Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 109357 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
"Once of environmental pollution is heavy metal cadmium that causes toxic effect to the human and animal life. This research is to identify the effect of cadmium on kidney function. Cadmium was administered by adding it in drinking water. This study was performed by using four cadmium’s concentrations on drinking water which are 0 mg/L
(control); 0.06 mg/L; 6.60 mg/L and 66.00 mg/L. Observation was conducted during 0 week; 2 week; 4 week; 6 week and 8 week. The failure of kidney function is indicated by accumulation of cadmium on the kidney and protein contens in the urin of Wistar rats. The result showed that the exposure of cadmium through drinking water caused pathophysiology effect in rats such as increasing of proteinuria and accumulation of cadmium in kidney. Pathological effect such as cell degeneration of kidney was also
observed."
630 JMSTUT 5:1 (2004)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Enny Wahyu Lestari
"Kadmium (Cd) banyak digunakan dalam industri, baik sebagai bahan utama maupun sebagai bahan tambahan dalam proses produksi. Akibatnya limbah yang lepas ke lingkungan pada umumnya masih mengandung Cd dan mencemari lingkungan. Melalui mata rantai makanan masuk dan terakumulasi dalam tubuh manusia.
Telah diketahui bahwa Cd merupakan salah satu logam yang mempunyai toksisitas tinggi. Pajanan logam Cd secara akutdapat menyebabkan berbagai penyakit, antara lain peneumonia dan edema paru-paru, penyakit paru-paru obstruktif, emfisema, penyakit tubuh ginjal kronis. Selain itu Cd juga mempengaruhi sistem Kardiovaskuler dan tulang, juga mempengaruhi kerentanan penjamu terhadap infeksi.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Puslitbang Farmasi Dep-Kes RI dan Laboratorium Biokimia FKUI dari bulan Agustus 1994 - Desember 1994, bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian Cd terhadap respon imun pada tikus putih jantan galur Wistar umur 4 bulan. Tikus kelompok perlakuan diberi Cd 20 µg/ekor/hari selama 14 hari. Untuk menyulut respon imun yang mudah dideteksi, baik tikus kelompok kontrol dan perlakuan diimunisasi Sel Darah Merah Domba (SDMD) yang mempunyai sifat antigenik tinggi tetapi tidak patogen. Kemudian dideteksi antibodi-anti SDMD mulai dari minggu ke 0 (sebelum imunisasi) sampai minggu ke 5 setelah imunisasi dengan menggunakan uji hemaglutinasi. Selain itu juga dilihat pengaruhnya terhadap berat badan dan berat limpa pada akhir penelitian. Data hasil penelitian dianalisa dengan uji statistik univariat dan bivariat.
Penelitian menunjukan bahwa selama 5 minggu pengamatan rata-rata titer antibodi-anti SDMD kelompok yang diberi perlakuan Cd selalu lebih rendah dari kelompok kontrol. Rata-rata kenaikan berat badan kelompok perlakuan lebih rendah dari kelompok kontrol, dan juga rata-rata berat limpa pada akhir penelitian kelompok perlakuan lebih rendah dari kelompok kontrol. Analisa statistik menunjukan bahwa perbedaan rata-rata titer antibodi-anti SDMD, perbedaan rata-rata kenaikkan berat badan serta perbedaan rata-rata berat limpa adalah bermakna, p < 0,1 ; (α = 0, l).
Pemberian Cd dapat menurunkan produksi antibodi-anti SDMD, mengurangi kenaikan berat badan dan berat limpa tikus putih jantan. Penelitian lebih lanjut disarankan agar Cd diberikan dengan dosis yang bervariasi, jumlah sampel yang lebih banyak dan dibedakan menurut kelompok umur dan jenis kelamin, supaya hasilnya dapat digeneralisasi. Mengingat pengaruh pajanan Cd terhadap gangguan kesehatan yang begitu tinggi, sebaiknya pengawasan, pencegahan terhadap pencemaran dan bahayanya lebih ditingkatkan serta dilakukan pemantauan pajanan baik terhadap lingkungan maupun terhadap pekerja yang beresiko.

Cadmium (Cd) has been used widely in the industry as the leading material or supplementary material for the main product. The wastes of the production process then pollute the environment. Through the food chains the Cadmium is entered the human body and accumulated.
It has known that Cd is one of the metals which has a high toxicity. Acute exposure of Cd caused many diseases, i.e. pneumonia and pulmonary edema, chronic obstructive lung disease, emphysema and-chronic renal tubular disease. It is also reported that Cd could effect the skeleton, cardiovascular - system and the defense against infectious.
This study had been done in the Pharmacy Laboratory, National Institute of Health Research and Development, Ministry of Health and Bio-chemistry Laboratory of the Medical Faculty of University of Indonesia from August to December 1994, to know the effect of Cd intoxication to the immune response in the 4 months aged white male rats of Wistar strain. The test group of rats received 20 /g of Cd/each/day for exactly 14 days. Both test and control groups received immunization with Sheep Red Blood Cells (SRBC) which has a high antigenicity but non pathogenic to trigger the easy detected immune response.
The anti SRBC-antibody was assessed by using hemaglutination teenique periodically every week in six times before and after immunization. The effect of Cd to body weight and spleen weight were also measured. The stastical analyze using univariate and bivariate test.
The study shows that in 5 weeks examination, the rate titer of anti SRBC-antibody in test group is lower than control group_ The rate of the increasing of the body weight and the spleen weight in the test group are also lower than control group. There axe significant differences in anti SRBC-antibody, increasing body weight and spleen weight between test group and control group with p<0.1 ;( α =0.1).
Cadmium may reduce the anti SRBC-antibody production and the increasing of body weight and spleen weight white male rats. The future study of Cd with variation of doses, larger of samples and differentiation in age group and gender is suggested in order to get the generalize result. Concerning the high effect of Cd exposure to Health, it is suggested to improve the control and prevention against Cd pollution and hazard. Also to improve the monitoring of the exposure of Cd to environment and high risk workers.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Sari
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S33060
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Ruqiah Ganda Putri
"Karbon tetraklorida (CCl4) lazim dipakai sebagai penginduksi kerusakan hati sehingga sering digunakan dalam pengujian aktivitas hepatoprotektor suatu zat. Karbon tetraklorida dosis tunggal 0,1; 1,0; dan 10 ml/kg bobot badan diberikan secara intraperitoneal pada tikus jantan, dan diamati kerusakan yang terjadi pada hati dan ginjal. Kerusakan hati ditandai dengan peningkatan kadar enzim alanin transaminase (ALT), aspartat transaminase (AST), alkali fosfatase (ALP), bilirubin total, dan protein total dalam serum. Peningkatan kreatinin serum merupakan indikator gangguan fungsi ginjal. Lebih lanjut juga dilakukan pengamatan terhadap gambaran histopatologi hati dan ginjal. Dibandingkan dengan kontrol, CCl4 dosis 0,1 dan 1,0 ml/kg bobot badan mengakibatkan peningkatan ALT dan penurunan AST, dan pada dosis 10 ml/kg bobot badan kadar kedua enzim tersebut sudah sangat turun (p<0,05). Kadar ALP, bilirubin total, dan protein total semua kelompok tidak berbeda (p>0,05). Karbon tetraklorida dosis 0,1 dan 1,0 ml/kg bobot badan mengakibatkan peningkatan kreatinin, sebaliknya pada dosis 10 ml/kg bobot badan kadar kreatinin sudah sangat turun (p<0,05). Gambaran histopatologi kelompok yang mendapatkan 1,0 dan 10 ml CCl4/kg bobot badan menunjukkan terjadinya steatosis pada sel-sel hati, namun pada glomerulus tidak terlihat adanya perubahan. Karbon tetraklorida menimbulkan kerusakan sebanding dengan dosis yang diinduksikan.

The Effects of Carbon Tetrachloride Administration on Liver and Renal Function. Carbon tetrachloride (CCl4) that induces liver damage is widely used in hepatoprotector experiments. Carbon tetrachloride at a single dose 0,1; 1,0; and 10 ml/kg body weight was administrated intraperitoneally in male rats to investigate liver and renal damage. Liver damage was monitored by increased alanine transaminase (ALT), aspartate transaminase (AST), alkaline phosphatase (ALP), total bilirubin, and serum total protein. Increased serum creatinine is an indicator of renal problem. Futhermore, liver and renal tissues were subjected to histopathological studies. Compared with control, injection of 0,1 and 1,0 ml CCl4/kg body weight increased ALT and decreased AST, and at dose 10 ml/kg body weight both ALT and AST decreased to a greater extent (p<0.05). Alkaline phosphatase, total bilirubin, and total protein were not different in all treatments (p>0.05). Carbon tetrachloride at dose 0,1 and 1,0 ml/kg body weight increased creatinine. However, injection of 10 ml CCl4/kg body weight decreased creatinine (p<0.05). Histopathological studies confirmed the presence of steatosis in hepatic cells at single dose of 1,0 and 10 ml CCl4/kg body weight, with no significant effect in glomerulus. Administration of single dose of CCl4 can induce liver and renal damage that dependent on CCl4 received."
Universitas Tanjungpura. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan ; Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Puslit ; Universitas Tanjungpura. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam , 2007
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rifqy Ifada
"Bahan obat herbal 'X' merupakan hasil fraksinasi ekstrak etil asetat dari daun sukun. Uji pra klinik yang telah dilakukan terhadap hasil fraksinasi ekstrak etil asetat dari daun sukun ternyata memberikan efek inotropik negatif pada hewan coba. Penggunaan bahan obat herbal 'X' dalam jangka waktu lama menyebabkan perlu dilakukan pengujian keamanannya terhadap organ vital tubuh.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian bahan obat herbal 'X' selama 90 hari terhadap fungsi ginjal ditinjau dari kadar kreatinin plasma dan gambaran histologi ginjal pada tikus putih. Bahan obat herbal 'X' diberikan secara oral pada 40 ekor tikus jantan dan 40 ekor tikus betina, yang masing-masing dibagi menjadi 4 kelompok. Kelompok I, II, dan III masing-masing diberikan dosis 83,33; 166,67; dan 333,33 mg/kgbb tikus, sedangkan kelompok IV merupakan kelompok kontrol normal yang hanya diberikan larutan CMC 1 %. Pada hari ke-91 dilakukan pengambilan darah dan organ ginjal untuk mengetahui kadar kreatinin plasma dan gambaran histologi ginjal.
Hasil ANAVA satu arah (α = 0,05) menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna dari kadar kreatinin plasma dan gambaran histologi ginjal antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan, sehingga dapat disimpulkan bahwa pengunaan bahan obat herbal 'X' selama 90 hari tidak mempengaruhi fungsi ginjal pada tikus putih.

Herbal medicine 'X' material is fractionation result of ethyl acetate extract of breadfruit leaves. Pra-clinical study have done to the fractionation result of ethyl acetate extract of breadfruit leaves and given a negative inotropic effect. Using a herbal medicine 'X' material for a long period cause important to examine its savety level to vital organ in the body.
The aim of this study was to know the effect of herbal medicine 'X' material for 90 days to the kidney function considered to creatinine plasma level and kidney's histology in rat. Herbal medicine 'X' material was given orally to 40 male rats and 40 female rats, each of them were divided into four groups. Group I, II, and III were given herbal medicine 'X' material with the following doses 83,33; 166,67; and 333,33 mg/kg wb. Whereas group IV as a normal control group which were given only CMC 1 %. At the 91st day, the blood and kidney were taken to measure creatinine plasma level and histological of the kidney.
The result of one way ANAVA test (α = 0,05) showed that there is no significant difference at the level of creatinine plasma and histological of the kidney between control group and treatment group. Therefore, it was concluded that the usage of herbal medicine 'X' material for 90 days was given no effect to the kidney function.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S33061
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anggita Bunga Anggraini
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S32768
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Hendriani
"Banyak orang berusaha untuk menurunkan maupun menjaga agar
berat badan ideal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh
pemberian jamu pelangsing "SF" pada tikus putih selama 90 hari terhadap
organ ginjal ditinjau dari kadar urea dan histologis ginjal. Hewan coba yang
digunakan tikus putih jantan dan betina galur Sprague-Dawley berumur 3-4
bulan dengan berat badan 200-300 g. Pada hari ke-91 tikus diambil darahnya
melalui mata dan dibedah untuk diambil ginjalnya. Selanjutnya dilakukan
pengukuran kadar urea plasma dengan metode kolorimetri serta histologis
ginjal. Kadar rata-rata urea plasma kelompok perlakuan berkisar 31-37 mg/dl dan
kelompok kontrol 34-37 mg/dl. Diameter rata-rata glomerulus ginjal kelompok
perlakuan berkisar 0,88-0,96 μm dan kelompok kontrol 0,93 μm. Jarak ruang
rata-rata antara glomerulus dengan kapsula Bowman berkisar 0,09-0,11 μm dan
kelompok kontrol 0,1 μm. Hasil uji Oneway ANOVA pada =0,05 terhadap kadar
urea plasma, diameter glomerulus ginjal dan jarak ruang antara glomerulus
dengan kapsula Bowman tidak menunjukkan perbedaan bermakna baik antar
kelompok perlakuan maupun dengan kelompok kontrol. Penggunaan sediaan
jamu pelangsing "SF" selama 90 hari tidak mempengaruhi fungsi organ ginjal
tikus putih."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S32636
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Lisna Lestari
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S32717
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>