Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16987 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Dee Dee Alfarishy
"ABSTRACT
Nepenthes adalah salah satu genus tumbuhan yang memiliki karakter kunci identifikasi pada organ daun dan kantong sebagai modifikasi. Akan tetapi, luasnya variasi morfologi pada organ tersebut dalam satu spesies dan antar spesies dapat menyebabkan kesulitan dalam proses identifikasi. Penelitian dilakukan untuk menyediakan alternatif proses identifikasi melalui karakter anatomi. Taman Nasional Kerinci Seblat dipilih sebagai lokasi penelitian disebabkan kurangnya data taksonomi terbaru spesies alami Nepenthes di sana. Lima spesies Nepenthes telah dikoleksi dari Danau Lingkat dan Danau Gunung Tujuh. Pengamatan helaian daun dan kantong dilakukan terpisah. Kantong dibelah menjadi bagian tutup kantong dan badan kantong, kemudian diamati menggunakan mikroskop stereo. Helaian daun dipisahkan menjadi sayatan paradermal dan transversal, didehidrasi menggunakan alkohol, dan diwarnai menggunakan safranin dan fast green. Sayatan diamati menggunakan mikroskop cahaya. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa terdapat sebelas karakter pembeda antar spesies, yaitu penyebaran kelenjar digesti di pangkal kantong, bentuk kelenjar digesti di pangkal kantong, kerapatan kelenjar digesti di pangkal kantong, kerapatan stomata, panjang stomata, bentuk kelenjar sessile, kerapatan kelenjar sessile, distribusi trikom, ketebalan kutikula adaksial, ketebalan hipodermis adaksial, dan jumlah lapisan hipodermis adaksial. Selain itu, telah dilakukan pelengkapan data terhadap kelenjar nektar.

ABSTRACT
Nepenthes is one of genera which have key characters on leaf and pitcher as modification. However, wide varieties of morphological features on pitcher intraspecies and between species could be tough for identification proccess. The objective was to provide alternative identification proccess by anatomical features. Kerinci Seblat National park were choosen because lack of update data on wild type Nepenthes there. Five Nepenthes were collected from Lingkat Lake and Gunung Tujuh Lake. Observation on leaves and pitcher divided to two different methods. Pitcher were separated into lid and body part, then observed by stereo microscop. Leaves were separated into paradermal and transversal slices, dehydrated used alcohol, and stained used safranin and fast green. Slices observed by light microscop. Result show there are eleven different characters between species, that rsquo s are digestive glands distribution on pitcher base, digestive glands shape on pitcher base, digestive glands density on pitcher base, stomatal density, stomatal length, sessile glands shape, sessile glands shape, trichoma distribution, adaxial cuticle thickness, adaxial hypodermal thickness, and amount of adaxial hipodermal layer. Besides, updating data on nectary glands has been done."
2016
S66891
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novriani
"Kabupaten Kerinci memiliki berbagai potensi wisata yaitu wisata alam, wisata budaya, wisata sejarah, wisata kuliner, dan agrowisata. Penelitian ini menganalisa bagaimana tahap perkembangan objek wisata di Kabupaten Kerinci; bagaimana karakteristik fisik dan non fisik objek wisata di Kabupaten Kerinci; dan faktorfaktor yang mempengaruhi tahap perkembangan objek wisata di Kabupaten Kerinci. Variabel yang digunakan adalah jumlah pengunjung objek wisata, fasilitas objek wisata (primer, sekunder, kondisional, dan aksesibilitas) dan lembaga pengelola objek wisata.
Hasil penelitian menunjukkan tahapan perkembangan objek wisata di Kabupaten Kerinci berada pada tahap perkembangan satu sampai empat, tidak ada objek wisata yang berada pada tahap perkembagan lima (stagnation). Secara rinci, hasil penelitian ini adalah objek wisata di bagian barat Kabupaten Kerinci berada pada tahap perkembangan satu (exploration); sebelah selatan dan timur Kabupaten Kerinci berada pada tahap perkembangan dua (involvement); sebelah utara Kabupaten Kerinci berada pada tahap perkembangan tiga (development); sedangkan objek wisata di selatan dan timur Kota Sungai Penuh berada pada tahap perkembangan empat (consolidation).
Berdasarkan uji statistik chi square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara tahapan perkembangan objek wisata dengan ketinggian (p-value: 0.198) dan lereng (p-value: 0.178). Sedangkan uji statistik pada variabel jumlah penduduk dan kepadatan penduduk menunjukkan hubungan yang signifikan dengan tahapan perkembangan objek wisata dengan nilai p-value: 0.002 (jumlah penduduk) dan p-value: 0.001 (kepadatan penduduk).

Kerinci district has variety of tourist potentials namely nature tourism, cultural tourism, historical tourism, culinary tourism, and ecotourism. This study analyze how the developmental stage tourism object in Kerinci regency, how physical and non-physical characteristics tourism object in Kerinci regency, and factors that influence the development stage of tourism object in Kerinci regency. Variable used is the number of visitor tourism object, tourism object facilities (primary, secondary, conditional, and accessibility) and management institutions of tourism object.
The results showed developmentally tourism object in Kerinci regency at the stage of development one to four, there is no tourism object at stage five (stagnation). In detail, the results of this study are the tourism object in the western part of Kerinci regency is one developmental stage (exploration); south and east of Kerinci regency on two developmental stages (involvement); Kerinci north are at three developmental stages (development), while tourism object in the south and east of the River City Full on four developmental stages (consolidation).
Based on chi-square statistical test showed that there was no significant relationship between the developmental stages of tourism object with height (p-value: 0.198) and slope (p-value: 0.178). While statistical tests on the variables of population and population density showed a significant association with developmentally tourism object with p-value: 0.002 (total population) and the p-value: 0.001 (population density).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T35951
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratri Candra Restuti
"Alam di Kabupaten Kebumen. Objek wisata alam yang diteliti meliputi Goa Jatijajar, Goa Petruk, Pantai Petanahan, Pantai Logending, Pantai Karangbolong, dan PAP Krakal. Variabel yang digunakan adalah jumlah pengunjung, atraksi, fasilitas wisata dan aksesibilitas. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif dan pendekatan keruangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa objek wisata dengan tingkat daya tarik tinggi memiliki kecenderungan site attraction yang beragam dan adanya event attraction. Ditunjang pula dengan ketersediaan faslitas yang lengkap, aksesibilitas berupa kelas jalan propinsi dan ketersediaan angkutan umum yang memadai. Hal ini terlihat pada objek wisata Goa Jatijajar. Sedangkan objek wisata dengan tingkat daya tarik rendah mempunyai kecenderungan site attraction yang tidak beragam dan tidak terdapatnya event attraction. Selain itu, ketersediaan fasilitas yang tidak lengkap. Kelas jalan yang menjangkau lokasi wisata merupakan kelas lokal dengan ketersediaan angkutan umum yang kurang memadai. Seperti ditunjukkan oleh objek wisata Goa Petruk, Pantai Karangbolong, dan PAP Krakal.

This research purpose is to know the attraction level of natural tourist resorts in Kebumen Regency. Research objects are Jatijajar Cave, Petruk Cave, Petanahan Beach, Logending Beach, Karangbolong Beach, and Krakal Hotspring. The result show that natural tourist resort with high attraction level have some characteristic. They are many site attraction and event attraction, completed with tourist facility and good accessibility. This condition have been showed in Jatijajar Cave. But, natural tourists resort with low attraction have less site attraction and event attraction, uncomplete tourist facility and bad accessibility. They are Petruk Cave, Karangbolong Beach, and Krakal Hotspring."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S34193
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Reksa Kurnia Robi
"ABSTRAK
Studi pengaruh ketinggian terhadap keanekaragaman Insectivora dan Rodentia di Gunung Tujuh, Taman Nasional Kerinci Seblat dilakukan pada ketinggian 1500 mdpl dan 2000 mdpl. Survei dilakukan secara removal sampling menggunakan pitfall trap dan snap trap yang diletakkan mengikuti garis transek. Survei dilakukan selama 9 hari (17?26 Januari 2011) dengan trapping effort sebesar 1677 trap night dan trap success rate sebesar 6,8%. Sebanyak 10 spesies ditemukan pada ketinggian 1500 mdpl dan 9 spesies ditemukan pada ketinggian 2000 mdpl. Indeks keanekaragaman Shannon-Wienner menunjukkan penurunan seiring dengan bertambahnya ketinggian. Indeks kesamaan Sørensen (CCs = 0,42) menunjukkan adanya perbedaan komposisi spesies dari kedua lokasi yang diduga akibat perbedaan tipe habitat di kedua ketinggian.

ABSTRACT
Aims of this study is to investigate the effect of elevation on diversity of Insectivores and Rodents in Gunung Tujuh, Kerinci Seblat National Park. Surveys were conducted at 1500 masl and 2000 masl elevation by employing removal sampling technique from 17 to 26 January 2011. Specimens were collected using pitfall trap and snap trap arranged in a 100 m line transect. These nine days survey covering trapping effort of 1677 trapnight, and resulting in 6,8% trap succes rate. Ten species were recorded at 1500 masl elevation, slightly higher compared to only nine species recorded at 2000 masl elevation. Shannon-Wienner index shows a decreasing pattern with increasing elevation. In addition, Sørensen similarity index (CCs = 0,42) shows a differences in species composition from both locations. The difference might be due to different habitat types at both locations."
Universitas Indonesia, 2011
S695
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sitompul, Sofian Dedi S.
"Danau Toba merupakan danau terbesar di Indonesia yang memiliki potensi wisata dan nilai ekonomi yang sangat tinggi. Keindahan alam yang dimiliki Danau Toba menjadikannya salah satu objek wisata alam di Kabupaten Toba Samosir yang sangat digemari dan sering dikunjungi oleh wisatawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola nilai permintaan wisata alam Danau Toba Kabupaten Toba Samosir dan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai permintaan tersebut. Penilaian wisata alam Danau Toba Kabupaten Toba Samosir dilakukan dengan pendekatan metode biaya perjalanan, yang prinsipnya menggunakan biaya perjalanan untuk menghitung nilai dari mamfaat rekreasi atau wisata yang diperoleh. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis spasial.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai permintaan wisata alam Danau Toba Kabupaten Toba Samosir bervariasi. Semakin tinggi biaya perjalanan yang rela dikeluarkan oleh wisatawan dan semakin tinggi jumlah penduduk daerah asal sebagai penikmat jasa wisata, maka semakin tinggi nilai permintaan wisatanya. Nilai permintaan wisata dari kabupaten/kota dalam Pulau Sumatera didominasi oleh kelas rendah atau < Rp. 720.000.000, sedangkan dari Kabupaten/kota Luar Pulau Sumatera didominasi kelas sangat tinggi atau > Rp. 2.160.000.000.

Lake Toba is the largest lake in Indonesia which has tourism potential and very high economic value. Natural beauty of Lake Toba makes it become one of the very popular natural attractions and frequently visited in the district of Toba Samosir. This study aimed to determine the pattern of demand for the natural attractions of Lake Toba Toba Samosir and factors that affect the value of the demand. Assessment of natural attractions of Lake Toba Toba Samosir is done by travel cost method approach, which principally using the travel costs to calculate the of recreation value obtained. The method of analysis used in this study is spatial analysis.
The results indicate that the demand for natural attractions of Lake Toba Toba Samosir is vary. The higher the travel costs incurred by travelers who are willing and the higher the population of the area of origin of tourism services connoisseur, the higher the value of tourism demand. Value of tourism demand from the district / city in the island of Sumatra is dominated by low-grade or Rp. 2.16 billion.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42998
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dema Amalia Putri
"Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung tahun 2007-2027 menetapkan Kawasan Gunung Patuha sebagai salah satu kawasan yang memiliki peran khusus untuk sektor pariwisata. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui daya tarik dan motivasi wisatawan pada objek wisata serta hubungan antara keduanya di Kawasan Gunung Patuha. Penilaian daya tarik objek wisata didasarkan kepada kelengkapan fasilitas wisata dan aksesibilitas. Sedangkan penilaian motivasi wisatawan didasarkan pada preferensi wisatawan, kebutuhan wisatawan, dan status perjalanan wisatawan. Variabel penelitian dianalisis menggunakan analisis spasial dan uji statistik chi square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya tarik objek wisata di kawasan tersebut bervariasi. Objek wisata dengan nilai daya tariknya tinggi memiliki kecenderungan berada pada lokasi yang saling berdekatan, sedangkan daya tarik sedang dan daya tarik rendah berada pada lokasi yang berjauhan. Wisatawan yang berkunjung di Kawasan Gunung Patuha didominasikan oleh tipe motivasi wisatawan semi pelancong. Motivasi wisatawan yang berkunjung pada objek wisata tidak dipengaruhi oleh daya tarik objek wisata berdasarkan kelengkapan fasilitas wisata. Hal ini dikarenakan meskipun objek wisata memiliki ketersediaan fasilitas wisata yang lengkap, wisatawan yang berkunjung terkadang hanya berfokus kepada atraksi yang disediakan dibandingkan pada kelengkapan fasilitas wisata tersebut.

The Bandung Regency Spatial Plan for 2007-2027 regulates The Patuha Mountain Area as one of the regions that has a special role for the tourism sector. This research was conducted to find out the attractiveness and motivation of tourists on tourist attractions as well as the relationship between them in The Patuha Mountain Area. Assessment of tourist attraction in accordance with the completeness of tourist facilities and accessibility. Meanwhile, assessment of tourist motivation based on tourist preferences, tourist needs, and tourists travel status. The research variables were analyzed using spatial analysis and chi square test statistics.
Results demonstrated that attractiveness of tourist attractions in the region varies. Tourist attraction with high attractiveness value are located in close proximity to each other, while medium and low attractiveness value are in far apart locations. Tourist motivation visiting The Patuha Mountain Area are dominated by flashpacker types and not influenced by the attractiveness value of tourist attractions based on the completeness of tourist facilities. It was because although tourist attraction has the availability of complete tourist facilities, tourists who visit sometimes only focus at the attractions provided compared to the complete tourist facilities.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Toman Sony
"ABSTRAK
Pengembangan Kepariwisataan merupakan faktor pendukung dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi bagi daerah secara khusus dan bagi Indonesia secara umum. Pemerintah Pusat telah menetapkan kebijakan nasional untuk mendorong perkembangan kepariwisataan di Indonesia dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2011. Danau Toba sebagai aset paling berharga yang dimiliki oleh Indonesia, dimana Danau Toba memiliki potensi kekayaan alam berlimpah yang dapat dimanfaatkan dan dikelola untuk meningkatkan perekonomian, meningkatkan kesejahteraan masyarakat; menciptakan lapangan pekerjaan; menumbuhkan sektor usaha kecil dan menengah; serta sekaligus untuk menjaga dan memperkenalkan nilai-nilai kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam pengembangan objek wisata alam Danau Toba. Data yang dikumpulkan melalui survey pendahuluan, studi kepustakaan kemudian di analisis secara deskriptif untuk menentukan strategi pengembangan objek wisata Danau Toba melalui pendekatan analisis SWOT. Kesimpulan dari tulisan ini menyatakan bahwa untuk strategi pengembangan objek wisata alam Danau Toba, diantaranya adalah: Pertama, dengan membangun berbagai sarana prasarana (infrastruktur) yang mendukung kepariwisataan, seperti akses jalan, transportasi, dan fasilitas akomodasi penginapan yang memadai. Kedua, aktif melaksanakan acara pagelaran budaya dan event olah raga. Ketiga, melakukan promosi objek wisata secara berkelanjutan hingga ke luar negeri. Keempat, mengembangkan berbagai produk wisata. Kelima, melibatkan partisipasi masyarakat dan semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam pengelolaan objek wisata. Keenam, meningkatkan kompetensi sumber daya manusia para pelaku kepariwisataan."
Jakarta: The Ary Suta Center, 2018
330 ASCSM 41 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
S. Poedjoprajitno
"Penafsiran potret udara hitam putih (phanchromatic) tahun 1971 daerah lembah Kerinci dimaksudkan untuk mengidentifikasi elemen morfotektonik, tujuannya untuk mengkaji genesa (tektonika) pembentukan lembah Kerinci dan mendeliniasi zonasi potensi bencana alam. Hasil penafsiran potret udara menunjukkan adanya jejak elemen morfotektonik makro yang berkaitan dengan gerak-gerak tektonik masa lalu, antara lain sejumlah gawir sesar tua, gawir sesar muda, gawir sesar kecil, pergeseran alur sungai, kelurusan lembah dan beberapa bentuk kelurusan lainnya. Bentang alam lembah Kerinci merupakan hasil kegiatan struktur yang didominasi oleh gerakan vertical. Di samping itu diamati beberapa bentuklahan penyerta gerakan tektonik, berupa tumpukan kipas alluvial gunungapi dan endapan undak. Pola gawir sesaran tersebut membentang sejajar arah Pulau Sumatera dan akhirnya menyempit di bagian utara. Di wilayah ini sangat berpotensi menjadi gempa bumi. "
Bandung: Pusat Survai geologi Bandung, 2012
551 JSDG 22:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Larantuka merupakan wilayah kecamatan yang ada di Kabupaten Flores Timur yang merukan kota dari Kabupaten Flores Timur. Kecamatan Larantuka merupakan Kecamatan yang terdapat di pinggir pantai dengan pemandangan alam yang cukup indah. Di samping alam pantai yang indah Larantuka juga merupakan wilayah yang terdapat di kaki sebuan gunung yang disebut dengan Gunung Ile Mandiri. Lingkungan alam yang terdapat di Kabupaten Flores Timur dengan kotanya Larantuka memiliki daya tarik yang luar biasa, terutama pada saat Perayaan Pekan Suci Samana Santa yang dilaksanakan setiap tahunnya dengan suasana yang sangat ramai dengan kedatangan para peziarah yang datang dari seluruh wilayah yang ada di Indonesiarnaupun dari manca negara. Dengan adanya kegiatan budaya tersebut menyebabkan Larantuka terkenal di
seluruh dunia."
JPSNT 20:1 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>