Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173339 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Holman, Jack Philip
Jakarta: Erlangga, 1991
536.2 HOL p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Holman, Jack Philip
Jakarta: Erlangga, 1984
536.2 HOL p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Pitts, Donald R.
Jakarta: Erlangga, 2011
536.2 PIT ht (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sentot Novianto
"Saat ini penggunaan refrigran yang ramah lingkungan menjadi kebutuhan manusia. Penelitian tentang refrigran pengganti, salah satunya R-290 menjadi kebutuhan untuk mengetahui karakteristik didih alir. Penelitian penurunan tekanan, dan pertukaran kalor R-290 diharapkan dapat menggantikan posisi R-22 sebagai refrigran alami. Dalam percobaan aliran didih R-290 dan R-22 sebagai pembanding dilakukan dalam pipa konvensional berdiameter 7,6 mm. Variasi fluks kalor dari 5,9 kW/m2 sampai 25,04 kW/m2, fluks massa dari 282 kg/m2.s sampai 630 kg/m2.s, dan temperature saturasi dari -0,42°C sampai 11,97°C untuk R-22, sedangkan variasi 9,89 kW/m2 sampai 25,04 kW/m2, fluks massa dari 185 kg/m2.s sampai 445 kg/m2.s dan temperature saturasi dari 3,73°C sampai 9,56°C untuk R-290.
Hasil yang diperoleh adalah penurunan tekanan dipengaruhi oleh fluks massa, fluks kalor dan temperature saturasi, dimana R-22 mempunyai penurunan tekanan lebih rendah dari R-290. Sedangkan untuk perpindahan kalor dipengaruhi oleh fluks kalor dan temperature saturasi, sedangkan fluks massa tidak menunjukkan perubahan nilai perpindahan kalor baik untuk R-22 dan R- 290. R-290 mempunyai nilai perpindahan kalor lebih besar dari R-22. Persamaan prediksi paling baik untuk penurunan tekanan R-22 oleh Mishima-Habiki (1996), sedangkan R-290 oleh Homogenous (1960). Persamaan prediksi paling baik untuk perpindahan kalor R-22 oleh Shah (1982), sedangkan R-290 oleh Kwang II Choi (2009).

To day the use of environmentally friendly refrigran into human needs. Research on refrigran substitutes, one of which R-290 being the need to know the characteristics of flow boiling. Study pressure drop and heat exchange R-290 is expected to replace the R-22 as a natural refrigran. In the experiment the flow boiling of R-290 and R-22 as the comparison is done in a conventional pipe diameter of 7.6 mm. The variation of the heat flux of 5.9 kW/m2 to 25.04 kW/m2, mass fluxes from 282 to 630 kg/m2.s kg/m2.s, and the saturation temperature of - 0.42°C to 11.97°C to R-22, while the variation of 9.89 kW/m2 to 25.04 kW/m2, mass fluxes from 185 to 445 kg/m2.s kg/m2.s and saturation temperature of 3.73°C to 9.56°C to R-290.
The result is a pressure drop is influenced by the mass flux, heat flux and saturation temperature, where the R-22 has a lower pressure drop than R-290. As for the heat transfer is affected by the heat flux and saturation temperature, while the mass flux showed no change in the value of a good heat transfer for R-22 and R-290. R-290 has a value greater heat transfer than R-22. The best prediction equation for the pressure drop of R-22 by Mishima-Habiki (1996), while the R-290 by homogenous (1960). The best prediction equation for the heat transfer of R-22 by Shah (1982), while the R-290 by Kwang II Choi (2009).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T41876
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helmi Dadang Ardiansyah
"ABSTRAK
Karaketeristik didih alir R-290 menjadi hal yang penting untuk diteliti setelah R-22 mulai dibatasi, karakteristik ini pertukaran kalor, penurunan tekanan, dan pola aliran yang diharapkan dapat menggantikan posisi R-22 dengan R-290 sebagai media pendingin berbahan refrijeran alami. Dalam percobaan aliran didih R-290 dan R-22 sebagai pembanding dilakukan dalam pipa konvensional yang masih banyak digunakan dalam industri dan sistem pendingin rumah tangga. Variasi fluks kalor dari 5.09 kW/m2 sampai 19.03 kW/m2, fluks massa dari 339.74 kg/m2.s sampai 751.74 kg/m2.s dan temperatur saturasi 5.59 oC sampai 18.12 oC untuk R-22 dan sedangkan R-290 dari 114.91 kg/m2.s sampai 637.63 kg/m2.s dan temperatur saturasi dari 4.77 oC sampai 16.45 oC dengan fluks kalor yang sama dengan R-22. Hasil yang didapat adalah penurunan tekanan dipengaruhi oleh fluks kalor, fluks massa dan temperatur saturasi serta R-290 mempunyai penurunan tekanan lebih rendah dibanding R-22. Sedangkan untuk perpindahan kalor, variasi fluks massa menunjukkan tidak ada perubahan baik untuk R-22 dan R-290. Persamaan prediksi Lokhart-Martinelli (1949) hasil yang paling baik untuk penurunan tekanan eksperimen. Kandlikar (1990) mempunyai prediksi paling baik untuk R-22. Untuk pola aliran dibandingkan antara observasi langsung dengan prediksi pola aliran dari Wojtan et al (2005) dan Wang et al (1997).

ABSTRACT
The characteristic of flow boiling R-290 is very important immediately to observeinstead of R-22 was limited, there are such as heat transfer, pressure drop flow boiling and flow pattern that are hoped can change R-22 into R-290 as natular refrigeration. The experiment of flow boiling R-290 and R-22 as comparable was conducted in conventional channel which was used industry. Variation of heat flux was strarted from 5.09 kW/m2to 19.03 kW/m2, Mass flux was 339.74 kg/m2.s to 751.74 kg/m2.s and saturation temperature was 5.59 oC to 18.12 oC for R-22 and R-290 was 114.91 kg/m2.s to 637.63 kg/m2.s and saturation temperatur was4.77 oC to 16.45 oC within heat flux sas big as R-22. The result given interesting value to deeply observation later. Pressure drop was depended by heat flux, mass flux and saturation temperatur and The experiment admitted that R-290 has pressure drop lower than R-22. Mass flux lower slightly changed on heat transfer coefficient for R-22 and R-290. Lokhart-Martinelli (1949) given good prediction on pressure drop data experiment and Kandlikar (1990) has smaller error for prediction of heat transfer flow boiling. This paper presented comparation of flow pattern form Wojtan et al (2005) and Wang et al (1997)."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35450
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan
"Indonesia khususnya Jawa Timur mengalami bencana luapan lumpur yang disebabkan oleh eksplorasi minyak dan gas. Bencana ini dikenal dengan sebutan lumpur Sidoarjo (lusi) atau lumpur Lapindo. Lumpur pada dasarnya adalah campuran antara partikel padat dan air yang membentuk suatu suspensi. Pada saat lumpur diangkut dengan menggunakan pipa, dan jika kecepatan alir tidak cukup tinggi maka lumpur tidak akan bertahan membentuk suspensi sehingga terjadi pengendapan. Dalam pipa spiral dengan rasio pitch perdiameter tertentu, terjadi aliran puntir sehingga mampu mempertahankan kecepatan aliran.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik aliran lumpur dalam pipa spiral. Tegangan geser dan regangan geser dihitung dengan mengukur perbedaan tekanan (pressure drop) dan laju aliran volumetrik dalam pipa. Nilai indeks power law sekitar 0,93-1,0 untuk konsentrasi berat (Cw) lumpur sebesar 45%, 30% dan 20%. Diameter partikel adalah 0,95 mm dan massa jenis adalah 2,19 x 103 (kg/m3). Hubungan viskositas sesaat dengan regangan geser menunjukkan hubungan yang tidak konstan. Koefisien gesek di dalam pipa spiral dengan rasio pitch per diameter (P/Di) = 6,7 lebih rendah dari pipa bulat dan pipa spiral dengan P/Di = 3,9 ; 4,3 dan 7,0. Hal ini menunjukkan bahwa pipa spiral menyebabkan penurunan hambatan (drag reduction) aliran lumpur. Nilai drag reduction sekitar 28% untuk Cw = 30% pada Reynolds generalis, Re? = 3,2 x 104 . Analisis model matematika dari nilai koefisien gesek aliran lumpur pada pipa spiral sebagai fungsi dari kepadatan lumpur, rasio pitch/diameter, dan bilangan Reynolds generalis dapat ditunjukkan.

Indonesia particularly East Java has been suffering from eruption of gas and mud slurry, caused by oil and gas exploration. Everyone calls this disaster as Sidoarjo mud or Lapindo mud. Mud slurry is essentially a mixture of a carrying fluid and solid particles held in suspension. When the mud slurry flow speed is not sufficiently high the particles will not be maintained in suspension. In spiral pipe twisted with a constant pitch in relation to the diameter a swirling flow occurs when fluids flow in the pipe.
The aim of this study is to examine characteristics of the hydraulic transport of mud slurry flowing in the spiral pipe with three-shaps groove pipe walls. Measurements of pressure drop was carried out for tap water and mud slurry solution in circular pipes and spiral pipes by means of a manometer. The shear stress and the shear strain are calculated by measuring the pressure drop and the volumetric flow rate in circular pipe, respectively. The power law index were about 0.93 ? 1.0 for mud slurry solution of 45%, 30% and 20% of weight concentrations. The diameter of particles was ± 0.95 mm and the density was 2.19 x 103 (kg/m3). The apparent viscosity of mud slurry solution is not constant to the shear rate but the relationship is approximated by model of power law. The friction factor of mud slurries in a spiral pipe with ratio pitch per diameter 6.7 is lower than circular pipe and spiral pipe with P/Di= 3.9, 4.3 and 7.0. It was shown that the spiral pipe caused drag reduction in flowing of mud slurries. The drag reduction ratio of spiral pipe was about 28% for Cw=30% at Reynolods generalis, Re?=3,2 x 104. Analysis of mathematical models of the value of the coefficient of friction on the mud flow as a function of weight concentration, the ratio of pitch per diameter, and generalist Reynolds number can be shown."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
D1269
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Aliran crossflow pada silinder ditandai dengan terjadinya fenomena titik stagnasi, separasi shear layer dan terbentuknya wake. Karakteristik flow regimes alirannya bisa berupa unsteady laminar (regime terbentuknya vortex shedding), transitional (regime dengan pola aliran transisi menuju turbulen pada daerah wake) dan sub-critical (regime terbentuknya turbulen pada shear layer). Besarnya nilai Reynolds number sangat berpengaruh pada karakteristik flow regimes aliran ini, sedangkan proses perpindahan panasnya banyak dipengaruhi oleh nilai Prandtl number. Besarnya nilai heat transfer ditunjukkan dengan parameter Nusselt number. Penelitian ini menggunakan studi numerik dengan memodifikasi kuantitas turbulen, yaitu pada turbulent viscosity dengan melakukan interpret UDF (user define function). Hasil studi numerik yang berupa Nusselt number akan dibandingkan dengan nilai Nusselt number hasil eksperimen dan dapat dijadikan basis konsep untuk mempelajari mekanisme fenomena aliran dan perpindahan panas pada tube banks heat exchanger. Metode penelitian yang digunakan adalah simulasi numerik 2-D RANS (Reynolds-Averaged Navier Stokes) steady dan unsteady dengan 3 pemodelan, yaitu standard k-є, standard k-ω, dan SST k-ω turbulence model."
Bandung: Unisba Pusat Penerbitan Universitas (P2U-LPPM), 2017
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sentot Novianto
"Kerusakan lingkungan hidup semakin menjadi issue penting dalam diskusi perubahan iklim di dunia. Penggunaan refrigeran natural pada saat ini menjadi alternatif pilihan sebagai pengganti refrigeran yang sering merusak lingkungan hidup, baik dampak akan pemanasan global maupun penipisan lapisan ozon. Koefisien perpindahan kalor mengindikasikan banyaknya kalor yang dapat dipindahkan oleh alat penukar kalor. Salah satu penggunaan refrigeran dalam bidang engineering adalah aplikasinya pada alat penukar kalor atau heat exchanger. Desain heat exchanger berkembang dengan penggunaan heat exchanger dengan dimensi pipa yang makin kecil atau dikenal dengan kanal mikro.Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perpindahan kalor dua fase didih nukleat dan pengembangan korelasi perpindahan kalor satu fase sebagai bagian kontribusi terjadinya perpindahan kalor aliran dua fase didih nukleat. Penelitian perpindahan kalor aliran didih dua fase pada kanal mikro bertujuan untuk mendapatkan karakteristik perpindahan kalor dua fase dengan menggunakan parameter fluks massa, bilangan Reynolds dua fase dan fluks kalor pada penelitian yang dilakukan.Metode penelitian menggunakan proses evaporasi pada pipa test section berdiameter 0.5 mm dan panjang 0.5 meter. Pengukuran temperatur pada dinding pipa serta pengukuran perbedaaan temperatur dengan menggunakan thermocouple type K. Parameter pengukuran divariasikan untuk mendapatkan data penelitian. Hasil dari penelitian antara lain adalah perpindahan kalor satu fase dipengaruhi oleh bilangan Reynolds. Semakin tinggi bilangan Reynolds maka perpindahan kalor satu fase akan semakin tinggi. Dari data penelitian perpindahan kalor satu fase dikembangkan korelasi baru untuk perpindahan kalor satu fase pada kanal mikro dengan basis perpindahan kalor dari Dittus-Boelter. Korelasi baru perpindahan kalor satu fase adalah 7.608 x 10-7 Re1.913 Pr0.4. Perbandingan data penelitian perpindahan kalor satu fase dengan persamaan baru perpindahan kalor satu fase mempunyai MRD = - 2.87 dan MAD = 30 . Perbandingan perpindahan kalor satu fase penelitian dengan korelasi peneliti yang sudah ada diperoleh MRD terendah dari peneliti Wang Peng 1994 sebesar ndash; 7 dan MRD tertinggi dari peneliti Dittus Boelther 1930 sebesar minus 70 . Karakterisasi aliran kalor dua fase didih nukleat pada kanal mikro dengan refrigeran natural R-290 sangat dipengaruhi oleh fluks kalor, bilangan Reynolds dua fase dan tegangan permukaan.

Environmental damage is increasingly becoming an important issue in climate change discussion in the world. The use of natural refrigerant at this time to be an alternative choice as a substitute for refrigerant that often damage the environment, both the impact of global warming and ozone layer depletion. The heat transfer coefficient indicates the amount of heat that can be transferred by a heat exchanger. One of the use of refrigerant in the field of engineering is the application on heat exchangers. The heat exchanger design develops with the use of heat exchangers with dimensions of smaller pipes known as microchannels.This study aims to examine the heat transfer of the two phases of boiling nucleate and the development of one phase heat transfer correlation as part of the contribution of the transfer of heat flow of the two phases of boiling nucleate. The research of two phase flow heat transfer on microchannel aims to obtain the characteristics of two-phase heat transfer by using mass flux parameters, two-phase phases of Reynolds and heat flux in the research conducted.The research method used the evaporation process in the test section pipe 0.5 mm in diameter and 0.5 meter of length. Measurement of temperature on pipe wall and measurement of temperature difference by using thermocouple type K. The measurement parameters are varied to obtain the research data. The results of the research include the one-phase heat transfer influenced by the Reynolds number. The higher the Reynolds number the single-phase heat transfer will be higher. From a single phase heat transfer research data was developed a new correlation for single-phase heat transfer on a microchannel based on heat transfer from Dittus-Boelter. The new correlation of one-phase heat transfer is 7.608 x 10-7 Re1.913 Pr0.4. Comparison of single phase heat transfer research data with new phase single phase heat transfer has MRD = - 2.87 and MAD = 30 . The comparison of single phase heat transfer of the research with the correlation of existing researchers was obtained by the lowest MRD of Wang Peng 1994 - 7 and the highest MRD from Dittus Boelther 1930 by minus 70 . Characterization of the heat transfer of nucleate boiling two-phase flow in the microchannel with natural refrigerant R-290 is strongly influenced by the heat flux, the two-phase Reynolds number and the surface tension."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
D2497
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Giant Hermawan
"Skripsi ini membahas mengenai koefisien perpindahan kalor aliran evaporasi dua fasa refrigrant propan (R-290) pada kanal mini horizontal. Dimana flux kalor yang diberikan pada test section besarnya dapat divariasikan mulai dari 5 kW/m² s/d 40 kW/m². Untuk bagian test section terbuat dari pipa stainless steel dengan diameter dalam 3 mm, diameter luar 5 mm dan panjang 1000 mm yang diberikan flux kalor yang seragam disepanjang pipa tersebut dengan mengalirkan arus listirk dan memberikan insulasi pada bagian luar test section untuk meminimalisasi kalor yang terbuang kelingkungan. Begitu pula dengan besarnya mass flux refrigeran yang dialirkan pada kanal horizontal tersebut divariasikan mulai dari 50 s/d 600 kg/m².s dan temperatur saturasi divariasikan -5°C, 0°C, 5°C dan 10°C.
Untuk memperoleh besarnya nilai koefisien perpindahan kalor aliran dua fasa dilakukan dengan menggunakan simulasi perhitungan dengan program MATLAB dan simulsai dengan program FLUENT, dimana nantinya diperoleh nilai koefisien perpindahan kalor hasil pengukuran, perhitungan baik menggunakan korelasi chen dan Gungor-Winterton dan juga nilai koefisien perpindahan kalor aliran dua fasa hasil dari simulasi Fluent. Pada aliran dua fasa, kualitas massa uap memiliki pengaruh yang tidak signifikan pada koefisien perpindahan kalor pada daerah kualitas rendah akan tetapi memiliki pengaruh yang signifikan pada daerah kualitas yang tinggi.
Koefisien perpindahan kalor yang didapat dengan menggunakan korelasi Chen memiliki mean dan average deviasi yang lebih rendah dibandingkan dengan korelasi Gungor-Winterton dan hasil simulasi fluent terhadap nilai pengukuran. Kenaikan koefisien perpindahan kalor dipengaruhi oleh heat flux dan mass flux yang diberikan.Dimana semakin besar heat flux dan mass flux yang diberikan maka koefisien perpindahan kalornya akan semakin besar pula.

This minithesis discuss about heat transfer coefficient of evaporation two phase flow in horizontal mini channel with refrigerant propane (R-290), Heat flux given to the test section can be varied from 5 kW/m² up to 40 kW/m². The test section was made of stainless steel tube with inner diameter of 3 mm, outer diameter of 5 mm and a length 1000 mm which was heated uniformly along the tube by applying an electric current, and outside of the test section was insulated well to prevent heat loss to surrounding environment. And also, mass flux of refrigerant were varied from 50 up to 600 kg/m²s with variation of saturation temperature from -5°C, 0°C, 5°C and 10°C.
To obtain two phase flow heat transfer coefficients were used simulation of calculation using MATLAB program and simulation using FLUENT program, which later, the value of heat transfer coefficient obtained were measurement, calculation which used Chen or Gungor-Winterton correlation, and simulation of FLUENT. Mass vapour quality had insignificant effect in the lower quality region and had significant effect in the higher quality region to heat transfer coefficient.
Heat transfer coefficients obtained using Chen correlation had lower mean and average deviation than Gungor Winterton correlation and from FLUENT simulation toward the value of heat transfer coefficient from measurement. Incrasing or decreasing of heat transfer coefficient were effected by addition of heat flux and mass flux given in certain value. Higher heat flux or mass flux given will result in higher value of heat transfer coefficient.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50894
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>