Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 85131 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Tambunan, Mangapul Parlindungan
"Kawasan di sepanjang Jalan Raya Bogor meliputi, Kecamatan Pasar Rebo, Kecamatan Cimanggis, dan Kecamatan Sukmajaya yang merupakan wilayah lokasi industri yang bertumbuh dan berkembang secara alami (artinya pada awalnya tidak ada campur tangan pemerintah) yang merupakan limpahan dan ketidaksiapan infrastruktur pada kawasan industri Pulogadung. Tujuan dari penelitian, yaitu: (1) Untuk mengetahui pola keruangan (spasial) persebaran industri sedang; (2) Untuk mengetahui tenaga kerja industri sedang pada masyarakat menetap; Pertanyaan penelitian yang dapat dikedapankan adalah: (1) Di mana terdapat lokasi industri sedang dan bagaimana pola keruangan (spasial) persebaran industrinya di sepanjang Jalan Raya Bogor? dan (2) Berapa banyak tenaga lokal terserap pada kegiatan industri sedang? Metode penelitian berupa ex post facto, dan survai lapangan. Metode yang dipergunakan untuk memilih sampel pekerja industri sedang dan tipologi lingkungan industrinya ialah dengan kombinasi purposive sampling dan simple random sampling. Analisisnya berupa overlay peta dan analisis tetangga terdekat. Kesimpulan (1) Lokasi industri skala sedang di wilayah penelitian, terdapat di wilayah Kelurahan Susukan, Ciracas, Pekayon, Tugu, Mekarsari, Cisalak Pasar, Curug, Sukamaju Baru, Jatijajar, Cilangkap, Cisalak, dan Sukamaju dengan pola keruangan/spasial persebaran industrinya di sepanjang Jalan Raya Bogor mengikuti pola penataan ruang yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kodya Jakarta Timur dan Kota Depok. Pola keruangan persebaran industrinya yang mengelompok (cluster pattern) dengan nilai indeks skala T (0 - 0,7), terdapat di wilayah Kelurahan Cisalak Pasar, Cilangkap, dan Cisalak; Pola keruangan persebaran industrinya yang tidak merata/acak (random pattern) dengan nilai indeks skala T (0,7 - 1,4), terdapat di wilayah Kelurahan Tugu, Mekarsari, Sukamaju Baru, dan Jatijajar; Pola keruangan persebaran industrinya yang merata (dispersed pattern/uniform) dengan nilai indeks skala T (1,4 - 2,1491), terdapat di wilayah Kelurahan Susukan, Ciracas, Pekayon, Curug, dan Sukamaju. (2) Tenaga kerja lokal yang terserap pada kegiatan industri berdasarkan pada tingkat pendidikan, adalah sebagai berikut: pada tingkat pendidikan menengah (SLTP/Sederajat dan SMU/Sederajat) 62,04%, kemudian tingkat pendidikan rendah (SD/Sederajat) dan tinggi (D3 dan S1), sedangkan tingkat pendidikan sangat rendah atau tidak sekolah mempunyai jumlah yang relatif sedikit 2,81% dari jumlah total respoden pekerja industri."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Mangapul Parlindungan
"Ada 186 industri yang secara ruang tersebar di koridor Jalan Raya Bogor (termasuk propinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat) dengan keanekaragaman pola persebarannya. Dampak pola persebaran industri tentunya akan mempengaruhi penyerapan tenaga kerja lokal masyarakat yang menetap di wilayah penelitian, yang mana intensitas dampak yang berdekatan dengan lokasi industri tentunya tinggi dan makin jauh, intensitas dampak semakin rendah. Hasil analisis tetangga terdekat (nearness neighborhood analysis) diperoleh kesimpulan pola persebaran industri: mengelompok (cluster pattern) di wilayah Kelurahan Cisalak Pasar, Cilangkap, dan Cisalak; tidak merata/acak (random) di wilayah Kelurahan Tugu, Mekarsari, Sukamaju Baru dan Jatijajar; merata (dispersed pattern/uniform) di wilayah Kelurahan Susukan, Ciracas, Pekayon, Curug dan Sukamaju. Masyarakat lokal yang terserap pada kegiatan industri 62,04 % pada tingkat pendidikan menengah dan 2,81 % pada tingkat pendidikan rendah atau tidak sekolah.

Spatial dispersed pattern of Industry at Jalan Raya Bogor Corridor. The corridor Jalan Raya Bogor, includes DKI Jakarta and West Java provinces have 186 industry, which different spatial dispersed pattern. The Industry has an impact to local community for worker industry. The analysis with nearness neighborhood and overlay map are conclusion as industry has cluster pattern at Cisalak Pasar, Cilangkap, and Cisalak district. And the industry patterns have random spatial at Tugu, Mekarsari, Sukamaju Baru, and Jatijajar district. The industry spatial has a dispersed pattern/uniform at Susukan, Ciracas, Pekayon, Curug, and Sukamaju district. The local community for worker industry has 62.04% senior high school and 2.81% elementary school or not education."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2002
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1996
S27495
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Raharjo
"Tingginya harga tanah, rumah maupun biaya hidup di Kota Jakarta membuat Kota Bogor dijadikan alternatif sebagai tempat bermukim bagi para pekerja yang mencari nafkah di Kota Jakarta. Hal ini membuat Jalan Raya Bogor memiliki peranan yang sangat penting sebagai akses antara Kota Bogor dengan Kota Jakarta. Meskipun ada Jalan Tol Jagorawi dan rel kereta api komuter yang menghubungkan antara kedua kota tersebut, Jalan Raya Bogor tetap menjadi pilihan utama bagi masyarakat yang memiliki kepentingan di bagian timur Kota Jakarta atau yang memiliki kendaraan pribadi yang enggan mengeluarkan uang tambahan untuk biaya tol.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola persebaran tingkat Level of Service di Jalan Raya Bogor berdasarkan pusat-pusat kegiatan yang ada. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis spasial dan deskriptif dimana dilakukan pengamatan pada waktu jam-jam sibuk yaitu pada pukul 06.00 - 09.00 dan pukul 16.00 - 19.00. Pengamatan dilakukan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, seperti; volume kendaraan yang melintas, hambatan samping, dimana titik-titik yang memiliki Level of Service (LoS) tinggi, geometrik jalan, yang mana nantinya akan dihubungkan dengan keterkaitan pusat aktivitas seperti keberadaan kawasan industri, pasar, sekolah, dan pemukiman.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Tingkatan LoS di Jalan Raya Bogor ditentukan oleh jenis pusat kegiatan di lokasi tersebut. Permukiman merupakan penyebab LoS tertinggi di pagi hari, sedangkan pada sore hari LoS tertinggi terjadi di lokasi industri. Faktor penyebab LoS tinggi di lokasi permukiman adalah karena fungsi permukiman sebagai bangkitan perjalanan sedangkan LoS tinggi di lokasi industri pada sore hari adalah karena waktu yang bersamaan pekerja pabrik berjalan kaki dan menunggu kendaraan.

The high price of land, home or the living cost in Jakarta creates an alternative that Bogor city (Suburban) as a place of living for the workers earning their living in Jakarta. This case makes Jalan Raya Bogor has a very important role as an access between Bogor and Jakarta. Although there are Jagorawi toll and railways commuter trains connecting the two cities, Jalan Raya Bogor remains as the top choice for the people having an interest in the eastern part of Jakarta or those having private vehicles are reluctant to spend extra money for toll charges.
The purpose of this study is to know pattern of spreading Level of Service along Jalan Raya Bogor according to center of activity. The used method in this study is spatial analysis and descriptive. Will be done surveying during the rush hour at 6:00 to 9:00 AM and at 4:00 to 07:00 PM. The observations were made to obtain data required in this study, such as the volume of passing vehicles, side friction, the type of passing vehicles, the points congestion, travel, geometric of road, which will be connected with the existence center of activity such as industrial linkages, shopping centers, residential and school.
The result of this study shows that Level of Service in Jalan Raya Bogor is depend on type of center activity in the location. Settlement is highest cause which made LoS very high in the morning, while on the afternoon high LoS is caused by the Industry. Faktor causing high LoS at the location of settlements is due to the settlement as a function of trip generation, then in industrial area LoS is cause by the workers walk aways and wait for public transportation in the same time.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2012
S42043
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1986
S33331
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naufal Zulfahmi
"Kota Depok merupakan salah satu kota di Indonesia yang sedang dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Letaknya yang berada dekat dengan kota Jakarta membuat Kota Depok menjadi pilihan masyarakat untuk membangun permukiman dan tempat usaha. Menonton televisi adalah salah satu hiburan yang dapat masyarakat nikmati di rumah. Penelitian ini menentukan persebaran pelanggan televisi parabola berlangganan dan faktor yang mempengaruhi harga berlangganan televisi parabola berlangganan.
Metode yang digunakan adalah pendekatan keruangan untuk mengidentifikasi wilayah dominasi pelanggan televisi parabola berlangganan dan analisis deskriptif untuk mendeskripsikan persebaran pelanggan televisi parabola berlangganan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa persebaran pelanggan televisi parabola berlangganan di koridor penelitian adalah acak, dan faktor yang mempengaruhi harga berlangganan hanya tingkat pendidikan, sedangkan tingkat pendapatan dan jenis pekerjaan tidak mempengaruhi harga berlangganan.

Depok city is one of the cities in Indonesia, which is in the process of growth and development. It lies close to the city of Depok to Jakarta and become people's choice to build settlements and places of business. Watching television is one of the entertainment that people can enjoy at home. This study determines the distribution of satellite subscription television customers and the factors that affect the price of subscription satellite television subscription.
The method used is a spatial approach to identify regions dominated subscribe to satellite television subscribers and descriptive analysis to describe the distribution of satellite subscription television customers. The results obtained showed that the distribution of satellite subscription television customers in the corridor study is randomized, and the factors that affect the price of subscription only education level, while the level of income and type of work does not affect the price of subscription.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S54770
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2004
S33904
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Mangapul Parlindungan
"ABSTRAK
Kawasan di sepanjang Jalan Raya Bogor meliputi, Kecamatan Pasar Rebo, Kecamatan Cimanggis, dan Kecamatan Sukmajaya merupakan wilayah lokasi industri yang tumbuh dan berkembang secara alamiah (artinya pada awalnya tidak ada campur tangan pemerintah) dan merupakan limpahan dari ketidaksiapan infrastruktur pada kawasan industri Pulogadung. Pesatnya pembangunan industri di daerah sepanjang Jalan Raya Bogor akhirnya mendapat perhatian khusus dari pemerintah dalam hal ini kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta dan Jawa Barat. Penataan ruang di koridor Jalan Raya Bogor tersebut hingga tahun 2005 (pada wilayah penelitian) diperuntukkan sebagai kawasan industri yang tidak mencemari lingkungan hidup.
Lingkungan industri di koridor Jalan Raya Bogor dibatasi salah satunya oleh tenaga kerja industri. Keberadaan tenaga kerja pada industri menentukan pola persebaran keruangan (spasial), yang tercermin pada pengelompokan industrinya. Tipologi lingkungan industri skala sedang adalah pengelompokan lingkungan industri berdasarkan tenaga kerja dalam industri yang jumlahnya antara 20-300 orang. Tipologi industri ini yang jumlahnya 100 atau 56,5 % dari total industri yang ada dan tersebar di sepanjang koridor Jalan Raya Bogor (Kecamatan Ciracas, Pasar Rebo, Cimanggis dan Sukmajaya).
Tujuan dari penelitian ini yaitu, (1) untuk mengetahui pola keruangan (spasial) persebaran industri sedang; (2) untuk mengetahui tenaga kerja industri sedang pada masyarakat menetap; dan (3) untuk mengetahui hubungan industri sedang dengan lingkungan sosial-ekonomi masyarakat pekerja industri yang menetap di wilayah penelitian;
Adapun hipotesis kerja penelitian, adalah:
a. pola persebaran industri sedang mengikuti pola tata ruang.
b. terdapat hubungan antara industri sedang dengan lingkungan sosialekonomi masyarakat pekerja industri yang menetap di sepanjang Jalan Raya Bogor.
Pada penelitian ini dilakukan penghitungan skala T (indeks tetangga terdekat), prosentasi penyerapan tenaga kerja lokal untuk industri, dan derajat kekuatan hubungan antara variabel bebas (lingkungan sosial masyarakat pekerja pabrik) dan variabel terikat (industri sedang). Pengujian dilakukan dengan metode statistik koefisien korelasi kontigensi menggunakan software SPSS versi +98 for windows, yang dilanjutkan dengan pembobotan skoring dari masing-masing variabel lingkungan sosial (tingkat pendidikan, pendapatan/salary dan kualitas permukiman) terhadap industri sedangnya.

"
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Catharina Suryowati
"ABSTRAK
Pesatnya pembangunan segala bidang di kota Jakarta berakibat kepada peningkatan jumlah penduduk. Untuk melayani aktivitas penduduknya yang sudah terlanjur banyak, Jakarta terpaksa meningkatkan pembangunan fasilitas fisik pada ruang-ruang terbuka hijau kota (RTH kota).
Dampak yang ditimbulkan adalah berkurangnya volume serta kualitas RTH kota, sehingga dikawatirkan dapat menurunkan daya dukungnya terhadap lingkungan.
Seperti diketahui bahwa salah satu komponen penting bagi keberlanjutan ekosistem perkotaan adalah satwa liar, terutama burung. Namun dengan timbulnya masalah fragmentasi RTH serta ketidaksesuaian penataan vegetasi bagi satwa liar perkotaan, maka perlu dilakukan penelitian terhadap kondisi persebaran burung. Penelitian juga ditujukan terhadap kondisi vegetasi koridor hijau jalan yang diharapkan dapat membantu persebaran burung ke seluruh wilayah kota Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi burung dan vegetasi di lokasi pengamatan; mengetahui hubungan antara jenis burung dan jenis vegetasi dengan tingkat frekuensi yang sama; mengetahui koefisien komunitas burung dan vegetasi; mengetahui hubungan antara kepadatan vegetasi dengan kepadatan komunitas burung; mengetahui pengaruh kepadatan kendaraan bermotor dengan kepadatan komunitas burung dan mengetahui pola hijau dalam kota yang dapat mendukung persebaran burung.
Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah terdapatnya hubungan antara jenis vegetasi dengan jenis burung dengan tingkat frekuensi yang sama; semakin jauh jarak antara dua lokasi maka koefisien kesamaan komunitas burung semakin kecil; terdapat hubungan antara tingkat koefisien kesamaan komunitas vegetasi dengan tingkat koefisien kesamaan komunitas burung; terdapat hubungan antara tingkat kepadatan vegetasi dengan tingkat kepadatan burungnya; terdapat hubungan antara kepadatan kendaraan bermotor dengan kepadatan komunitas burung.
Penelitian ini dilaksanakan di 3 sumber biota yaitu Senayan, Taman Monas, Hutan Mangrove Kemayoran dan di 10 titik koridor yaitu Sudirman-1, Sudirman-2, Kendal, Suropati, Teuku Umar, Cut Meutia, Wahidin, Gunung Sahari, Angkasa dan Benyamin Sueb.
Pemilihan lokasi-lokasi ini selain disebabkan karena ke 3 sumber biota tersebut berdasarkan penelitian sebelumnya merupakan sumber burung, juga disebabkan karena koridor yang menghubungkan telah ditetapkan oleh Pemda DKI Jakarta sebagai koridor persebaran burung.
Data yang diambil di sumber biota adalah jenis dan jumlah jenis vegetasi, jenis, jumlah jenis dan jumlah individu burung. Pengambilan data dengan metode jelajah (cruissing). Di titik koridor diambil jenis, jumlah jenis, jumlah individu burung dan vegetasi. Pengambilan data burung dengan metode point count.
Analisis data menggunakan rumus rumus 'frekuensi', 'koefisien kesamaan komunitas' dan 'kepadatan biota' (Brower dkk, 1990).
Hasil pembahasan dan sekaligus merupakan kesimpulan adalah sebagai berikut :
1. Burung yang ditemukan di seluruh lokasi pengamatan sebanyak 47 jenis. Di Kemayoran sebanyak 37 jenis, Taman Monas 24 jenis, Senayan 15 jenis dan di seluruh titik koridor sebanyak 20 jenis. Burung yang rempunyai persebaran luas (frekuensi tinggi) dan kepadatan
individu tertinggi adalah jenis Burung gereja, Kutilang dan Cabean merah.
2. Di seluruh lokasi pengamatan ditemukan vegetasi sebanyak 95 ,jenis. Di sumber biota Senayan 65 jenis, Taman Monas 61 jenis, Kemayoran
42 jenis dan di seluruh titik koridor sebanyak 27 jenis. Vegetasi yang mempunyai jumlah indvidu tertinggi adalah Mahoni, yaitu 237 pohon dari 423 pohon yang tercatat di 10 lokasi pengamatan.
3. Tidak terdapat hubungan antara jenis vegetasi dengan jenis burung
pada tingkat frekuensi jenis yang sama, hal ini hipotesis ditolak.
4. Semakin jauh jarak antara dua Iokasi, koefisien kesamaan komunitas
burung semakin kecil, hal ini hipotesis diterima.
5. Tidak terdapat hubungan antara tingkat koefisien kesamaan komunitas vegetasi dengan tingkat koefisien kesamaan komunitas burungnya, hal ini hipotesis ditolak.
6. Tidak terdapat hubungan antara tingkat kepadatan vegetasi dengan tingkat kepadatan burungnya, hal ini hipotesis ditolak.
7. Terdapat pengaruh tingkat kepadatan kendaraan bermotor terhadap kepadatan burung, hal ini hipotesis diterima.
8. Pola koridor hijau kota yang dapat mendukung persebaran burung adalah yang ditunjang dengan blok-blok penghijauan di sekitarnya, dengan jenis dan stratifikasi tajuk vegetasi yang heterogen.

ABSTRACT
The development of infrastructure in Jakarta causes increase in urban population. The Government inevitably has to provide physical facilities on the green open space. The effects on green area has been reducing its quantity and quality especially the green area carrying capacity.
As we have known that one of the significant components for long-term natural sustainability is wildlife such as population of birds in the city. Green open space fragmentations and unsuitable vegetation arrangements are considered responsible for the existing bird populations in the city and needed to review in order to provide a much better green open space in Jakarta.
The purpose or this study was to observe present condition of birds and vegetation and the relationship of both organisms with the same frequency and to measure community similarity of both communities. The purpose of this study was also to find out the relationship between birds and vegetation densities; the effect of vehicle density on birds density. Moreover, observation of the green corridor pattern in the city which supports the dispersal of bird population was also made.
The hypotheses were measured in many ways; there were relationship between vegetation and birds with the same frequency; the longer distance of their locations, the smaller coefficient of community similarity of the birds. There were relationship between the vegetation and birds coefficient of community; there were relationship between the vegetation and birds densities; there were relationship between the vehicle and birds densities.
The research has been conducted at three bird sources : Senayan, Monas, Hutan Mangrove and ten corridors : Sudirman-1, Sudirman-2, Kendal, Suropati, teuku Umar, Cut Meutia, Wahidin, Gunung Sahari, Arigkasa and Benyamin Sueb.
Data taken from the sources were : the species and the number of vegetation; the species and the number of birds individual. The method used was " cruising". The number of vegetation and bird individuals were counted by Point Count Method at 10 corridors.
The data were analyazed to measure the "frequency", "coefficient of community similarity" and' biotic density" following Brower et al. (1990).
The results showed that :
1. There were 47 species of birds at bird sources; consist of 37 species at Kemayoran, 24 species at Taman Monas, 15 species at Senayan. There were 20 species of birds at entire corridors. The bird which dispersed widely (or had high frequency) and had high population density were Burung Gereja, Kutilang and Cabean Merah.
2. The research found 95 species of plants in the study areas, consist of 65 species at Senayan, 61 species at Taman Monas, 42 species at Kemayoran and at 10 corridor therewere 27 species of plants. The most abundance plant species was Mahoni found at ten locations of the study areas, in which 237 of 423 trees had recorded.
3. There was no relationship between vegetation and birds with the same frequency. So that the hypotheses was rejected.
4. The longer distance of both locations, the lower coefficient of
similarities of the bird community. Hypotheses was accepted.
5. There was no relationship between coefficient of community similarities
of vegetation and birds. Hypotheses was rejected.
6. There was no relationship between density of vegetation and birds. Hypotheses was rejected.
7. There was a relationship between density of vehicles and birds. Hypotheses was accepted.

"
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>