Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 134882 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Theophilus J. Riyanto
"Mass media in the form of print, electronic and broadcast journalism and the internet play a large role in I he process American presidential election. The Candidates and their campaign teams utilize the media to communicate with their potential voters. Conversely, the electorate gains apportunity to obtain information from die candidates so as to make an informed choice on election day."
2005
JSAM-X-1-JanJun2005-64
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Natasya Aulia
"Skripsi ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan penelitian mengenai proses rekonstruksi citra Donald J. Trump dan empat usulan kebijakannya sebagai calon presiden Amerika Serikat oleh Fox and Friends dalam pemilihan presiden 2016. Sedangkan perspektif teoritis yang digunakan sebagai dasar analisis mengacu pada framing theory yang digunakan. diprakarsai oleh Robert Entman. Dalam perspektif yang diambil, dapat dibuktikan bahwa proses framing menunjukkan positioning Donald J. Trump pada sebuah wacana politik dalam peliputan kebijakan. Proses tersebut akan menjelaskan struktur pembentukan citra Donald J. Trump selama masa kampanye. Selanjutnya, penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan studi literatur dan analisis dokumen pada sampel liputan acara. Dengan demikian, kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa peristiwa tersebut telah direkonstruksi dalam menggambarkan citra Donald J. Trump dan kebijakannya.

This thesis is intended to answer research questions regarding the process of reconstructing the image of Donald J. Trump and his four policy proposals as a candidate for president of the United States by Fox and Friends in the 2016 presidential election. Meanwhile, the theoretical perspective used as the basis for the analysis refers to the framing theory used. initiated by Robert Entman. In the perspective taken, it can be proven that the framing process shows Donald J. Trump's positioning on a political discourse in policy coverage. This process will explain the structure of the image formation of Donald J. Trump during the campaign period. Furthermore, this study uses a qualitative method with literature studies and document analysis on the sample coverage of the event. Thus, the conclusion that can be drawn from this research is that the event has been reconstructed in describing the image of Donald J. Trump and his policies."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stania Puspawardhani
"Kepemilikan media di Amerika Serikat telah mengerut dalam beberapa dekade terakhir ini karena kebijakan pemerintah yang memperbolehkan sebuah perusahaan menguasai banyak media. Hal ini menimbulkan kekahwatiran mengenai isi pemberitaan yang terdistorsi oleh kepentingan bisnis atau kebijakan pemerintah.
Radio dukungan pendengar merupakan sebuah konsep radio publik baru yang diajukan oleh Lewis Kimball Hill pada tahun 1949 sebagai alternatif terhadap struktur media saat itu. Meskipun uang yang diperoleh dari pendengar seringkali tidak cukup untuk membiayai ongkos produksi keseluruhan, ide Hill masih dapat kita lihat sampai saat ini. Yayasan Pacifica yang didirikan HiII telah mengembangkan jaringannya dari stasiun KPFA di Berkeley, California, menjadi lima stasiun di seluruh Amerika Serikat. Konstituten utama radio ini adalah pendengarnya, karena itu kepentingan utama programnya adalah memenuhi kebutuhan pendengar. Hal ini sejalan dengan etika jurnalistik dimana salah satu prinsipnya adalah untuk melayani kepentingan publik.
Untuk melihat perbedaan isi yang diproduksi oleh media, saya mengkaji bagimana media arus utama (mainstream) dan media alternatif di Amerika Serikat menarasikan Perang Irak. Saya mengumpulkan hasil kajian yang dilakukan oleh lembaga-lembaga sebelumnya mengenai narasi media TV, radio dan cetak. Narasi yang saya bandingkan adalah berita the Washington Post dengan berita radio yang diproduksi Pacifica. Dengan analisis teks kritis, kedua media ini ternyata memiliki karakterisasi berbeda. Saya menemukan bahwa the Washington Post mendukung perang, sementara Pacifica menyuarakan anti-perang.

The thriving number of media ownership in United States has contracted in the couple of decades due to government policy to allow big corporations dominate most media outlets in the country. This creates concerns on the content of the media which is assumed distorted by business interest and/or government stance.
Listener-sponsored radio is a new public radio concept proposed by Lewis Kimball Hill in 1949 to be alternative of the current media structure. Although the money generated from listeners are often not sufficient to fund the whole radio operation, Hill's experiment is still exist and alive today. The Pacifica foundation enlarges their radio affiliation from KPFA station in Berkeley, California to five radio stations across United States. Main constituents of this radio is their listeners, and thus the content will be based on the listener interest. This seems in accordance with journalism ethics, which is to serve fair and correct information to the public.
To see the difference content produced by media, I examine how mainstream and alternative media in United States narrate Iraq War. I collect studies done by several organizations on media narration in TV, radio and print. I also compare the narration between mainstream media, which is the Washington Post with the alternative one, produced by Pacifica. Using the critical text analysis, these media have different characterization in their articles.I found out that the Washington Post voices the pro war stance in their editorials and article, while Pacifica voices the anti war aspiration.
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20711
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
KAJ 9:1 (2004) (1)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mamoto, Retno Sukardan
"Presentasi ini bermaksud untuk menganalisa liputan dari empat media massa terkemuka di Amerika Serikat menganai gerakan PRRI/Permesta dalam periode Februari sampai Juni 1958. Masa ini mencakup keterlibatan Amerika Serikat dalam gerakan PRRI/Permesta. Keempat media massa ini secara keseluruhan memuat sebanyak 171 tulisan yang menyangkut peristiwa ini. Harian Washington Post dan TIme dalam bulan Februari menulis tentang berdirinya pemerintahan PRRI/Permesta dan tanggapan pemerintah pusat untuk menghancurkan pemberontak. Istilah "rebels" digunakan oleh keempat media massa ini untuk menyebut gerakan PRRI/Permesta. Para jurnalis menemukan kelemahan dari pihak organisasi pemberontakan ini, dengan segala gertakan dan ancamannya kepada pemerintah pusat, dan kekuatan yang diproklamirkan melalui jaringan berita luar negeri. Time sangat kritis terhadap pemerintah pusat, dan menyalahkan Sukarno atas kekacauan dalam negeri dengan mengutip kritik-kritik pemimpin pemberontak tentang kepemimpinan Sukarno. majalah ini menyatakan bahwa pemberontakan itu benar dan Sukarno salah. "
1999
JSAM-IV-JanJul1999-50
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Surya Purnama
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penggunaan wacana eksepsionalisme Amerika dalam kampanye Donald J. Trump pada Pemilihan Presiden Amerika Serikat tahun 2016. Untuk mengungkap penggunaan wacana eksepsionalisme Amerika dalam kampanye Trump, penelitian ini mengkaji transkrip pidato penerimaan pencalonan presiden oleh Trump pada Konvensi Nasional Partai Republik. Metodologi kualitatif dilakukan pada penelitian ini dengan menggunakan pendekatan wacana sejarah Discourse-Historical Approach yang dikemukakan oleh Reisigl dan Wodak 2009. Selain itu, konsep komunikasi politik berupa pembingkaian emosi dari Castells 2009 juga digunakan untuk memperluas kajian penelitian ini. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa Trump mengeksploitasi narasi identitas masyarakat Amerika Serikat dengan menggunakan wacana eksepsionalisme Amerika. Selain itu, Trump juga mengeksploitasi rasa amarah dalam menggunakan wacana eksepsionalisme Amerika.

The thesis examines the role of American exceptionalism in Donald J. Trump's campaign in the 2016 U.S presidential election. To analyze his use of American exceptionalism, the study focuses on the speech he delivered when he accepted a presidential nomination at the Republican National Convention. The study uses a qualitative method by employing Reisigl and Wodak rsquo s 2009 Discourse Historical Approach and a political communication concept of emotional framing by Castells 2009. The results show that Trump exploited the narrative identity of American citizens by using American exceptionalism. Moreover, he also exploited anger to amplify the notion of American exceptionalism in his campaign."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dony Hermawan
"Tujuan penelitian ini adalah untuk menunjukkan bahwa Public Relations Bill Clinton sebagai bagian dad tim sukses seorang calon presiden Amerika memiliki peran dalam menciptakan serangkaian program kegiatan kampanye dengan strategi dan taktik komunikasi.
Permasalahan penelitian ini adalah bagaimana peran tim Public Relations selama proses kampanye berlangsung disertai kegiatan promosi Bill Clinton untuk menjadi presiden Amerika Serikat pada tahun 1992.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan analisis-interpretatif. Teknik pengurnpulan data melalui studi kepustakaan.
William Blythe Jefferson atau dikenal dengan Bill Clinton telah terpilih menjadi presiden Amerika Serikat ke-42 pada tahun 1992. Keberhasilannya merupakan basil kerja keras tim Public Relations-nya yang kuat dan profesional. Tim Public Relations berperan dalam membentuk proses komunikasi dua arah untuk kemudian merespon dan menciptakan pesan untuk disampakikan kepada publik. Pesan-pesan tersebut dikemas dalam berbagai bentuk kampanye guna menciptakan opini publik yang positif terhadap Bill Clinton.
Berbagai strategi dan taktik dilakukan oleh tim Public Relations seperti pembuatan pidato, penanggulangan isu, debat calon presiden, pembuatan publisitas periklanan seperti iklan di media cetak dan elektronik ataupttn slogan-slogan untuk meningkatkan popularitas Bill Clinton pada saat itu.
Tim Public Relations meherapkan beberapa hal panting dalam menciptakan koniunikasi dua arah selama mass kampanye, yaitu a story, be brie, be emotional, be unige, be relaxant, repeal your message relentlessly. Tahapan-taltapan tersebut telah membawa pesan-pesan itu mendapat umpati batik {feedback) dari masydrakat Amerika, yang tercermin di media cetak dan elektronik.
Hasil pemilihan umum tahun 1992 di Amerika Serikat menunjukkan bahwa kinerja tim Public Relations sebagai bagian dari tim sukses Bill Clinton merupakan bentuk keberhasilan dari profesionalisme tim Public Relations dalam mengemban tugasnya selama kampanye berlangsung.

The purpose of the research is to show that the public relations is a part of the successed team of candidate of the American president, have had a role in created campaign program with communication strategy and tactic.
The research problem is how the role of public relations team during the campaign process with Bill Clinton's promotion program to became the American president in the year of 1992.
The research methodology is qualitative methodology with analysis-intrepretative approach. The data collecting is the library research.
William Blythe Jefferson or called Bill Clinton has elected for the American president 42"d in 1992. The successed is result of working the public relations team which strong and professional. The public relations team role is created two ways communication process, further more to responsed and created message to be informed to the public. Those messages packed in many campaign program to create positive public opinion about Bill Clinton.
Many strategy and tactic had used by the Public Relations team such as make a speechs, solved issues, American candidat debates, make publication such as advertsing in printed and electronic media or slogans to increase popularity Bill Clinton in that time.
The- public relations team occupied some important things in two ways communication in campaign process, are a .story, he brief, be emotional, he uniqe, be re/avant, repeat your message relentlessly. The steps has brought messages took feedback from the American society, which reflected in printed and electronic media.
The American election result in 1992 indicated that the public relations team as a part Bill Clinton's success team is the success from the public relations professionalism during the American president campaign.
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T20552
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>