Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 102042 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Erlangga Agustino Landiyanto
"Konsentrasi dan aktivitas ekonomi secara spasial, terutama pada industri manufaktur, telah menjadi fenomena menarik untuk dianalisis. Pada industri manufaktur, konsentrasi spasial ditentukan oleh biaya upah, biaya transportasi dan akses pasar serta eksternalitas dan konsentrasi spasial yang berkaitan dengan penghematan lokalisasi dan penghematan urbanisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dimana dan pada subsektor apa industri manufaktur Kota Surabaya terkonsentrasi serta untuk mengetahui mengapa dan bagaimana industri manufaktur Kota Surabaya terkonsentrasi sehingga dapat dianalisis mengenai kebijakan dalam mengembangkan industri manufaktur Kota Surabaya. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data tenaga kerja industri manufaktur dua digit per kecamatan di Surabaya tahun 1994 dan 2002. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan LQ, Ellison Glaeser indeks dan Maurel Sedillot indeks. Berdasarkan analisis, diketahui bahwa industri manufaktur di Kota Surabaya terkonsentrasi di Kecamatan Rungkut, Tandes dan Sawahan sedangkan subsektor unggulan Kota Surabaya adalah industri makanan, minuman dan tembakau serta industri logam, mesin dan peralatan."
2005
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Ajeng Widowati
"Teori Krugman mengungkapkan bahwa adanya skala ekonomi, wilayah maju memiliki karakteristik perindustrian, sehingga tenaga kerja akan melakukan migrasi ke wilayah tersebut. Hal ini menunjukan adanya keterkaitan antar pola migran tenaga kerja terhadap konsentrasi industri. Sehubungan dengan itu penelitian ini bertujuan untuk melihat teori Krugman dapat diterapkan di Pulau Jawa atau tidak. Pulau Jawa memiliki tingkat ekonomi yang maju dibandingkan Pulau-pulau lainnya di Indonesia. Variabel yang digunakan adalah data kependudukan, pertumbuhan ekonomi, dan industri. Kemudian diolah dengan menggunakan metode overlay dan crosstab. Pergeseran karakteristik migran tenaga kerja yang terlihat yaitu migran tenaga kerja perempuan terampil serta lakilaki ahli. Migran tenaga kerja perempuan terampil bergeser dari zona tengah dan selatan Pulau Jawa ke zona tengah Pulau Jawa dalam status ekonomi yang sama yaitu tidak maju. Migran tenaga kerja laki-laki ahli tetap berada di zona selatan dengan status ekonomi tidak maju, tetapi mengalami pergeseran dari wilayah dengan 1 jenis spesialisasi ke wilayah dengan 2 jenis spesialisasi industri. Sedangkan konsentrasi industri manufaktur mengalami pergeseran hanya di zona utara dan tengah. Dengan demikian pergeseran pola migran tenaga kerja tidak memiliki keterkaitan dengan pergeseran konsentrasi industri.

Krugman's theory reveals that in the existence of economies of scale, developed region has characteristic of industry, so that labor will migrate to the region. This shows an association between the patterns of migrant labor to the industrial concentration. The study aimed to look at whether The Krugman's theory could be applied in Java or not. The island of Java had an advanced economic level compared to other islands in Indonesia. The variables used were population data, economic growth, and industry. Then the data processed using the overlay method and crosstab. There were shift characteristics of skilled migrant woman workers and male experts. Skilled migrant woman workers shifted from central and southern zones of the island of Java to the middle zone of the island of Java in the same unprogressive economic status. Experted migrant man labors remained in the southern zone with the unprogressive economic status, but they shifted from areas with a kind of specialization to the region with two types of industrial specialization. On the other hand, the concentration of manufacturing industry shifted only in the northern and central zones. In the conclusion, the shift pattern of migrant labor had no connection with the shift of industrial concentration. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1956
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurbaitissalami
Depok: Universitas Indonesia, 2005
S33888
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardhi Santoso HM
"Salah satu penyebab terjadinya aglomerasi ekonomi adalah adanya keuntungan dari efek limpahan modal manusia (human capital spillover). Industri akan cenderung terkonsentrasi untuk memperoleh peningkatan produktivitas akibat adanya transfer ilmu pengetahuan dan teknologi dari industri lain di sekitarnya melalui interaksi formal dan informal yang dilakukan oleh para pekerjanya. Dengan kata lain kebutuhan akan lokasi dimana terdapat akumulasi ilmu pengetahuan merupakan faktor penting yang mempengaruhi perilaku industri untuk terkonsentrasi. Dengan menggunakan variabel output industi, proporsi jumlah pekerja lulusan minimal lulusan Sarjana Muda dalam kota, input tenaga kerja dengan tingkat modal manusia tinggi, input tenaga kerja dengan tingkat modal manusia rendah, dan input selain tenaga kerja, penelitian ini berusaha membuktikan bahwa terdapat efek limpahan modal manusia yang mempengaruhi produktivitas industri (ISIC 3-digit) yang tersebar di Kota Medan, Batam, Palembang, Jakarta, Surabaya, Banjarmasin, dan Makassar pada periode 1995?1997. Temuan ini menunjukkan bahwa suatu industri akan menghasilkan output yang lebih besar bila berlokasi di dalam kota dengan tingkat modal manusia tinggi dibandingkan bila berlokasi di dalam kota dengan tingkat modal manusia rendah akibat dari keberadaan efek limpahan modal manusia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pardede, Rheyna A. Marnala
"Seiring dengan berkembangnya sektor industri manufaktur ternyata menghasilkan juga fenomena baru, yaitu munculnya industri-industri dengan tingkat konsentrasi yang tinggi. Industri dengan tingkat konsentrasi yang tinggi biasanya dihasilkan dari industri-indusri yang bersifat monopoli maupun oligopoli, yang seperti diketahui, bahwa mereka mampu menetapkan harganya di atas biaya marjinal. Kemampuan para monopolis untuk menetapkan harga yang lebih tinggi, ataupun para oligopolis dalam melaksanakan kolusi atau menetapkan harga yang tidak fleksibel diyakini mempunyai kontribusi terhadap tingginya inflasi di Indonesia. Dan rasio konsentrasi yang tinggi dianggap mempunyai hubungan yang positif terhadap penyesuaian harga. Oleh sebab itu tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk melacak seberapa besar perubahan penyesuaian harga pada barang-barang industri manufaktur yang diakibatkan oleh perubahan pada harga input baik material maupun tenaga kerja (upah), dan perubahan pada harga barang-barang industri itu sendiri. Dan akhirnya melacak seberapa besar pengaruh konsentrasi industri terhadap percepatan penyesuaian harga di atas. Ruang lingkup penelitian dimulai dari tahun 1983 hingga tahun 1997 dengan menggunakan data tahunan (time series) dan data silang (cross section). Dimana pada tahun 1993 ditemukan peningkatan tingkat konsentrasi pada sektor industri manufaktur. Untuk meneliti hipotesis di atas maka digunakan model yang dikembangkan oleh Simon Domberger. Dan pada pengujian ini digunakan metode OLS (Ordinary Least Square) dan GLS (Generalized Least Square). Dad hasil pengujian time series ditemukan beberapa industri yang mempunyai koefisien penyesuaian parsial di atas 1, berarti bahwa mereka sangat cepat dalam melakukan penyesuaian harganya. Hal ini menunjukkan bahwa industri-industri tersebut dalam rnenetapkan harganya selalu berdasarkan ekspektasi terhadap inflasi belaka. Dan dari pengujian silang maka ditemukan bahwa memang konsentrasi industri mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap penyesuaian harga. Dari hasil yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa Para oligopolis yang datang dari industri-industri yang terkonsentrasi tersebut mampu mempercepat terjadinya keseimbangan harga yang barn sesuai dengan perubahan atau perkembangan kondisi perekonomian. Meskipun dengan konstribusi yang kecil, keberadaan mereka mampu untuk mempengaruhi terjadinya perubahan pada percepatan penyesuaian harga. Namun hasil penghitungan di atas didapatkan hanya melalui salah satu sisi cara penghitungan konsentrasi, yaitu pangsa pasar yang di dapat dari nilai penjualan. Masih terdapat beberapa cara penghitungan konsentrasi lainnya, yaitu melalui nilai tambah, jumlah aset, dan jumlah tenaga kerja. Penelitian lebih lanjut sangat diperlukan, hal ini berguna untuk melihat apakah melalui cara penghitungan konsentrasi lainnya, seperti yang telah disebutkan, akan menghasilkan kesimpulan yang sama seperti yang didapat di atas. Selain itu memasukkan unsur eksogen lainnya seperti penggunaan variabel dummy proteksi mungkin akan menghasilkan nilai yang lebih baik. Karena proteksi oleh pemerintah merupakan salah satu penyebab terjadinya industri yang terkonsentrasi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
S19267
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfi Syahrin
"The industrialization has taken a significant part in an increase of-The-Gross Domestic Product (GDP), particularly in The Third World Countries. During 1970?s and 1980?s some cases in Indonesia had showed that the mainly input of GDP is given by manufacturing industries. It means that industrialization offers an increase of the economic growth, both regionally and domestically, including decreases in the level of poverty. Moreover, the economic improvement is still an aggregate and involved marry complicated components. According to these reasons, problem above is very attractive and then will be clearer if it is solved by a spatial approach.
The case study in this research is the manufacturing industries and the poverty in the Medan City (The Capital of North Sumatra Province) in 1993-/999 period The objectives of the research are a review about the correlation between industries of manufacture (big and middle) to poverty and an identification of factors that influence it.
This research uses 'Tumpang Susun Peta method' as an approach and supported by 'Statistical Correlation Method' resulting an integrated method As a consequence, the results will be found more accurately.
The findings of this research are: in general, in Medan City, there was no strong correlation between the number of manufacturing industries and the poverty. An increase of amount for manufacturing industries is not followed by a decline in poverty. The ratio of the manufacture industry in manpower to the people in productive age was relatively small, e.g. 3.58 %. The level of the education was very low. On the other hand the industrial location is not located in the over-populated region.
In regional area, North and South, a different pattern was illustrated. In the North, there was no strong correlation between percentage of the industry and the level of poverty. On the other hand in the South, there was a relatively strong correlation between percentage of industry and the no poverty area, especially Kecamatan Medan Johor, Denai, Area, Swigged, Petisah, and Barat. Above all, the basic quantitative of the study is viewed that industrial locations as employment highly absorbed, encourage the level of poverty to be wealthier especially in the South of Medan City."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
T7512
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novra Saibi
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1981
S16647
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arifa Rahma Izzati
"Tuberkulosis paru (TB paru) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menular dari satu orang ke orang lain melalui droplet yang ditransmisikan melalui udara. Tingginya angka kasus penyakit TB dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah faktor lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor kepadatan penduduk, cakupan rumah sehat, serta iklim (suhu udara, kelembaban udara, dan curah hujan) terhadap angka proporsi kasus TB paru BTA Positif di Kota Surabaya pada tahun 2015-2019. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Badan Pusat Statistika dan Dinas Kesehatan Kota Surabaya dengan metode studi ekologi time trend dan analisis spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara variabel kepadatan penduduk (p = 0,000; r = 0,308), cakupan rumah sehat (p = 0,000; r = -0,363), serta kelembaban udara pada lag time 1 tahun (p = 0,014; r = 0,949) dengan proporsi TB paru BTA positif. Sementara untuk faktor suhu udara serta curah hujan menunjukkan hubungan yang tidak signfikan dengan proporsi TB paru BTA Positif. Berdasarkan peta analisis spasial, didapatkan pola yang jelas bahwa angka proporsi yang tinggi terdapat pada wilayah kecamatan yang memiliki cakupan rumah sehat yang rendah, namun pada faktor kepadatan penduduk tidak terlihat pola yang jelas. Oleh karena itu, disarankan untuk dilakukan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit TB paru terutama pada wilayah kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi dan juga melalui upaya pengembangan rumah sehat yang optimal.

Pulmonary tuberculosis or pulmonary TB is an infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis. This disease is transmitted from one person to another through droplets that are transmitted through the air. The high number of TB cases can be caused by various factors, one of which is environmental factors. This study aims to determine the relationship between population density, healthy housing coverage, and climate factors (air temperature, relative humidity, and rainfall) to the proportion smear-positive pulmonary TB cases in Surabaya city in 2015-2019. This study uses secondary data from the Central Bureau of Statistics and the Surabaya City Health Office with time trend ecological study methods and spatial analysis. The results showed that there was a significant relationship between population density (p = 0.000; r = 0.308), healthy house coverage (p = 0.000; r = -0.363), and humidity at a 1 year lag time (p = 0.014; r = 0.949) with the proportion of smear-positive pulmonary TB. Meanwhile, the air temperature and rainfall factors showed a non-significant relationship with the proportion of smear-positive pulmonary TB. Based on the spatial analysis map, a clear pattern is found that the high proportion is found in sub-districts that have low coverage of healthy homes, but on the population density factor there is no clear pattern. Therefore, it is recommended to prevent and control pulmonary TB disease, especially in sub-districts that have a high population density and also through efforts to develop optimal healthy homes."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khristina Curry
"Peranan pertumbulan sarana prasarana dirasakan sangat panting bagi pembangunan dan pengembangan perekonomian. Karena peranan sarana prasarana yang ada di Indonesia dirasakan relatifnasih sangat kecil. Penelitian ini akan melihat sejauh mana peranan sarana prasarana terhadap pertumbuhan industri manufaktur. Beberapa studi sebelumnya menunjukkan bahwa peranan sarana prasarana terhadap industri manufaktur relatif sangat besar.
Untuk mengetahui sejauh mana peranan pertumbuhan sarana prasarana dan peranan pertumbuhan sumberdaya manusia terhadap pertumbuhan industri manufaktur digunakan 6 (enam) buah variabel, yang terdiri dari 5 (lima) variabel bebas dan I (satu) variabel terikat. Variabel bebas yang digunakan terdiri atas prasarana taransportasi, sarana listrik, sarana komunikasi, sarana pendidikan dan tenga kerja (sumberdaya manusia). Variabel terikat yang digunakan adalah industri manufaktur. Model yang dipergunakan untuk mengetahui peranan pertumbuhan sarana prasarana dan peranan pertumbuhan sumberdaya manusia terhadap pertumbuhan industri manufaktur diadaptasi dari fungsi produksi Cobb Douglas yang telah mengalami ekstensifikasi.
Sarana prasarana, industri manufaktur dan sumberdaya yang kits gunakan merupakan perpaduan dari data karat lintang (antar individu/cross section) yaitu 26 propinsi di Indonesia dan data runtun waktu (lime series) yaitu 19 tahun observasi maka metode estimasi yang digunakan merupakan metode estimasi panel data. Dimana metode panel data tersebut diestimasi dengan teknik fixed effect model. Sehingga diharapkan mampu menjelaskan pengaruh peranan pertumbuhan sarana prasarana terhadap pertumbuhan industri manufaktur.
Hasil studi ini menunjukkan bahwa peranan pertumbuhan sarana prasarana per kapita per tahun terhadap pertumbuhan industri manufaktur per kapita per tahun relatif lebih besar dan relatif lebih dominan dibandingkan dengan sumberdaya manusianya. Hasil regresi juga menunjukkan bahwa industri manufaktur di Indonesia memiliki skala ekonomis yang semakin meningkat (increasing returns to scale). Besarnya peningkatan pertumbuhan nilai tambah prasarana transportasi, nilai tambah listrik, jumlah sambungan telepon, sarana pendidikan dan tenaga keda per tahun per kapita akan memberikan peningkatan pertumbuhan nilai tambah industri manufaktur per tahun per kapita yang lebih besar. Dengan demikian telah terjadi kekurangan investasi (under investment) pads sarana dan prasarana di Indonesia. Hal lain yang ditunjukkan oleh studi ini adalah besar kecilnya peranan masing-masing sarana prasarana di tiap wilayah di Indonesia. Secara keseluruhan hasil studi ini sesuai dengan hipotesis yang telah dibuat."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T20431
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>