Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176102 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Erman Surya Bakti
"Meningkatnya persaingan dan tuntutan efisiensi pada industri konstruksi menuntut adanya pengendalian mutu yang dikombinasikan dengan aspek ekonomis dan jadwal proyek. Hal ini memotivasi berbagai penelitian yang menghasilkan teknik-teknik peningkatan mutu dan efisiensi/efektifitas dari sebuah proyek seperti total quality management, value engineering, designability, contractability, constructability, operability, maintainability dan sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa salah satu peningkatan mutu proyek konstruksi yaitu penerapan peningkatan constructability pada tahap perencanaan dan perancangan proyek. Pendekatan ini dilakukan karena besarnya pengaruh perencanaan dan perancangan terhadap kualitas, biaya dan waktu pelaksanaan proyek secara keseluruhan. Pelaksanaan penelitian studi kasus ini dilakukan pada sebuah perusahaan nasional yang bergerak di bidang industri konstruksi dengan pola design and build dimana penelitian difokuskan pada pemahaman, pelaksanaan, keuntungan, dan hambatan constructability di perusahaan tersebut dan dua buah proyek yang dijadikan studi kasus. Jenis penerapan constructability secara informal yang didapat pada studi kasus ini diindikasikan oleh tidak adanya prosedur tertulis tentang constructability, rendahnya tingkat lesson learned, tidak adanya koordinator constructability yang ditunjuk secara resmi, masih banyaknya hambatan pelaksanaan dan tidak adanya pencatatan kinerja constructability. Walaupun demikian pada pelaksanaan constructability secara informal ini, bahwa penerapan constructability pada tahap perencanaan dan perancangan terbukti meningkatkan kinerja proyek konstruksi, dengan variabel yang paling berpengaruh adalah penjadwalan berdasarkan construction sensitive dan fasilitas desain dalam mengefisienkan konstruksi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T1106
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Soraya Mayriza Putri
"PT X, Y & Z adalah tiga perusahaan manufaktur farmasi di Indonesia yang mewakili, perusahaan swasta multinasional, lokal dan milik negara dalam penelitian ini. PT X menghasilkan berbagai bentuk sediaan padat, PT Y tidak hanya menghasilkan produk farmasi, tetapi juga produk kosmetik, dan PT Z menghasilkan berbagai padat, semi-padat, cair dan bentuk sediaan juga produkproduk steril. Dalam pembuatan produk obat, banyak jenis zat aktif dengan berbagai tingkat sifat berbahaya dan toksisitas ditangani. Pada dasarnya, di bidang manufaktur farmasi, GMP (Good Manufacturing Practices) aspek-aspek yang ditekankan untuk melindungi produk tidak terkontaminasi dan Kesehatan Keselamatan (Health Safety) aspek yang ditekankan untuk melindungi pekerja agar tidak terpajan oleh bahan kimia, harus berjalan berdampingan dan melengkapi satu sama lain. Salah satu fasilitas yang paling penting untuk kedua persyaratan adalah alat pelindung pernapasan atau RPE. Seleksi pada RPE dalam industri farmasi harus lebih ditentukan dalam aspek kesehatan dan keselamatan pekerja secara menyeluruh daripada pada aspek GMP dasar. Jenis dan karakteristik dari bahan dan zat aktif, ukuran batch, dosis dan komposisi, frekuensi produksi; jenis proses dan peralatan, waktu kontak, tempat kerja dan pemantauan kualitas udara, bahan dan aliran personil dan kinerja AHU (udara satuan penanganan), pekerja pengetahuan dan pelatihan, kenyamanan pribadi, dan biaya investasi, operasional dukungan manajemen, perusahaan dan persyaratan global dan tekanan; peraturan lokal; rekam medis, penyakit dan ketidakhadiran, kesehatan bahaya penilaian risiko, dll, merupakan semua faktor yang mempengaruhi keputusan manajemen dalam pemilihan RPE.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang manajemen dan pekerja pada kriteria pemilihan RPE terkait untuk menguji kebugaran, tingkat dukungan manajemen yang terkait dengan biaya RPE, tingkat pengetahuan dan disiplin pekerja di pelaksanaan terkait dengan langkahlangkah pengolahan dan hari ke hari operasi termasuk penggunaan yang tepat dan pemeliharaan RPE.
Metode pada penelitian ini menggunakan wawancara langsung dan kuesioner kepada manajemen dan pekerja terkait; diperiksa silang oleh kunjungan situs dan surveilans dan kemudian dianalisa dan dibandingkan dengan peraturan COSHH (Pengendalian Bahan Berbahaya untuk Peraturan Kesehatan).
Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa tingkat pengetahuan manajemen pada seleksi RPE, hanya di PT X yang sudah sesuai dengan peraturan COSHH. PT X dan PT Z sudah mempertimbangkan beberapa faktor mempengaruhi pada pilihan RPE, tetapi tidak pada PT Y. Tingkat pengetahuan baik manajemen dan para pekerja di bahan berbahaya dan proses aplikasi sangat berbeda. PT X telah mengklasifikasikan semua bahan aktif sistematis dan secara bertahap meningkatkan proses penanganan untuk sistem tertutup dan otomatis. PT Z belum ditentukan aktif pada setiap produk tetapi pendekatan teknis untuk meminimalkan paparan kimia untuk pekerja telah dilaksanakan, sebagian besar peralatan proses utama sudah dalam sistem tertutup dan otomatis. PT Z tidak memiliki sistem klasifikasi atau pendekatan teknis, proses manufaktur yang masih manual dan sebagian besar adalah penanganan terbuka. PT X dan PT Z telah melakukan tes kebugaran RPE tetapi tidak dalam secara teratur. PT Z bahkan tidak tahu tentang itu. Tingkat aplikasi manajemen, pemeliharaan dan penyimpanan RPE dalam kegiatan sehari-hari untuk semua tiga perusahaan yang baik karena hal ini terkait dengan persyaratan GMP dan prosedur.

PT X, Y & Z are the three pharmaceutical manufacturing companies in Indonesia which are representing the multinational, private local and owned stated companies on this study. PT X produces various solid dosage forms, PT Y produces not only pharmaceutical products but also cosmetic products, and PT Z produces various solid, semi-solid, liquid dosage forms and also sterile products. In the drug product manufacturing, many types of active substances with various levels of hazardous properties and toxicity are handled. Basically, in pharmaceutical manufacturing, the GMP (Good Manufacturing Practices) aspects which are stressed to protect products not being contaminated and HS (Health Safety) aspects which are stressed to protect personnel not being exposed by chemicals, have to walk side by side and complement each other. One of the most important facility or equipment for both requirements is the respiratory protective equipment or RPE. Selection criteria on the RPE in pharmaceutical industry have to be more determined by more complex HS aspects rather than on basic GMP aspects. Type and characteristic of materials and active substances; batch size, dose and compositions, production frequency; type of processes and equipments; contact time, workplace air quality and monitoring; materials and personnel flow and the performance of AHU (air handling unit), worker knowledge and training, personal comfort, invesment and operational cost, management support, corporate and global requirement and pressure; local regulations; medical record; illness and absenteeism, health hazard risk assessment, etc., all of these factors are influencing RPE selection and the management decision.
The aim of this study is to determine the knowledge level of the management and the worker on the selection criteria of RPE related to fitness test; level of the management support related to the cost of RPE, level of the knowledge and discipline of the worker on the implementation related to the processing steps and day to day operation including the proper usage and maintenance of RPE.
The method on this study uses a direct interview and questionnaire to the management and related workers; cross-checked by site visit and surveillance and then analyzed and compared to the COSHH regulations (Control of Substances Hazardous to Health Regulations).
Results from the study found that the level of management knowledge on RPE selection, only PT X is in accordance to the COSHH regulation. PT X and PT Z are already considering some influenced factors on RPE selection, but not at PT Y. The level of knowledge of both the management and the workers on hazardous materials and the process application is very different. PT X has classified all the active materials systematically and gradually improves the process handling to closed and automatic system. PT Z has not specified the actives on each product but the technical approach to minimize chemical exposure to the worker has been implemented; most of the main process equipments are already in closed and automatic system. PT Z neither has classification system nor technical approach; the manufacturing processes are still manual and mostly are open handling. PT X and PT Z have carried out the RPE fitness test but not in regular basis. PT Z doesn?t even know about that. Level of management application, maintenance and storage of RPE in day to day operation for all three companies are good since it is associated to the GMP requirements and procedures.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Rochmandianto, Author
"ABSTRAK
Pada perusahaan yang bergerak dalam bidang industri manufaktur dengan jenis produk yang bervariasi dan pelaksanaan produksi berdasarkan pesanan, maka sering dijumpai permasalahan yang berhubungan dengan waktu penyelesaian pesanan. Dengan permasalahan yang sama, juga terjadi pada PT. Boma Stork. Dari hasil penelitian dan analisis ditemukan bahwa perencanaan dan pengendalian pada proses produksi mempunyai performansi yang rendah, dimana ditemukan bahwa perencanaan dan penjadwalan produksi kurang akurat, pengorganisasian dan pemeliharaan data tidak memadai, komunikasi formal kurang, pemantauan pelaksanaan produksi kurang baik serta pengendalian material kurang, sehingga hal ini penyebab utama dalam menepati janji waktu penyelesaian pekerjaan.
Setelah mengetahui permasalahan yang ada maka ditetapkan untuk perancangan sistem yang dikelompokan menjadi 3 fungsi dalam perencanaan dan pengendalian yaitu fungsi perencanaan , fungsi pengesahan dan fungsi pengendalian . Dari 3 fungsi tersebut dijabarkan lebih mendalam lagi dari masing-masing fungsi tersebut sehingga dapat dihasilkan suatu sistem informasi yang memadai serta dengan bantuan peralatan komputer dalam mendukung pemecahan masalah tersebut .
Dari hasil perancangan tersebut diharapkan dapat menyediakan informasi yang lengkap, formalisasi kegiatan dapat diwujutkan, pemeliharaan 1 pengolahan data dapat terorganisir, performansi dari manajemen perencanaan dan pengendalian dapat diperbaiki sehingga secara keseluruhan performansi perusahaan dapat diperbaiki dan hasil akhir yang diharapkan adalah kepercayaan dari pelanggan serta peningkatan penjualan untuk waktu yang akan datang.

ABSTRACT
As a company that work on industrial manufacturing with a variety product that
base on costumer's order (job order ) , problems related to the delivery time are often happen .
PT. Soma Stork , the kind of that company has that problem as well . From research and analisys were found that the performance of planning and controlling on the production process were low . Then also indicated that planning and scheduling were not accurate, lack of communication, Jack of production monitoring and lack of material control. There for those conditioning were-the major problems for delivery time .
Knowing those problems, related to the planning and controlling there are 3
function as : planning, legaling and controlling, those functions have to be detailed into a such information system to support the problem.
Started from a good planning are expected to support a complete information, to
reach a formal activities, to organize a data and to fixed the performance of planning management , finally those effort could improve the company performance through a good costumer services and a sales increasing .
"
1996
Tpdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Minto Rahayu
"ABSTRAK
Komunikasi sangat berperan dalam proses produksi, terutama di industri manufaktur. Industri ini merakit beberapa komponen menjadi barang jadi, sehingga komunikasi antarbagian yang menghasilkan komponen tersebut sangat menentukan kelancaran produksi.
Penelitian ini mencari sistem komunikasi di industri manufaktur dan pengaruhnya terhadap proses produksi. Data dikumpulkan dengan wawancara dan penyebaran angket, serta diolah dengan analisis kuantitatif. Kegiatan ini dilaksanakan antara Oktober s.d. Desember 1995, di PT Toa, PT Sanyo, dan PT Panasonic, Cimanggis, Bogor.
Selain forum komunikasi formal yang langsung berhubungan dengan kepentingan proses produksi, di industri manufaktur elektronika terdapat juga forum komunikasi semi formal dan nonformal.
Terdapat delapan jabatan pada bagian produksi dengan rata-rata pendidikan SFTA. Sebelum berkomunikasi mereka menyiapkan bahan, penyampaian kepada atasan secara formal, kepada bawahan dan setingkat secara nonformal. Paling mudah berkomunikasi dengan atasan, paling sulit dengan pihak luar.
Arus komunikasi mengalir dari atas ke bawah; bentuk yang sering dipakai ialah laporan untuk atasan, surat untuk bawahan, pertemuan untuk setingkat; Bentuk yang dianggap paling efektif ialah surat dengan sarana bahasa Indonesia. Komunikasi sangat berpengaruh pada proses produksi, hambatan yang sering dijumpai ialah data kurang lengkap, namun dapat dipahami dengan jelas dan' mudah.
Konsultasi masalah lebih banyak kepada jabatan struktural; ditanggapi dengan cepat untuk kerusakan mesin, lambat untuk bahan baku; sedangkan hasil produksi, kecelakaan kerja, dan tenaga kerja cenderung tidak dianggapi.

ABSTRACT
Communication is playing a very important role in production process, particularly in manufacturing industry. This industry assembles some components into a certain finished product, therefore, communication among divisions producing the components will be very deciding in the smoothness of production.
This research was aimed to find out communication systems in manufacturing industry and their effects on production process. Data were obtained by interview and questionnaire circulation, and were analyzed quantitatively. This study was carried out from October to December 1995 at PT Tea, PT Sanyo, and PT Panasonic, Cimanggis, Bogor.
Instead of having formal communication forum directly relating to the needs for production process, electronics manufacturing industry also has semi formal and non-formal communication forums.
There are eight occupation at every production division whose employees mostly have Senior High School educational background. Before having communication, they prepare materials to be formally submitted to their superiors and be informally handed in them to both their subordinates and those of the same level. To communicates with superiors is relatively easy, however, it is difficult to do this with outsiders.
Communication flows mostly from upper to lower levels, form of communication mostly adopted is report to superiors, correspondences to subordinates, 'and meetings for those of the same level; the most effective one is letters of the Indonesian language. Communication strongly influences production process; incomplete data are a frequently found constraint, however it is easily understandable.
Consultation on any problems is mostly done, with structural functionaries; problem on broken down machine are immediately responded, those on raw materials are slowly responded; whereas those on production, occupational risks, and laborers tend not to be responded."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Dena Devi Ramadhani
"

Penelitian ini bertujuan meningkatkan efisiensi dan efektivitas perencanaan produksi serta pengendalian material di perusahaan manufaktur farmasi. Metodenya melibatkan implementasi Advance Planning System (APS) dengan API Gateway untuk production planning dan material requirements planning. Data diambil dari perusahaan farmasi di Indonesia melalui observasi dan wawancara. Hasilnya mencakup rancangan sistem informasi, seperti Entity Relationship Diagram, tabel Relational Database, Use Case Diagram, Data Flow Diagram, dan Activity Diagram. Sistem yang dikembangkan mencapai 4 tahap transformasi digital dalam proses PPIC: digitalisasi, integrasi data, dan otomatisasi proses.


This research aims to increase the efficiency and effectiveness of production planning and material control in pharmaceutical manufacturing companies. The method involves implementing an Advance Planning System (APS) with API Gateway for production planning and material requirements planning. Data was taken from pharmaceutical companies in Indonesia through observation and interviews. The results include information system designs, such as Entity Relationship Diagrams, Relational Database tables, Use Case Diagrams, Data Flow Diagrams, and Activity Diagrams. The system developed achieves 4 stages of digital transformation in the PPIC process: digitalization, data integration, and process automation.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S37634
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Candra Eka Putra
"Dalani suatu industri scmikonduktor, Clean Room memiliki pcranan yang sangat penting. Tingkat kebersihan udara yang dihasilkan dill am ruangan produksitersebut mempengaruhi terlmdap keberhasilan produk scmikonduktor tersebut. Udara yang tcrkontmninasi oleh pmtikel-partikcl dan deb1.1 mengbasilkan produk yang gagal, sebaliknya 1.1dara yang bersih ukan menjadi salah satu faktor yang menjamin tingkat kcberhasitan produk tersebut.
Ada beberapa hal yang haru!: dlkontrol di dalam sumu Clean Room Class 10.000, di antaranya :
1. Jumlah partikel di dalam Clean Room yang diperbolehkan tidak lebih dari t 0.000 partikel per fr'.
2. Temperatur udam di dahm1 ruangan dikondisikan pada suhu (23 ± 2)uC.
3. Kelcmbabanl'datif(Rf-l) rmmgan dikondisikan pad:.. (55± 5){)/o.
Untuk dapat mcn,iaga agar jmnlah partikel udara yang disuplai ke dalam ruangan yang digunakan untuk proses produksi. maku pcnggunaan HEPA (High Efliu.:iency Particulate 11ir) filtcl' sung_at dibutuhkan. Sedangkan untuk dapat menjaga kondisi udara di dalam ruangan produksi terseblll pada kondisi temperamr (23 ± 1)"C dan kclcmbabnn (55 ± 5)'Ye, maka..."
2000
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitanggang, Maludin
"Dalam perancangan konstruksi tabung roket, perlu ditelifi bahan dan struktur rnaterialnya agar dapat menahan beban yang diberikan dan yang diterima oleh tabung tersebut. Beban atau load yang diberikan berupa bahan bakar propelant, hidung, sayap dan strip, nozel, peralatan kendaal dll. Beban yang diterima yaitu pada saat dilakukan peluncuran atau uji terbang berupa gaya angkat, gaya hambat, momen guling dan tukik dl/. Material tabung yang digunakan yaitu Aluminium Alloy 2024, dimana bahan ini belur dilakukan perancangan yang memadai, sehingga masih adanya akses berat yang menyebabkan ketinggian jelajah roket masih relatif rendah. Salah satu kendala ialah akibat berat tabung itu sendiri, maka perlu dilakukan penelitian material yang digunakan supaya relatzf ringan dan tahan terhadap beban mekanis.
Penelitian yang dilakukan meliputi pemeriksaan tabung dengan menggunakan sinar-X untuk meyakinkan dalam pembuatan tabung tersebut secara rolling atau ekstrusi, pengujian tabung dengan menggunakan tekanan fluida air, pengujian tarik untuk mengetahui kekuatan bahan, pengujian metalograji untuk memperoleh struktur mikro bahan, pengujian kekerasan untuk mendapatkan ketahanan bahan terhadap deformasi, pengufian impack untuk mengetahui energi yang terserap, penelitian komposisi kimia bahan untuk memastikan serf bahan dan pengujian aerodinamika untuk mengetahui karakteristik aerodinamisnya. Semua data yang diperoleh akan dianalisa dan dilakukan perbandingan secara teori maupun eksperiment supaya dapat diterapkan pada perancangan roket yang sebenarnya."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>