Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5982 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
"Lipoprotein (a) adalah suatu lipoprotein plasma yang mempunyai struktur dan komposisi yang mirip dengan lipoprotein berdensitas rendah (LDL) dengan tambahan apo(a) yang terikat pada apo B100. Struktur apo(a) mirip dengan plasminogen, suatu proenzim dalam sistem fibrinolitik. Oleh karena kemiripan ini, diduga Lp(a) dapat menghambat aktivitas plasminogen dan menurunkan aktivitas fibrinolitik. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa penambahan Lp(a) ke dalam plasma normal dapat menghambat aktivitas fibrinolitik.
Subyek penelitian terdiri atas 4 orang sehat dengan kadar fibrinogen, aktivitas plasminogen dan masa lisis bekuan euglobulin dalam batas normal. Pada percobaan pertama, penambahan Lp(a) dilakukan sebelum sentrifugasi untuk memperoleh endapan euglobulin, sedang pada percobaan kedua Lp(a) ditambahkan pada endapan euglobulin. Sebagai kontrol, masa lisis bekuan euglobulin dikerjakan pada plasma yang ditambahkan NaCl 0,9% dengan volume yang sama seperti Lp(a).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada percobaan pertama tidak ada bekuan yang terbentuk. Diduga Lp(a) dapat mengikat fibrinogen dan keduanya berada di supernatan, sehingga tidak ada fibrinogen dalam endapan euglobulin yang dapat dibekukan oleh trombin. Pada percobaan kedua, sampai hari ke empat bekuan belum lisis. Kesimpulan: Penambahan Lp(a) ke dalam plasma normal dapat menghambat aktivitas sistem fibrinolitik. (Med J Indones 2004; 13: 135-9)

Lipoprotein(a) is a plasma lipoprotein whose structure and composition are similar with low density lipoprotein (LDL) with an addition of apo(a) that is bound to apo B100. The structure of apo(a) is similar with plasminogen, a proenzym in fibrinolytic system. Due to this similarity, it is assumed that Lp(a) can inhibit plasminogen activity and decreases fibrinolytic activity. The purpose of this study is to prove that addition of Lp(a) to normal plasma can inhibit fibrinolytic activity.
Four healthy people whose fibrinogen levels, plasminogen activities and euglobulin clot lysis time were within normal range were enrolled in this study. Fibrinolytic activity were assessed by euglobulin clot lysis time (ECLT). In the first experiment, the addition of Lp(a) was done before centrifugation to obtain euglobulin precipitates, while in the second experiment, Lp(a) was added to the euglobulin precipitates. As a control, ECLT was performed in the plasma with the addition of NaCl 0.9% in the same volume with Lp(a).
The results of the study showed that in the first experiment, there was no clot formation. It is assumed that Lp(a) can bind fibrinogen and both of them floated in the supernatant, so there was no fibrinogen in the euglobulin precipitate that can be clotted by thrombin. In the second experiment, the clot did not dissolve until the fourth day. In conclusion, the addition of Lp(a) to normal plasma can inhibit the activity of fibrinolytic system. (Med J Indones 2004; 13: 135-9)
"
Medical Journal of Indonesia, 13 (3) Juli September 2004:135-139, 2004
MJIN-13-3-JulSep2004-135
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kotb, Essam
"Stress, high blood pressure, smoking, pollution, fast foods, overweight, excessive travelling, surgery, less movement are common features in our modern life. These features are risky for blood clotting disorders. According to WHO, over 29% of the total mortalities worldwide are due to thrombosis. By the year, 2020 cardiovascular diseases (CVDs) may cause an estimated 25 million deaths per year, thus antithrombotic therapy is of great interest.
The available thrombolytic agents such as urokinase are highly expensive, antigenic, quite unspecific, pyretogenic and hemorrhagenic. Therefore, the production of fibrinolysing enzymes, which rapidly dissolute thrombi within the vascular tree, without the detriments by microorganisms, as described in this book, is the desirable aim of today’s research."
Heidelberg : [Springer, ], 2012
e20417775
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Ketut Gede Arsana
"Translation of a Javanese-Balinese didactic-moralistic poem"
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993
808.8 IGU d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1999
899.21 AJI
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Lontar Bali ini berisi dua teks, yaitu: 1. Tutur Purwa Wacana (Dharma Pawayangan) h.1-11, berisi uraian tentang kewajiban atau syarat seorang dalang dalam menekuni dunia pewayangan (lihat FSUI/WY.5 dan 6). Keterangan tambahan yang terdapat dalam naskah ini, yakni menyangkut peralatan dalam pergelaran wayang seperti kelir, kropak, dan sebagainya, yang dihubungkan dengan dunia mikrokosmos (bhuwana alit) sang dalang. Disebutkan juga mantra-mantra pengeger agar pihak penonton tertarik hatinya, mantra-mantra penyimpanan wayang, brata seorang dalang, mantra sehabis ngwayang, dan tetulak lengkap dengan mantranya, agar terhindar dari marabahaya. Bandingkan FSUI/WY.5-6 dan MSB/W.17-18 untuk naskah lain yang berisi teks Dharma Pawayangan. 2. Dharmaning Pawayangan (Sanghyang Kencana Widhi) h.1-14, berisi uraian tentang perlengkapan/sarana pewayangan berikut lambangnya masing-masing, seperti: batang pohon pisang sebagai tanah, kelir sebagai langit, lampu sebagai surya; dan wayang sebagai manusia, disertai mantra-mantra. Dilanjutkan dengan mantra-mantra: pengeger, mantra kayon, mantra segeh, bebayon, panyampi dan lain-lain. Pada h.6b terdapat keterangan tentang hal-hal yang harus dipahami oleh seorang dalang, antara lain: sangut, delem, mredah, twalen, dilengkapi dengan tempat, warna dan sabdanya masing-masing. Disebutkan juga peranan Aji Kembang bagi dalang kaitannya dengan penyudamalan (pangruwatan), sarana dan mantra pangalup, diakhiri dengan Aji Pangebek Bhuwana. Pada sampul depan dijumpai kata pawayangan, Mengwi (tempelan kertas bertulisan tinta biru). Keterangan ini kemungkinan menunjukkan asal naskah, yaitu dari Mengwi, atau dibeli Pigeaud (?) di Mengwi, Bali. Teks tidak menyebutkan keterangan penulisan/penyalinan maupun pemerolehan naskah."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.4-LT 171
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Lontar Bali ini berisi teks Dharma Pawayangan, menguraikan kewajiban- kewajiban seorang dalang atau yang berkecimpung dalam dunia pedalangan. Disebutkan bahwa seorang dalang hendaknya memahami perwatakan dari semua tokoh wayang, mampu memasukkan ke dalam jasmaninya (bhuwana alii) serta memerankannya lewat kata-kata dan gerak. Ada tiga kasuksman (ajaran) yang dipegang atau disembah seorang dalang, yakni menyembah sang Hyang Guru Reka yang ditempatkan di dalam pikiran, sang Hyang Saraswati (di lidah), dan sang Hyang Kawi Swara di dalam kata-kata (wakya), yang dilatarbelakangi segala tatwa atau tutur. Selain itu, seorang dalang hendaknya memahami aturan-aturan, sesajen serta mantra-mantra yang harus dilakukan sewaktu mengambil wayang, sekaligus memerankan, sampai memasukkannya ke dalam sebuah kropak. Pangeger (daya tarik) bagi seorang dalang mutlak diperlukan dalam dunia pewayangan, karena akan dapat memikat hati penonton dalam menyaksikan pergelaran wayang. Disebutkan juga tentang woton atau piodalan (ulang tahun) wayang yang bertepatan pada hari Sabtu Kliwon wuku Wayang, yang dinamakan Tumpek Wayang. Dilengkapi dengan sarana, tatacara pelaksanaannya dan mantra-mantra sehubungan dengan piodalan tersebut. Banyak lagi disebutkan kewajiban bagi seseorang yang mendalang. Pada h.7a disebutkan bahwa naskah ditulis oleh Ida Agung Gde Rai, asal Puri Anyar di Banjar Tingas, Desa Tingas, Prabekel MambalabakKecamatan Abian Semal, Kabupaten Badung, pada hari Senin Pon Warigadyan tahun 1894 Saka (1972)."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.5-LT 259a
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Lontar Bali ini memuat dua teks, yaitu: 1. Dharma Pawayangan (h.1-11), isinya tidak jauh berbeda dengan FSUI/WY.5 yang mengungkapkan segala kewajiban seorang dalang kaitannya dengan dunia pewayangan. Keterangan tambahan yang terdapat dalam naskah ini menyebutkan tatacara dalam membuka kropak wayang, penguripan wayang dan menyimpan wayang dalam kropak yang dilengkapi dengan mantra-mantra khusus. Disinggung pula tentang fungsi wayang yang berhubungan dengan upacara keagamaan yakni: panyudamalan, upacara pemelaspas wayang, dan penjaga diri seorang dalang (pasikepan dalang). 2. Pabresihan Dalang (h.lb-4a), berisi syarat-syarat penyucian diri seorang dalang sebelum mengambil dan memainkan wayang. Mulai dari kegiatan sikat gigi, cuci muka, mandi, pakai bunga, makan sirih, sampai pada langkah terakhir yaitu pergi untuk pentas wayang. Semua ini memakai mantra-mantra khusus. Pada mantra pergi ngwayang terselip suatu nilai filosofis lontar yang dilambangkan dengan sang Panca Pandawa, yaitu: Darma Tenaya sebagai sastranya; Bima sebagai tali pengikat (telating lontar); Arjuna sebagai daun lontar; Nakula Sadewa sebagai penakep lontar. Dilanjutkan dengan mantra-mantra lain sehubungan dengan persiapan dalang dalam ngwayang. Teks tidak mencantumkan keterangan penulisan/penyalinan naskah."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.6-LT 259b
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Preny Riatna Andini
" Penelitian ini dilakukan pada proses pengecekan MCA dan pengepakan korek api gas di PT. Tokai Dharma Indonesia untuk menjelaskan tingkat risiko aktivitas gerakan berulang yang terdapat pada proses tersebut. Penelitian menggunakan desain studi cross sectional dengan metode ART (The Assessment of Repetitive Tasks) untuk menilai tingkat risiko aktivitas berulang terkait frekuensi/repetisi, tenaga, postur tubuh, dan faktor tambahan seperti durasi, dan lain-lain.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar aktivitas kerja yang dilakukan pada proses pengecekan MCA dan pengepakan korek api gas memiliki tingkat risiko ergonomi yang tinggi berdasarkan skor ART akhir yang berkisar antara 24-36,sehingga dibutuhkan investigasi lebih lanjut dan upaya perbaikan, salah satunya dapat melalui penyediaan kursi yang ergonomis.

The research was conducted in the process of checking the MCA and packing lighters in PT. Tokai Dharma Indonesia to explain the risk level of repetitive motion activities contained in the process. Research using cross sectional study design with ART method (The Assessment of Repetitive Tasks) to assess the risk level of repetitive activity associated frequency/repetition, force, posture, and additional factors such as duration, and others.
The results showed that most of the work activities undertaken in the process of checking and packing MCA lighters have a high level of ergonomic risk based ART final score that ranges between 24-36, so it needed further investigation and improvement efforts, for example can be through providing an ergonomic chair.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46019
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yamin
Medan: Islamiyah, 1950
320.5 MUH s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>