Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172844 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Dicky Arvianza
"Hutan rakyat tidak hanya memberikan keuntungan ekonomis bagi pemiliknya. Hutan rakyat juga berkontribusi dalam meningkatkan daya fungsi ekologis bagi lingkungan sekitarnya. Salah satu potensi dari hutan rakyat adalah biomassa. Biomassa memiliki peranan dalam perencanaan hutan dan informasi karbon. Hutan rakyat dianggap potensial bagi pengembangan biomassa karena areal dan pemiliknya yang jelas. Kecamatan Cibingbin merupakan wilayah pengembangan hutan rakyat di Kabupaten Kuningan. Penelitian ini memanfaatkan data survei lapang dan data citra ALOS AVNIR-2, serta menggunakan persamaan allometrik dan uji regresi untuk mengetahui sebaran hutan rakyat dan biomassanya di Kecamatan Cibingbin. Hutan rakyat tersebar di setiap desa di Kecamatan Cibingbin dengan jenis tanaman jati, sengon, dan mahoni dengan lebih dari 60% berumur kurang dari 5 tahun. Biomassa hutan rakyat di Kecamatan Cibingbin memiliki hubungan dengan NDVI dengan nilai R2 sebesar 0,339. Biomassa hutan rakyat berkisar 0-70 ton/ha yang banyak tersebar di bagian utara dan selatan Kecamatan Cibingbin. Ketinggian lokasi tidak berpengaruh besar terhadap nilai biomassa sedangkan semakin terjal lereng menunjukan nilai biomassa yang semakin rendah.

Public forests not only provide economic benefits for the owner. Public forests also contribute in enhancing the ecological function to the surrounding environment. One of the potential of public forests is biomass. Biomass has a role in the planning of forest and carbon information. Public forests are reputed a potential for the development of biomass because it has a clear area and their owners. Kecamatan Cibingbin is a development area of public forests in Kabupaten Kuningan. This study utilizing field survey data and image data ALOS AVNIR-2, and using equations allometrik and regression test to determine the distribution of forests and biomass in the Kecamatan Cibingbin. Public forests are spread in every village in the Kecamatan Cibingbin with plants teak, sengon, and mahogany with more than 60% younger than 5 years. Forest biomass in the Kecamatan Cibingbin have a relationship with NDVI with the value of R2 is 0,339. Forest biomass is about 0-70 tons/ha are widely spread in northern and southern sub Cibingbin. Altitude greatly affects the value of biomass, whereas increasingly the steep slope shows the lower value of biomass."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S348
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Program pengelolaan hutan bersama masyarakat (PHBM) melibatkan masyarakat desa sekitar hutan untuk mengelola hutan secara berkelanjutan. Tujuan penulisan artikel adalah menganalisis potensi tegakan sebagai indikator keberhasilan program PHBM. Populasi penelitian adalah semua tegakan pohon yang ditanam oleh petani pada hutan PHBM di Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Sukabumi, tepatnya di Desa Buniwangi, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Sampel penelitian adalah tegakan pohon yang ditanam oleh 20 orang petani terdiri atas 10 petak lahan yang dirawat secara intensif dan 10 petak yang tidak intensif. Satu petak lahan berukuran 0,1 ha. Data yang dikumpulkan adalah data primer, yaitu lingkar batang pohon, tinggi pohon, jenis dan jumlah pohon, diameter pohon, dan luas bidang dasar. Analisis data menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan jumlah pohon di lahan yang dikelola dengan intensif dan tidak intensif. Distribusi pertumbuhan pohon di antara kedua lahan cenderung sama. Jumlah jenis pohon hanya berbeda 1 pohon. Struktur vegetasi mempunyai perbedaan, terutama pada tanaman masyarakat. Indeks keragaman pohon mempunyai nilai yang hampir sama, yaitu 0.36 dan 0,35. Keduanya menunjukkan heterogenitas yang hampir sama, meskipun jumlah pohon lebih banyak pada lahan yang dikelola dengan intensif. Tanaman yang dominan mempunyai kecenderungan yang hampir sama, yaitu pinus pada tanaman pokok dan karet pada tanaman masyarakat. Rata-rata diameter pohon lebih besar pada lahan yang tidak dikelola dengan intensif. Program PHBM yang dikelola dengan intensif lebih menguntungkan dbandingkan dengan program PHBM yang tidak dikelola dengan intensif, dari sisi jumlah pohon, keragaman jenis pohon, dan manfaat yang dapat diambil oleh petani dalam jangka pendek."
JMSTUT 15:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Akmal Ato Baihaqi
"Indonesia memiliki wilayah hutan terbesar ketiga di Dunia, tetapi tutupan hutannya juga terus menurun karena deforestasi. Diketahui bahwa di Wilayah Gunung Patuha yang terletak antara Kecamatan Pasirjambu, Kecamatan Ciwidey, dan Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung mengalami perubahan tutupan hutan pada tahun 2011-2017. Selain perubahan kawasan hutan, Wilayah Gunung Patuha memiliki potensi kayu yang melimpah seperti kayu putih, rasamala, dan puspa yang juga digunakan oleh masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola perubahan tutupan hutan yang terjadi di Kawasan Gunung Patuha dan hubungannya dengan pemanfaatan kayu yang dilakukan oleh masyarakat. Penelitian ini menggunakan teknologi penginderaan jauh, yaitu citra satelit Landsat 5 dan Landsat 8 dari tahun 1990 hingga 2018. Dengan interpretasi visual dan overlay, dilakukan untuk melihat perubahan tutupan hutan. Selain itu dalam penelitian ini juga diterapkan metode wawancara mendalam secara kualitatif untuk mengetahui pola perilaku spasial pemanfaatan kayu oleh masyarakat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan tutupan hutan terjadi karena faktor ekonomi, faktor sosial, dan kebijakan pemerintah. Perubahan tutupan hutan sebagai akibat dari kegiatan pemanfaatan hutan oleh masyarakat. Area perubahan tutupan hutan berada di dekat lokasi pemanfaatan kayu. Ada hubungan antara lokasi perubahan tutupan hutan dan lokasi pemanfaatan kayu oleh masyarakat.

Indonesia has the third largest forest area in the World, but its forest cover also continues to decline due to deforestation. It is known that in the Mount Patuha Region which is located between Pasirjambu District, Ciwidey District, and Rancabali District, Bandung District experienced changes in forest cover in 2011-2017. In addition to changes in forest areas, the Mount Patuha Region has abundant wood potential such as eucalyptus, rasamala, and puspa which are also used by the community.
This study aims to determine the pattern of changes in forest cover that occur in the Mount Patuha Region and its relationship with the use of wood by the community. This research uses remote sensing technology, namely Landsat 5 and Landsat 8 satellite imagery from 1990 to 2018. With visual interpretation and overlays, conducted to see changes in forest cover. In addition, this study also applied qualitative in-depth interview methods to determine the spatial behavior patterns of wood utilization by the community.
The results showed that changes in forest cover occur due to economic factors, social factors, and government policies. Changes in forest cover as a result of community forest use activities. The area of ​​forest cover change is near the timber utilization location. There is a relationship between the location of changes in forest cover and the location of community use of wood.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sawitri Retno Handayanti
"Tesis ini membahas perilaku penawaran kayu bulat dari hutan alam di Indonesia pada tahun 2007 - 2011. Penelitian ini menggunakan data panel terdiri dari 150 unit perusahaan selama 60 bulan. Data dianalisis dengan menggunakan metode tobit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku penawaran kayu bulat dari hutan alam Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain harga kayu domestik, luas hutan berdasarkan rencana kerja, curah hujan, suku bunga pinjaman, sertifikat kelestarian mengelola hutan, umur perusahaan, wilayah perusahaan tersebut berada dan musiman. Perilaku penawaran perusahaan dilakukan sepanjang tahun dan bersifat inelastis.

The focus of this study is the roundwood supply from natural forest in Indonesia in 2007-2011. This study uses panel data consisting of 150 units for 60 months. Data were analyzed using tobit method. The results of this study shows that the roundwood supply is influenced by the price of domestic timber, forest area based on work plan, rainfall, loan interest rates, sustainability of forest management certificate, age firm, region where the firms are located and seasonal. The supply spans a year around and is inelastic."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prisma Yudistira
"PT. X adalah salah satu perusahaan HTI yang mendapatkan ijin seluas 296.262 ha.Merujuk pada tabel normal KLHK untuk spesies Eucalyptus pellita adalah sebesar 121 m3, sedangkan di lokasi penelitian potensi Eucalyptus pellita sebesar 100 m3. Perbandingan perbedaan pada tabel normal adalah pada jarak tanam yaitu pada jarak tanam tabel normal sebesar 3 m x 2 m sedangkan pada jarak tanam penelitian yaitu 3 m x 2,5 m, volume per pohon pada penelitian adalah sebesar 0,078 m3 sedangkan tabel normal 0,083 m3, maka dapat dikatakan bahwa potensi tegakan di Distrik Rasau Kuning belum optimal dan dapat dikembangkan. Penelitian ini bertujuan: menganalisis potensi tegakan di lokasi penelitian, menganalisis kondisi silvikultur, jarak tanam, pendidikan dan pelatihan di lokasi penelitian, menganalisis kondisi silvikultur, pendapatan pekerja borongan, pengelolaan tmpat tumbuh di lokasi penelitian, menganalisis peran silvikultur, pendapatan pekerja tidak tetap, pengelolaan tempat tumbuh dengan potensi tegakan, mengidentifikasi model potensi hutan tanaman industri yang berkelanjutan. Analisis faktor menggunakan menggunakan Analitical Hierarchy Process (AHP) sebagai metode dalam model potensi tegakan. Hasil penelitian menunjukkan potensi tegakan mencapai volume sebesar 100 m3/ha. Kondisi sarana dan prasarana produksi nilai rerata (0,92), jarak tanam nilai rerata (0,76), pendidikan dan pelatihan nilai rerata (0,90). Kondisi silvikultur nilai rerata (0,983), pendapatan pekerja tidak tetap nilai rerata (0,81), pengelolaan tempat tumbuh jika dibandingkan dengan penelitian yang tumbuh di Perawang termasuk dalam kategori baik. Analisis AHP peran silvikultur, pendapatan pekerja borongan, pendidikan dan pelatihan terhadap potensi tegakan adalah silvikulur dengan nilai (0,523). Analisis AHP pada potensi tegakan Eucalyptus pellita hutan tanaman industri yang berkelanjutan dengan hasil alternatif prioritas adalah sarana dan prasarana produksi (0,408) pada pengelolaan hutan tanaman industri. Kata kunci: Hutan Tanaman Industri, Potensi Tegakan, Keberlanjutan.

PT. X is one of the HTI companies that obtained a permit covering 296,262 ha. Refer to the normal table of volume for Eucalyptus pellita from the Ministry of Environment and Forestry is 121 m3 / ha, but in the location of research, the volume of Eucalyptus pellita in 2018 is 100 m3/ha. This study aims to: analyze potential in the research location, analyze silvicultural conditions, ratio of plant, education and training at the research location, analyze silvicultural conditions, income of precarious workers, manage growth in research locations, analyze the role of silviculture, income of temporary workers, management of growing places with stand potential, identifying sustainable industrial plantation management models. Factor analysis uses the Analytical Hierarchy Process (AHP) as a method in the industrial plantation management model. The results showed that the stand potential reached a volume of 100 m3/ha. The condition of facilities and infrastructure produced an average value (0,92), planting distance average value (0,76), education and training average value (0,90). The silvicultural condition of the average value (0,983), the income of bulk workers is the average value (0,81), the management of the growing place when compared to the research that grows in Perawang is included in the good category. AHP analysis is the role of silviculture, the income of precarious workers, education and training on stand potential is silviculur with a value (0,523). AHP analysis on sustainable industrial plantation management with priority alternative results is production facilities and infrastructure (0,408) in industrial plantation management. This research proves that silvicultural criteria and alternative production facilities and infrastructure have a major role in the sustainable industrial plantation management model. Keyword: Industrial Plantation Forests, Potential Stands, Sustainability."
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2019
T53319
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Tamara Puspadianti
"Penghitungan estimasi potensi cadangan karbon pada vegetasi tegakan pancang telah dilakukan pada tahun 2017 di tiga zona Hutan Kota Universitas Indonesia UI, zona Wallace Timur, zona Wallace Barat, dan zona Vegetasi Alami. Penelitian bertujuan untuk mengestimasi jumlah cadangan karbon terkini pada tahun 2017 yang terkandung pada tegakan pancang di Hutan Kota UI dan mengestimasi jenis tumbuhan pada tegakan pancang yang memiliki potensi cadangan karbon tertinggi di Hutan Kota UI. Penelitian dilakukan dengan metode non-destructive sampling menggunakan persamaan alometrik, yaitu berdasarkan pengukuran diameter at breast height DBH pada tegakan pancang.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan plot berukuran 5 m x 5 m sebanyak 75 plot yang tersebar di tiga zona penelitian dengan masing-masing sejumlah 25 plot. Hasil penghitungan menunjukkan bahwa potensi cadangan karbon pada tegakan pancang di Hutan Kota UI sebesar 23,02 ton/ha. Potensi cadangan karbon pada tegakan pancang yang tertinggi berada pada Zona Vegetasi Alami sebesar 8,67 ton/ha. Potensi cadangan karbon pada tegakan pancang di zona Wallace Timur sebesar 8,05 ton/ha dan zona Wallace Barat sebesar 6,30 ton/ha. Jenis tumbuhan dengan rata-rata nilai cadangan karbon tertinggi, yaitu Merbau Intsia bijuga sebesar 0,296 ton/ha.

Estimation of carbon stocks at stake stands vegetation has been conducted in 2017 in three Universitas Indonesia UI Urban Forest zones, East Wallace zone, West Wallace zone, and Natural Vegetation zone. The study aims to estimate the current amount of carbon reserves in 2017 contained in stake stands vegetation in UI Urban Forest and estimate plant species on stake stands that have the highest carbon stock potential in UI Urban Forest. The study was conducted by non destructive methods using allometric equations based on calculating stake stands diameter at breast height.
The study used plot sized 5 m x 5 m as much as 75 and spread over the three zones, each zones have 25 plot. The results shows that the potential of carbon stocks in UI Urban Forest is 23.02 ton ha. Zones with the highest potential for above ground carbon stocks at stake stands is in the Natural Vegetation zone with a carbon stocks of 8,67 ton ha. The potential for above ground carbon stocks at stake stands in East Wallace zone is 8,02 ton ha and Western Wallace zone is 6,30 ton ha. The species with the highest average carbon stock potential, namely Merbau Intsia bijuga of 0,296 ton ha.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulhambri
"Saat ini kebutuhan akan tenaga listrik terus meningkat, dimasa mendatang untuk mengantisipasi kemungkinan kelangkaan akan energi membuat orang berpikir untuk mencari energi alternatif, selain minyak bumi, gas alam, danbatubara yang pada suatu saat akan habis. Energi alternatif tersebut adalah enargi yang dapat terbarukan (renewable energy), salah satunya adalahenergl blomasa.
Tulisan ini akan menjelaskan pemanfaatan energl blomasa di kawasan hutan kota Universitas Indonesia, yang diperkirakan cocok untuk dibangun suatu PLTU, karena mempunyai areal hutan yang cukup Iuas untuk ditanami kayu, tersedia air dalam jumlah besar, dan lahan untuk pendirian PLTU. Untuk Ituakan dijelaskan barapa besar cadangan kayu yang ada saat ini, janis kayuyang dipilih, dan usaha apa yang dilakukan untuk mengoptimalkannya.
Peralatan yang diperlukan dalam proses parslapan bahan bakamya, teknologl dan peralatan pembakaran bahan bakar kayu, dimana terjadi proses-proses pembakaran sehingga dapat menghasilkan energi listrik. Berapa besar anergi Iistrik yang dibangldtkan dangan memanfaatkan lahan yang ada. Dan terakhir harga per kWh yang harus dibayarkan untuk membangkitkan energi listrik dari pemanfaatan kayu sebagal pembangkit listrik enargi uap di kawasan hutan kota Universitas Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S38785
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>