Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2470 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Zhang, Jack
Cham, Switzerland: Springer, 2016
669.291 ZHA s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Diara Dita Kenastiti
"Ekstraksi Logam tanah jarang dari limbah tailing bauksit menggunakan roasting dan ekstraksi padat cair di dalam ekstraktor unggun diam telah diteliti. Dalam studi ini, tailing bauksit digunakan sebagai bahan baku untuk mengekstraksi Logam tanah jarang dalam upaya mengurangi dampak negatifnya dan menghasilkan Logam tanah jarang yang dapat dimanfaatkan untuk industri. Beberapa penelitian telah berhasil dilakukan dalam ekstraksi Logam tanah jarang dengan menggunakan sistem batch namun studi lebih dalam mengenai ekstraksi Logam tanah jarang menggunakan sistem kontinu masih sangat terbatas. Untuk itu, pada penelitian ini dilakukan ekstraksi Logam tanah jarang menggunakan sistem kontinu didalam ekstraktor unggun diam.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan hasil tertinggi Logam tanah jarang yang terekstrak dari limbah tailing bauksit dengan menggunakan ekstraktor unggun diam dengan menggunakan pelarut asam sulfat. Proses ekstraksi Logam tanah jarang dari limbah tailing bauksit terdiri dari tiga tahap, yaitu perlakuan panas roasting, ekstraksi padat-cair tailing bauksit didalam ekstraktor unggun diam, dan proses pengendapan. Tailing bauksit diberi perlakuan panas roasting pada suhu 650oC selama 1 jam. Kemudian ekstraksi padat-cair leaching tailing bauksit dilakukan didalam ekstraktor unggun diam pada suhu 25oC selama 4 jam dengan laju alir 1 mL/menit dengan menggunakan variasi asam sulfat H2SO4 2 dan 3 M. Proses terakhir adalah pengendapan pada larutan hasil ekstraksi. Logam tanah jarang hasil proses leaching diendapkan dengan dua tahap proses pengendapan menggunakan natrium sulfat dan natrium fosfat sebagai agen pengendapan.
Hasil leaching dikarakterisasi dengan menggunakan ICP-OES untuk mengetahui kandungan Logam tanah jarang yang terkandung didalam larutan proses ekstraksi. Dari hasil penelitian didapatkan yield Logam tanah jarang maksimum sebesar 70,9660 dengan logam tertinggi yaitu noedimium sebesar 167,761 mg/L pada kondisi operasi suhu 25oC dengan waktu proses leaching selama 4 jam dengan menggunakan asam sulfat 3M dan dari proses pengendapan didapatkan padatan Logam tanah jarang hidroksida sebesar 2,6 gram.

he extracting rare earth elements from bauxite tailing effluents using roasting and solid liquid extraction in a fixbed extractor has been studied. In this study, bauxite tailings are used as raw materials for extracting rare earth elements in an effort to reduce their negative impacts and produce rare earth elements that can be utilized for industry. Several studies have been successful in the extraction of rare earth elements using a batch system but in depth study of rare earth elements extraction using continuous systems is still very limited. For that, in this study extraction of rare earth elements using a continuous system in the fixbed extractor.
The purpose of this study was to obtain the highest yield of rare earth elements extracted from bauxite tailings by using a fixbed extractor using sulfuric acid solvent. The process of extracting rare earth elements from bauxite tailings is comprised of three stages, namely the roasting, the solid liquid extraction of bauxite tailing in the fixbed extractor and the precipitation. The bauxite tailings were subjected to roasting at 650oC for 1 hour. Then bauxite tailing extraction was carried out in a fixbed exctractor at 25 C for 4 hours at a flowrate of 1 mL min using a variations of sulfuric acid H2SO4 2 and 3 M. The final process is the precipitation of the extraction solution. The rare earth elements of the leaching process are precipitated by two stages of the deposition process using sodium sulfate and sodium phosphate as precipitation agents.
The leaching results were characterized by using ICP OES to determine the rare earth metal content contained in the extraction process solution. The result of the research shows that the maximum rare earth metal yield was 70.9660 and the highest metal is neodymium 167,761 mg L at operating conditions 25 C with 4 hours leaching process using 3M sulfuric acid and from the precipitation process obtained a rare earth elements hydroxide solids of 2.6 grams.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Academic Press, 1980
546.4 SCI
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Merisa Aulia
"Ekstraksi padat cair logam tanah jarang dari limbah tailing bauksit dengan menggunakan asam sulfat telah diteliti. Dalam studi ini, limbah tailing bauksit digunakan karena kandungan logam tanah jarang yang terdapat didalamnya tinggi dan ketersediaanya yang melimpah di Indonesia. Limbah tailing bauksit didalamnya masih terdapat pengotor sehingga perlu dilakukan pre-treatment berupa pencucian, pengeringan dan grinding untuk memperkecil ukuran partikel, sehingga luas kontak antara asam sulfat dengan logam tanah jarang meningkat. Ekstraksi padat cair dengan asam sulfat dilakukan setelah pre-treatment dengan pemberian panas untuk mempercepat reaksi dan pengadukan untuk menghindari terjadinya penggumpalan. Untuk mendapatkan logam tanah jarang hidroksida dilakukan pengendapan dengan reagen garam natrium sulfat dan natrium posfat dengan penyesuaian pH dari leachate. Feed awal tailing bauksit dan hasil leachate pada tahap ekstraksi diuji dengan ICP-OES untuk mengetahui nilai konversi dari logam tanah jarang yang didapatkan dan juga analisis energi aktivasi reaksi kimia dan difusi pada proses ekstraksi. Logam tanah jarang hidroksida terbentuk dalam bentuk endapan sebanyak 9,8 gram dengan yield 90,75 melalui kondisi optimum sebagai berikut: pelarut asam sulfat 3M, suhu ekstraksi 60oC dan waktu ekstraksi 30 menit.

The rare earth liquid element solid extraction of bauxite tailing waste using sulfuric acid has been investigated. In this study, bauxite tailing waste is used because of the rare earth element content contained in it 39 s high and abundant availability in Indonesia. The bauxite tailings waste therein still contains impurities which require pre treatment in the form of washing, drying and grinding to minimize particle size, so the contact area between sulfuric acid and rare earth metals increases. The liquid solid extraction with sulfuric acid is carried out after pre treatment with heat to accelerate the reaction and stirring to avoid precipitation. To obtain a rare earth element hydroxide was carried out a precipitation with a sodium sulfate salt reagent and sodium phosphate with a pH adjustment of the leachate. Initial feed of bauxite tailings and leachate at the extraction stage was tested with ICP OES to determine the conversion value of the rare earth elements obtained and also the energy activation analysis of chemical reaction and diffusion in the extraction process. The rare earth metal hydroxide formed in the form of sediment as much as 9.8 gram with 90.75 yield through the following optimum conditions 3M sulfuric acid solvent, 60oC extraction temperature and 30 minutes extraction time.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
Spdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riessa Nanda Mertamani
"Penggunaan unsur logam tanah jarang LTJ banyak dimanfaatkan untuk bahan baku sumber energi nuklir kimia katalis elektronik dan optik Unsur LTJ yang terkandung dalam bijih monasit hasil produk sampingan pengolahan bijih timah ditingkatkan kadarnya dengan proses mekanokimia untuk mendekomposisi unsur logam tanah jarangnya dengan menambahkan larutan NaOH sebagai pelarut NaOH berkadar 50 b v ditambahkan pada proses mekanokimia dengan presentase penambahan yaitu sebesar 76 80 83 87 dan 90 dari jumlah total berat NaOH dan umpan Proses mekanokimia dilakukan selama 120 menit dengan kecepatan putar 660 rpm Hasil dekomposisi bijih monasit dikarakterisasi bentuk morfologinya komposisi kimia perubahan fasa reaksinya terhadap pengaruh termal dan juga recovery nya Hasil penelitian didapatkan pada kondisi penambahan larutan NaOH sebesar 76 80 83 87 dan 90 diperoleh hasil rekoveri masing masing sebesar 80 8 83 9 78 2 68 dan 56 3 Bijih monasit mengalami transformasi fasa dari monasit fosfat menjadi LTJ hidroksida yang dapat dipengaruhi oleh penambahan larutan NaOH sebesar 80 pada proses dekomposisi mekanokimia.

The use of rare earth metal elements REE is widely used as raw material for nuclear energy sources chemicals catalysts electronics and optics Rare earth elements contained in monazite ore can be beneficiated by mechanochemical process to decompose the rare earth metal elements by adding NaOH solution as a solvent NaOH 50 w v was added to the mechanochemical process with the percentage increase in the amount of 76 to 80 83 87 and 90 of the total weight of NaOH and feed Monazite ore decomposition is characterized by the form of the morphology chemical composition phase change reaction to thermal influence and also the percentage of its recovery The results showed the addition of NaOH solution conditions by 76 to 80 83 87 and 90 recovery results obtained respectively by 80 8 83 9 78 2 68 and 56 3 Monazite ores undergo a phase transformation from monazite phosphate into LTJ hydroxide which can be influenced by the addition of NaOH solution in the amount of 80 at mechanochemical decomposition process
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58468
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chanto Joshua
"Besi tuang nodular memiliki pengaruh besar pada komponen mesin seperti poros engkol (crankshaft) karena sifat-sifat yang dimilikinya yaitu tahan gesekan, tahan temperatur tinggi, dan juga memiliki elongasi yang tinggi. Pada umumnya, pembuatan besi tuang nodular menggunakan metode sandwich seperti yang digunakan pada penelitian ini. Grafit yang dimiliki oleh besi tuang nodular berbentuk bulat karena adanya penambahan unsur Magnesium dengan jumlah yang telah ditentukan. Sama seperti Magnesium, unsur Lantanum dan Yttrium juga dapat berperan sebagai noduliser. Oleh karena itu, penelitian kali ini akan menggunakan unsur Lantanum dan Yttrium sebagai noduliser dan pengecoran akan dilakukan dengan metode sandwich. Hasil penelitian akan diamati menggunakan mikroskop optik (Zeiss Primotech) untuk melihat morfologi grafit yang terbentuk. Setelah diperoleh sampel dari hasil pengecoran, dilakukan analisa menggunakan software ImageJ. Didapatkan hasil morfologi grafit dengan pengaruh yang signifikan pada penambahan Yttrium (Y) dengan nilai noduaritas sebesar 46,23% dengan jumlah Yttrium (Y) yang diberikan yaitu 0,2%, sedangkan pada penambahan Lantanum (La) pengaruh yang diberikan sangat kecil dengan nilai nodularitas tertingginya sebesar 23,16%. Dilakukan juga pengukuran rata-rata luas area dan diameter grafit untuk mengetahui adanya pengaruh pada penambahan Lantanum dan Yttrium.

Nodular cast iron has a major influence on engine components such as the crankshaft because of its characteristics, which is friction resistance, high temperature resistance, and high elongation. In general, the manufacture of nodular cast iron uses the sandwich method. The graphite of nodular cast iron is spheroidal due to the addition of the element Magnesium in a predetermined amount. Just like Magnesium, Lanthanum and Yttrium elements can also act as nodulisers. Therefore, this research will use Lanthanum and Yttrium elements as nodulisers and the casting will be using the sandwich method. The results of the research will be observed using an optical microscope (Zeiss Primotech) to see the morphology of the graphite form. After obtaining the sample from the casting, it was analyzed using ImageJ software. Graphite morphology results were obtained with a significant effect on the addition of Yttrium (Y) with a nodularity value of 46.23% with the amount of Yttrium (Y) given was 0.2%, while the addition of Lanthanum (La) has very small effect with highest nodularity was 23.16%. Measurements of the average area and diameter of graphite were also carried out to determine the effect on the addition of Lanthanum and Yttrium."
Depok: Fakultas Teknik, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aghni Ulma Saudi
"Unsur Logam Tanah Jarang (LTJ) ditemukan pada bijih monasit yang merupakan produk sampingan dari pengolahan bijih timah di Pulau Bangka, yang kadarnya dapat ditingkatkan melalui proses mekanokimia dan pemanggangan. Proses mekanokimia dilakukan dengan menambahkan NaOH padat dengan variasi penambahan 0%, 33% dan 50% pada umpan bijih monasit. Bijih kemudian dipanggang pada temperatur 400, 500, 600 dan 1000o C. Hasil kemudian dicuci, dikeringkan, lalu diamati morfologi dan nilai grade serta recovery-nya.
Hasil akhir menunjukkan morfologi bijih setelah diberikan perlakuan menjadi lebih halus dalam hal struktur permukaan maupun ukuran butir. Sedangkan nilai recovery paling baik didapatkan pada variasi penambahan NaOH 33% dan temperatur pemanggangan 400o C, yaitu mencapai 91,3%. Proses mekanokimia dan pemanggangan dinilai efektif dalam meningkatkan kadar LTJ pada bijih monasit.

Rare earth elements (REE) is found in monazite ore that is the by-product from tin ore extraction in Bangka Island, which the grade can be upgraded through mechanochemical and roasting process. Solid NaOH was added to monazite ore in mechanochemical process with addition that variates from 0%, 33% and 50%. The ore was roasted in 400, 500, 600 and 1000o C afterwards, to examine the most optimal temperature for roasting. And the results were washed, dried and then characterized by its morphology, grade and recovery value.
The final results showed that the ore morphology became finer by its surface structure as well as the grain size that reduced. The best recovery value is obtained by the sample with 33% NaOH addition and 400o C roasting temperature which was 91,3%. Mechanocehemical dan roasting process was successfully upgrading REE content in monazite ore."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S61913
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggardha Anindito
"Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif melalui studi kepustakaan untuk meninjau bagaimana hukum World Trade Organization dan secara khusus General Agreement on Trade and Tariff (GATT) mengatur mengenai penggunaan quantitative restriction dalam industri Logam Tanah Jarang untuk melindungi, manusia, binantang, dan tanaman, serta melakukan konservasi sumber daya tidak terbarukan. Penelitian ini akan meninjau penggunaan Klausul XX(b) dan XX(g) dari GATT dalam implementasi quantitative restriction dalam industri Logam Tanah Jarang melalui pembahasan kasus China-Rare Earth. Penelitian ini juga membahas kebijakan alternatif yang dapat ditempuh selain menggunakan quantitative restriction.

This study uses normative juridical research methods through literature studies to review how the laws of the World Trade Organization and specifically the General Agreement on Trade and Tariff (GATT) regulate the use of quantitative restrictions in the Rare Earth Metals industry to protect humans, animals and plants, as well as to conserve non-renewable resources. This study will review the use of Clauses XX(b) and XX(g) of GATT in the implementation of quantitative restrictions in the Rare Earth Metals industry by discussing the case of China-Rare Earth. This research also discusses alternative policies that can be pursued besides using quantitative restrictions."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Ariqah Yunizar
"Logam Tanah Jarang (LTJ) merupakan mineral strategis yang telah dimanfaatkan oleh beberapa negara karena kegunaannya. Di Indonesia, LTJ banyak ditemukan sebagai mineral ikutan monasit di pertambangan timah yang untuk mengusahakannya memerlukan proses pemurnian terlebih dahulu. Proses tersebut dapat menghasilkan limbah mengandung zat radioaktif yang dapat mencemari lingkungan. Hal tersebut membawa dua pokok permasalahan yang dibahas di skripsi ini, yakni terkait pengaturan mineral LTJ dalam hukum pertambangan di Indonesia, serta kewenangan pengelolaan limbah dari hasil pertambangannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis-normatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaturan mengenai LTJ secara khusus sampai saat ini belum ada, namun hukum pertambangan Indonesia telah mengenalnya dalam pengelompokan bahan galian mineral dan pengusahaannya dilakukan dengan IUP yang terintegrasi dengan mineral utamanya. Selanjutnya, kewenangan pengelolaan limbah hasil pertambangan LTJ dilakukan oleh pemegang IUP yang bekerja sama dengan Badan Pelaksana Ketenaganukliran (BATAN) dan diawasi oleh Badan Pengawas Ketenaganukliran (BAPETEN). Agar pemanfaatan LTJ dapat dilakukan dengan maksimal melalui pengusahaannya, diperlukan adanya suatu aturan khusus mengenai LTJ sebagai mineral yang dapat diusahakan, serta mengatur lebih jelas terkait kewenangan para pihak yang melakukan pengelolaan limbah hasil pertambangan LTJ.

Rare Earth Elements (REE) are strategic mineral that has been exploited by several countries because of its usefulness. In Indonesia, REE are mostly found as a mineral associated with monazite in tin mining, which requires a refining process to obtain it. The process can produce waste containing radioactive substances that can pollute the environment. This brings up two main issues discussed in this thesis, namely related to the regulation of REE minerals in Indonesian mining law, as well as the authority to manage the waste from its mining activities. The method used in this research is juridical-normative. The results of the study show that there is no specific regulation regarding REE yet, but Indonesian mining law has recognized REE in the grouping of minerals and its exploitation is carried out with an integrated permit (IUP) with its main mineral. Furthermore, the authority to manage the waste from REE mining is carried out by the IUP holder in collaboration with the Nuclear Implementing Agency (BATAN) and supervised by the Nuclear Supervisory Agency (BAPETEN). For REE to be optimally utilized through its exploitation, it is necessary to have a special regulation regarding REE as a mineral that can be cultivated, as well as to regulate more clearly regarding the authority of the parties to manage the waste from REE mining"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>