Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 107210 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Harry Waluyo
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989
307.3 HAR p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian kenyamanan termal perlu banyak dilakukan di Indonesia, karena Indonesia berada di daerah tropis dan wilayah yang luas memiliki corak iklim yang berbeda antara daerah yang satu dengan yang lain. Penelitian ini bertujuan mendapatkan tingkat kenyamanan termal di Indonesia dengan metode penelitian laboratorium (ruang iklim) pada dua kota dengan iklim lokal yang berbeda, yaitu Kota Surabaya dan Malang. Penelitian ini diharapkan dapat melengkapi data penelitian kenyamanan termal sebelumnya di Indonesia. Dengan penelitian laboratorium, data respon termal diperoleh dengan menggunakan kuesioner tentang respon termal. Ruang iklim dirancang khusus dengan mengendalikan suhu udara dan kecepatan angin. Suhu udara di Malang diatur pada suhu udara 23,0-28,00[, sedangkan di Surabaya diatur pada suhu udara 28,0-31,00C. Sementara itu, kecepatan angin di kedua kota diatur pada ° m/s, 0,3 m/s, 0,4 m/s, 0,8 mis, dan khusus di Surabaya ditambah dengan kecepatan angin 1,0 m/s. Kuesioner meliputi tiga aspek, yaitu respon termal, keterterimaan termal, dan preferensi termal. Penelitian melibatkan total 41 responden dari Jurusan Arsitektur Universitas Brawijaya Malang dan Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya. Analisis statistik yang meliputi analisis statistik deskripti], regresi tinier, serta regresi (binary logistic) digunakan untuk menganalisis data respon termal. Dari 454 respon termal, diperoleh suhu netral dan keterterimaan termal di kedua kota tersebut, sementara suhu preferensi memiliki korelasi yang tidak signifikan."
728 JUPKIM 9:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
S6521
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Binsar Maruli Tua
"Salah satu konsep memanfaatkan potensi iklim untuk pencahayaan dan pertukaran udara serta pendinginan temperatur udara ruang kegiatan manusia secara alami adalah menghadirkan inner courtyard pada suatu bangunan. Konsep inner courtyard- ruang terbuka yang ada di relatif tengah suatu bangunan - sudah lama diterapkan pada rumah-rumah antara lain di daerah beriklim panas kering terutama untuk menciptakan iklim mikro yang dirasakan nyaman bagi penghuni rumah karena memungkinkan terjadinya pertukaran antara udara panas dan dingin. Pengamatan kenyamanan termal pada studi kasus bangunan tinggi apartemen Menara Budi dilakukan melalui pengukuran dengan alat HOBO selama 2 hart rnulai pukul 10.00 sampai 16.00 WIB terutama terhadap temperatur udara dan kelembaban udara di ruang dalam, area inner courtyard dan ruang luar.
Data basil pengukuran tersebut dilengkapi dengan kuesioner sebagai parameter tingkat kenyamanan termal yang dirasakan para pengguna ruang dalam yang adalah staf dan karyawan yang bekerja di sekitar inner courtyard pada rentang waktu antara pukul 11.00 dan 14.00 WIB. Ruang-ruang dalam di sekitar inner courtyard yang diamati tingkat kenyamanan termainya antara lain ruang resepsionis, foyer dan ruang makan setengah terbuka dekat restoran tanpa adanya pengkondisian udara buatan. Kemudian data hasil pengukuran tersebut dipetakan terhadap grafik psikrometrik, yaitu grafik yang digunakan untuk mengetahui standar kenyamanan termal manusia yang sifatnya universal. Hasil pemetaan adalah kondisi rang dalam di sekitar inner courtyard yang diamati tingkat kenyamanan lermalnya masih berada relatif jauh di luar zona kenyamanan termal manusia.
Hasil pengamatan menyatakan bahwa inner courtyard sebagai ruang luar yang ada di dalam bangunan memungkinkan terjadinya interaksi lingkungan termal yang lebih besar antara ruang dalam dan ruang luar bangunan. Inner courtyard akan berhasil menciptakan kondisi ruangan-ruangan di sekitarnya nyaman secara termal bila aspek perancangan bangunan tersebut tanggap terhadap kondisi iklim setempat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S48591
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfi Abdillah Ichwan
"Manusia selama hidupnya menempati dan selalu membutuhkan ruang untuk berkegiatan dalam hidupnya. Ruang-ruang tempat manusia tinggal tersebut memiliki pembagian-pembagian seperti ruang public yang ditujukan untuk kepentingan umum dan ruang privat yang lebih ditujukan untuk individu dan sebagian golongan yang lebih kecil. Rumah susun sebagai sebuah lingkungan pemukiman manusia untuk bertinggal tentunya juga memiliki pembagian ruang public dan privat di dalamnya. Kadangkala manusia berperilaku terhadap lingkungan sekitarnya menyebabkan adanya pergeseran fungsi ruang di dalamnya. Kadangkala manusia berperilaku terhadap lingkungan sekitarnya menyebabkan adanya pergeseran fungsi ruang di dalamnya. Selasar atau koridor yang berfungsi sebagai jalur akses dan sirkulasi manusia dalam bangunan yang tergolong sebagai ruang public dalam hunian rumah susun memperlihatkan adanya fenomena pergeseran fungsi ruang tersebut, dan hal ini tentunya menimbulkan dampak pada lingkungan sekitarnya. Skripsi ini mengkaji tentang pergeseran fungsi ruang public, hal apa saja yang menyebabkan pergeseran tersebut dan apa yang menjadi dampaknya.

During his lifetime, human always need and occupy space to do his activities. Those spaces have allocations such as public space that is intended for public interest and private space that is intended for individual and smaller groups. Flats as a human settlement environment for dwelling also have public and private space allocation in them. Sometimes people's behavior towards their surrounding environment causes a shift in the function of its space. Hallways or corridors which serve as access points and human circulation within a building are classified as public space and show the phenomenon of a shift in space function, and this certainly gives impact on the surrounding environment. This thesis examines the change in the function of public space, and whatever causing and caused by those changes."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S51560
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anies Ma`rufatin
"ABSTRAK
Dalam upaya mendukung pembangunan kota rendah karbon, pemantauan konsentrasi gas rumah kaca GRK telah dilakukan. Peningkatan GRK di atmosfer dapat berkontribusi pada peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi sehingga mengubah kenyamanan termal manusia. Riset ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara tingkat konsentrasi GRK dan kenyamanan termal di kawasan urban. Kenyamanan termal dihitung menggunakan Humidex. Analisis dilakukan dengan mengolah data observasi dan survei persepsi masyarakat terhadap kenyamanan termal. Sumber data observasi dalam riset ini berdasarkan dua lokasi stasiun pemantauan GRK yaitu di Kota Tangerang Selatan GRK1 dan Kota Bogor GRK2 . Hasil riset ini menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi GRK di kedua wilayah tersebut dipengaruhi oleh parameter meteorologi dan karakteristik lingkungannya. Tingkat kenyamanan berdasarkan nilai Humidex di stasiun GRK1 yaitu 30,5 ndash;41,5 sedangkan di stasiun GRK2 yaitu 29,4 ndash;38,5. Persepsi masyarakat terhadap kenyamanan termal mungkin dipengaruhi aktivitas, perilaku, dan pakaian yang dikenakan. Ada pengaruh konsentrasi GRK pada kenyamanan termal di kawasan urban secara tidak langsung yang ditunjukkan oleh pengaruh konsentrasi GRK pada suhu udara dan suhu udara tersebut sebagai bagian dari kenyamanan temal.

ABSTRACT
In supporting low carbon city development, the monitoring of greenhouse gases GHGs concentrations was conducted. Increasing GHGs in the atmosphere contribute to increasing average temperature earth rsquo s surface that influences human thermal comfort. This research investigated relationship between concentration levels of GHGs and thermal comfort in urban areas. The thermal comfort was assessed by using Humidex. The analysis was done by examinations of the observational data and subjective investigation of thermal comfort perception. The sources of observational in this research obtained from two monitoring stations of GHGs located in South Tangerang City GRK1 and Bogor City GRK2 . The results showed that the difference of GHGs concentration was influenced by meteorological parameters and each station rsquo s environmental characteristics. Comfort level according to Humidex in GRK1 station was 30.5 ndash 41.5 whereas in GRK2 station was 29.4 ndash 38.5. The public perception to thermal comfort might be influenced by activities, behaviour, and clothing worn. The effect of GHG concentration on thermal comfort in urban areas was indirectly indicated by the effect of GHG concentration on air temperature and the air temperature as part of thermal comfort."
2018
T51230
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amirudin
"Keterbatasan lahan yang dapat digunakan sebagai pemukiman di Jakarta sebagai akibat dari pembangunan kota yang sangt pesat, menyebabkan sarana hunian yang Iayak menjadi mahal dan sulit didapatkan. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah telah mengambil berbagai kebijakan, antara Iain dengan menyediakan rumah susun sederhana bagi masyarakat golongan menengah ke bawah. Namun penyediaan mmah susun sederhana bagi masyarakat perkotaan membutuhkan biaya yang sangat besar. Sehingga harus dilakukan penghematan agar biaya bangunan dapat ditekan serendah mungkin.
Untuk menghemat biaya pembangunan rumah susun sederhana, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan pemilihan sistem struktur yang tepat, karena pekerjaan struktur membutuhkan biaya paling besar dibandingkan dengan pekerjaan lainnya dalam sebuah bangunan.
Pada penulisan ini akan membahas tentang sistem struklur yang khusus dibuat untuk menghemat biaya pembangunan pada rumah susun sederhana, terutama yang dibangun oleh Perum Perumnas."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S47888
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Haikal Milleza
"Kenyamanan termal merupakan aspek yang krusial bagi manusia dan menjadi pertimbangan yang sangat penting bagi sebuah arsitektur. Yang mana sebagai arsitektur yang memanfaatkan ventilasi alami, semestinya arsitektur vernakular dapat menjadi rujukan bagi arsitektur modern dalam menghadirkan kenyamanan termal di dalam ruang. Sehingga tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengkaji bagaimana kondisi kenyamanan termal pada sebuah arsitektur vernakular dan bagaimana performanya jika dibandingkan dengan bangunan berkonstruksi modern. Metode yang dipilih pada pengkajian ini adalah simulasi menggunakan program Rhinoceros dan Grasshopper dengan plugin Ladybug Honeybee untuk dapat menghitung Adaptive Thermal Comfort pada arsitektur vernakular yang dipilih. Simulasi ini dilakukan dengan mengukur 5 kondisi pada Rumah Batak Toba dan Rumah Batak Karo yang masing masing kondisi memiliki parameter berupa pemilihan material, konstruksi yang diterapkan, serta rasio bukaan yang diaplikasikan. Secara umum, data yang dihasilkan menunjukkan bahwa baik Rumah Batak Toba dan Rumah Batak Karo yang menggunakan material, konstruksi, dan rasio bukaan aslinya memiliki tingkat kenyamanan termal terbaik. Hal ini terlihat setelah dibandingkan dengan kondisi lainnya yang menerapkan material, konstruksi, serta rasio bukaan pada arsitektur modern. 

Thermal comfort is a crucial aspect for humans and is a very important consideration for architecture. As an architecture that utilizes natural ventilation, vernacular architecture should be a reference for modern architecture in providing thermal comfort in an interior space. Thus, the purpose of this writing is to examine how the thermal comfort conditions in vernacular architecture and how its performance when compared to modern construction buildings. The method chosen in this study is a simulation using the Rhinoceros and Grasshopper programs with the Ladybug plugin and honeybee to be able to calculate the adaptive thermal comfort in the selected vernacular architecture. This simulation is carried out by measuring 5 conditions in the Toba Batak house and Karo Batak House, in which each condition has a parameter in the form of material selection, construction applied, and the ratio of the opening. In general, the resulting data shows that both Toba Batak Houses and Karo Batak Houses that use materials, construction, and original opening ratios have the best thermal comfort levels. This can be seen after being compared with other conditions that apply materials, construction, and opening ratios of modern architecture."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>