Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 103169 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
PATRA 4:4 (2003)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yumiko M. Prijono
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1983
321.8 YUM d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tb. Ronny Rahman Nitibaskara
"Disertasi ini merupakan upaya untuk memahami khususnya reaksi sosial terhadap perbuatan manusia yang tidak secara tegas dikategorikan sebagai kejahatan, tetapi sering kali mengundang reaksi masyarakat untuk memperlakukan pelakunya yaitu dukun teluh (sihir-tenung) sebagai penjahat. Timbul pertanyaan dikalangan orang awam, mengapa masyarakat memperlakukan mereka sebagai penjahat, sedangkan keberadaan mereka pada mulanya dibiarkan. Hal tersebut tentunya sangat erat kaitannya dengan nilai budaya dan pandangan hidup yang terdapat dalam kebudayaan masyarakat yang bersangkutan. Sebagaimana diketahui kebudayaan itu merupakan suatu sistem yang berfungsi sebagai pedoman pendukungnya dalam menata gejala demi ketertiban dalam hidup mereka. Karena itu hendak dikaji pandangan atau faham masyarakat tentang kejahatan, apa saja yang dikategorikan dalam kejahatan. Pengkajian ini bukan untuk menguji apakah sihir dan tenung itu ada dan sungguh-sungguh terjadi melainkan untuk memahami alam fikiran penduduk yang merupakan perwujudan kepercayaan yang hidup dalam masyarakat. Daerah Banten dipilih sebagai lokasi penelitian karena anggapan umum menyatakan bahwa di Jawa Barat, khususnya Banten merupakan pusat kegiatan dan kediaman para dukun ilmu hitam yang disebut dukun teluh (tukang teluh). Kecamatan Sajira dan Bojonegara dipilih sebagai salah satu pusat lokasi tempat bermukimnya para dukun teluh tersebut. Sebelum diuraikan kasus-kasus dukun teluh di Banten sebagai latar belakang ditampilkan berbagai macam bentuk reaksi sosial seperti pengeroyokan,penganiayaan dan pembunuhan terhadap dukun sihir-tenung di Indonesia, merupakan analisa isi kualitatif terhadap surat kabar dan majalah yang terbit di ibukota maupun daerah. Kesemuanya dapat dibaca dalam lampiran' disertasi ini. Digunakan pendekatan interdisipliner dalam mengkaji dukun teluh, yang memanfaatkan antropologi dan kriminologi. Pendekatan antropologi dimaksud untuk menggambarkan etnografi Banten sebagai latar belakang, konsep-konsep ilmu gaib maupun teori-teori naengenai sihir dan tenung pada umumnya. Teluh dicoba dikaji sebagai perwujudan mekanisme pengendalian sosial. Sementara kriminologi mengkaji dampak sosial dari kehadiran dukun teluh. Sebagaimana diketahui kriminologi tidak saja mempunyai sasaran kajian perbuatan yang secara formal atau hukum dinyatakan terlarang, tetapi juga perbuatan yang oleh masyarakat dianggap sebagai perbuatan tercela, sekalipun perbuatan itu belum diatur oleh hukum Pidana. Dari sejumlah teori dalam kriminologi telah dipilih paradigma Interaksionis yang terkenal dengan teori labelingnya. Teori labeling memiliki asumsi pokok bahwa kejahatan atau perilaku menyimpang adalah kualitas reaksi atau tanggapan terhadap tingkah laku dan bukan merupakan kualitas dari sesuatu tingkah laku. Berdasarkan teori labeling dicoba digambarkan, bahwa dukun teluh adalah pelaku penyimpangan.

Case Studies in Villages S and A, Sajira and Bojonegara DistrictsThe objective of this dissertation's is primarily to understand social reaction towards certain social behavior which do not explicitly categorized as a crime, and yet often invites social reaction to treat the doers, in this case: witches and sorcerers, like criminals. Such happenings have wondered people, especially layman, as to why those witches and sorcerers are eventually punished like criminals by the community, whereas in the beginning their existence is somewhat accepted. These certainly depend upon the cultural-values of the society themselves. As already known, among the functions of culture is its ability to support or guide social phenomena to maintain an orderly-like in the society. Therefore the social perception about crime as well as what are generally categorized as crime in the society, is also studied. The study is not intended to verify whether witchcraft and sorcery are really exist or not, but rather to understand the perception of the community toward such practices, as a manifestation of that which are believed by them. The research is conducted in the Banten region, West Java, as the "center" of black-magic practices where many witches and sorcerers live - according to what is popularly believed by Indonesian (Javanese) people. While both Sajira and Bojonegara district were chosen as central location of research, as the residence of the above mentioned wiches. As a background, a variety of social reactions towards sorcery such as: overwhelming, attacts, tortures, and even killings over witches and sorcerers will be described: as a result of content analysis of many newspapers and magazines in Indonesia - both which are published in the enclosures of this dissertation. An inter-diciplinary approach using anthropology and criminology in studying witches and sorcerers is applied. The anthropological approach is intended to describe Banten's ethnography as background, concepts of magic as well as theories on witchcraft and sorcery in general. Sorcery is also studied as a kind of social control mechanism. On the other hand, the criminological approach will study the social impacts of the existence of witches and sorecerer. As we know, the object of criminology not only studying social behaviors that are formally or legally considered as a crime, but also those which are generally disliked by the society, although they have not been as yet regulated by crminal law. According to several criminological theories, an interactionism paradigm is chosen, which is known for its labelling theory - where a crime or deviant behavior is considered as a quality of social reaction or response towards certain behavior: not that of the behavior itself. Base on labelling theory, dukun teluh are considered as deviant.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
D242
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S7693
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soegeng Reksodihardjo
Jakarta: Depateren Pendidikan dan Kebudayaan, 1991
615.882 SOE p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S7635
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noor Sulistyabudi
"The advancement of technology in social media has penetrated into all areas of life such as economies, business, entertainment, education, and culture. The need of the information media such as the internet is rapidly growing. Its role has been widely spread in human life for various aspects of life. This study aims to look at now The Culture and Tourism Office of Bantul Regency use social media in preserving local culture and disseminating information on art and culture as well as the natural wealth in Bantul Regency. This study drew the data from observation and related materials from libraries and internet. The results of this study indicate social media plays an important role in preserving culture preservation in Bantul regency. Websites have been used to inform the activities of The Culture and Tourism Office of Bantul Regency in preserving local culture. It also disseminates schedules of cultural events as well as photos and videos."
Yogyakarta: BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA D.I. YOGYAKARTA, 2017
400 JANTRA 12:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Tayangan iklan yang mempromosikan produk obat-obatan dan layanan kesehatan makin marak di televisi, baik
televisi lokal maupun televisi berjaringan. Ada iklan spot namun sebagian besar lebih panjang dari biasanya (lebih dari 15, 30 atau 60 detik) seolah-olah menjadi program siaran tersendiri yang berbeda dengan
tayangan iklan spot. Meskipun memiliki durasi siaran yang panjang, hampir semua iklan obat-obatan dan layanan kesehatan ternyata tidak memberikan informasi medis yang cukup lengkap. Melalui kajian Siaran Iklan Kategori Pengobatan Alternatif yang menggunakan metode deskriptif analitis, diharapkan sedikit banyak analisis yang berorientasi pada penerapan Pedoman Penyelenggaraan Penyiaran (P3) dan Standar Program Siaran (SPS) Komisi Penyiaran Indonesia sebagai implementasi Undang-undang Penyiaran, akan menjadi dasar utama penyusunan kajian ini serta penerapan Etika Periklanan Indonesia/EPI. Penerapan peraturan
perundang-undangan lain (Misalnya: Undang-undang Perlindungan Konsumen, Undang-undang Kesehatan,
dan lain-lain) diharapkan akan memberikan kontribusi lebih penting di dalam mewujudkan terselenggaranya siaran iklan kategori obat dan kesehatan yang bermanfaat bagi masyarakat sebagai konsumen maupun insan-insan yang menjadi
stakeholder siaran iklan kategori ini. Hasil dari analisis ini didapatkan bahwa sebagian besar iklan
pengobatan alternatif menggunakan blocking time tersebut melanggar beberapa ketentuan di dalam P3SPS atau Etika Periklanan, antara lain sering menggunakan kata-kata superlatif, menjanjikan penyembuhan dan informasi yang ada tidak lengkap atau sengaja disembunyikan serta merendahkan produk-produk lainnya"
384 JKKOM 3:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ronny Aruben
"ABSTRAK
Dua macam dukun yang mempunyai peranan penting da_am pengobatan penyakit di desa Binala adalah taha hopa an taha roro. Dukun yang disebut pertama melakukan engobatan dengan mengandalkan mantra, sedangkan yang keua enitikberatkan pengobatannya dengan menggunankan antuan mahluk halus. Derr kian taha hopa melakukan peng-obatan dalam keadaan sadar, sebaliknya taha roro melaku-kannya dalarn keadaan tidak sadar atau kesurupan. Persa-maannya, keduanya rnenggunakan unsur-unsur gaib dalarn praktek pengobatannya, yakni: mantra (lahopa), jimat (p-pehe'), dan roh pembantu (hapi'). Para dukun mernbagi penyakit ke dalam dua kategori, yakni: saki biasa ('penyakit biasa'), dan saki' kebiasa_an ('penyakit adat'). Penyebab 'penyakit biasa' dijelas_kan oleh mereka secara alarniah, seperti: masuk angin, da_rah kotor, dan sebagainya. Penyakit-penyakit yang terma_suk dalam kategori ini, misalnya pening, batuk, pilek, dan sebagainya. Penyakit-penyakit seperti ini dianggap oleh mereka sebagai penyakit-penyakit ringan. Sebaliknya penyebab'penyakit adat' dijelaskan oleh mereka secara

"
1984
S12898
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>