwater prawn head in 14 stations indicate a real difference respectively at station 11, 12, and 9 with a value of 0.05, while mercury content at body part of giant freshwater prawn shows that the real difference on the grade ot 0.05 at station 11, 6, 13, and 5. Correlation model of mercury content in the head part of giant freshwater prawn (Y1) and (X1) river bed water and (X2) sediment are: Konst Hg = 7.73 8297 + 0.056330.Konst Hg water + 0.036798.Konst Hg sediment (R2 = 0.1326). It means the increase of mercury concentration in sediment by 1 ug/kg will influence mercury content on the giant freshwater prawn head by 0.036793 ug/kg. The correlation of mercury content on the body part of giant freshwater prawn (Y2) and (X1) liver bed water and (X2) sediment are: Konst Hg = 3.046111 + 9.53525O.Konst Hg water + 0.000951.Konst Hg sediment (R2 = 0.2765).
The double linear regression test shows that there is positive correlation of mercury content in the head and body part of giant freshwater prawn with mercury content in the river bed water and sediment. The influence of mercury heavy metal in the river bed water and sediment to the head and body part of giant freshwater prawn indicate the small influence.
The illness data available in the hospitals and Puskesmas (Public Health Center) in Sintang Regency, the largest patients are skin illness by 30,104 persons, upper respiratory infection (ISPA), 26,680 persons and other illness in respiratory channel 19,697 persons. To correlate between consuming river water, shrimp and other river fishery products with the polluted river by mercury is not easy, medical data could not be taken as a conclusion."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11082
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soleh Rusyadi Maryam
"ABSTRAK
Pengusahaan karet rakyat masih menghadapi dua permasalahan mendasar yaitu rendahnya kualitas bahan olah karet bokar dan rendahnya penghasilan petani. Hal ini diduga karena belum terbentuknya sinergi diantara para pemangku kepentingan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis indikator dan variabel peran pemangku kepentingan, yaitu pemerintah, industri karet remah, dan lembaga pemberi bantuan dalam mewujudkan sustainabilitas pengusahaan karet serta merumuskan kerangka konsep pengembangan sinergi peran pemangku kepentingan tersebut. The Partial Least Square-Structural Equation Model PLS-SEM digunakan untuk menganalisis signifikansi hubungan indikator-variabel dan hubungan antar variabel peran pemangku kepentingan pengusahaan karet rakyat di Kabupaten Pulang Pisau Provinsi Kalimantan Tengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran lembaga pemberi bantuan signifikan dalam mewujudkan sustainabilitas pengusahaan karet rakyat, namun tidak demikian halnya dengan peran pemerintah dan peran industri karet remah. Sebuah kerangka konseptual pengembangan sinergi peran pemangku kepentingan pengusahaan karet rakyat telah dirumuskan melalui penelitian ini.

ABSTRACT
Rubber smallholding has been facing two substantial issues i.e. low quality rubber and low farmer income. These problems are presumably caused by the absence of synergy among stakeholders. This research is aimed at analyzing indicators as well as variables of roles of government, crumb rubber industry and aid agency in establishing sustainability of rubber smallholding as well as at constructing a conceptual framework for synergy development of the stakeholder rsquo;s role. The Partial Least Square-Structural Equation Model PLS-SEM is employed to analyze significance of indicator-variable and inter variable relations in Pulang Pisau District of Indonesia rsquo;s Central Kalimantan Province. The result shows that role of aid agency significantly determines sustainability of rubber smallholding. However, it is neither the case with role of government nor the crumb rubber industry. A conceptual framework for developing synergy among stakeholders has been formulated out of this research."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2018
D2465
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rio Febrianto
"ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan dikarenakan adanya permasalahan tidak dipatuhinya baku mutu pH air asam tambang oleh PT. X. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan evaluasi kinerja pengelolaan air asam tambang PT. X di Kalimantan Tengah, pengukuran kualitas air keluaran tambang dengan uji Storet, dan wawancara mendalam kepada masyarakat pemanfaat perairan. Hasil penelitian ini menunjukkan komponen pembentuk air asam tambang berupa batuan Potentially Acid Forming PAF diketahui sebesar 50 terdapat pada tambang PT. X dan sudah dikelola dengan baik melalui meminimasi sumber air asam tambang dengan penanganan bahan PAF atau Non Acid Forming NAF secara selektif, pengendalian migrasi air asam tambang, dan pengolahan air asam tambang. Kualitas air keluaran tambang pada titik pantau SP-HJ-03 termasuk dalam status kualitas air A atau dalam kondisi baik sekali, sedangkan kualitas air keluaran tambang pada titik pantau SP-HJ-04 termasuk dalam status kualitas air B atau dalam kondisi baik. Gatal-gatal yang diderita pada 44 responden hanya 3 keluhan yang tercatat secara resmi di Puskesmas Desa Tumbang Bauh , diduga bukan diakibatkan oleh air keluaran tambang PT. X. Kata Kunci Key Words : kesehatan kulit; pengelolaan air asam tambang; pertambangan batubara; Potentially Acid Forming PAF ; Storet.

ABSTRACT
Abstract This research conducted due to the problem of non compliance of water quality standard pH of acid mine drainage by PT. X. This research conducted by using performance evaluation approach of acid mine drainage management of PT. X in Central Kalimantan, measuring the quality of mine water effluent by Storet test, and in depth interviews to the water users around the mine site. The results showed that the acid mine drainage components is Potentially Acid Forming PAF rocks was found 50 in the PT. X and is well managed by minimizing acid mine water sources by selectively handling of PAF or Non Acid Forming NAF materials, controlling acid mine drainage migration, and acid mine drainage treatment. The water quality effluent of SP HJ 03 monitoring point is A status meaning that the water quality is in excellent condition and compliaded with the water quality standards, while the water quality effluent of SP HJ 04 monitoring point is B status which means the water quality is in good condition and in the category of mild contamination. Skin health issues of 44 respondents only 3 of complaints are officially recorded at Tumbang Bauh Village Health Center possibly not caused by acid mine water of PT. X. Keywords acid mine drainage management, coal mining, Potentially Acid Forming PAF , skin health issues, Storet test. "
2018
T49193
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saiman
"ABSTRAK
Disertasi ini dilatarbelakangi dengan seringnya terjadi pemasalahan perbatasan Indonesia-Malaysia yang sangat menganggu keamanan dan kedaulatan NKRI. Ketertinggalan pembangunan perbatasan Indonesia merupakan salah satu penyebab terjadinya permasalahan perbatasan khususnya di Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara. Berdasarkan UU No. 43 Tahun 2008 Tentang Wilayah Negara dan Perpres No. 12 Tahun 2010 Tentang Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan (BNPP), negara mempunyai kekuasaan dan kewenangan dalam pembangunan perbatasan guna pencapaian masyarakat perbatasan yang sejahtera dan aman. Pemerintah Daerah Kabupaten Nunukan mengusulkan pembangunan jalan, dermaga, listrik, sarana pendidikan, kesehatan dan lainnya sesuai RPJMD tahun 2012-2016 kepada Pemerintah Pusat untuk membuka keterisolasian dan ketertinggalan pembangunan pada 12 wilayah kecamatan perbatasan.
Pertanyaan penelitian ini bagaimana peran BNPP dan power interplay antar lembaga, mengapa terjadi perbedaan prioritas kebijakan dan kepentingan Pemerintah Pusat dan Daerah, serta mengapa anggaran minim dan bagaimana respon dan nasionalisme masyarakat perbatasan?
Penelitian ini menggunakan metode kualitiatif dengan jenis penelitian studi kasus. Pengumpulan data melalui studi kepustakaan dan wawancara. Teori Miliband tentang negara memiliki otoritas sebagai teori utama. Teori Distribusi kekuasaan dalam hubungan Pusat-Daerah oleh B.C.Smith, Rondinelli dan Cheema serta teori nasionalisme sebagai teori pendukung dalam kajian ini.
Temuan penelitian menunjukkan peran BNPP sebagai lembaga koordinasi. Keanggotaan BNPP di dominasi oleh kementerian dan lembaga negara sehingga terjadi ego sektoral dan power interplay antar lembaga dan pemerintah daerah mengakibatkan BNPP tidak efektif. Perbedaan prioritas kebijakan dan kepentingan program pembangunan infrasruktur perbatasan terjadi, karena kepentingan nasional Pemerintah meliputi aspek politik, keamanan dan strategis geografi. Kepentingan Daerah meliputi membuka isolasi wilayah, pelayanan masyarakat, membangun kawasan ekonomi dan nasionalisme. Anggaran perbatasan minim, dan masyarakat mengalami pergeseran orientasi nasionalisme.
Implikasi teoritis menunjukkan bahwa hubungan (distribusi) kekuasaan dan kewenangan Pemerintah Pusat pada Daerah dalam pembangunan infrastruktur perbatasan di Kabupaten Nunukan masih dominasi Pusat. Sesuai dengan teori negara oleh Miliband dan Skocpol, dan Smith tentang distribusi kekuasaan dalam hubungan Pusat-Daerah, sehingga belum memberikan dampak pada kesejahteraan masyarakat dan kemajuan daerah perbatasan Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara. Perlu penguatan regulasi dan institusi BNPP serta keberpihakan pemerintah pusat (negara) pada percepatan pembangunan perbatasan

ABSTRACT
The background of this study is often happen problems in Indonesian-Malaysian borders which very threatened security and sovereignty of NKRI. Underdevelopment in Indonesian border were one of cause Indonesian border problems in Nunukan Regency of North Borneo Province. According State Territorial Policy Number 43, year of 2008 and Presiden Policy Number 12 year of 2010 about National State Institution of Border Management (BNPP), state have outhority in border developments for society prosperity and security. Nunukan Local Goverment had to proposed road developments, port, electric construction, education and health facilities according RPJMD 2012-2016 policy for central Government to opens territorial isolation and underdevelopment in 12 border districs.
This research questios, how was the rule of BNPP and power interplay with other institutions, why happen differences of policy priority and Central-Local Goverment intersts. Why were budgets and nationalism border society.
This research used kualitatif methods and the case study, data collecting by library studi and interview. State theory by Miliband as main theory, Central-Local Governments Relations by B.C.Smith, Rondinelli and Cheema and nationalism were supports theories in this research.
The result of reserch showed that BNPP rule as coordinatif institution, members of BNPP dominant by departements and state institutions so that ego sectoral happen and power interplays with anathor institutions and local government so that BNPP was not efectif. Policy priority defferences and national interests of Central Goverment consists politic aspec, security and strategic geografic. Local Government including to opens isolation territorial, public service, economics development territorial and nationalism.
Theoritical implications showed that outhority distributions relations Central Government for Local Government in border infrastructur developments in Nunukan Regency of North Borneo Provinci dominated by Central Government. So that relevants by State theory about authority of Miliband and Skocpol and Central-Local Government distribution theory by Smith. Thus border infrastructur developments by Central Government were not give impacts for society prosperity and local development of Nunukan Regency of North Borneo Provinci. So that must to sthreengtness for regulations and institution of BNPP and aligmants Central Government (state) for border developments accelerations."
2016
D2226
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emie Yuliati
"Kebijakan desentralisasi di Indonesia secara tegas mulai dilaksanakan pada tahun 2001 dan telah membawa perubahan besar terhadap kondisi perekonomian daerah. Salah satu bentuk dari kebijakan tersebut adalah pemekaran daerah. Pemekaran daerah diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan publik, percepatan pembangunan perekonomian daerah. Dalam perkembangannya, menurut beberapa ahli pemekaran daerah tidak membawa perubahan yang positif pada kesejahteraan masyarakat. Melihat hal tersebut, penelitian ini bermaksud meneliti lebih lanjut apakah pembentukan daerah otonomi baru karena pemekaran daerah setelah berusia 8 (delapan) tahun terjadi peningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah tersebut melalui peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan percepatan pembangunan ekonomi.
Penelitian ini meneliti kabupaten baru yang dimekarkan tahun awal desentralisasi yaitu tahun 1999 untuk melihat perubahan yang berarti pada fokus perekonomian daerah dan pelayanan kepada masyarakat. Penelitian ini juga metode treatment-control. Disamping dibandingkan dengan daerah induknya, daerah otonomi baru juga dibandingkan dengan daerah kontrol yaitu daerah yang tidak dimekarkan pada propinsi yang sama.
Fokus perekonomian daerah menggunakan indikator pertumbuhan PDRB, pertumbuhan kontribusi PDRB kabupaten terhadap PDRB propinsi, pertumbuhan PDRB per kapita dan pertumbuhan prosentase penduduk tidak miskin. Sedang fokus pelayanan kepada masyarakat menggunakan indikator pendidikan, ketersediaan fasilitas dan tenaga kesehatan, serta kualitas infrastruktur.

Indonesia's decentralization policy expressly commenced in 2001 and has brought great changes to the conditions of the regional economy. One of them is pemekaran daerah. This policy is expected to improve the welfare of society through improving public services and accelerating regional economic development. In its development, according to some expert, pemekaran daerah does not bring positive change to the welfare of society. Seeing this, this research intends to investigate further whether the formation of new regions because of pemekaran daerah after the age of 8 (eight) occurred for increasing the welfare of society through improved public services and acceleration of economic development.
This study examines a new district that divided the early years of decentralization in 1999 to see meaningful change in the focus of the regional economy and public services. The study also used treatment-control method. Besides, compared with daerah induk, the new regions also compared with daerah kontrol that is not dimekarkan in the same province.
The focus of regional economic indicators are GDRP growth, GDRP growth in the district's contribution to provincial's GDRP, the growth of GDRP per capita and percentage growth in population is not poor. The focus of public services using education, the availability of facilities and personnel healths and infrastructure quality indicators."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T28352
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Elyana
"Pelibatan Masyarakat pada proyek percontohan REDD+ KFCP merupakan suatu tantangan tersendiri dalam memberikan kontribusi bagi lingkungan dan sosial budaya. Penelitian ini ditujukan untuk membahas: (1) tingkat partisipasi masyarakat dalam implementasi proyek percontohan REDD+, dan (2) mengkaji serta mempelajari faktor pendukung dan penghambat partisipasi masyarakat REDD+ di Desa Petak Puti Kabupaten Kapuas.
Hasil penelitian ini adalah partisipasi masyarakat bervariasi,ditentukan berdasarkan sejauh mana mereka berpartisipasi. Faktor penghambat, antara lain: trauma masa lalu, metode undangan pertemuan, ketakutan akan hilangnya hak atas kepemilikan tanah, dll. Sedangkan faktor pendukung partisipasi, antara lain: adanya manfaat proyek, sesuai dengan adat dan budaya setempat, penggunaan bahasa lokal, dll.

Involving community on the KFCP's REDD+ pilot project is a challenge for providing contribution to the environment and social. This research is aimed to discuss: (1) the level of community participation on the implementation of REDD+ pilot project, and (2) analyze and study the supporting and constraint factorsto the REDD+ stakeholder in Desa Petak Puti, Kapuas District.
This research resulted that community participation are variety depend on how they participating. The constraint factors found are: former trauma, meeting invitation method, land tenure issues, etc. While supporting factors on participation are: project's benefit, similar on local culture, the usage of local language, etc.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yarina Kriselly
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penyebab rendahnya cakupan ASI eksklusif dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di Puskesmas Kereng Pangi Kecamatan Katingan Hilir Kabupaten Katingan dengan sampel orang tua bayi yang berumur 6-2 tahun. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Mei tahun 2012 dengan metode kualitatif. Data utama penelitian ini adalah data primer dilengkapi dengan data sekunder. Data sekunder di ambil dari profil Dinas Kesehatan Kabupaten, profil Puskesmas Kereng Pangi dan laporan gizi. Data primer didapatkan dengan melakukan Indepth Interview (wawancara mendalam) kepada ibu balita, suami/keluarga, Kepala Puskesmas Kereng Pangi, Petugas Gizi, petugas promkes, Bidan dan Koordinator KIA di wilayah kerja Puskesmas Kereng Pangi serta melakukan Focus Group Discusion (diskusi kelompok terarah) terhadap ibu yang tidak memberikan ASI secara eksklusif di wilayah Puskesmas Kereng Pangi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan tentang ASI Eksklusif masih kurang, budaya memberikan makanan dan minuman selain ASI kepada bayi yang baru lahir masih sangat tinggi, penyuluhan tentang ASI Eksklusif belum dilakukan oleh petugas kesehatan, dukungan keluarga terutama suami masih belum ada kepada ibu yang menyusui. Disarankan untuk lebih meningkatkan sosialisasi dan penyuluhan tentang ASI eksklusif secara rutin, meningkatkan pengawasan, dan membuat kebijakan tertulis di Puskesmas.

The study was conducted to determine the causes of low coverage of exclusive breastfeeding and the factors that influence the health center Kereng Pangi Sub Katingan Downstream Katingan sample of parents with infants aged 6-2 years, and was conducted in March-May 2012 with qualitative methods. The data used are secondary data and primary. Secondary data was taken from the District Health profiles and health centers Kereng Pangi. Primary data obtained by conducting indepth interviews (interviews) to the mother of a infant, a husband / family, Kereng Pangi Head Health Center, Nutrition Officer, Midwife and Coordinator of MCH health centers in the region of Kereng Pangi and conduct Focus Group Discusion (focus groups) to mothers who are not breastfed exclusively at the health center Kereng Pangi.
The results showed that knowledge of exclusive breastfeeding is still lacking, providing food and drink culture in addition to breast-feed their newborns are still very high, counseling on exclusive breastfeeding have not been carried out by health workers, family support, especially her husband was has not there for breastfeeding mothers still there for nursing mothers. It is recommended to further enhance the socialization and counseling on exclusive breastfeeding regularly, improved control, and create a written policy on PHC.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Giska Adilah Sharfina Saputra
"Skripsi ini mendeskripsikan dan menganalisa dinamika praktik berladang yang dilakukan oleh peladang Desa Mantangai Hulu, Kabupaten Kuala Kapuas, Kalimantan Tengah. Perladangan dengan kaitan penggunaan api menjadi fokus kajian karena berkaitan erat dengan fenomena kebakaran hutan di Indonesia. Peladang adalah pihak yang dituding sebagai pelaku pembakaran hutan dan lahan. Skripsi ini menceritakan tahap-tahap berladang dan variasi yang terjadi. Variasi terjadi pada cara berladang dan penggunaan alat teknologi. Setiap peladang memiliki tindakan yang berbeda-beda dari pengalaman dan kondisi lingkungan dan sosial yang dihadapi. Variasi tersebut telah mempengaruhi siklus tahapan berladang. Dari sekian variasi yang terjadi, tahapan pembakaran di aktivitas berladang tidak hilang dan tidak tergantikan. Skripsi ini juga memaparkan variasi praktik berladang yang rentan terhadap terjadinya kebakaran lahan dan hutan gambut.

This thesis analyzes the dynamics of cultivation practices made by a group of rice cultivators in Mantangai Hulu Village, Kuala Kapuas Regency, Central Kalimantan. Connection between cultivation and the use of fire become the focus of study in this thesis because of the forest fires in Indonesia. Cultivators are blamed as the caused of forest fires. This thesis describes the stages of farming and the variation. The variation occurs in the cultivation practices and the use of technological tools. Each cultivators have different actions depending on the experience and the social and environmental conditions encountered. The variations have affected the farming cycle stages. According to varieties, there is the use of fire stages in cultivation that cultivators never be replaced. I also present in thesis that variation in cultivator practices are vulnerable to forest fires and peat land.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S55087
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>