Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2091 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Athalla Syahandana Sydqi Rahadi
"Tuberkulosis merupakan penyakit kuno yang telah berevolusi bersama manusia sejak ratusan tahun lalu dan jutaan orang di seluruh dunia hingga saat ini masih menderita akibat penyakit ini. Resistansi terhadap beberapa agen terapeutik merupakan masalah yang signifikan. Hal ini mendesak peneliti untuk menemukan obat antitubercular lain untuk menekan penyebaran. Polyketide Synthase 13 (Pks 13) merupakan enzim yang berperan dalam proses pembentukan asam mikolat penyusun dinding sel Mycobacterium Tuberculosis (Mtb) yang memiliki peran penting dalam kelangsungan hidup dan virulensi Mtb. Penelitian ini bertujuan menemukan obat antituberkular baru yang dapat digunakan sebagai inhibitor dari Pks 13. Pada penelitian ini, dilakukan modifikasi terhadap senyawa turunan oxazole menggunakan metode scaffold replacement untuk menghasilkan ligan yang berpotensi menjadi kandidat inhibitor Pks13. Pemilihan senyawa turunan Oxazole mengacu pada kemampuannya sebagai antibakteri. Metode Scaffold Replacement dilakukan menggunakan software Molecular Operating Simulator (MOE). Senyawa turunan oxazole yang akan dimodifikasi, dilakukan penapisan terlebih dahulu dengan perangkat lunak OSIRIS Data Warior dan dilakukan simulasi penambatan molekul dengan protein target enzim Pks 13, yang diperoleh dari Protein Data Bank (PDB). Simulasi ini menghasilkan 6 ligan terbaik dengan nilai energi bebas Gibbs terendah terhadap Pks 13. Ligan terpilih diprediksi sifat farmakologinya secara komputasi dan menghasilkan dua ligan OXMCTR13431 dan OXMCTR13432 yang memiliki karakter absorpsi, distribusi, metabolisme, eksresi, dan toksisitas yang sesuai.

Tuberculosis is an old disease that originated alongside humans hundreds of years ago, and millions worldwide are still affected by it today. Resistance to several therapeutic agents is a significant problem. This spurred researchers to seek other antitubercular medications to combat the spread of the disease. Polyketide Synthase 13 (Pks 13) is an enzyme that facilitates the formation of mycolic acid, which forms the cell wall of Mycobacterium tuberculosis (Mtb) and is essential for Mtb survival and virulence. This research aims to identify novel antitubercular medicines that can be employed as Pks13 inhibitors. In this work, oxazole compounds were modified through the scaffold replacement approach to develop ligands with the potential to be Pks 13 inhibitor candidates. The selection of Oxazole derivatives is based on their antibacterial properties. Molecular Operating Simulator (MOE) program was used to perform the Scaffold Replacement method. Before modifying the oxazole derivatives, it must be screened using the OSIRIS Data Warrior program and simulated molecular docking with the Pks 13 enzyme's target protein, obtained from the Protein Data Bank (PDB). This simulation generated the top six ligands for Pks 13 with the lowest Gibbs free energy values. The chosen ligands were computationally predicted for their pharmacological properties, identified two ligands, OXMCTR13431 and OXMCTR13432, with the necessary absorption, distribution, metabolism, excretion, and toxicity characteristics."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Suci Permata Sari
"ABSTRAK
Senyawa turunan pirimidin telah berhasil disintesis dengan mereaksikan benzaldehida,
etil asetoasetat, dan urea melalui reaksi kondensasi Biginelli. Produk yang terbentuk
dikarakterisasi menggunakan alat FTIR, UV-Vis, dan GC-MS. Pada sintesis senyawa
ini digunakan nanokatalis CuFe2O4 yang berhasil disintesis dengan metode kopresipitasi
dan dikonfirmasi dengan FTIR, XRD, TEM dan PSA. Berdasarkan optimasi (senyawa
1) dengan nama IUPAC 5-(ethoxy carbonyl)-4-(phenyl)-6-methyl-3,4-dihydropyrimidin2(1-)one
diperoleh kondisi optimum dengan waktu 4 jam reaksi, suhu 70°C, dan 7,5%
berat katalis dengan yield sebesar 71,57%, untuk (senyawa 2) 5-(ethoxy carbonyl)-4-
(phenyl)-6-methyl-3,4-dihydropyrimidin-2(1H)thione diperoleh kondisi optimum selama
waktu 4 jam reaksi, suhu 50°C, dan 7,5% berat katalis dihasilkan yield sebesar 76,84%
sedangkan untuk (senyawa 3) pada waktu 4 jam reaksi, suhu 70°C, dan 7,5% berat
katalis dengan yield sebesar 73,69% belum berhasil membentuk senyawa
5-(ethoxy carbonyl)-4-(phenyl)-6-methyl-3,4-dihydropyrimidin-2(1H)imine dari reaktan
benzaldehida, etil asetoasetat dan guanidin.

ABSTRACT
Pyrimidine derivatives have been synthesized by reacting benzaldehyde, ethyl
acetoacetate, urea through Biginelli condensation reaction using CuFe2O4 nanocatalyst .
Characterization of the three of product were performed by using FTIR, UV-Vis and
GC-MS. In the synthesis of these compounds using CuFe2O4 nanocatalyst were
successfully synthesized by coprecipitation method and characterized by FTIR, XRD,
PSA, TEM. Optimum conditions for producing (compound 1) 5-(ethoxy carbonyl)-4-
(phenyl)-6-methyl-3,4-dihydropyrimidin-2(1H)one were 4 hours reaction, temperature
70° C and 7.5% weight catalyst with yield 71.57% , (compound 2) 5-(ethoxy carbonyl)-
4-(phenyl)-6-methyl-3,4-dihydropyrimidin-2(1H)thione was at 4 hours reaction, 50° C
and 7.5% weight catalyst with yield 76.84% and compound 3 were 4 hours reaction,
temperature 70° C and 7.5% weight catalyst with yield 73.69% has not succeeded in
forming a 5-(ethoxy carbonyl)-4-(phenyl)-6-methyl-3,4-dihydropyrimidin-2(1H)imine."
2018
T49427
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alisa Mufidah
"

Piranopirazol merupakan senyawa organik heterosiklik yang kerangkanya berupa cincin piran yang tersubstitusi oleh pirazol pada posisi ortho. Piranopirazol dapat disintesis menggunakan prekursor aldehid, hidrazin, etil asetoasetat, dan malononitril dengan metode reaksi multikomponen. Sintesis piranopirazol berlangsung melalui reaksi kondensasi Knoevenagel, adisi  Michael, dan siklisasi. Pada penelitian ini nano- Fe3O4 disintesis dari karat besi sebagai sumber Fe dan minyak jelantah. Optimasi waktu reaksi memperlihatkan bahwa kondisi optimum reaksi sintesis senyawa piranopirazol adalah  selama 60 menit dengan jumlah katalis nano- Fe3O4 sebanyak 1% (b/b). Variasi aldehid yang digunakan berupa benzaldehid, 2-hidroksi benzaldehid, dan sinamaldehid. Hasil sintesis menunjukkan pada waktu reaksi selama 60 menit disertai adanya katalis nano-Fe3O4 dapat menghasilkan senyawa turunan piranopirazol. Nano- Fe3O4 yang terbentuk telah dikarakterisasi dengan menggunakan instrumen FTIR, XRD, dan SEM-EDS. Produk hasil sintesis yang terbentuk telah dikarakterisasi dengan menggunakan KLT serta instrumen, FTIR, UV-Vis, dan GC-MS.

 


Pyranopyrazole is a heterocyclic organic compound where the skeleton is a pyran ring substituted by pyrazole in the ortho position. Pyranopyrazole can be synthesized using aldehyde, hydrazine, ethyl acetoacetate, and malononitrile as precursors with a multicomponent reaction method. Synthesis of pyranopyrazole is carried out through the Knoevenagel condensation reaction, Michael's addition, and cyclization. In this research, nano- Fe3O4 is synthesized from rust and used cooking oil. Synthesis of pyranopyrazole derivates compound reached the optimal condition within 60 minutes of the reaction with the amount of nano-Fe3O4 catalyst is 1% (w/w). Benzaldehyde, 2-hydroxy benzaldehyde, and cinnamaldehyde are used to be variations of aldehyde in this research. The results show that the reaction in 60 minutes using nano-Fe3O4 produces pyranopyrazole derivate compounds.  The nano- Fe3O4 is characterized using FTIR, XRD, and SEM-EDX instruments. The resulting products are characterized by TLC, FTIR, UV-Visible, and GC-MS.

 

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Fathul Ilmi
"Senyawa turunan quinoxaline merupakan senyawa heterosiklik yang memiliki beberapa aktivitas biologis seperti antimikroba. Penelitian ini menggunakan variasi senyawa isatin. Isatin dilakukan modifikasi dengan menambahkan klor kedalam cincin benzena. Klorinasi isatin yang dihasilkan adalah senyawa 5-kloroisatin dan 5,7-dikloroisatin dengan massa masing-masing sebesar 1,692 dan 1,905 gram. Senyawa hasil klorinasi isatin telah dikonfirmasi senyawanya dengan identifikasi menggunakan KLT serta uji titik leleh, dan telah dikarakterisasi menggunakan instrumentasi FTIR dan UV-Vis. Senyawa hasil klorinasi digunakan kembali untuk direaksikan melalui reaksi kondensasi dengan o-fenilindiamin untuk membentuk senyawa turunan quinoxaline. Pada penelitian ini juga menggunakan nanopartikel TiO2 sebagai katalis yang dapat meningkatkan yield produk yang terbentuk. Nanopartikel TiO2 disintesis secara hidrotermal dari serbuk TiO2. Nanopartikel TiO2 yang terbentuk telah dikonfirmasi senyawanya dengan karakterisasi menggunakan XRD, TEM dan FTIR. Produk turunan quinoxaline yang terbentuk telah dikonfirmasi senyawanya dengan identifikasi menggunakan KLT dan uji titik leleh serta karakterisasi menggunakan FTIR, UV-Vis dan LCMS. Massa yang dihasilkan dari senyawa turunan quinoxaline 1 sebesar 0,0834 gram, senyawa turunan quinoxaline 2 sebesar 0,0626 gram dan senyawa turunan quinoxaline 3 sebesar 0,036 gram. Pada penelitian ini juga telah diuji aktivitas antimikroba dari senyawa turunan quinoxaline yang dihasilkan. Pengujian aktivitas antimikroba digunakan metode difusi dengan menggunakan bakteri S.aureus dan E.coli, Senyawa turunan quinoxaline memiliki sifat antimikroba yang baik.

Quinoxaline derivatives are heterocyclic compounds that have several biological activities such as antimicrobials. This study uses a variety of isatin compounds. Isatin was modified by adding chlorine to the benzene ring. The chlorinated isatin produced was 5-chloroisatin and 5,7-dichloroisatin with a mass of 1.692 and 1.905 grams, respectively. The compounds resulting from isatin chlorination have been confirmed by identification using TLC and melting point test and have been characterized using FTIR and UV-Vis instrumentation. The chlorinated compounds were reused to be reacted by condensation reactions with o-phenylindiamine to form quinoxaline derivatives. This research also uses TiO2 nanoparticles as a catalyst that can increase the yield of the product formed. TiO2 nanoparticles were hydrothermally synthesized from TiO2 powder. The compound TiO2 nanoparticles formed were confirmed by characterization using XRD, TEM and FTIR. The compound quinoxaline derivatives formed were confirmed by identification using TLC and melting point test and characterization using FTIR, UV-Vis and LCMS. The mass of the quinoxaline 1 derivative was 0.0834 gram, the quinoxaline 2 derivative was 0.0626 gram and the quinoxaline 3 derivative was 0.036 gram. In this study, the antimicrobial activity of the quinoxaline derivative compounds produced was also tested. The antimicrobial activity test used the diffusion method using S. aureus and E. coli bacteria. Quinoxaline derivative compounds have good antimicrobial properties."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Fathul Ilmi
"Senyawa turunan quinoxaline merupakan senyawa heterosiklik yang memiliki beberapa aktivitas biologis seperti antimikroba. Penelitian ini menggunakan variasi senyawa isatin. Isatin dilakukan modifikasi dengan menambahkan klor kedalam cincin benzena. Klorinasi isatin yang dihasilkan adalah senyawa 5-kloroisatin dan 5,7-dikloroisatin dengan massa masing-masing sebesar 1,692 dan 1,905 gram. Senyawa hasil klorinasi isatin telah dikonfirmasi senyawanya dengan identifikasi menggunakan KLT serta uji titik leleh, dan telah dikarakterisasi menggunakan instrumentasi FTIR dan UV-Vis. Senyawa hasil klorinasi digunakan kembali untuk direaksikan melalui reaksi kondensasi dengan o-fenilindiamin untuk membentuk senyawa turunan quinoxaline. Pada penelitian ini juga menggunakan nanopartikel TiO2 sebagai katalis yang dapat meningkatkan yield produk yang terbentuk. Nanopartikel TiO2 disintesis secara hidrotermal dari serbuk TiO2. Nanopartikel TiO2 yang terbentuk telah dikonfirmasi senyawanya dengan karakterisasi menggunakan XRD, TEM dan FTIR. Produk turunan quinoxaline yang terbentuk telah dikonfirmasi senyawanya dengan identifikasi menggunakan KLT dan uji titik leleh serta karakterisasi menggunakan FTIR, UV-Vis dan LCMS. Massa yang dihasilkan dari senyawa turunan quinoxaline 1 sebesar 0,0834 gram, senyawa turunan quinoxaline 2 sebesar 0,0626 gram dan senyawa turunan quinoxaline 3 sebesar 0,036 gram. Pada penelitian ini juga telah diuji aktivitas antimikroba dari senyawa turunan quinoxaline yang dihasilkan. Pengujian aktivitas antimikroba digunakan metode difusi dengan menggunakan bakteri S.aureus dan E.coli, Senyawa turunan quinoxaline memiliki sifat antimikroba yang baik.

Quinoxaline derivatives are heterocyclic compounds that have several biological activities such as antimicrobials. This study uses a variety of isatin compounds. Isatin was modified by adding chlorine to the benzene ring. The chlorinated isatin produced was 5-chloroisatin and 5,7-dichloroisatin with a mass of 1.692 and 1.905 grams, respectively. The compounds resulting from isatin chlorination have been confirmed by identification using TLC and melting point test and have been characterized using FTIR and UV-Vis instrumentation. The chlorinated compounds were reused to be reacted by condensation reactions with o-phenylindiamine to form quinoxaline derivatives. This research also uses TiO2 nanoparticles as a catalyst that can increase the yield of the product formed. TiO2 nanoparticles were hydrothermally synthesized from TiO2 powder. The compound TiO2 nanoparticles formed were confirmed by characterization using XRD, TEM and FTIR. The compound quinoxaline derivatives formed were confirmed by identification using TLC and melting point test and characterization using FTIR, UV-Vis and LCMS. The mass of the quinoxaline 1 derivative was 0.0834 gram, the quinoxaline 2 derivative was 0.0626 gram and the quinoxaline 3 derivative was 0.036 gram. In this study, the antimicrobial activity of the quinoxaline derivative compounds produced was also tested. The antimicrobial activity test used the diffusion method using S. aureus and E. coli bacteria. Quinoxaline derivative compounds have good antimicrobial properties."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Rahma Prasanti
"Senyawa turunan tiosemikarbazon adalah senyawa kimia yang memiliki sifat aktivitas biologis yang cukup baik. Pada penelitian kali ini, telah dilakukan sintesis senyawa turunan tiosemikarbazon dengan menggunakan limonen dan kamfen dengan empat senyawa aldehida aromatik yang berbeda yaitu benzaldehida, 2-hidroksibenzaldeh ida, 4-metoksibenzaldehida, dan sinamaldehida. Produk akhir senyawa turunan tiosemikarbazon yang terbentuk diidentifikasi menggunakan KLT serta dikarakterisasi menggunakan Fourier Transform Infra-red spectroscopy (FTIR), dan Liquid Chromatography Mass Spectrometry (LC-MS/MS). Produk hasil akhir senyawa turunan tiosemikarbazon diuji aktivitas antioksidannya dengan menggunakan metode 1,1-Difenil-2-pikril-hidrazil (DPPH). Kedelapan produk akhir, yaitu benzaldehida limonen tiosemikarbazon (1), 2-hidroksibenzaldehida limonen tiosemikarbazon (2), 4-metoksibenzaldehida limonen tiosemikarbazon (3), sinamaldehida limonen tiosemikarbazon (4), benzaldehida kamfen tiosemikarbazon (5), 2-hidroksibenzaldehida kamfen tiosemikarbazon (6), 4-metoksibenzaldehida kamfen tiosemikarbazon (7), dan sinamaldehida kamfen tiosemikarbazon (8) memiliki hasil masing-masing sebesar 76,32%; 80,75%; 91,79%; 71,61%; 96,82%; 89,94%; 87,98%; dan 97,65%. Berdasarkan uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH, diperoleh IC50 senyawa (1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), dan (8) sebesar 158,64 ppm; 76,35 ppm; 107,38 ppm; 170,82 ppm; 152,92 ppm; 84,56 ppm; 118,34 ppm; dan 175,69 ppm.

Thiosemicarbazone derivatives are chemical compounds known for their significant biological activity. In this study, thiosemicarbazone derivatives were synthesized using limonene and camphene with four different aromatic aldehydes: benzaldehyde, 2-hydroxybenzaldehyde, 4-methoxybenzaldehyde, and cinnamaldehyde. The final thiosemicarbazone derivative products were identified using Thin Layer Chromatography (TLC) and characterized using Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) and Liquid Chromatography-Mass Spectrometry (LC-MS/MS). The antioxidant activity of the final thiosemicarbazone derivative products was tested using the 1,1-Diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) method. The yields of the eight final products, benzaldehyde limonene thiosemicarbazone (1), 2-hydroxybenzaldehyde limonene thiosemicarbazone (2), 4-methoxybenzaldehyde limonene thiosemicarbazone (3), cinnamaldehyde limonene thiosemicarbazone (4), benzaldehyde camphene thiosemicarbazone (5), 2-hydroxybenzaldehyde camphene thiosemicarbazone (6), 4-methoxybenzaldehyde camphene thiosemicarbazone (7), and cinnamaldehyde camphene thiosemicarbazone (8), were 76.32%, 80.75%, 91.79%, 71.61%, 96.82%, 89.94%, 87.98%, and 97.65%, respectively. Based on the antioxidant activity test using the DPPH method, the IC50 values of compounds (1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), and (8) were found to be 158.64 ppm; 76.35 ppm; 107.38 ppm; 170.82 ppm; 152.92 ppm; 84.56 ppm; 118.34 ppm; and 175.69 ppm, respectively."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harun Al Rasyid
"Pada penelitian ini sinamaldehida akan dimodifikasi menjadi senyawa basa Schiff untuk dapat meningkatkan aktivitas antibakteri dan juga efek pharmacological sinamaldehida untuk keperluan bidang medis. Sintesis pyrazolon dari sinamaldehida akan dilakukan dengan menggunakan metode kondensasi basa Schiff dengan variasi waktu 1 jam, 2 jam, 4 jam, dan 6 jam. Sedangkan untuk sintesis benzimidazol akan dilakukan dengan menggunakan medium air dan katalis asam borat dengan variasi penambahan jumlah katalis (0,05 g; 0,1 g; 0,2 g; 0,3 g). Selanjutnya dikarakterisasi dengan Spekrtofotometri UV-Visible, FTIR, dan GC/MS. Uji aktivitas antibakteri dengan menggunakan bakteri gram negatif Escherichia coli dan gram positif Staphylococcus aureus dengan medium agar yang diinjeksikan dengan sampel pyrazolon, benzimidazol, dan sinamaldehida sebagai faktor pembanding dengan kontrol etil asetat. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa hanya pyrazolon yang memiliki aktivitas antibakteri yang lebih baik dibandingkan dengan sinamaldehida

In this study, cinnamaldehyde will be modified into Schiff's base compound that can enhance the antibacterial activity and pharmacological effects of cinnamaldehyde for the purposes of the medical field. Synthesis of pyrazolon from cinnamaldehyde will be done using the condensation of Schiff bases method with a variety of time of 1 hour, 2 hours, 4 hours, and 6 hours. As for the synthesis of benzimidazole will be done using the medium of water and boric acid as catalyst with the addition of the variation amount of catalyst (0.05 g; 0.1 g, 0.2 g, 0.3 g). Further characterized by Spektrofotometry of UV-Visible, FTIR and GC / MS. Test of antibacterial activity using gram-negative bacterium Escherichia coli and the gram-positive bacterium Staphylococcus aureus in agar medium then samples of pyrazolon, benzimidazole, and cinnamaldehyde as a factor in comparison are injected into agar medium. The results showed that only pyrazolon having better antibacterial activity compared with cinnamaldehyde.
"
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S60183
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>