Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 139120 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Sismai Herni
"Indonesia sebagai negara berkembang, dalam era globalisasi pada abad 21 ini, mengalami berbagai persaingan baik dalam bidang ekonomi, hukum, ilmu pengetahuan dan teknologi, maupun dalam dunia pendidikan. Untuk memenuhi tuntutan persaingan tersebut sangat dibutuhkan Sumber daya manusia yang betu|~betul berpotensi dan ahli di bidangnya, agar dapat bersaing dengan bangsa lain dalam membangun bangsa Sumber daya manusia yang berpotensi akan melanjutkan estafet kepemimpinan bangsa, calon para ahli tersebut antara lain diperoleh dari anak berbakat, yang sekarang sedang da1am proses belajar di sekolah dan dikelompokkan di kelasl sekolah unggul. Khusus di Sumatera Barat proses tersebut dilaksanakan di kelas unggu1. Pelaksanaan pendidikan di kelas unggul tingkat SLTP ini sebagian besar baru dalam rangka pengelompokan, dan belum melakukan perlakuan sesuai kebutuhan anak berbakat, sehingga prosesnya sama dengan kelas reguler.
Anak berbakat itu adalah anak yang mempunyai kemampuan luar biasa, merupakan aset nasional yang harus dipersiapkan sedini mungkin untuk meningkatkan sumber daya manusia yang akan berkiprah melaksanakan pembangunan bangsa. Berhubung Pedoman Khusus untuk pelaksanaan pendidikan di kelasl sekolah unggul tingkat SLTP ini belum ada secara tertulis,maka penulis ingin melihat bagaimana hubungan antara latar belakang orangtua dengan prestasi belajar anak berbakat di kelas unggul di SLTP N Padang, Padang Panjang dan Bukittinggi, Sumatera Barat.Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat sejauh mana hubungan antara latar belakang keluarga dengan prestasi belajar anak berbakat di kelas unggul SLTPN. Padang, Padang Panjang dan Bukittinggi Sumatera Barat. Alasan pemilihan di kota ini adalah karena sistim kekeluargaan yang berlaku didasari oleh garis keturunan ibu (matrilineal), berbeda dengan sistem patrilinear di daerah lain di Indonesia dan dalam kehidupan sehari-hari masih banyak dipengaruhi oleh adat istiadat.
Penelitian ini dilakukan pada 50 orang siswa dan orangtua anak berbakat pada tujuh SLTP N di kota Madya Padang, Bukittinggi dan Padang Panjang Sumatera Barat. Alat untuk mengidentiflkasikan siswa berbakat dengan memberikan tes TIKI-M Bentuk Pendek untuk mengukur intelegensi,TKV P 1 untuk mengukur kreativitas dan Task Commitment untuk mengukur keterlibatan diri terhadap tugas Kepada 338 orang siswa kelas 2 di delapan SLTP N.Penentuan siswa berbakat berpedoman pada konsep Renzulli, yaitu intelegensi di atas rata-rata, kreativitas dan task commitment tinggi. Penelitian ini juga menggunakan kuesioner tentang status sosial ekonomi , peranan dan sikap orangtua siswa berbakat dan daftar isian. Kesemua kuesioner ini diuji cobakan pada orangtua siswa berbakat di SLTP Lab School IKIP Jakarta dan orangtua siswa berbakat di SLTP Al-lzhar Pondok Labu Jakarta Selatan, serta telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Kuesioner dan daftar isian ini diberikan pada orangtua siswa berbakat melalui anak-anak mereka. Data tentang NEM ketika tamat SD dan prestasi siswa berbakat ketika kelas 1 SLTP diminta kepada Kepala Sekolah.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat; 1) gambaran siswa berbakat sesuai dengan karakteristik keluarga anak berbakat; 2) gambaran orangtua siswa berbakat sesuai dengan karakteristik keluarga anak berbakat; 3) hubungan antara pendidikan ayah dengan prestasi anak berbakat; 4) hubungan antara pendidikan ibu dengan prestasi anak berbakat; 5) hubungan antara tingkat status ekonomi orangtua dengan prestasi siswa berbakat; 6) hubungan antara peranan orangtua dengan prestasi siswa berbakat; 7) hubungan antara sikap orangtua dengan prestasi siswa berbakat; 8) Hubungan antara pendidikan ayah,pendidikan ibu, tingkat status ekonomi, peranan dan sikap orangtua dengan prestasi belajar anak berbakat; 9) sumbangan dari pendidikan ayah, pendidikan ibu, status ekonomi, peranan dan sikap orangtua pada prestasi anak berbakat Ada tujuh hipotesis yang dikemukakan pada pe-nelitian ini yaitu: 1) Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan ayah dengan prestasi belajar AB; 2) Terdapat hubungan yang bemuakna antara pendidikan ibu dengan prestasi belajar anak berbakat; 3) Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat status ekonomi orangtua dengan prestasi belajar anak berbakat, 4) Terdapat hubungan yang bermakna antara peranan orangtua dengan prestasi belajar anak berbakat; 5) Terdapat hubungan yang bermakna antara sikap orangtua dengan prestasi belajar anak, berbakat; 6) Terdapat hubungan yang bermakna secara bersama antara pendidikan ayah, pendidikan ibu, status ekonomi, peranan dan sikap orangtua dengan prestasi belajar anak berbakat; 7) Terdapat sumbangan yang bermakna secara bersama-sama maupun secara masing-masing dari pendidikan ayah, pendidikan ibu, status ekonomi, peranan dan sikap orangtua dengan prestasi belajar anak berbakat. Untuk membuktikan hipotesis ini, data diolah dengan menggunakan SPSS versi 7.5. Pembuktian hipotesis satu sampai lima digunakan korelasi Multiple Regression, menguji hipotesis keenam, digunakan korelasi Partial dan pengujian hipotesis ketujuh digunakan Multiple Regression.
Secara keseluruhan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan ayah dengan prestasi belajar anak berbakat dengan dengan r = .350, 2) Terdapat hubungan antara tingkat status ekonomi orangtua dengan prestasi belajar anak berbakat dengan r = .329; 3) Terdapat hubungan yang bermakna antara peranan orangtua dengan prestasi belajar anak berbakat dengan r = .309; 4) Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan ibu dan sikap orangtua dengan prestasi belajar anak berbakat. Bila dilihat hubungan secara Parsial: 1) Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan ayah dengan prestasi belajar anak berbakat, r = .353 dengan p = .013; 2) Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu dengan prestasi belajar anak berbakat, r = .300 dengan p = .036; 3) Terdapat hubungan yang bermakna antara peranan orangtua dengan prestasi belajar anak berbakat r = .308 dengan p = .031. Tetapi status ekonomi dan sikap orangtua tidak berhubungan secara bermakna.
Dari lima variabel yang dikemukan, ditemukan sumbangan yang bermakna dari pendidikan ayah dan peranan orangtua pada prestasi betajar anak berbakat, sebesar 22,5%. Tetapi pendidikan ibu, tingkat status ekonomi, sikap orangtua tidak memberikan sumbangan yang bermakna pada prestasi belajar anak berbakat. Bita dilihat hasil analisis regresi setiap variabet, ditemukan bahwa pendidikan ayah memberikan sumbangan yang bermakna 12,2%, tingkat status ekonomi orangtua1O,8% dan peranan orangtua 9,5% pada prestasi belajar anak berbakat. Tetapi pendidikan ibu dan sikap orangtua tidak memberikan sumbangan yang bermakna pada prestasi belajar anak berbakat.
Saran yang diajukan adalah 1) Penempatan anak-anak di kelas unggul, perlu dilakukan dengan menggunakan tes TIKI M Bentuk Pendek, TKV Paralel 1, Task Commitment, dan NEM, agar diperoleh siswa yang betul-betul unggul dan berbakat sehingga kemampuannya dapat dikembangkan secara khusus dan optimal; 2) Pemerintah sudah saatnya membuat sekolah unggul tingkat SLTP di tiga kota madya ini, karena diperkirakan minimal ada 20 orang anak berbakat di kelas unggul SLTP N pada setiap kota madya karena NEM siswa tidak menjamin bahwa mereka berbakat dan unggul; 3) Perlu dibuat Kurikulum SLTP beserta petunjuk Teknis Pengelolaan Kelas/Sekotah Unggul, dimana dalam kurikulum ini,ditambahkan kerjasama antara sekolah dengan orangtua anak berbakat dan masyarakat; 4) Perlu pembinaan orangtua anak berbakat melalui pelatihan untuk orangtua anak berbakat agar dapat membantu anak dalam mengembangkan bakatnya di rumah. Hal ini karena peranan orangtua cukup banyak memberikan sumbangan pada prestasi belajar anak berbakat; 5) Perlu dilakukan penelitian lanjutan dilihat dari aspek pengasuhan orangtua pada anak berbakat, konsep diri, motivasi dan emosi anak berbakat dihubungkan dengan prestasi belajarnya di kelas/sekolah unggul untuk semua tingkat sekolah.

Indonesia as a developing country, at the dawn of globalization in the 21st century finds various competitions in economy, law, science and technology as well as in education. lt also needs potential and competency human resources to develop its nation. They will be the future leaders. They are gifted students who are now in the process of leaming and are grouped in 'smart classes" which is particularly found in West Sumatera. These classes are still at a grouping stage, and are not yet given special treatment.
Gifted children are the ones who have extraordinary abilities and who are considered as a national asset. They should be prepared as early as possible to improve human resources in the developing of the country. Due to the lack of written guidelines to can'y out the education of these smart children, the author tries to see the correlation between the family background and the leaming achievement of gifted students in smart classes in Padang, Padang Panjang and Bukittinggi. The reasons in choosing these cities are based on the matrilineal system, which is different from patrilineal systems and traditions in other places in Indonesian.
The study was conducted at seven SLTPS N in Padang, Padang Panjang and Bukittinggi with a sample of 50 gifted children besides their parents. The instruments used in this study to identify gifted children, were TIKI-M Short Form to measure intelligence, TKV P 1 to measure creativity, and Task Commitment to measure self involvement to task. The tests were given to 338 students of grade two in eight SLTPNs.
RenzulIi's concepts were used to determine the above average intelligence, creativity and high task commitment. Questionnaires were also used for social economic status, roles and attitude of gifted' children's parents. These questionnaires had been tried out to the gifted children parents at SLTP Lab School of UNJ and Al-Azhar Pondok Labu to test the validity and reliability of instruments. These questionnaires were given to 50 parents of gifted children. NEM and Report were given and were asked when they were in grade 1 by principal of the school. The objectives of the research were to see: 1) the description of the gifted children in accordance with their family characteristics; 2) the description of the gifted children's parents in accordance with the gifted children?s family characteristics; 3) the correlation between father's education and gifted children leaming achievement; 4) the correlation between mothers education and gifted children leaming achievement; 5) the relationship between economic status of parents and leaming achievement; 6) the relationship between the roles of the parents and leaming achievement; 7) parents' attitude and leaming achievement; 8) the correlation between father's education, mothers education, economic status, parents' roles and attitude simultaneously and gifted children leaming achievement; 9) father's and mothers education contribution, economic status, parents roles and attitude toward the leaming achievement.
The hypotheses in this study are: 1) there is a significant correlation between father's education and leaming achievement: 2) there is a meaningful relationship between mothers education and leaming achievement; 3) there is a meaningful correlation between the parents economic status and leaming achievement; 4) there is a meaningful correlation between the roles of the parents and leaming achievement; 5) there is a meaningful correlation between the parents' attitude and leaming achievement; 6) there is a meaningful relationship between fathers? and mothers? education, economic status, the rules and attitude of parents simultaneously and leaming achievement; 7) there is a meaningful contribution of fathers' education, mothers' education, economic status. the rules and attitude of parents to learning achievement To prove this hypothesis the computer SPSS version 7.5 was used. Multiple Regression was used to prove hypothesis 1-5, Partial Correlation was used to test hypothesis 6 and Multiple Regression was used to test hypothesis 7.
The results of the research reveal that: 1) there is a meaningful correlation between the education of the father and leaming achievement with r = .350; 2) there is a meaningful relationship between the parents' economic status and learning achievement with r = .329; 3). There is a meaningful relationship between the parents roles and learning achievement with r = .309; 4). But there is no meaningful correlation between mothers? education, attitude of parents and leaming acchlevement. Viewed from Partial simultan Correlation; 1) there is a significant correlation between the fathers' education and leaming achievement of gifted children with r = .353 an p = .013; 2) there is a meaningful relationship between mothers education and leaming achievement with r = .300 and p = .036; 3) there is a meaningful relationship between the role of the parents and leaming achievement with r = . 308 and p = .O3?l. But there is no significant relationship between the economic status and attitude of parents and leaming achievement.
It is found that, there is a meaningful contribution of the parents? role and contribution of the fathers' education 22,5%, yet mothers' education, economic status, and attitude of parents do not give meaningful contributions to the leaming achievement of gifted children in smart class. lf each variable is analised it is found there is a meaningful contribution of father education 12,2%, the economic status 10,8 % and role of parent 9.5 %. But mothers? education, attitude of parents do not give meaningful contribution to leaming achievement of gifted children in smart classes. Some suggestions are as follows: 1) It is necessary to use TlKl-M Short Form Test, TKV-P1, Task Commitment and NEM to place the children in a "smart class", so that we will get the real smart and gifted children whose abilities can be particularly and optimally developed; 2) lt is time for the govemment to establish -?i smart- classes 'finthe cities mentioned above; 3) lt is necessary to create a curriculum and guidance for this kind of class to manage technically and cooperatively with the school principals,parents and society; 4) It is also necessary to guide the parents to help their children at home in developing their talents; 5) lt would be better to have a further study on this matter viewed from other aspects to improve the potential human resources.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
T37854
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meiske Flowerenta
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat kontribusi atau peran trait kepribadian terhadap academic burnout pada siswa kelas 3 SMA Negeri di Jakarta, khususnya pada Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama masa pandemi Covid-19. Dalam pelaksanaannya, PJJ memiliki dampak yang membuat pembelajaran menjadi kurang efektif, sehingga memengaruhi kondisi mental sosial emosional siswa. Kendala-kendala yang muncul dan beban tugas selama PJJ menyebabkan siswa dapat merasa lelah secara emosional, tidak merasa mampu dalam menyelesaikan tugas, dan menjadi tidak peduli terhadap kegiatan belajarnya. Dengan kata lain siswa mengalami academic burnout. Penelitian ini dilakukan pada 357 siswa kelas 3 SMAN di Jakarta. Academic burnout diukur dengan menggunakan Maslach Burnout Inventory – Student Survey (MBI-SS). Sementara itu kepribadian siswa diukur menggunakan IPIP-BFM-25. Hasil perhitungan Pearson correlation menunjukkan bahwa kelima trait kepribadian (extraversion, agreeableness, conscientiousness, emotional stability, dan intellect) memiliki hubungan yang negatif dan signifikan dengan academic burnout. Hasil analisis lanjutan menunjukkan bahwa kecuali trait extraversion, empat trait kepribadian lainnya memiliki kontribusi yang signifikan terhadap munculnya academic burnout pada siswa

This study aims to see the influence and contribution of personality traits on academic burnout in grade 12 public high school students in Jakarta, especially during the PJJ or Distance Learning period. Throughout its implementation PJJ has made learning less effective, thus affecting the social emotional state of students. Constraints and the workload during PJJ cause students to feel emotionally tired, incapable of completing assignments, and become indifferent towards their academic activities. In other words, students experience academic burnout. The study was conducted on 357 12th graders at SMAN in Jakarta. Academic burnout was measured using the Maslach Burnout Inventory - Student Survey (MBI-SS). Meanwhile, student personality is measured using IPIP-BFM-25. The results of the Pearson correlation calculation show that the five personality traits (extraversion, agreeableness, conscientiousness, emotional stability, and intellect) have a negative and significant relationship with academic burnout. Further analysis show that except for extraversion, four other personality traits have a significant contribution to the emergence of academic burnout in students"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meiske Flowerenta
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat kontribusi atau peran trait kepribadian terhadap academic burnout pada siswa kelas 3 SMA Negeri di Jakarta, khususnya pada Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama masa pandemi Covid-19. Dalam pelaksanaannya, PJJ memiliki dampak yang membuat pembelajaran menjadi kurang efektif, sehingga memengaruhi kondisi mental sosial emosional siswa. Kendala-kendala yang muncul dan beban tugas selama PJJ menyebabkan siswa dapat merasa lelah secara emosional, tidak merasa mampu dalam menyelesaikan tugas, dan menjadi tidak peduli terhadap kegiatan belajarnya. Dengan kata lain siswa mengalami academic burnout. Penelitian ini dilakukan pada 357 siswa kelas 3 SMAN di Jakarta. Academic burnout diukur dengan menggunakan Maslach Burnout Inventory – Student Survey (MBI-SS). Sementara itu kepribadian siswa diukur menggunakan IPIP-BFM-25. Hasil perhitungan Pearson correlation menunjukkan bahwa kelima trait kepribadian (extraversion, agreeableness, conscientiousness, emotional stability, dan intellect) memiliki hubungan yang negatif dan signifikan dengan academic burnout. Hasil analisis lanjutan menunjukkan bahwa kecuali trait extraversion, empat trait kepribadian lainnya memiliki kontribusi yang signifikan terhadap munculnya academic burnout pada siswa.

This study aims to see the influence and contribution of personality traits on academic burnout in grade 12 public high school students in Jakarta, especially during the PJJ or Distance Learning period. Throughout its implementation PJJ has made learning less effective, thus affecting the social emotional state of students. Constraints and the workload during PJJ cause students to feel emotionally tired, incapable of completing assignments, and become indifferent towards their academic activities. In other words, students experience academic burnout. The study was conducted on 357 12th graders at SMAN in Jakarta. Academic burnout was measured using the Maslach Burnout Inventory - Student Survey (MBI-SS). Meanwhile, student personality is measured using IPIP-BFM-25. The results of the Pearson correlation calculation show that the five personality traits (extraversion, agreeableness, conscientiousness, emotional stability, and intellect) have a negative and significant relationship with academic burnout. Further analysis show that except for extraversion, four other personality traits have a significant contribution to the emergence of academic burnout in students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Carla Lucia Wantania
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara pendidikan lingkungan dengan sikap siswa SLTP terhadap Pelestarian Lingkungan di kotamadya Jakarta Barat , DKI Jakarta. Masalah lingkungan hidup sangat kompleks karena menyangkut dimensi ruang dart waktu serta dampaknya bersifat lokal, wilayah tertentu, daerah, negara bahkan global. Karenanya diperlukan penanganan dengan pendekatan terpadu dan komprehensif antar disiplin ilmu, pihak-pihak terkait serta partisipasi masyarakat.
Untuk mendukung pengelolaan lingkungan hidup ini perlu ditanamkan pemahaman tentang lingkungan hidup sejak dini mulai dari masa prasekolah, SD, SLTP dan SMU sampai perguruan tinggi. Inilah yang menjadi dasar pijak penelitian kami.
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan siswa SLTP mengenai materi lingkungan hidup sebagai hasil belajar pendidikan lingkungan hidup.
2. Mengetahui bagaimana sikap siswa SLTP terhadap pelestarian lingkungan sebagai hasil pengajaran pendidikan lingkungan hidup.
3. Mengetahui hubungan antara pendidikan lingkungan hidup dengan sikap siswa SLTP di Jakarta terhadap pelestarian lingkungan.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Terdapat hubungan yang berarti antara pemahaman materi pendidikan lingkungan dengan sikap siswa SLTP DKI Jakarta terhadap pelestarian lingkungan.
Penelitian ini dilakukan secara ekspos fakto di SLTP Negeri Jakarta Barat dengan jumlah sampel sebanyak 320 siswa kelas III dari 8 SLTPN Sanggar yang diambil secara acak sistematik juga dilakukan wawancara pada sejumlah guru dan Kepala Sekolah.
Data yang digunakan adalah data yang diperoleh dari hasil tes tingkat pengetahuan materi pendidikan lingkungan dan kuesioner sikap yang disusun sesuai dengan skala Likert untuk mengukur sikap siswa terhadap pelestarian lingkungan.
Untuk menguji hipotesis dilakukan dengan menerapkan teknik korelasi Pearson Product Moment yang dikuatkan dengan Uji T. tes. Sedangkan untuk melihat bentuk hubungan antara variabel bebas (tingkat pengetahuan materi pendidikan lingkungan) dengan variabel terikat (sikap siswa terhadap pelestarian lingkungan) digunakan analisis regresi linear sederhana dengan menggunakan petunjuk pengujian hipotesis dari Putrawan (1990).
Hasil Penelitian menunjukkan :
1. Tingkat pengetahuan materi pendidikan Iingkungan hidup siswa SLIP rata-rata cukup (skor rata-rata 23,4625 dari maksimum skor 36,0000).
2. Sikap siswa SLTP terhadap pelestarian lingkungan umumnya baik (rata-rataskor 83,1844 dari maksimum skor 100,0000).
3. Ada hubungan yang cukup bermakna antara tingkat pengetahuan materi pendidikan lingkungan hidup dengan sikap siswa terhadap pelestarian lingkungan (r= 0,3680; r tabel = 0,118)
4. Model regresi antara tingkat pengetahuan materi pendidikan lingkungan hidup (variabel x) dan sikap siswa terhadap pelestarian lingkungan (variabel y) adalah linear dengan rumus Y = 71,01 + 0,52X.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah ada kontribusi positif dari tingkat pengetahuan materi pendidikan lingkungan hidup siswa SLTP kepada sikap siswa terhadap pelestarian lingkungan sebesar 13,54%.
Daftar Kepustakaan : 41 (1982-1997).

ABSTRACT
This thesis was undertaken to know the correlation between environmental education and Junior High School Students attitude towards environmental conservation in Jakarta. Environmental problems are very complex because it involved the dimensions of time and space and the impact could be locally, a certain area, a region, national, even global in nature.
Therefore, it is necessary to manage this living environment in an integrated and comprehensive manner, based on many disciplines, many parties concerned and also community participation. To support the management of this living environment, it is necessary to introduce environmental concepts early commencing since preschool, elementary school, junior high school and secondary high school up to tertiary education. That then is the basic idea of this research.
The objectives of this research are to :
1. Determine the level of Junior High School Students knowledge on living environment.
2. Determine the students -attitude towards environmental conservation as the result of environmental education.
3. Know the correlation between the level of students knowledge on theliving environment and their attitude towards environmental conservation. The hypothesis formulated in this study is as follows : There is a significant con-elation between the level of student's knowledge on the subject of environmental education and their attitude towards environmental conservation.
The research had been conducted at the Public Junior High School in the municipality of West Jakarta. Samples were taken using the systematic random sampling technique numbering 320 students of the third grade from 8 (eight) workshop schools.
In addition, to complete the data, a number of headmasters and teachers were interviewed.
The data used in this research were gathered .from assessment of environmental knowledges test and questionnaires that was used conform with the Likert Scale method to measure students attitude towards environmental conservation.
To assess the correlation between the environmental knowledge (X-variable) and students attitude (Y-variable) the Correlation Coefficient of Pearson Product Moment and the t-test was used.
To seek out the regression model between the independent variable and dependent variable, a simple linear regression was used with the test-guideline of Putrawan (1990).
The research results showed that
1. The level of environmental knowledge of the students average score was 23.4625 out of 36.0000.
2. The students average score of attitude using Likert Scale was 83.1844 out of 100.0000. There was a significant correlation between environmental knowledges level and the students attitude towards environmental conservation (r=0,3680 ; r table = 0,118).
3. Regression model between indicator of the independent variable and dependent variable is shown as : Y =71,01+0,52X.
The conclusion that can be drawn is : there is a positive contribution (13,54%) of the environmental knowledges level towards junior high school student's attitude on environmental conservation.
References : 41 (1982-1997)
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Hilmar
"Di SLTP Swasta Kecamatan Tapos, proporsi tindakan merokok siswa laki-laki (30,4%) dibandingkan pada siswa perempuan (1,5%) pada tahun 2012. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran prilaku merokok pada siswa SLTP Swasta Kecamatan Tapos dan juga faktor-faktor yang berhubungan. Disain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan pemilihan sample menggunakan cluster random.
Hasil dari penelitian adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan prilaku merokok siswa SLTP Swasta di Kecamatan Tapos adalah Fakor pengetahuan terhadap bahaya rokok (p value=0,00) faktor sikap responden terhadap prilaku merokok sebesar (p value=0,02), faktor keluarga terhadap prilaku merokok (p value=0,01), dan faktor pertemanan berkelompok (peer group) dengan prilaku merokok siswa (p value=0,01).

Private Junior High School District in Tapos, measures the proportion of male students smoked (30.4%) than among female students (1.5%) in 2012. The purpose of this study to know the description of smoking behavior in junior high school students as well as Private Sub Tapos related factors. Design used in this study was cross sectional with a selection of sample using a random cluster.
The results of the study are the factors associated with smoking behavior of junior high school students in District Private Tapos is Fakor knowledge of the dangers of smoking (p value = 0.00) respondents' attitudes factor for smoking behavior (p value = 0.02), family factors on smoking behavior (p value = 0.01), and the friendship factor group (peer group) with student smoking behavior (p value = 0.01).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Salma Nabila
"Penelitian terkait mental well-being sudah mulai banyak dikembangkan untuk meningkatkan kualitas hidup serta mencegah terjadinya masalah kesehatan mental yang saat ini sudah terlihat sejak usia anak. Akan tetapi, di Indonesia bukti terkait mental well-being masih terbatas, terutama hubungannya dengan faktor terkait gizi, sehingga perlu dilakukan penelitian untuk meningkatkan bukti tersebut. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui gambaran mental well-being serta faktor terkait gizi yang mempengaruhinya. Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain studi cross-sectional melibatkan 315 siswa kelas 4 dan 5 dari 5 sekolah dasar negeri terpilih di Banten. Analisis statistik menunjukkan bahwa mental well-being memiliki korealsi positif dengan aktivitas fisik r=0,47.

Researches on mental well being have been widely established to improve quality of life and to prevent mental health problems which have affect children and young people. However it is still rarely done in Indonesia, especially its relationships with nutrition related factors. The aim of this study was to show associations between nutrition related factors with mental well being among elementary school students. A cross sectional study was conducted involving 315 students of grade 4 and 5 from 5 purposely selected schools in Banten, year 2016. Statistical analysis generated positive correlation between mental well being and physical activity r 0,44."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S66942
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>