Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 179722 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Siti Zakiah
"Karya Akhir ini mengenai sebuah rancangan pengajaran drama yang disusun untuk siswa MTs Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Sukoharjo-Surakarta. Rancangan dibuat karena berbagai kendala yang terdapat dalam pengajaran drama. Rancangan pengajaran drama yang aplikatif, berisi silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), contoh penerapan pengajaran drama di kelas, dan kumpulan naskah drama pilihan. Tiga naskah drama terpilih dianalisis sebagai bahan pengajaran di kelas. Silabus yang dibuat merupakan penyempurnaan dari silabus yang ditawarkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). RPP dijabarkan dalam langkah-langkah pengajaran secara konkret di kelas dengan menerapkan strategi Stratta. Kumpulan naskah drama pilihan disusun terpisah dari Karya Akhir ini.

This thesis is about drama lesson plan designed for junior high school students (MTs) of The Islamic Assalam Modern Boarding School in Sukoharjo-Surakarta. It is designed to deal with some problems related to the drama teaching problems at school. The design constitutes an applicative drama lesson plan, which contains syllabus, operational lesson plan (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran/RPP), samples of teaching implementation in class, and some drama repertoires. Three selected drama repertoires have been analyzed for teaching materials in class. The syllabus made is a perfection of the syllabus offered by Badan Standar Nasional Pendidikan (Board of National Education Standard). The operational lesson plan (RPP) is elaborated into concrete teaching procedures by implementing appropriate Stratta’s strategy. The selected drama repertoires are organized separately from this paper."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
T26113
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Sulastri Nurpanca Agustin
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menelisik pengaruh strategi QAR terhadap
pengajaran pemahaman membaca teks recount siswa sekolah menengah pertama.
Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan desain penelitian
adalah non-equivalent comparison group design. Kuesioner, observasi dan
wawancara digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pengajaran
pemahaman membaca teks recount dengan strategi QAR. Sampel penelitian ini
adalah siswa kelas VIIIA dan kelas VIIID. Teknik analisis data yang digunakan
adalah uji-t dengan taraf signifikansi 5%. Berdasarkan data yang diperoleh,
simpulan hasil penelitiaan ini adalah (1) terdapat perbedaan kemampuan
pemahaman membaca teks recount antara siswa yang diajar menggunakan strategi
QAR dengan yang diajar tanpa menggunakan strategi QAR pada siswa kelas VIII
SMP Negeri 3 Tanjungpandan, (2) strategi QAR mampu meningkatkan
pemahaman membaca teks recount siswa SMP Negeri 3 Tanjungpandan, dan (3)
siswa menunjukkan respon positif terhadap pengajaran pemahaman membaca teks
recount dengan strategi QAR

ABSTRACT
The aim of this study is to present the effects of QAR strategy in
teaching reading comprehension recount text of junior high school level. The
study is a quasi-experimental research with non-equivalent comparison group
design. A questionnaire, observation and interview were used to find out the
student?s perception about QAR strategy. The sample of this study was VIIIA and
VIIID. The data were analyzed through t-test significance 5%. Based on the data,
The findings of this study indicated that (1) Ho was rejected, and Ha1 was
accepted. In other words, there is a significant difference between experimental
group and control group, (2) QAR strategy could improve reading comprehension
recount text of junior high school level, and (3) there was positive response
towards teaching reading comprehension recount text through Question Answer
Relationship (QAR) strategy"
2016
T46151
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amina Sari
"Di dalam sekolah orang yang memiliki peran sangat penting terhadap prestasi belajar siswa adalah guru. Tugas gum bukanlah seked^ menjrampaikan materi pelsyaran, memberikan ulangan dan nilai pada siswanya, tetapi juga hams dapat membangkitkan motivasi siswanya, memberikan dorongan, dan mengembangkan iklim kelas yang mendukung tercapainya hasil belajar yang maksimal.
Dalam kenyataannya, kebanyakan gum tidak memberikan upaya yang maksimal dalam melaksanakan tugas mengajamya Kebiasaan yang ada selama ini guru hanya menyelesaikan target kurikulum yang hams dicapainya Seringkali ini mengakibatkan guru tidak memberikan peiliatian lebih pada siswanya Sehingga ada kecendemngan siswa tidak memperoleh bimbingan belajar yang baik dan hanya berusaha mengh^al (Dr. Mochtar Buchori, Kompas 14/6/1996). Sedangkan kenyataan lain menunjukkan bahwa kebanyakan guru SMU tidak menguasai materi dengan baik, berdasarkan penelitian tes penguasaan materi didapatkan bahwa penguasaan materi gum matematika dan fisika hanya mencapai 50 % (Kompas, 23/7/1998).
Kenyataan yang ada ini tentunya sangat memprihatinkan dunia pendidikan Indonesia Guru yang diharapkan mampu memberikan sumbangan besar bagi pembentukan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas, juslru kurang memiliki kualitas yang diharapkan. Padahal guru SMU di Indonesia memiliki latar belakang pendidikan yang cukup memadai, sebagian besar dari mereka menq)akan saijanaSl. Mochtar Buchori (dalam Kompas 2/10/1993) mengatakan bahwa guru hams menguasai dua kemampuan yaitu, penguasaan materi dan kemampuan edukatif untuk menggunakan materi yang telah dikuasainya agar dapat memberikan hasil yang maksimal. Untuk dapat memanfaatkan materi yang dikuasainya secara tepat guna, guru hams memiliki keyakinan bahwa ia dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Tanpa keyakinan ini sulit untuk diharapkan gum akan mampu memberikan yang terbaik dalam kegiatan belajar-mengajar.
Keyakinan seseorang terhadap kemampuannya untuk melaksanakan serangkaian tugas yang diberikan inilah yang disebut dengan self-efficacy. Derajat self-efficacy yang dimiliki oleh seseorang dapat mempengaruhi bagaimana ia menyelesaikan tugasnya, bagaimana ia bediadapan dengan hambatan yang mengbadang. Kemampuan yang dikuasai oleh seseorang belum menjamin ia mampu malakukan tugasnya tersebut dangan baik. Bandura (1982) mangatakan bahwa seringkali orang tidak bartingkah laku optimal, maskipun mareka tahu apa yang harus dilakukannya Hal ini dikarenakan panilaian yang dibuatnya tarhadap kemampuan dirinya menjembatani bubungan antara pengatahuan dan tindakan.
Taori self-efficacy ini juga diterapkan pada guru dan tugas yang diembannya Mangenai ini Woolfolk (1993) memberikan definisi menganai self-efficacy guru yaitu, keyakinan guru bahwa ia dapat mengbadapi siswanya bahkan yang paling sulit sekalipun dan membantu mereka untuk belajar. Seperti juga derajat self-efficacy secara umum yang ada pada satiap orang, derajat self-efficacy yang dimiliki oleh setiap guru tidaklah sama Karena informasi self-efficacy sesaorang bisa didapat dari baberapa sumber, maka penilaian kemampuan diri gum yang berbeda-beda juga bisa dikarenakan beberapa faktor. Saiah satu faktor yang ikut berpangamb adalah lingkungan (Dembo, 1991). Dalam hal ini lingkungan yang dihadapi guru dalam palaksanaan tugasnya adalah lingkungan sekolah. Woolfolk (1993) mangatakan bahwa iklim sekolah mempengarabi self-efficacy guru. Iklim sekolah adalah karakteristik psikologis dari organisasi yang berjalan dalam sekolah yang mempengaruhi tingkah laku guru dan siswa, juga sabagai rasa psikologis yang dimiliki guru dan siswa terhadap sekolah (sergiovanni dan Starrat, 1993). Dari hal inilah maka dibuat panelitian yang bertujuan untuk mengetaliui bubungan antara self-efficacy guru dan iklim sekolah.
Dalam panelitian ini digunakan sampel guru matematika SMU, mengingat pentingnya peran yang dieinban gum matematika SMU. Selain kai-ena mata palajaran ini panting untuk dikuasai siswa, di tingkat SMU inilah masa yang tersulit untuk mengajar matematika gum matematika SMU harus mengbadapi siswa yang membawa kemampuan berbeda-beda yang didapat dari tingkat pendidikan sebelumnya.
Panelitian ini dilakukan pada 48 subyek penelitian, dangan menggunakan tahnik incidental sampling. Subyek diambil dari sembilan SMUN yang ada di Jakarta Penelitian dilakukan dengan menggunakan kuesioner skala self-efficacy dan skala iklim sekolah. Untuk menjawab pertanyaan dari tujuan penelitian ini data diolah dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment, dan dalam pengolabannya menggunakan bantuan SPSS for Windows release 6.0.
Hasil utama penelitian ini inenunjukkan bahwa tidak ada bubungan yang signiiikan antai a self-efficacy guru matematika dengan iklim sekolah. Dari hasil ini ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian, diantaranya yaitu instmmen yang digunakan. Untuk dapat lebih yakin bahwa instrumen yang digunakan benarbenar mengukur apa yang ingin diukur, dapat dilakukan uji validitas konstmk dangan menggunakan data eksternal lainnya Hal ini dapat dilakukan dengan mengunakan matode lain, atau dengan menggunakan dua metode dan mengkorelasikannya Memperbesar jumlah sampel juga diharapkan dapat meningkatkan reliabilitas dan validitas dari kedua instrumea Penelitian lebih lanjut meiigenai self-efficacy dan iklim sekolah diharapkan dapat memberikan basil yang lebih memuaskan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1999
S2650
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diva Soviana
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sikap terhadap pendidikan inklusif dan strategi pengajaran guru SMP Negeri Inklusif ditinjau dari kelompok mata pelajaran Ujian Nasional (n=56) dan non-­Ujian Nasional (n=57). Penelitian kuantitatif ini menggunakan MATIES (Mahat, 2008) untuk mengukur sikap terhadap pendidikan inklusif dalam komponen kognitif, afektif, dan perilaku. Alat ukur BCSQ (Bender, 1992) untuk mengukur strategi pengajaran keseluruhan, individual, dan kognitif di kelas inklusif. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi positif dan signifikan pada komponen perilaku (sikap) dengan strategi pengajaran keseluruhan dan individual yang dilakukan guru UN dan non-­UN. Artinya, ketika kedua kelompok memiliki kesediaan untuk melakukan tindakan yang mendukung siswa berkebutuhan khusus di kelas inklusif, maka semakin sering guru menggunakan strategi pengajaran yang beragam, dan yang mengorganisasikan materi pelajaran sesuai kemampuan dan minat siswa.
Hasil perbandingan variabel sikap antara kedua kelompok guru diketahui terdapat perbedaan signifikan pada komponen afektif, yaitu guru non-­UN memiliki perasaan yang cenderung positif sebaliknya guru UN memiliki perasaan yang cenderung negatif terhadap pendidikan inklusif. Perbandingan strategi pengajaran antara guru UN dan non-­UN tidak ada perbedaan yang signifikan, dimana keduanya sama-­sama sering menggunakan strategi pengajaran keseluruhan, individual, dan kognitif. Berdasarkan hasil tersebut, pemerintah dan sekolah inklusif disarankan mengadakan pelatihan bagi guru.

This study aimed to determine the relationship between attitude towards inclusive education and teaching strategy of inclusive public junior high school teacher based on National Exam (n=56) and non-­National Exam (n=57) subject group. This quantitative study uses MATIES (Mahat, 2008) to measure the attitude in three components: cognitive, affective, and behavior. And BCSQ uses (Bender, 1992) to measure the three types of teaching strategy: total score, individualized, and cognitive that used by teachers.
The results showed that there is a significant positive correlation for behavior component of attitude with total score and individualized teaching strategy in both groups. That is, when both groups have willingness to take action that support students with special needs in inclusive classrooms, so teachers more often use variety of teaching strategies and organizing subject matter according to ability and interest of each student. In addition, there are significant difference of affective component of attitudes between National Exam and non-­National Exam subject teacher. Its mean that non-­National Exam subject have more positive attitude towards inclusive besides another have more negative attitude. The comparison between both groups in teaching strategies showed no significant difference. Its mean that, both groups equally often use total score, individualized, and cognitive teaching strategies in inclusive classroom. Based on these results, government and inclusive schools are suggested to held training for teachers."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S57094
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sandhi
"Masalah pendidikan di Kabupaten Belitung adalah rendahnya kualitas guru mengajar. Guru merupakan kunci utama dalam proses belajar mengajar. Kompetensi dan kualifikasi guru menjadi perhatian yang penting. Pengawas sekolah memiliki peran dalam memberikan bantuan profesional kepada guru dalam menjalankan tugas pokoknya, maka dari itu kualifikasi dan kompetensi pengawas sekolah tidak boleh lebih rendah dari guru. Jumlah guru di SMP N 6 Tanjungpandan Belitung ada dua puluh tiga orang, lima diantaranya belum memiliki kualifikasi pendidikan S1, sedangkan Pengawas SMP di Kabupaten Belitung belum ada yang memiliki kualifikasi pendidikan setara S2, maka dari itu harus ditingkatkan kualifikasi dan kompetensinya. Tesis ini mengkaji tentang kegiatan pengawas sekolah dan kegiatan guru dalam kegiatan belajar mengajar di SMP N 6 Tanjungpandan Belitung.
Dalam penulisan tesis ini menggunakan metode kualitatif. Hasilnya diketahui bahwa pengawas sekolah telah melakukan tugasnya sesuai dengan peraturan yang ada, sedangkan guru sudah melakuakan kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Agar hasil belajar siswa lebih baik dan bermutu, maka kompetensi dan kualifikasi guru dan pengawas sekolah harus ditingkatkan. Untuk meningkatkan kompetensi dan kualifikasi guru dan pengawas sekolah ada beberapa cara, antara lain dengan pendidikan penyetaraan dan pelatihan. Lembaga yang kompeten menyelenggarakan peningkatan kompetensi dan kualifikasi guru dan pengawas sekolah adalah Dinas Pendidikan Kabupaten Belitung.

Education issues in Belitung regency is the quality of teachers in teaching which is still poor. Teacher is the main key in teaching and learning process. The competency and qualification of teacher is an important thing to be concerned. School supervisor has a role in providing professional assistance toward teacher in carrying out its core functions. The qualification and competency of the school supervisors should not be lower than the teachers. There are twenty three teachers in Public Junior High School 6 in Tanjungpandan Belitung. There are five of them have not got scholar graduate. Junior high school's supervisors in Belitung have not got master degree. Therefore the qualifications and competencies should be improved. This thesis examines the activities of school supervisor and teachers' activities in teaching and learning activities in Public Junior High School 6 Tanjungpandan Belitung.
This research applied Qualitative method.The results revealed that the school supevisors have done their job in accordance with existing regulations, while the teachers had done learning activities in the classroom. In order to reach better student learning outcomes and quality, the competencies and qualifications of teachers and school supervisors should be increased. To improve the competencies and qualifications of teachers and school supervisors there are several ways, such as by equalizing education and training. The institution that is competent to organize the enhancement of the competencies and qualifications of teachers and school supervisors is Education Office in Belitung District.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35093
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marantika, Dika
"Pendidikan inklusif merupakan model pendidikan terintegrasi yang sedang berkembang bagi anak berkebutuhan khusus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara sikap terhadap pendidikan inklusif dan strategi pengajaran pada guru SMA Negeri Inklusif (N=56) dan SMA Swasta Inklusif (N=57). Penelitian ini menggunakan teknik accidental sampling dengan menggunakan alat ukur The Multidimensional Attitude Toward Inclusive Education Scale (MATIES) dan Bander Classroom Structure Questionnaire (BCSQ).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif signifikan antara sikap terhadap pendidikan inklusif dan strategi pengajaran pada guru di SMA negeri inklusif dan SMA swasta inklusif. Dan tidak ditemukan perbedaan sikap terhadap pendidikan inklusif dan strategi pengajaran pada kedua kelompok. Penelitian ini merekomendasikan untuk memberikan pelatihan terkait pendidikan inklusif dan penanganan anak kebutuhan khusus bagi para guru.

Inclusive Education is the integrated education model that develop to special education students. The aim of this research is to investigate the relationship between attitude toward inclusive education and teaching strategy of teachers in inclusive public high school (N=56) and inclusive private high school (N=57). This research uses accidental sampling technique using The Multidimensional Attitude Toward Inclusive Education Scale (MATIES) and Bander Classroom Structure Questionnaire (BCSQ).
The result of this research shows that there is a significance correlation between attitude toward inclusive education and teaching strategy of teachers in inclusive public high school and inclusive private high school. And there is no difference between attitude toward inclusive education and teaching strategy in both groups. This research recommends the training about inclusive education and handling of children with special needs for the teachers.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S57314
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>