Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13561 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Uci Febria
"Sebuah Instrumen Voltametri Siklik berbasis LabVIEW telah berhasil dibuat. Instrumen Voltametri Siklik terdiri dari rangkaian potensiostat dan perangkat antarmuka menggunakan NI DAQ PCI 6024-E yang dilengkapi dengan konektor blok SCB-68 dan kabel SH68-68EP. Sel elektrokimia yang dipakai adalah elektroda emas sebagai elektroda kerja, Ag/AgCl dalam KCL 3.5M sebagai elektroda referensi dan kawat Pt sebagai elektroda pendukung. Rangkaian potensiostat merupakan rangkaian pembangkit tegangan dan rangkaian pengubah arus ke tegangan. Elektroda yang diberikan tegangan, menghasilkan arus sebagai respon atas tegangan yang diberikan. Arus respon tersebut di baca PC melalui rangkaian pengubah arus ke tegangan. Nilai arus dan tegangan ditampilkan pada grafik voltamogram siklik melalui perangkat lunak. Perancangan perangkat lunak menggunakan program LabVIEW 8.0 dan NI DAQmx. Hasil pengujian menggunakan larutan potassium ferricyanide K3Fe(CN)6 memberikan hasil yang sama dengan pengukuran menggunakan instrumen voltametri siklik standar VersaStat II Princeton Applied Research yang terdapat di laboratorium NMR Departemen Kimia FMIPA UI Depok dengan kesalahan relatif rata-rata 5%. Potensial reduksi dan oksidasi yang dihasilkan sama untuk setiap scan rate yang diberikan yaitu ±0.2V dan ±0.26V. Besarnya scan rate mempengaruhi lamanya proses scan dan besar arus yang dihasilkan. Proses scan berlangsung selama ±52 detik pada scan rate 20mV/s dan ±7 detik pada scan rate 180mV/s. Besar arus yang dihasilkan adalah -0.6 s/d 0.5μA untuk scan rate scan rate 20mV/s dan -1.6 s/d 1.7 μA pada scan rate 180mV/s.

A Cyclic voltammetry Instruments LabVIEW-based has been created. Cyclic voltammetry instrument consists of a series potentiostat and interface devices use the NI 6024 DAQ PCI-E is equipped with SCB-68 connector block and cable SH68-68EP. The electrochemical cell used is a gold electrode as the working electrode, Ag / AgCl in KCl 3.5m as a reference electrode and Pt wire as an electrode supporter. Potentiostat circuit is a voltage generator circuit and the circuit current to voltage converter. Electrodes were given voltage, generates a current in response to the applied voltage. The response currents in read PC through the current to voltage converter circuit. Rated current and voltage shown on the chart cyclic voltammograms through software. Software design using the program LabVIEW 8.0 and NI DAQmx. The test results using a solution of potassium ferricyanide K3Fe (CN) 6 gives the same results with measurements using standard cyclic voltammetry instruments VersaStat II Princeton Applied Research contained in the Department of Chemistry NMR laboratory UI Depok with an average relative error of 5%. Potential reduction and oxidation generated the same for any given scan rate is ± 0.2V and ± 0.26V. The amount of scan rate affects the length of the scan and the large current is generated. The scanning process takes place for ± 52 seconds at a scan rate of 20mV / s and ± 7 seconds at a scan rate of 180mV / s. Large current is generated is -0.6 s / d 0.5μA for the scan rate scan rate of 20mV / s and -1.6 s / d 1.7 uA at a scan rate of 180mV / s."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S29244
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"An instrument is developed to measure the performance of lecturers in the management of the teaching and learning process. The first instrument consisted of 30 items using criteria of Centra (1976; 1993) and Miller (1974; 1987) about the a) quality of lecturer's perfomance in the classroom, b) content of the course and c) evaluation of students' achievement. The first try out is conducted at the Dept of Architecture, Faculty of Engineering, Untar. The results of the first try out indicated that a. five items did not meet the critical r value of the corrected items-total correlation (r<0.288). b. the reliability of the instrument using a Cronbach is adequately high (r=0.86). c. according to students the instrument is too long, and should not contain open questions. A second instrument is developed using the same criteria but the amount of items is reduced to 10 items (more than 60%). The second try out is conducted at the Faculty of Engineering and Faculty of Medicine. The result obtained revealed that all of the items are valid, and the internal consistency using a Cronbach is 0.67-0.73. More try outs should be conducted to have a better instrument. "
AKDMK 6:2 (2004)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kartajaya, Hermawan
Bandung: Mizan, 2006
658.8 Ker h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hermawan Aksen
Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004
899.221 3 HER s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Palupi, Adila
"Penilaian kinerja merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam suatu organisasi agar dapat menjalankan visi dan misi yang telah ditetapkan, termasuk Sekretariat Negara sebagai suatu organisasi publik. Dalam kaitan dengan bidang tugas administrasi, evaluasi kinerja pegawai di Sekretariat Negara difokuskan pada evaluasi kinerja yang bersifat administratif.
Penelitian ini dimaksudkan untuk menjelaskan tentang efektivitas evaluasi kinerja pegawai Sekretariat Negara yang diterapkan selama ini, menganalisis faktor-faktor kinerja kunci pada dini pegawai dalam menjalankan tugas dan fungsinya dalam organisasi, menyusun rancangan instrumen evaluasi kinerja yang dapat diterapkan secara obyektif dan adil pada kantor Sekretariat Negara.
Penelitian ini dilakukan berdasarkan pada kerangka berpikir bahwa instrumen evaluasi kinerja efektif setidaknya mencakup aspek relevansi, sensitivitas, reliabilitas, akseptabilitas, dan kepraktisan. Atas dasar pemikiran itu, ada beberapa tahap untuk menganalisis implementasi instrumen evaluasi kinerja, yaitu tahap penggambaran efektivitas pengukuran kinerja, tahap penetapan faktor kinerja kunci, tahap penetapan kriteria dan ukuran kinerja hasil pelaksanaan togas, serta tahap pengembangan pengukuran kinerja. Secara keseluruhan konsepkonsep pemikiran tersebut tertuang dalam teori-teori manajemen kinerja.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis binomial, analisis faktor, dan analisis rentang kriteria dengan melibatkan 89 responden yang diperoleh melalui teknik sampling stratified random sampling dart 803 pegawai Sekretariat Negara.
Berdasarkan hasil analisis jawaban responden diperoleh temuan bahwa teknik analisis binomial yang menganalisis kondisi efektivitas instrumen berdasarkan aspek akseptabilitas, relevansi, sensitivitas, reliabilitas, dan kepraktisan dari instrumen evaluasi kinerja yang selama ini diterapkan, Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3), diindikasikan bahwa pendapat responden baik seluruh responden maupun yang dipilah menurut jabatannya, menyatakan sangat dominan tidak efektif yaitu pada taraf signifikansi di bawah 0,01. Dengan demikian, DP3 yang selama ini diterapkan tidak efektif lagi dalam melakukan penilaian kinerja pegawai di Iingkungan Sekretariat Negara.
Hasil analisis faktor mengindikasikan bahwa 56 variabel atau dimensi pekerjaan dinyatakan absah untuk dianalisis faktor, yaitu dari nilai KMO-nya yang lebih besar dari 0,5 dan 56 variabel tersebut ternyata hanya 47 variabel yang dianggap penting untuk dilibatkan dalam instrumen evaluasi kinerja pegawai di Sekretariat Negara. Hal ini berdasarkan pada korelasi anti-image dari variabel yang melebihi 0,5. Sedangkan beberapa variabel yang memiliki Meassure Statistic Adequacy (MSA) di bawah 0,5 dieliminasi dari daftar variabel atau dimensi pekerjaan, yaitu variabel penyeliaan, kepemimpinan, inisiatif/prakarsa, pengembangan bawahan, kerjasama, kerja keras, empati, validitas, dan reliabilitas.
Hasil analisis faktor yang melibatkan pendapat responden dengan berbagai karakteristik pekerjaan yang ada, membuktikan bahwa variabel yang dilibatkan dalam instrumen evaluasi kinerja pegawai tergantung pada karakteristik pekerjaan yang dilakukannya. Di dalam penelitian ini, dari 56 variabel yang dianalisis hanya 47 variabel yang dikelompokkan dalam 7 faktor yaitu faktor kepribadian pegawai, faktor kompetensi teknis operasional pegawai, faktor perilaku kerja pegawai, faktor kompetensi administratif (manajerial) pegawai, faktor dedikasi pegawai, faktor pengembangan diri, dan faktor kejujuran.
Agar instrumen evaluasi kinerja pegawai dapat berjalan secara efektif maka instrumen tersebut diberi bobot dan kriteria yang jelas, dengan menggunakan analisis rentang kriteria. Ada variabel yang secara konseptual tidak dilakukan oleh staf yaitu variabel pendelegasian dan kemampuan memotivasi bawahan, maka kedua variabel tersebut tidak diberi bobot pada instrumen evaluasi kinerja kelompok staf. Sedangkan untuk kelompok pejabat 47 variabel diberi bobot sesuai dengan variabel atau dimensi pekerjaan yang terdapat pada setiap faktor kinerja kuncinya.
Berkenaan dengan temuan di atas, penulis merekomendasikan perlunya alternatif instrumen evaluasi kinerja sebagai pengganti/pelengkap penggunaan DP3 yang dirasakan tidak efektif melalui pemikiran dan pengkajian secara komprehensif dengan melibatkan pihak-pihak yang terkait.

Design Of Performance Appraisal Instrument For Civil Servant At State SecretariatPerformance appraisal is very important for organization to run the vision and mission. As a public sector organization based on administrative activities, performance appraisal at State Secretariat is focusing on administrative performance appraisal.
There are three objectives of this research. First, is describing the effectiveness of performance appraisal which had been practiced at State Secretariat. Second, analyze the key factors of civil servant performance. Third, design performance appraisal instruments for civil servant at State Secretariat that can be implemented equaly and objectively.
This research is based on the frame of thinking that performance appraisal instrument should include these aspects: relevancy, sensitivity, reliability, acceptability and practicality. Based on that these principles there are some phrases for analyzing the implementation of performance appraisal instrument, first phase describing effectiveness of performance appraisal, then defining of key performance factor, after that defining of measurement for performance and developing of performance measurement. Principally, that frame of thinking has been described at the theory of the performance appraisal. In other word, it can be found at the literature about performance appraisal management.
The method that is practiced in this research is Binomial Analysis, Factor Analysis, and Interval Scale Analysis. This research is involving 89 respondents by stratified random samplings from 803 civil servants at State Secretariat.
This analysis, of respondents so that based on these aspects of performance appraisal, the list of tasking appraisal (DP3) is not effective absolutely. It is described from the respondents that give the answer at significance degree under 0,01. It means that, DP3 is not an effective performance appraisal instrument for public servant at the State Secretariat.
The factor analysis indicates there are 56 variables that can be analyzed the value KMO of these variables are more than 0,5. In the research, from 56 variables there are only 47 variables that can be practiced as the instrument performance appraisal at State Secretariat. This is based on anti image correlation of these variables that more than 0,5. The variable which the scored of MSA under 0,5 should be eliminated. These variables are supervision, leadership, initiative, staff development, cooperation, hard working, empathy, validity and reliability.
This survey show that the variables that involved performance appraisal instrument is depended on the characteristics of the job. From the 47 variables, can be grouped as 7 factors: personality, competency operational techniques, behaviour, managerial, dedication, self developing and truth.
The value and criteria is very important for practicing performance appraisal instrument effectively. The method should be practiced is the interval scale analysis. The staff do not practicing to delegate and to motivate, so these variables do not given the value of the instrument at the staff group. It is only given for the rank officials.
Principally, these research show that DP3 as a performance appraisal instrument can not be implemented properly. It means that, it should be recommended as an alternative performance appraisal instrument that formulated accurately.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13343
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Dalam meningkatkan keunggulan kompetitif suatu organisasi, aplikasi e-commerce dapat digunakan untuk meningkatkan proses supply chain suatu organisasi. Saat ini di Indonesia sudah banyak organisasi yang mulai memanfaatkan aplikasi e-commerce B2C (Business to Consumer) dalam memasarkan produknya. Implementasi konsep B2C dilakukan melalui pembuatan website e-commerce yang digunakan untuk bertransaksi secara langsung dengan konsumen. Namun, pembuatan website pribadi untuk perdagangan elektronik tersebut tidak serta merta memberikan kesuksesan bagi perusahaan yang mengimplementasikannya. Di Indonesia, belum banyak website B2C yang bermunculan. Oleh karena itu, sebuah instrumen evaluasi terhadap website e-commerce perlu didefinisikan untuk meningkatkan kinerja website e-commerce. Paper ini akan membahas mengenai proses pendefinisian instrumen evaluasi sebuah website e-commerce ditinjau dari sudut pandang pengunjung pertama, intermittent, dan frequent. Hal ini dikarenakan masing-masing pengunjung memiliki karakteristik yang berbeda dan membutuhkan sebuah instrumen evaluasi yang berbeda pula. Pendefinisian instrumen evaluasi website e-commerce ini didasarkan pada beberapa teori yang sudah ada dan berbagai macam literatur lainnya.

Abstract
In improving the competitive advantage of an organization, e-commerce applications can be used to improve an organization's supply chain process. Currently in Indonesia there are many organizations are beginning to utilize e-commerce B2C (Business to Consumer) applications in marketing their products. Implementation is done through development of B2C e-commerce website that used to trade directly with consumers. However, development of personal websites for electronic commerce does not necessarily provide success for the company that implements it. In Indonesia, only a few B2C websites are popping up. Therefore, an evaluation instrument for e-commerce website needs to be defined to improve the performance of e-commerce website. This paper will discuss the process of defining an evaluation instrument for e-commerce website from the point of view of the first visitors, intermittent, and frequent. This is because each visitor has different characteristics and require a different evaluation instruments. Defining the evaluation instrument e-commerce website is based on several existing theories and various other literature."
[Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia], 2010
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hafidh Darmawan
"ABSTRAK
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang konservatif dalam menilai risiko. Mereka bersedia mendapatkan imbal hasil yang lebih rendah namun dengan risiko yang dapat ditoleransi dibandingkan sebaliknya. Karena itu meskipun kita memiliki pasar modal sebagai media investasi, namun likuiditasnya lebih ditentukan oleh determinasi investor
asing. Mayoritas masyarakat kita lebih memilih instrumen deposito ataupun tabungan
konvensional sebagai media investasinya.
Kemudian 1 Januari 1996 diberlakukan UU No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal dan Tahun 1996 ditetapkan sebagai Tahun Reksadana. UU ini menjadikan reksadana efektif sebagai instrumen investasi. Reksadana dengan cepat menarik perhatian masyarakat. lnstrumen ini menjanjikan imbal hasil yang lebih tinggi namun tetap dengan risiko yang dapat ditoleransi masyarakat.
Meskipun mengalami pertumbuhan yang relatif stagnan selama 1997-1999, namun seiring membaiknya kondisi makro dan kembali terciptanya kepastian dalam system bernegara, pasar kita kembali pulih. Aktivitas bursa kembali marak. Volume perdagangan yang signifikan dan pasar yang kembali likuid adalah barometer pulihnya sistem transaksi di pasar modal kita ini. Ini kemudian dikonfirmasi oleh berbagai indeks kinerja yang menunjukkan determinasi positif.
Salah satu media investasi yang menunjukkan bergairahnya pasar ini adalah tumbuhnya industri reksadana dalam beberapa tahun terakhir, baik dalam jumlah portofolio ataupun nilai aktiva bersihnya. Pertumbuhan ini menjadi makin signiftkan dengan makin mahirnya manajer investasi kita mengelola portofolionya. Ini ditunjukkan dengan meningkatnya imbal hasil yang didapatkan melalui instrumen investasi ini. Ini menjadi landasan karya akhir ini. Karya akhir ini bertujuan mengetahui kinerja reksadana dalam periode 2001-2003. Penelitian dilakukan terhadap semua jenis reksadana baik saham, pendapatan tetap, pasar uang ataupun campuran. Data yang digunakan adalah nilai aktiva bersih bulanan. Kinerja reksadana yang diteliti diukur dari rerata imbal hasil per bulan serta parameter kinerja seperti Sharpe Measure, Treynor Measure, Jensen Measure dan Appraisal Ratio. Selain itu akan diteliti kemampuan manajer investasi memanfaatkan market timing dalam pengelolaan portofolionya.
Hasil dari karya akhir ini dapat dideskripsikan secara singkat sebagai berikut, untuk rerata imbal hasil per bulan Schroder Dana Prestasi Plus memberikan imbal hasil tertinggi yaitu 3,01 %. Untuk Indeks Sharpe, Dana Unggul lnvestasi Terpercaya memiliki nilai tertinggi yaitu 4,11. Untuk Indeks Treynor, Nikko Obligasi Nusantara memiliki nilai tertinggi yaitu 0,36. Untuk nilai Alpha Jensen, Schroder Dana Prestasi Plus memiliki nilai tertinggi yatu 1,17% dan nilai appraisal ratio Dana Unggul Investasi Terpercaya adalah yang tertinggi yaitu 4,05. Untuk uji market timing, temyata semua manajer investasi tidak mampu memanfaatkan market timing dalam pengelolaan portofolionya
"
2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"In distance education system, the learning process should be assessed using a self-learning instrument for the reason to measure learning competency. So, it should not be measured by the instructors feeling. In practicing writing III course, students are demanded to practice writing, whereas measuring the writing competency is needed to identify the progress of writing practice. To meet this need, this study attempts to develop a self-assessment instrument through an Instructional System Design Method. To assess the writing III course the instrument was developed through 5 steps: (a) analyzing material of writing III courses by which module writing III was used as area of study, (b) developing the blue print of the manual, (c) deciding the purpose of the manual (d) developing the manual guidance/directory and (e) developing exercises and the answers key. The quality of the writing self-assessment instrument was analyzed by experts and tutors of the writing III course. A thirty (30) students coming from English Language Departement of Teacher Traning Universitas Terbuka registered in 2008. 1 were chosen to write their comments about the instrument. Data was collected using close and open questionaires and was analysed through three (3) stages: reducing , categorizing and defining/interpreting. It was revealed that the quality of the manual self-assessment fulfilled the seven criteria of writing assessment, namely good format, good appearance, simple language, easy to use, usefull, innovative and brief content."
JUPENDI
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>