Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 86194 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Muhammad Al Mustawa
"Logam Seng masih menjadi pencemar di lingkungan yang berasal dari berbagai yang limbahnya langsung dibuang begitu saja ke perairan. Kehadiran biota perairan dapat dijadikan sebagai bioindikator untuk mengidentifikasi adanya pencemar logam berat. Kinetika proses bioakumulasi logam Seng melalui jalur air tawar dengan menggunakan ikan bawal (Colossoma macropomum) dan ikan sepat (Trichogaster trichopterus) sebagai bioindikator telah diteliti dengan menganalisis pengaruh pada variasi konsentrasi dan pH. Penelitian ini dilakukan dengan menentukan pengaruh bioakumulasi dan efek toksik yang ditimbulkan oleh pencemaran logam berat. Hasil penelitian menunjukkan kenaikan konsentrasi akan menaikkan juga laju pengambilan dan laju pelepasan dari logam Seng oleh ikan bawal (Colossoma macropomum) dan ikan sepat (Trichogaster trichopterus), diperoleh nilai faktor konsentrasi (CF) pada variasi konsentrasi Seng pada ikan bawal adalah 2,56-22,97 mL.g-1 dan pada ikan sepat sebesar 2,14-56,87 mL.g-1. Sedangkan nilai faktor konsentrasi (CF) pada variasi pH untuk ikan bawal sebesar 0,65-13,15 mL.g-1 dan untuk ikan sepat sebesar 0,93-15,29 mL.g-1. Variasi konsentrasi 1,5 ppm pada kondisi pH 7 dianggap berpotensi beracun bagi ikan sepat. Sedangkan untuk ikan bawal, semua variasi konsentrasi dan pH diperkirakan tidak memiliki potensi beracun. Metode ini diharapkan memberikan informasi yang dapat dijadikan sebagai studi lingkungan hidup dan untuk keperluan keamanan pangan terhadap efek toksik yang ditimbulkan.

Zinc metal is still a pollutant in the environment that comes from various wastes whose waste is directly dumped into the water. The presence of aquatic biota can be used as a bioindicator to identify the presence of heavy metal contaminants. The kinetics of the zinc metal bioaccumulation process through freshwater using pomfret (Colossoma macropomum) and sepat fish (Trichogaster trichopterus) as bioindicators has been investigated by analyzing the effect on variations in concentration and pH. This research was conducted by determining the effects of bioaccumulation and toxic effects caused by heavy metal pollution. According to the findings, increasing the concentration increases the rate of uptake and release of zinc metal by pomfret (Colossoma macropomum) and sepat fish (Trichogaster trichopterus). In sepat fish, the concentrations were 22.97 mL.g-1 and 2.14-56.87 mL.g-1. While the value of the concentration factor (CF) on the variation of pH for pomfret is 0.65–13.15 mL.g-1 and for sea bass is 0.93–15.29 mL.g-1. Concentration variations of 1.5 ppm at pH 7 are considered potentially toxic to finfish. As for pomfret, all variations in concentration and pH are not estimated to have toxic potential. This method is expected to provide information that can be used for environmental studies and for food safety purposes against toxic effects."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Yohana
"ABSTRAK
Pencemaran lingkungan masa sekarang ini menjadi masalah dan
kendala di kota-kota besar seperti di JABODETABEK. Pembangunan
yang sangat pesat serta tingginya produksi pada bidang industri yang
kurang diimbangi dengan mengelola limbah dengan baik merupakan salah
satu sumber pencemaran lingkungan yang dapat mengganggu
kelangsungan hidup, biota air khususnya.
Dalam praktik Kerja Lapangan ini, dilakukan di Loka Riset Budidaya
Ikan Hias Air Tawar daerah Depok. Dilakukan untuk pemeriksaan
beberapa parameter kimia dan fisika di hanggar yang memilki beberapa
akuarium tetapi mempunyai sistem pemeliharaan ikan yang berbeda-beda
yaitu dengan sistem resirkulasi dan aerasiserta memeriksa pencemar airpada sumber airnya. Parameter tersebut antara lain adalah suhu, ph,
kelarutan oksigen, karbondioksida, alkaliniatas, kesadahan, nitrit,
ammonia, dan nitrat yang diukur menggunakan metode spektrofotometri
dan titrimetri.
Hasil analisa menunjukkan bahwa lokasi yang menggunakan
sistem resirkulasi lebih baik kualitas airnya dibanding yang menggunakan
sistem aerasi jika untuk lokasi pemeliharaan ikan atau untuk lokasi
pembibitan ikan."
2008
TA1674
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ulian Taurin Malik
Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Lemna perpusilla adalah suatu makrofit yang hidup terapung di air, terdapat di seluruh dunia dan banyak ditemukan di air tawar yang kaya nutrien. Tumbuhan ini lebih dikenal sebagai gulma yang cenderung sulit untuk dikendalikan karena memiliki produktivitas yang sangat tinggi. Penelitian untuk menganalisis kemampuan ikan nila (Oreochromis niloticus) dalam memanfaatkan L. perpusilla sebagai pakan kombinasi telah dilakukan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat taraf perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan konsentrasi pakan 100 persen L. perpusilla + 0 persen pelet, 25 persen L. perpusilla+ 75 persen pelet, 50 persen L. perpusilla+ 50 persen pelet, 0 persen L. perpusilla+ 100 persen pelet. Ikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan nila (O. niloticus). Padat tebar ikan 20 individu per waring dengan bobot rata-rata 20�0,01 g per individu. Ikan diberi pakan sebanyak dua kali per hari selama 50 hari. Setiap tujuh hari sekali dilakukan penimbangan bobot tubuh ikan nila. Hasil penelitian menunjukkan bahwa L. perpusilla dapat menggantikan pelet sebagai pakan sebesar 25 persen. Lemna tidak dapat menggantikan pakan secara keseluruhan karena terkait dengan tingginya serat yang terkandung di dalamnya yang dapat mempersingkat waktu tubuh untuk melakukan proses pencernaan dan penyerapan nutrisi."
570 LIMNO 21:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Susanto
"ABSTRAK
Air merupakan senyawa yang berperan penting untuk kehidupan
makhluk hidup. Air yang dibutuhkan makhluk hidup harus memenuhi kualitas
yang baik dalam penggunaan sehari-hari maupun untuk lingkungan. Logam
berat merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas air. Di loka
Riset Budidaya Ikan HIas Air Tawar, dikakukan pengamatan untuk parameter
Logam Pb dan Cd untuk mengetahui kualitas tempat tesebut memenuhi
kriteria ambang batas yang ditetapkan oleh baku mutu lingkungan menurut
Kep. 02/MENKLH/l/1988 untuk air dan menurut IADC/CEDA (1997) untuk
sedimen. Penentuan kandungan logam Pb dan Cd dilakukan dengan metode
destruksi menggunakan aquaregia dan dianalisis dengan AAS. Hasil yang
diperoleh menunjukkan kandungan rata-rata logam Pb dalam sampel air dari
empat kali pengambilan di tiga lokasi (kolam l, kolam ll, dan kolam lll) yaitu masing-masing sebesar 0,688 ppm, 0,690 pm, dan 0,689 ppm. Kandungan
rata-rata logam Pb pada sedimen dari ke tiga kolam tersebut masing-masing
sebesar 33 ppm, 32 ppm, dan 20 ppm. Dari hasil tersebut, Pada ke tiga air
kolam l, ll,dan lll telah tercemar oleh logam Pb sedangkan pada sedimen di
ke tiga kolam masih belum berbahaya. Hasil analisis pada logam Cd dalam
air ke tiga kolam tersebut tidak terdeteksi adanya logam Cd, sedangkan
kandungan logam Cd pada sedimen dari ke tiga kolam yaitu masing-masing
sebesar 10 ppm, 11 ppm, dan 9 ppm. Jadi Pada ke tiga kolam tersebut sudah
mencapai batas pencemaran ringan untuk Logam Cd pada sedimen."
2008
TA1692
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Kustiawan Tri Pursetyo
"ABSTRACT
Neon terra (Paracheimdan innesi) sebagai salah satu jenis ikan komersial kelompok tetra. Prospek pasar terutama untuk nasional, lumayan bogus. Salah satu mata pencaharian Kabupaten Kras adalah usaha bertani ikan dimana kondisi terkini dimana prospek usaha ikan hias semakin meningkat, keterampilan teknik pemuliaan ikan hias Neon tetra merupakan keuntungan bagi usaha budidaya ikan. Metode yang digunakan menggunakan penyuluhan diskusi, pelatihan, monitoring, dan konsultasi. Hasil target program layanan masyarakat ini adalah Melengkapi usaha budidaya ikan di Kabupaten Kras dengan pengetahuan teknik dan manajemen pemeliharaan bibit ikan air tawar neon tetra dan meningkatkan pendapatan mereka dengan membuat ikan air tawar neon tetra sebagai komoditas diversifikasi ikan hias. Kemampuan memijahkan ikan terutama ikan hias sangat diminati oleh para petani di Kecamatan Kras, Kediri. Hal itu karena para petani sangat menginginkan untuk bisa membudidayakan ikan hias neon tetra tersebut. Para petani dapat mencoba memulai memijahkan sendiri ikan hias Neon Tetra dengan sampel ikan yang diberikan serta dapat berkonsultasi mengenai budidaya ikan hias Neon Tetra sewaktu-waktu di Laboiatorium Perikanan FPK Unfair."
Surabaya: Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) Universitas Airlangga, 2017
360 JLM 1: 1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rotua Devita Sari
"ABSTRAK
Ikan kering tawar merupakan bahan pangan, sumber protein hewani yang banyak dimanfaatkan manusia. Bahan pangan tersebut mudah mengalami kerusakan khususnya oleh mikroorganisme. Penelitian ini dilakukan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi kapang-kapang pada 30 sampel ikan kering tawar. Isolasi dilakukan dengan teknik direct plating menggunakan medium Dichioran Agar + Chioramphenicol. Koloni kapang representatif yang tumbuh langsung pada tubuh ikan, diisolasi berdasarkan warna dan tekstur koloni. Isolat kapang ditumbuhkan pada medium identifikasi yaitu, Czapek's Dox Agar (CDA) dan Malt Extract Agar (MEA) atau Potato Dextrose Agar (PDA). Identifikasi dilakukan melalui pengamatan makroskopik dan mikroskopik dari kapang-kapang tersebut. Hasil penelitian menunjukkan ada 33 spesies dari 16 genera kapang yang dapat diisolasi dan diidentifikasi dari 30 sampel ikan kering tawar. Isolat kapang yang ditemukan termasuk ke dalam genera Absidia, Aspergillus, Chaetomium,. Cladosporium, Eurotium, Fusarium, Mucor, Moniliella, Neurospora, Nigrospora, Penicillium, Rhizopus, Scopulariopsis, Sordaria, Syncephalastrum, dan Trichoderma. Genus Aspergillus merupakan kapang terbanyak yang diisolasi yaitu ada pada 25 sampel dari 30 sampel ikan kering tawar. Aspergillus carbonarius (Bainer) Thom merupakan isolat terbanyak yaitu ada 14 isolat dan 99 isolat yang diperoleh."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>