Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10238 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Nisa Nur Iskandar
"Vinblastine and vincristine are secondary metabolites from Madagascar periwinkles that have a very high economic
value as chemotherapy drugs. These compounds are naturally produced in a very low quantity in planta. One promising
alternative method for vinblastine and vincristine production is to use a treatment that can trigger plant stress response
in vitro. This study has been done to evaluate the effect of drought stress using polyethylene glycol (PEG) on vinblastine
and vincristine production in the C. roseus callus culture, which were grown on medium Zenk supplemented with plant
growth regulators (PGR) 1 μM NAA + 10 μM Kinetin to induce laticifer and idioblast differentiation. 13-week-old callus
cultures were then treated with 0%, 6%, 9%, and 12% (w/v) PEG4000 each for 0, 24, 48, and 72 hours. Biochemical analysis
was performed using HPLC to determine the levels of vinblastine and vincristine, while the presence of differentiated cells
(idioblasts and laticifers) was determined using a histochemical method. Protein profiles of the culture were determined by
SDS-Page. The results showed that drought treatment with PEG4000, until the concentration was 12% (w/v), did not
significantly affect the production of vinblastine and vincristine, but might affect terpenoid production. Histochemical
analysis confirmed the presence of idioblasts, non-elongated laticifers, and laticifers that were producing and accumulating
terpenoids highest in the 12% PEG treatment. PEG treatments also did not change the protein profile of callus.
Produksi Senyawa Viblastin dan Vincristin pada Kultur Kalus Tanaman Tapak Dara (Catharanthus roseus (L.) G.
Don) dengan Pemberian Cekaman Menggunakan Polietilena Glikol (PEG). Vinblastin dan vincristine merupakan
senyawa metabolit sekunder dari tanaman Tapak Dara yang memiliki nilai ekonomi tinggi sebagai obat kemoterapi
kanker. Kedua senyawa ini hanya diproduksi dalam jumlah yang sangat sedikit pada tumbuhan. Salah satu metode
alternatif yang menjanjikan untuk meningkatkan produksinya adalah dengan pemberian cekaman pada kultur in vitro.
Telah dilakukan penelitian dengan tujuan untuk menentukan pengaruh pemberian cekaman kekeringan menggunakan
polyethylene glycol (PEG) terhadap produksi senyawa vinblastin dan vincristine pada kultur agregat C. roseus yang ditanam
pada medium Zenk dengan penambahan zat pengatur tumbuh (ZPT) NAA 1 μM + Kinetin 10 μM untuk menginduksi
pembentukan kelenjar latisifer dan sel idioblas. Kalus yang berusia 13 minggu kemudian diberi perlakuan cekaman
kekeringan menggunakan PEG4000 0%, 6%, 9%, dan 12% (w/v) masing-masing selama 0, 24, 48, dan 72 jam. Analisis
dilakukan secara histokimia untuk menguji keberadaan latisifer pada kalus dan biokimiawi untuk menentukan kadar
vinblastin dan vincristine dengan menggunakan HPLC. Selain itu dilakukan pula analisis profil protein dengan SDSPage.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian cekaman kekeringan dengan menggunakan PEG4000 hingga
konsentrasi 12% (w/v) tidak berdampak signifikan terhadap produksi senyawa vinblastin dan vincristine namun diduga
berdampak pada pembentukan senyawa terpenoid. Sel idioblas dan latisifer yang mengandung terpenoid dalam jumlah
relatif banyak ditemukan pada perlakuan PEG 12%. Perlakuan dengan PEG juga tidak berdampak pada perubahan
profil protein kalus. Analisis protein menunjukkan bahwa seluruh perlakuan memiliki profil protein yang sama."
Institut Teknologi Bandung, School of Life Sciences and Technology, 2016
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Wahyuni Widiyas Syahfitri
"Pada penelitian ini, telah berhasil disintesis nanokomposit CoTiO3/CuO secara green synthesis menggunakan ekstrak daun tapak dara (Catharanthus roseus (L.)G. Don.) sebagai aktifitas fotokatalitik untuk mendegradasi senyawa zat warna metilen biru di bawah sinar tampak. Ekstraksi daun tapak dara dilakukan menggunakan metode maserasi dan didapat nilai rendemen yaitu 0,08 w/w. Material hasil sintesis memiliki ukuran nano yaitu pada skala 1-100 nm berdasarkan karakterisasi menggunakan Particle Size Analyzer (PSA) dan Transmission Electron Microscope (TEM). Nanokomposit CoTiO3/CuO memiliki struktur sesuai dengan material penyusunnya berdasarkan hasil X-Ray Difraction (XRD). Nanokomposit CoTiO3/CuO memiliki band gap 1,75 eV berdasarkan persamaan Kubelka Munk dari nilai % R pada karakterisasi UV-Vis DRS. Aktivitas fotokatalitik nanokomposit CoTiO3/CuO menunjukkan persentase degradasi terbaik pada 84,80 % dengan berat 5 mgram nanokomposit. Berdasarkan tetapan laju rekasi diketahui bahwa persamaan kinetika reaksi merupakan orde pertama semu.

This research, CoTiO3/CuO nanocomposite was succesfull synthesized by green synthesis using Catharanthus roseus (L.) G. Don. leaves extract as a photocatalytic activity degradation to methylene blue. Catharanthus roseus (L.) G. Don leaf extract was carried out using maceration method and the yield value was 0.08 w/w. The synthesized material has a nano size that is on a scale of 1-100 nm based on characterization using a Particle Size Analyzer (PSA) and Transmission Electron Microscope (TEM). CoTiO3/CuO nanocomposite has a structure in accordance with its constituent material based on the results of X-Ray Difraction (XRD). CoTiO3/CuO nanocomposite has a 1.75 eV band gap based on the Kubelka Munk equation of the % R value in the UV-Vis DRS characterization. The photocatalytic activity of CoTiO3/CuO nanocomposites showed the best degradation percentage at 84.80% with a weight of 5 mgram nanocomposite. Based on the reaction rate constant it is known that the reaction kinetics equation is pseudo first orde."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T54564
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurbaity
"Penelitian efek hipoglikemik ekstrak daun tapak dara, biji petai cina dalam bentuk tunggal telah dilakukan pada hewan percobaan. Akan tetapi uji efek hipoglikemik dalam ramuan daun tapak dara dengan biji petal cina belum dilaporkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak etanol daun ramuan tapak dara (Catharanthus roseus (L) G. Don) dengan biji petai cina (Leucaena leucocephala (Link) de Wit) dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus dan mengetahui karakteristik bahan yang digunakan.
Penelitian dilakukan menggunakan metode percobaan faktorial 5 x 5 x 6, dengan rancangan acak kelompok. Ada 3 faktor yang menjadi variabel bebas yaitu : faktor daun tapak data, biji petai cina masing-masing dengan 5 variasi konsentrasi, dan faktor interval waktu pengambilan darah dengan 6 x pengambilan. Sebagai variabel tidak bebas adalah kadar glukosa darah tikus. Untuk mengetahui pengaruh ekstrak ramuan daun tapak dara dengan biji petai cina terhadap penurunan kadar glukosa darah tikus, digunakan kelompok kontrol ( diberi air suling ), 24 kelompok perlakuan yang masing-masing diberi ekstrak etanol ramuan yang bervariasi, dan kelompok pembanding yang diberi suspensi tolbutamid 250 mg / kg berat badan. Perlakuan pada tikus percobaan digunakan metode uji toleransi glukosa secara oral. kadar glukosa darah dihitung pada interval waktu tertentu yaitu sebelum pemberian bahan uji sampai dengan 4 jam setelah pemberian bahan uji, analisis kadar glukosa darah ditentukan dengan metode orto-toluidin dan diukur dengan spektrofotometer pada k 630 nm. Untuk mengetahui karakteristik pola kromatogram ekstrak etanol daun tapak dara dengan biji petal cina digunakan kromatografi gas/spektrometer massa.
Hasil penelitan menunjukkan bahwa tidak semua variasi kombinasi larutan uji dapat menurunkan kadar glukosa darah yang berbeda secara statistik dengan kelompok kontrol. Perlakuan yang berbeda secara statistik dengan kelompok kontrol adalah perlakuan t2p1 dan t2p4 (p<0,05 ). Hal ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol ramuan pada perlakuan tzpi ( 0,10 g serbuk daun tapak dara + 1,04 g serbuk biji petal cina) dan perlakuan t2p4 ( 0,10 g serbuk daun tapak data + 4,16 g serbuk biji petai cina ) 1 kg berat badan dapat menurunkan kadar glukosa darah yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok perlakuan lainnya. Hasil analisis ekstrak dengan kromatografi gas terlihat bahwa tidak semua puncak-puncak yang ada pada kromatogram tunggal muncul pada kromatogram ramuan, dan puncak-puncak yang ada pada kromatogram ramuan tidak sama dengan gabungan puncak yang- ada pada kromatogram tunggalnya. Hal ini terlihat adanya puncak-puncak yang hilang dan munculnya puncak-puncak baru pada kromatogram ramuan.

The hypoglycemic effect of single form extract of Catharanthus roseus (L) G. Don leaves and Leucaena leucocephala (Lmk) de Wit seeds have been studied on nondiabetic and diabetic rats. So far there is not any report on the treatment of extract combination of the plants on rats yet.
The aim of this study was to determine the hypoglycemic effect of the ethanolic extract from a combined Catharanthus roseus (L) G. Don and Leucaena leucocephala (Lmk) de Wit seeds in non diabetic rats.
To find out the effect of combined extract ethanolic in hypoglycemic activity the normal rats, are devided into 26 group : one group of untreated control ; 24 are treated groups, each of which were administrated orally with different doses of these combined extract; and one group was fed 250 mg/kg of tolbutamid as a reference compound. Blood glucose was determined by using ortotoluidin method and the characteristic of ethanolic extract was analized by using gas chromatography 1 mass Spectrometry.
By statistical analysis it was shown a significant decrease of blood glucose of the t2p1 and t2p4 groups compared to the control group, and the other treated groups. Gas chromatography analysis shown that some of peaks were missing and some new peaks appeared in the chromatogram of the extract."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Irsham Vilia
"Uji toksisitas subkronis ramuan ekstrak etanol daun tapak dara
{Catharanthus roseus (L).G.Don) dan biji petai cina {Leucaena
leuchochephala (Lmk) de Wit) mempakan salah satu tahapan tata lalcsana uji
klinik daiam rangka pengembangan obat tradisional termasuk fitofarmaka
untuk dapat digunakan pada pelayanan kesehatan di Indonesia. Uji ini
bertujuan untuk inenentukan tingkat keamanan obat jika diberikan beruiang
kali dengan jangka waktu tertentu. Pembuatan ramuan ekstrak etanol daun
tapak dara dan biji petai cina dilakukan dengan cara maserasi menggunakan
pelarul etanol. Uji toksisitas subkronis dengan mencit menggunakan
Randomized Complete Block Design dengan faktorial 5x5. Dosis uji
diberikan kepada mencit selama 21 had, kemudian diamati respon dan
mencit-mencit tersebut. Respon mencit terhadap ramuan yang diberikan
tidak menunjukkan adanya gejala toksik. Hasil uji histologi jaringan hati dan
ginjal tidak menunjukkan kerusakan. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka
disimpulkan ramuan ekstrak etanol daun tapak dara dan biji petai cina aman
untuk digunakan sebagai anti-hipoglikemik pada hewan uji."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Nyoman Darma Adi
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh penyuntikan ekstrak daun Catharanthus roseus G. Don. terhadap aktivitas ventrikel dan frekuensi denyut jantung tikus. Ekstraksi menggunakan etanol 70%, dan sebagai pelarut ekstrak digunakan larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%). Hewan yang digunakan dalam penelitian adalah tikus putih strain LMR Wistar derived. Dalam penelitian dibuat empat kelolmpok perlakuan yaitu: kelompok kontrol jaurni, kontrol pelarut, disuntik ekstrak daun C. roseus yang berbunga putih, dan disuntik ekstrak daun C. roseus yang berbunga merah. Ekstrak disuntikkan secara intravena. Dosis yang disuntikkan setara dengan 0,1067 g daun C. roseus kering/100 g berat hewan. Aktivitas ventrikel dan frekuensi denyut jantung dicatat dengan elektrokardiograf. Hasil yang diperoleh untuk kelompok kontrol murni dan kelompok kontrol pelarut, aktivitas ventrikel dan frekuensi denyut jantung tidak mengalami perubahan yang nyata sampai akhir pengukuran. Pada kelompok yang disuntik ekstrak daun C. roseus yang berbunga putih maupun yang berbunga merah terjadi perpanjangan waktu depolarisasi dan repolarisasi ventrikel serta penurunan frekuensi denyut jantung yang nyata.
ABSTRACT
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>