Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 167302 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
"Ganyong (Canna edulis) is common alternative snack among villagers in southern part of central Java. Its starch content can be used for making "soon" (white noodle). In the future ganyong is potential for staple food and other usage due to its nutrition content. At the village of Jlegiwinangun, ganyong was planted as inter cropping plant in the field and in the home garden."
630 JMSTUT 5:1 (2004)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tamtomo Prihanto
"Sektor pertanian khususnya tanaman pangan mempunyai peranan yang sangat panting bagi kehidupan bangsa Indonesia. Peranan tersebut antara lain sebagai penyedia kebutuhan pangan nasional, penyumbang PDS yang dominan dalam perekonomian Indonesia, penyediaan lapangan kerja terhadap hampir 50 persen penduduk Indonesia, penyedia bahan Baku industri, sumber pendapatan ekspor (devisa) serta pendorong & penarik bagi tumbuhnya sektor-sektor ekonomi lainnya. Walaupun demikian perhatian pemerintah pada sektor pertanian masih dirasa kurang, sektor pertanian termajinalkan dan masih menempatkan sebagian besar kemiskinan di Indonesia, dengan demikian pembangunan sektor pertanian khususnya tanaman pangan, perlu diperhatikan dan mendapat prioritas guna mengentaskan kemiskinan, mewujudkan ketahanan pangan dan ekonomi dalam rangka menunjang ketahanan daerah.
Tesis ini berjudul "Strategi Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan Dalam Rangka Menunjang Ketahanan Daerah (Studi Kasus di Kabupaten Klaten)". Penelitian Tesis ini dilakukan di daerah kabupaten Klaten, provinsi Jawa Tengah, bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh dal= pembangunan pertanian guna menentukan strategi yang tepat dalam pembangunan pertanian tanaman pangan serta mengetahui kontribusinya dalam mewujudkan Ketahanan Daerah. Peneiitian menggunakan metode diskriptif analitis kualitatif, dengan analisis data menggunakan metode SWOT. Untuk menentukan variabel ekstemal dan internal yang mempengaruhi pembangunan pertanian dilakukan dengan cara Consensus Decission Making Group (CDMG)
Analisis SWOT menunjukkan bahwa terdapat peluang untuk mengembangkan pertanian tanaman pangan di kabupaten Klaten, namun disisi lain terdapat kelemahan yang dimilikinya, sehingga strategi yang tepat dalam pembangunan pertanian tanaman pangan di kabupaten Klaten adalah strategi Weakness Opportunities (WO) atau strategi konsolidasi dengan memanfaatkan peluang yang ada untuk mengaiasi kelemahan, sehingga perlu merumuskan strategi baru dengan memperhatikan peluang dan ancaman serta mempertimbangkan berbagai kondisi nyata di daerah. Dalam implementasinya, grand strategy tersebut dijabarkan dalam strategi operasional dan program-program pembangunan pertanian.
Dengan strategi barn yang tepat diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, pendapatan dan kesejahteraan petani, sehingga mampu mendongkrak produksi tanaman pangan dan perekonomian daerah Kemampuan produksi pangan yang tinggi akan mewujudkan ketahanan pangan dan ketahanan ekonomi, sehingga dengan ketahanan pangan dan perekonomian yang kuat akan menunjang terwujudnya Ketahanan Daerah yang secara berjenjang akan menunjang teiwujudnya Ketahanan Nasional.

Agricultural sector, primarily food plants, constitutes one of the most vital factors of Indonesia's welfare in its roles as the nation's primary food resources, significant contributor to the country's GDP, the provider of job opportunity to nearly 50% of the country's citizens, vital resources for industrial raw materials, as well as foreign currency generating-commodity through its exportable crops, and one of the most vital driving sectors which dynamite the nation's economy. However, despite its obvious importance, the national government apparently still has very little concern over the sector, which in turn, instigate diminuting effects which eventually marginalize the nation's agricultural sector along with its entire poverty-ridden work force altogether. Therefore, the development of the agricultural sector -mainly food plants- is still a great task to be prioritized, in order to eradicate poverty, and achieving a nation-wide food and economic resilience, to reach the goal of upholding the Regional Resilience.
To address the issue, this thesis is purposely titled as "Food Plants Agricultural Development Strategy to Achieve Regional Economic and Food Resilience (Study Case in Klaten Regency)". The research of this thesis was conducted in the Regency of Klaten, Central Java Province, under two primary aims both to formulate the most ideal strategy in developing food plants agricultural sector, as well as to determine the degree of its contribution to the Regional Resilience. This thesis is being arranged in the qualitative, descriptive-analytic method, with SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, and Threat) analytic tools, and CDMG (Consensus Decision Making Group) method as the determining tool to detect both the internal and external factors which affect the agricultural development in the particular area.
The SWOT analysis indicated that in spite of the opportunity in agricultural sector development in the Klaten Regency, there were also weaknesses found, which suggest that the most ideal strategy for agricultural development in the area would be the Weakness-Opportunities (WO) strategy, which also be known as the Consolidation Strategy, which. stresses in exploiting any existing opportunities to overcome the weaknesses. Therefore, it is imperative to formulate a strategy which duly notes any existing opportunities and threats, as well as incorporates all local realities, with the intention that it may generate a realistic implementation which can be applied both in the operational strategy as well as in the technical level.
It is expected that the new strategy would enhance the productivity and prosperity of the local peasants, which in turn would boost the productivity of food plants agriculture and local economy in the particular area. In turn, it is definite that such Iocal resilience in both food plants agriculture and in macro-economic levels would contribute positively not only to the local Regional Resilience, but also to the National Resilience itself.
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T20278
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosmaidar
"Pati ganyong berasal dari rimpang tanaman ganyong (Canna edulis Kerr.) yang dapat digunakan sebagai eksipien dalam sediaan farmasi. Namun, pati ganyong masih memiliki sifat yang kurang menguntungkan. Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan untuk mendapatkan eksipien dengan karakteristik pati ganyong yang lebih baik dan salah satunya adalah dengan fosforilasi pati ganyong. Fosforilasi pati ganyong dilakukan dengan mereaksikan pati dengan Na2HPO4 1% dan 3% pada pH 9 dengan penambahan NaOH 5 N, yang akan menghasilkan pati dalam bentuk ikatan esterfosfat, disebut pati ganyong fosfat (PGF). Penelitian ini bertujuan untuk membuat dan menguji karakteristik PGF sebagai eksipien dalam sediaan farmasi. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan konsentrasi Na2HPO4 meningkatkan kadar fosfor dalam pati. Peningkatan kadar fosfor mempengaruhi karakteristik kimia, fisika, dan fungsional pati. PGF memiliki karakteristik yang berbeda dengan pati ganyong. PGF 3% memiliki kekuatan gel dan kompresibilitas yang lebih baik dibandingkan PGF 1% dan pati ganyong. Penelitian ini menunjukkan PGF dapat digunakan sebagai bahan pengisi, pengikat dan bahan pengental dalam sediaan farmasi.
Queensland arrowroot starch is obtained from Queensland arrowroot rhizomes, it’s could be used as a pharmaceutical excipient. However, Queensland arrowroot starch as an excipient still has unbeneficial properties. So, many efforts done to get a better excipient from Queensland arrowroot starch and one of that is by phosphorylation of Queensland arrowroot starch. Phosphorylation of Queensland arrowroot starch is done by reacting Queensland arrowroot starch with Na2HPO4 1% and 3% under pH 9 by adding NaOH 5N, which produce starch in ester phosphate binding, who called Queensland arrowroot starch phosphate (SP). The aim of this research is the made and to test characteristics Queensland arrowroot starch phosphate (SP) as a pharmaceutical excipient. The research showed increasing Na2HPO4 concentration that increase phosphorus contents in starch. Increasing phosphorus contents are influence chemistry, physics, and functional characteristics of starch. SP have difference characteristics with Queensland arrowroot starch. SP 3% have better strong gel and compressibility than SP 1% and Queensland arrowroot starch. This research showed SP could be used as filler, binder, and thickening agent."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2007
S32964
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Papua provinci has a potential biodiversity including local food sources. Local food in Papua that has been used as main sources of carbohydrate for the local people are sago, millet and root crops (sweet potato, taro and yam). Root crops are mostly cultivated and consumed by local people in the lowland to highland area, while the people staying at beach area generally consume sago as a primary food..."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rani Titi Harum Sari Jufrizal
"Pembudidayaan umbi ganyong dilakukan sebagai salah satu upaya dalam mengurangi bahan baku impor pati yang banyak digunakan sebagai eksipien sediaan farmasi. Pati dari umbi ganyong ini perlu dimodifikasi lebih lanjut agar pemanfaatannya dalam bidang farmasi menjadi lebih luas. Salah satu modifikasi yang dapat dilakukan adalah dengan metode pencampuran. Pada penelitian ini, telah dilakukan pencampuran pati ganyong menggunakan larutan asam stearat 4% dan 9% dalam etanol 96% dengan suhu 50ºC selama 24 jam. Selanjutnya, pati ganyong tercampur stearat diuji karakteristik fisika seperti densitas bulk, higroskopisitas; kimia seperti derajat substitusi, IR dan fungsional seperti indeks kompresibilitas, kekuatan gel.
Hasil yang didapat memperlihatkan indeks kompresibilitas PGTS 4% masih dalam rentang persyaratan yaitu 19,94% dan derajat substitusinya 0,0273, lebih rendah dari PGTS 9% (0,0324). Akibat dari pencampuran tersebut terjadi perubahan seperti higroskopisitas berkurang dan kompresibilitasnya meningkat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pati ganyong tercampur stearat dapat diaplikasikan sebagai eksipien sediaan farmasi.
Plantation of Queensland arrowroot (Canna edulis Kerr.) has being done as one of the effort to reduce starch raw material import, which always use as the pharmacy excipient . Starch from the tuber of Queensland arrowroot is need to modificated, so the use in pharmacy can be much more. One of the modification which can be done is compounding method. A study about compounding arrowroot starch with 4% and 9% stearic acid solution in 96% ethanol on temperature 50ºC during 24 hours have been done and resulting a modified strach called stearic arrowroot starch (SAS). The stearic arrowroot starch was characterized physically e.g. bulk density, higroscopicity; chemically e.g. degree of substitution, IR and functionally e.g. compressibility, gel strength.
The result shows that compressibility of SAS 4%, is 19.94% and the degree of substitution is 0.0273, lower than SAS 9% (0.0324). The compounding make some different, and the characterization of starch become better, e.g. decrease the hygroscopicity, made the compressibility in stearic arrowroot starch become increasing. The research shows that the SAS can be application as the pharmacy excipient.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2007
S32989
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Dewati
"Pati ganyong berasal dari rimpang tanaman ganyong ( Canna edulis. Ker.) yang dapat digunakan sebagai eksipien dalam sediaan farmasi. Namun, pati ganyong masih memiliki sifat yang kurang menguntungkan. Pada penelitian ini telah dilakukan pencampuran pati ganyong dengan asam oleat untuk mendapatkan eksipien dengan karakteristik pati ganyong yang lebih baik. Proses pencampuran diawali dengan melarutkan asam oleat 4% dan 9% dalam etanol 96% kemudian dicampur dengan pati ganyong. Hasil pencampuran dimasukkan dalam oven dengan suhu 50°C selama 6 jam, menghasilkan pati yang disebut pati ganyong oleat (PGO). Selanjutnya pati ganyong yang dicampur asam oleat diuji karakteristik fisika (densitas bulk, higroskopisitas), karakteristik kimia (derajat substitusi), karakteristik fungsional (viskositas dan kekuatan gel).
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan viskositas dan higroskopisitas namun terjadi penurunan kekuatan gel. PGO 9% memiliki derajat substitusi yang lebih baik dari PGO 4%. Hasil penelitian menunjukkan pati ganyong yang dicampur asam oleat dapat digunakan sebagai eksipien dalam sediaan farmasi seperti untuk pengental dan disintegran.
Queensland arrowroot starch is obtained from Queensland arrowroot rhizomes, it could be used as a pharmaceutical excipient. However, Queensland arrowroot starch as an excipient still has unbeneficial properties. The study about Queensland arrowroot mixing with oleic acid had been done to reach better characteristic of this excipient. This proccess was started from oleic acid 4% and 9% dissolved in ethanol 96% then mixed with Queensland arrowroot and heated at the temperature of 50°C dur ing 6 hours, resulting a modified starch called oleic arrowroot starch (OAS). The oleic arrowroot starch were characterized physically (bulk density, hygroscophicity), chemically (degree of substitution) and functionally (compressibility, gel strength).
The results showed that the viscocity and hygroscopicity were increased but the gel strength was decreased. OAS 4% and OAS 9% have better degree of substitution than SO 4% .The study showed that OAS can be applied as the pharmacy excipient such as thickening agent and desintregrant.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2007
14-21-022035342
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Salah satu kebutuhan dasar manusia yang paling strategis baik bagi seorang individu, keluarga, kelompok sosial ataupun dalam tataran bangsa atau negara adalah pangan. Dalam perkembangan peradaban manusia nilai strategis pangan dalam bentuk politik ekonomi pangan mengalami pasang surut. ...."
IKI 2:10 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rudy Suherman
"Telah dilakukan penelitian terhadap pengaruh penggunaan amilum ganyong sebagai bahan pengikat terhadap laju disolusi propranolol HCl dalam sediaan tablet secara granulasi basah. Amilum ganyong terlebih dahulu diperiksa karakteristik fisiknya kemudian difungsikan sebagai pengikat dalam formulasi tablet yang mengandung bahan aktif propranolol HCl 30 mg per tablet. Penelitian ini menggunakan tiga formula A, B dan C dengan variasi persentase dari amilum ganyong yaitu 1%, 3% dan 5% dari bobot tablet. Tablet dicetak menggunakan metode granulasi basah.
Hasil dari evaluasi menunjukkan bahwa amilum ganyong memiliki kemampuan untuk membentuk gel bila berkontak dengan air sehingga dapat digunakan sebagai pengikat. Terhadap semua formula dilakukan evaluasi karakteristik fisik tablet, kandungan propranolol HCl dan laju disolusinya.
Hasil penelitian menunjukkan amilum ganyong sebagai pengikat akan memberikan nilai kekerasan dan keregasan tablet yang semakin baik dengan ditingkatkan jumlahnya menjadi 5%. Pada uji disolusi menunjukkan penambahan amilum ganyong sampai 5% memberikan efek penurunan laju disolusi terhadap tablet propranolol HCl pada medium dapar fosfat pH 7,6 sedangkan pada medium HCl pH 1 ketiga formula tablet memiliki laju disolusi yang serupa.
It has been done a research on the effect of queensland arrowroot starch on dissolution rate of propranolol HCl tablet that was produced with the wet granulation method. Queensland arrowroot starch was evaluated first on their physical characteristic then was functioned as a binder on a tablet formulation that contain active ingredient of propranolol HCl 30 mg per tablets. This research using three formulas A, B and C with variation on concentration of the queensland arrowroot starch as a binder i.e. 1%, 3% and 5% from tablet weight. The tablets were produce with wet granulation method.
The result of the evaluation shown that queensland arrowroot starch has an ability to form a gel if contact with water so it can be used as a binder. To all formulas were conducted an evaluation of characteristic of their tablet, propranolol HCl contain and dissolution rate.
The result of the evaluation shown that queensland arrowroot starch as a binder will give a good value to hardness and friability of the tablet if the amount was increased to 5%. On the dissolution test shown that the increasing amount of queensland arrowroot starch to 5% will give an effect to the decrease of the dissolution rate of the propranolol HCl tablet on medium dapar phosphate pH 7,6 but on medium HCl pH 1 the three tablet formulas has a similar rate.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2007
S32975
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahjudi Widajanto
"Latar Belakang
Dewasa ini Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan nasional di segala bidang dan sektor kehidupan. Perhatian besar diberikan terhadap masalah-masalah pemerataan serta usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Karena sekitar 80 persen jumlah penduduk Indonesia berada di Pedesaan, maka setiap usaha meningkatkan taraf hidup masyarakat haruslah dikaitkan dengan penduduk pedesaan.
Identifikasi terhadap kebutuhan pokok manusia (basic human needs) merupakan langkah penting dalam setiap usaha peningkatan taraf hidup penduduk yang miskin. Energi, diakui memainkan peranan penting dalam kehidupan manusia.
Makhijani, (1977) mengemukakan bahwa ungkapan "kebutuhan energi" (energy needs) sebenarnya tidak lain berarti energi yang dibutuhkan untuk menghasilkan dan mendistribusikan secara merata sarana-sarana pemenuhan kebutuhan pokok manusia. Dalam hal ini, masalah kebijaksanaan pokok adalah menyangkut pilihan-pilihan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan energi penduduk pedesaan, terutama penduduk pedesaan yang miskin. Dalam memenuhi kebutuhan energinya, manusia sudah sejak dahulu mempergunakan jenis-jenis energi non-komersial seperti biomassa (kayu bakar dan limbah pertanian) yang hingga kini sebagian energi yang digunakan di sektor rumah tangga menggunakan jenis biomassa ini.
Sebagai ilustrasi dapat dikemukakan disini, bahwa input energi kayu bakar bagi pedesaan di India mengambil bagian sebesar 68 persen dari seluruh energi yang digunakan. Dan dari jumlah ini hampir 90 persen-nya dikonsumsi untuk kebutuhan memasak. 2) Menurut Hadisoesastro, (1933:5) telah banyak sebenarnya studi mengenai biomassa diiakukan di Indonesia dan telah memberikan informasi yang berharga. Namun banyak juga yang masih menimbulkan ketidak-jelasan.
Selanjutnya ia mengatakan bahwa dari hasil studi-studi itu terdapat kesimpulan yang variasinya cukup mencolok, dimana konsumsi biomassa berkisar antara 0,35 m3 sampai 2,53 m3 per-orang/tahun. Dikatakan selanjutnya, belum jelas benar faktor apa yang menimbulkan kesimpulan atau kondisi demikian; sehingga hal ini akan dapat menyulitkan dalam perumusan kebijaksanaan. Sebagai sebuab gambaran, berikut ini ditunjukkan kondisi konsumsi energi di Indonesia antara tahun 1970 - 1988."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>