Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155235 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Budiyanto
"Pada tesis ini dibahas mengenai suatu motor induksi yang dimanfaatkan sebagai generator. Kelebihan generator induksi dibandingkan generator sinkron adalah dalam hal konstruksinya yang sederhana, dan tidak diperlukannya eksitasi magnet. Bila rotor diputar dengan kecepatan lebih besar dari kecepatan medan magnet putar stator, maka pada generator induksi dapat timbul tegangan. IJntuk membangkitkan tegangan yang lebih besar, maka rotor harus diputar dengan kecepatan putar yang lebih besar lagi. Namun, kecepatan putar yang besar akan memperbesar frekuensi generator. Agar dapat berfungsi sebagai generator dengan tegangan dan frekuensi sama dengan tegangan dan frekuensi jala jala, maka putaran rotor harus sama dengan putaran nominal motor induksi yang dijadikan generator. Tegangan hanya dapat timbul bila ada sisa magnet pada rotor. Untuk memperoleh tegangan nominal, dipasang kapasitor paralel pada terminal kumparan stator. Pengujian untuk studi ini menggunakan motor induksi tiga fasa 0,2.E Hp, 220/380 Volt tanpa beban dan dibebani.

This thesis discusses about an induction motor being used as a generator. The advantage of an induction generator compared to a synchronous generator is its simplicity in construction, where a separate magnetic excitation is not needed. Lithe rotor is rotated with a speed bigger than the speed of the stator rotating magnetic field, than an induction voltage will be generated. To generate a bigger voltage, the rotor has to be rotated with a bigger speed but a bigger rotating speed will cause a bigger frequency. In order to operate with the voltage and frequency of the electrical network, the rotor speed must be the same as the motor nominal speed. There will be a voltage only if there is rotor residual magnetism. To get a nominal voltage, capacitors are being installed at stator windings terminals. In this study a three phase 0,25 Hp, 2201380 V induction motor with and without load is being used."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14664
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budiyanto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
TA3263
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muchlishah
"Saat ini penggunaan dari motor induksi sangatlah luas. Untuk dapat bekerja sesuai dengan kebutuhan para penggunannya, peralatan elektronika daya, seperti PWM inverter, digunakan untuk mengendalikan dan memperluas daerah kerja dari motor induksi. Pengendalian motor induksi dengan menggunakan PWM inverter dapat dilakukan dengan mengatur nilai tegangan dan frekuensi masukan pada sisi stator dari motor induksi.
Pada skripsi ini, karakteristik dari motor induksi dengan catu PWM inverter disimulasikan dengan menggunakan program SIMULINK dari MATLAB versi 7.1.0.246 (R14). Sebagian besar parameter yang digunakan pada pemodelan dari sistem disesuaikan dengan peralatan TecQuipment NE 7021 AC machine Console yang terdapat pada laboratorium Konversi Energi Listrik. Motor induksi yang digunakan adalah rotor tipe sangkar dan simulasi dilakukan dengan cara memvariasikan nilai frekuensi masukan stator dan juga indeks modulasi, dengan demikian akan didapatkan nilai torsi elektromagnetik dan kecepatan putar rotor dari motor induksi. Dari hasil simulasi tersebut akan dianalisa pengaruh frekuensi dan amplitudo tegangan masukan pada nilai torsi elektromagnetik dan kecepatan putaran rotor.

Induction motors are broadly used recently. To work according to users requirements, power electronic equipments, like a PWM inverter, are used in controlling and expanding the working range of induction motors. Controlling induction motors using a PWM inverter is done by managing voltages and input frequencies to the induction motors stator.
In this bachelor's thesis, the characteristics of an induction motor fed by a PWM inverter is simulated using SIMULINK programs of MATLAB 7.1.0.246 (R14) version. Most of the parameters used in modeling the system are adjusted using TecQuipment NE 7021 AC machine Console equipment at the Electric Energy Conversion Laboratory. The induction motor is a squirrel cage type and simulation is done by varying stator input frequency values and also modulation indexes, thereby achieving electromagnetic torque values and rotor spin speeds of the induction motor. The results of these simulations will be analyzed to know the influence of input voltage frequency and amplitude on the electromagnetic torque and rotor turn speed values.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40554
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
M. Syaeful Yusron
"Motor Induksi tiga fasa dirancang untuk mendapatkan tegangan masukan yang sinusoidal. Arus bolak-balik yang berasal dari sumber tegangan sinus yang terdistotsi, menghasilkan bentuk gelombang yang cacat. Hal ini akan merugikan kinerja motor induksi. Kecepatan putar dan torsi serta efesiensi akan mengalami perubahan nilai akibat gelombang arus yang menjadi masukan tidak sinusoidal murni. Pada kondisi operasi yang mengandung harmonik (non sinusoidal), arus masukan menjadi lebih tinggi dari fundamental karena mengandung arus dari komponen harmoniknya. Sehingga akan meningkatkan rugi-rugi pada motor induksi. Hal ini berdampak pada efisiensi motor menurun.
Pengaruh lain dari arus harmonik adalah timbulnya medan harmonik yang berotasi dua arah sesuai dari urutan harmonik (forward (+) dan backward (-)). Medan magnet ini akan berinteraksi dengan medan magnet putar fundamental menghasilkan torsi yang tidak stabil sehingga timbul getaran. Torsi yang tidak stabil ini akan menghasilkan kecepatan putar motor induksi menjadi tidak stabil pula.
Skripsi ini membahas pengaruh harmonik tegangan sumber yang ditimbulkan beban non-linear terhadap beban lainya, dalam hal ini motor induksi tiga fasa. Pembahasan pengaruh harmonik terhadap unjuk kerja motor induksi ini ditujukan agar operasi motor induksi bisa bekerja dengan optimum dibawah pengaruh sumber yang terdistorsi. Metode yang digunakan adalah simulasi dan perhitungan komputasi melalui permodelan dengan mengacu pada standar IEEE 519-1992.
Dari hasil simulasi diperoleh bahwa untuk orde 5, 11, 13, 17 motor induksi masih diijinkan beroperasi dibawah pengaruh harmonik tegangan sumber dengan THDV 2 % dengan nilai efisiensi antara 92,95% - 95,18%, ketidak stabilan torsi 1,16% - 3,95% dari torsi fundamentalnya dan ketidak stabilan putaran antara 0,00058% - 0,00478% dari putaran fundamental dan untuk harmonik orde 7 dan 19 dengan THDV 3% dimana efisiensinya antara 93,74% - 94,6%, ketidak stabilan torsi antara 1,56% - 4,25% dan ketidak stabilan putaran antara 0,00061% - 0,00510% dari nilai fundamentalny."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57828
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Arnol
"Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) skala kecil merupakan pembangkit listrik tenaga angin dengan kapasitas daya dibawah 50 kW.[8] Untuk menghemat biaya pengeluaran untuk sistem mekanik PLTB maka pada tesis ini didesain PLTB dengan jari-jari turbin, rasio gear gearbox dan sudu pitch turbin konstan/tetap. Pada sistem PLTB dengan sudu pitch tetap, jika kecepatan angin lebih besar dari batas kecepatan angin maksimum maka sistem harus dimatikan karena akan melebihi batas torsi dan arus generator sehingga dapat merusak generator. Dengan demikian pada kecepatan angin lebih besar dari kecepatan angin maksimum, field weakening dibutuhkan untuk membuat generator dapat bekerja dengan kecepatan putar rotor lebih besar dari batas kecepatan putar rotornya dengan cara melemahkanan fluks generator sehingga arus dan torsinya mengecil. Daya, torsi dan arus generator dapat dikendalikan sesuai batasannya dengan mengendalikan kecepatan putar rotornya sehingga generator dapat mensuplai daya maksimum. Maka dengan menggunakan field weakening, generator dapat mensuplai daya walaupun kecepatan angin melebihi kecepatan maksimum.

Small wind turbin is wind power plants with a capacity below 50 kW.[8] To reduce cost for the mechanical systems of wind tubin in this thesis was designed wind turbin with turbine radius constant , gear ratio gearbox constant and turbine blade pitch constant / fixed. In the wind turbine system with fixed pitch blades, if wind speed is greater than maximum wind speed limit, the system should be shut down because it would exceed the limits of torque and current generator, which can damage the generator. Thus, if wind speed is greater than the maximum wind speed, field weakening is required to make the generator can work with rotor rotational speed larger than rotor rotational speed limit with flux weakening so that generator current and torque decreases. Power, torque and current generator can be controlled by controlling according rotor rotational speed so generator can supply the maximum power. Then, with field weakening, generator can supply power although wind speed exceeds maximum speed."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35222
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfredo Hardika
"Generator induksi adalah mesin induksi yang rotornya berputar lebih cepat dari putaran medan magnet di statornya. Generator induksi dapat menghasilkan tegangan walaupun kecepatannya berubah-ubah. Generator induksi menghasilkan tegangan yang berubah-ubah nilainya sehingga pengaturan tegangannya buruk. Beberapa metode atau peralatan dibutuhkan untuk membantu generator induksi menstabilkan tegangannya. Salah satu metode yang dapat diterapkan untuk meningkatkan pengaturan tegangan adalah dengan menempatkan bank kapasitor pada terminal generator sehingga dapat mengendalikan aliran daya reaktif di dalam sistem. Skripsi ini membahas simulasi pengaturan tegangan generator induksi berpenguat sendiri atau Self Excited Induction Generator (SEIG) yang menggunakan kapasitor untuk eksitasi. Simulasi dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak MATLAB dan mesin induksi di Laboratorium Konversi Energi Listrik. Dengan menggunakan MATLAB, sistem SEIG disimulasikan menggunakan dua jenis bank kapasitor yaitu bank kapasitor hubung delta dan bank kapasitor ditanahkan. Hasil kedua simulasi ini kemudian dibandingkan dengan hasil simulasi pengaturan tegangan menggunakan Kompensator Var Statis atau Static Var Compensator (SVC). Analisis dari hasil simulasi dipaparkan pada bagian akhir skripsi untuk menentukan metode paling sederhana dan paling baik nilai pengaturan tegangannya. Dari hasil simulasi disimpulkan bahwa metode paling sederhana dengan hasil pengaturan tegangan yang paling baik adalah dengan menggunakan bank kapasitor yang ditanahkan karena nilai tegangan di ketiga fasa lebih seimbang. Selain itu, metode ini tidak membuat generator kehilangan eksitasi dan kecepatan putar generator relatif tetap ketika torsi masukan tetap, sehingga generator bekerja dengan lebih stabil. Hasil simulasi juga menunjukkan adanya perbedaan karakteristik pengaturan tegangan menggunakan bank kapasitor pada sistem yang dibebani ringan dan sistem yang dibebani penuh. Sangat penting untuk dapat mengetahui keseimbangan daya reaktif yang dibutuhkan sistem dan daya reaktif yang dibangkitkan bank kapasitor. Atau dengan kata lain, untuk mengoptimalkan pengaturan tegangan SEIG menggunakan bank kapasitor. Semakin seimbang daya reaktif di dalam sistem, semakin baik nilai pengaturan tegangan, dan semakin stabil sistem.

An induction generator is a machine its rotor rotates faster than its stator rotating magnetic fields. Able to generate voltages even in changing speed. An induction generator produces a variable voltage that leads to poor voltage regulation. Methods or devices are needed as to help the induction generator stabilizes its voltage. A method that can be applied to enhance the voltage regulation is by placing a capacitor bank at the generator?s terminals so that it can controls reactive power flow in the system. This paper presents the voltage regulation simulations of a Self Excited Induction Generator (SEIG), by using capacitors to excite its voltage. The simulations are carried out using MATLAB software and an induction machine at The Electric Energy Conversion Laboratory. Using MATLAB, SEIG system is simulated by using 2 types of capacitor bank, delta connected and grounded shunt capacitor bank. The results of these simulations are compared to the result of voltage regulation using a Static Var Compensator (SVC). The SEIG system is simulated merely by using delta connected capacitor bank. The analyses of simulations are presented at the end of this paper to conclude the best method of voltage regulation. From the simulations, the best method to regulate the voltage of a SEIG is by using grounded shunt capacitor bank because the balanced voltages over the three phases. Moreover, this voltage regulation method did not cause the generator to lose its excitation and its relatively constant speed when the input torque is constant, so the generator operates more stable. In addition, the simulations show a different characteristic of voltage regulation by capacitor bank on lightly loaded system and heavily loaded system. Also, it is essential to identify the balance of the reactive power demanded by the system and the reactive power generated by the capacitor bank or in other words, to optimize the voltage regulation of SEIG using capacitor bank. The more the balance of reactive power gets in the system, the better its voltage regulation and the more stable the system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S40341
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hegar Mada Bhaswara
"Untuk meningkatkan keandalan sistem tenaga listrik dengan tenaga mikrohidro, salah satu caranya yaitu memparalelkan generator induksi dengan generator sinkron. Dalam beroperasi sendiri, generator induksi tidak mampu mempertahankan frekuensi dan tegangannya, sehingga belum dapat dilakukan operasi paralel. Dengan menggunakan kompensator statis, tegangan terminal generator induksi lebih cepat stabil pada nilai 1 pu selama 0,3 detik dan frekuensi kerja dijaga stabil dalam rentang 49,6 ? 50,6 Hz. Selain itu, nilai eror tegangan dan frekuensi generator induksi berkurang dari 10,63% menjadi 3,48% dan 13,9% menjadi 0,01%. Kondisi saat operasi paralel yaitu, perbedaan sudut fasa tegangan dari generator sinkron dan generator induksi sebesar 0,71°, tegangan antar fasa dan frekuensi kerja masing-masing generator berada dalam range 0,9 ? 1,1 pu dan 49 ? 51 Hz, serta urutan fasa yang sama. Dari kondisi tersebut, operasi paralel generator sinkron dan generator induksi dengan menggunakan kompensator statis dapat dicapai dan masih dalam standar yang ditetapkan.

To improve the reliability of micro hydro power systems, one way is to parallel induction generator and synchronous generator. When induction generator stands alone, it can?t maintain the frequency and terminal voltage, so that parallel operation can?t be performed. By using static compensator, terminal voltage of induction generator is stable at value of 1 pu after 0.3 seconds and operating frequency is maintained in the range 49.6 to 50.6 Hz. In addition, error value of voltage and frequency of the induction generator is reduced from 10.63% to 3.48% and 13.9% to 0.01%. The terms of parallel operation are, voltage phase angle difference of synchronous generators and induction generators is 0.71 °, voltage magnitude and operating frequency of each generator is in the range of 0,9 ? 1,1 pu and 49 - 51 Hz, and the same phase sequence. From these conditions, parallel operation of synchronous generators and induction generators using a static compensator can be achieved and still within the set standards.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56491
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R.M. Agizna A.
"Energi alternatif sangat dibutuhkan untuk mengurangi efek pemanasan global karena peningkatan jumlah CO2 setiap tahunnya. Energi fosil telah digunakan berabad-abad sebagai bahan bakar utama dalam banyak aplikasi, walaupun hal ini memberikan persentase yang tinggi dalam menyumbang polusi udara ke lingkungan.
Melalui penelitian ini, penggunaan thermoelectric generator (TEG) dapat menjadi salah satu solusi untuk masalah ini. TEG adalah suatu modul yang mengubah energi panas menjadi energi listrik dengan memanfaatkan kecepatan perpindahan elektron dari dua tipe semikonduktor yang menghasilkan perbedaan potensial. Prinsip ini dikenal dengan efek Seebeck yang membalikkan efek Peltier pada thermoelectric cooling (TEC).
Penelitian ini mempunyai eksperimen kombinasi. Pertama, fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui efisiensi daya yang dibangkitkan oleh TEG dengan menggunakan gas buang motor sebagai sumber panas. Dan eksperimen terakhir mengaplikasikan daya yang telah dibangkitka TEG untuk menyuplai listrik pada proses elektrolisis untuk memisahkan hidrogen dari air.
Penelitian pertama menggunakan motor 100 cc 4 langkah, dengan menggunakan 8 modul TEG, kemudian motor ini akan disimulasikan seperti berjalan dalam kecepatan 20 km/jam dengan 3 variasi putaran mesin. Pengujian ini memberikan daya maksimum 3,15 watt pada ?T sebesar 65.56 OC pada rangkaian seri dan putaran mesin tinggi.
Penelitian terakhir akan dilaksanakan hanya pada putaran mesin tinggi dan dihubungkan dengan 2 jenis rangkaian listrik, seri dan paralel. Pengujian ini memberikan laju produksi hidrogen sebesar 2.467 ml/min pada 2.941 watt dalam rangkaian seri.

Alternatives energy is needed in order to reduce the effect of global warming since the amount of CO2 increases every year. Fossil energy is used for many centuries to be the main fuel in many applications, even though it gives high percentages to contribute air pollutant.
From this research, by utilizing Thermoelectric Generator (TEG) is one solution for this issue. TEG is a module that can convert heat energy into electrical energy by utilizing the velocity difference between each electron of the two types of semiconductor which conduct different potential. This principle is known as Seebeck effect that reversing way of Peltier effect on Thermoelectric Cooling (TEC).
This research has a combined experimental. First, the focus of this research is to know the power generated efficiency of TEG by using exhaust waste gas of motorcycle as a source of heat. And the last experimental uses the power generated from TEG to supply the electrolysis process which separate hydrogen from water solution.
The first research is applied to 100 cc 4 steps motorcycle, using the 8 TEG modules, and the motorcycle will be simulated run steadily up to speed 20 km/ hour with 3 kinds of variations RPM. This research gives maximum power output 3.15 W at ?T of 65.56 OC on series module and high RPM condition.
The last research will be conducted in high RPM condition and connected in two types variation of terminal circuit, series and parallel. This last research gives maximum flow rate hydrogen production 2.467 mL/min at 2.941 watt in series module.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50765
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Resuli Irawan Thalib
"ABSTRAK
Proses elektrolisis air dapat menghasilkan gas hidrogen dan gas oksigen namun pada kali ini keberadaan gas hidrogen lebih diperhatikan karena kelebihan sifatnya sebagai bahan bakar. Pada penelitian ini dirancang sebuah alat elektrolisis yang memiliki luas area kontak antara katoda dan anoda sebesar 174 cm2. Uji produktivitas alat dilakukan dengan variasi jenis elektrolit (KOH dan NaOH), waktu proses elektrolisis, dan sumber listrik pada tegangan konstan (10 Volt), sehingga hasilnya dinyatakan sebagai laju mol hidrogen per satuan waktu. Pada variasi dan kondisi yang sama, hidrogen hasil elektrolisis diinjeksikan menuju ruang bakar motor genset. Sehingga diperoleh efisiensi bahan bakar setelah 60 menit sebesar 24,97% dengan rasio mol hidrogen 6,39 terhadap bahan bakar.

ABSTRACT
The process of water electrolysis can produce hydrogen gas and oxygen gas, but at this paper is more concentrate in hydrogen because of its advantages as a fuel. In this study designed an electrolysis device that has a contact area between the cathode and anode of 174 cm2. Test of electrolysis device productivity conducted with electrolyte type variation (KOH and NaOH), the electrolysis process time, and power source DC at constant voltage (10 Volt), so the result expressed as the moles rate of hydrogen per unit time. The same variation and same condition, hydrogen gas injected into the combustion chamber in generator set motor. So that fuel efficiency is obtained after 60 minutes at 24.97% with 6.39 point ratio moles of hydrogen to fuel. "
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S889
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>