Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170675 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Moto, Keba
"Peranan fase amorf Si3N4 dalam nanokomposit nc-TiN/a-Si3N4 akan ditunjukkan serta dibandingkan dengan polikristal ZrN/Ni yang tidak memiliki fase amorf (non-komposit). Kehadiran fase amorf Si3N4 ini selain meningkatkan kekerasan, juga meningkatkan ketangguhan nanokomposit selama indentasi. Juga diamati lapisan tipis nanokomposit nc-TiN/a-Si3N4memiliki kestabilan termal yang lebih tinggi dibandingkan dengan polikristal ZrN/Ni.

The role of Si3N4 amorphous phase in nc-TiN/a-Si3N4 nanocomposites will be shown and compared with polycrystalline ZrN/Ni which has no such amorphous phase (non-composites). The presence of amorphous phase Si3N4 increases the hardness of film as well as the toughness of the bulk nanocomposites under indentation load. It has been observed that nc-TiN/a-Si3N4 nanocomposites films has higher thermal stability than ZrN/Ni polycrystalline films."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2002
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Moto, Keba
"Kekerasan nanokomposit nc-TiN/a-Si3N4 yang diperoleh dengan dengan dua metode pengukuran yaitu pengukuran kedalaman indentor dan pengukuran luas bekas indentasi yang diperbesar dengan SEM (Scanning Electron Microscope) memberikan hasil yang sama. Nilai kekerasan yang diperoleh tidak dipengaruhi oleh biaksial dan residual kompresif stress. Pengukuran biaksial stress pada substrat menghasilkan nilai yang sangat kecil dan perlakuan termal menunjukkan kekerasan yang tetap dengan ukuran butir yang tetap. Kekerasan yang diperoleh diyakini sebagai nilai kekerasan yang intrinsik yang tergantung pada sifat mikrostrukturnya.

Hardness of nc-TiN/a-Si3N4 nanocomposites which was determined by using two methods of measurements i. e. depth sensing method and remaining plastic indentation area that were magnified by using SEM (Scanning Electron Microscope) lie in the good agreement. The hardness value is not influenced by the biaxial and residual compressive stress. The measurement of the biaxial stress on the substrate shows a very small value of biaxial stress as well as the constant hardness and crystallite size against annealing temperature. Therefore, the reported hardness value here is the intrinsic value that depend on its microstructure properties."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2002
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2003
S28734
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nidya Chitraningrum
"ABSTRAK
Pada penelitian ini, nanokomposit matriks epoxy dengan kandungan organoclay yang berbeda telah disintesa dan pengaruh filler organoclay diamati. Uji tarik dan HDT dilakukan untuk mendapatkan sifat nanokomposit. Karakterisasi sifat mekanik, seperti tensile strength, tensile modulus, dan elongation at break diperoleh.
Nanokomposit epoxy - clay telah disIntasa melalui proses polimerisasi insitu. Epoxy resin tipe DER 331 dan Versamid 125 digunakan masing-masing sebagai matriks dan curing agent. Nanofiller yang digunakan adalah organoclay yang dibuat dengan clay yang berasal dari Tapanuli melalui reaksi pertukaran kation pada kation ammonium yang terdapat pada surfaktan heksadesiltrimetilamonium bromida (HDTMABr) dengan metode ultrasonik. Struktur dari organoclay dan nanokomposit epoxy - clay dikarakterisasi dengan menggunakan XRD.
Dari hasil XRD, basal spacing mineral clay akan mengembang dari 1.4 nm menjadi 2.2 nm. Sedangkan untuk epoxy - clay nanokomposit, tidak ada satupun hasil XRD yang memperlihatkan puncak difraksi. Puncak difraksi yang tidak terdeteksi dapat dihubungkan dengan struktur eksfoliasi atau basal spacing yang tinggi.
Hasil uji tarik menunjukkan bahwa tensile modulus pada nanokomposit meningkat dengan bertambahnya kandungan clay. Peningkatan maksimum diperoleh ketika dilakukan penambahan 2 wt% kandungan clay, yaitu sebesar 8.24%. Tidak seperti halnya tensile modulus, penambahan clay pada nanokomposit menghasilkan tensile strength dan elongation at break yang lebih rendah dibandingkan dengan epoxy murni.
Hasil dari uji Heat Deflection Temperature ( HDT) menunjukkan peningkatan suhu defleksi maksimum dicapai ketika penambahan kandungan clay sebesar 4 wt%.

ABSTRACT
In this research, epoxy matrix nanocomposites with different compositions of organoclay are manufactured and effect of organoclay filler were studied. Tensile test and HDT were conducted to obtain the performance of nanocomposites. The mechanical characteristics, such as tensile strength, tensile modulus, and elongation at break were evaluated.
Epoxy - clay nanocomposites were synthesized by an in - situ polymerization process. Epoxy resin DER 331 and Versamid 125 were used as a matrix and a curing agent, respectively. Organoclay as nanofiller was prepared from Tapanuli clay with a cation exhange reaction using ammonium cations of hexadecyltrimethylammonium bromide (HDTMABr) surfactant by ultrasonic method. Both structure of organoclay and epoxy - clay nanocomposites were characterized using XRD.
From XRD results, it was exhibited that the basal spacing of clay minerals was expanded from 1.4 nm to 2.2 nm. While, none of epoxy - clay nanocomposites showed any diffraction peak. The absence of diffraction peaks can be attributed to exfoliated structure or higher basal spacing.
The tensile test results showed that the tensile modulus of the nanocomposites increases with increasing clay content. A maximum of 8.24% improvement is observed with an addition of 2 wt% clay. Unlike the tensile modulus, the nanocomposites of all clay content showed a lower tensile strength and elongation at break than that of the pure epoxy.
Heat Deflection Temperature (HDT) test exhibited that addition of 4 wt% clay provided a maximum of 10.45% improvement of temperature deflection.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Andri Yuda Aribowo
"Polymer-Clay nanokomposit adalah material polimer yang telah ditingkatkan performanya dengan cara penambahan reinforcement organo monmorilonit/organo layer silicate (OLS) yang mampu terdispersi pada ukuran nanometer, struktur interkelasi dan eksfoliasi menandakan dispersi nanometer telah tercapai. Upaya optimasi dan strategi dalam pencapaian struktur interkelasi dan eksfoliasi dapat dilakukan dalam banyak cara, namun kesesuaian berdasarkan termodinamika adalah hal terpenting. Matriks polipropilen akan bersifat immiscible terhadap clay yang bersifat polar, hal itu disebabkan oleh sifat non polar dari PP. Untuk mendapatkan kompatibilitas yang dapat mendukung terbentuknya struktur interkelasi atau eksfoliasi yang stabil terhadap temperatur, maka penggunaan polipropilen-grafted-anhidrida maleat (PP-g-MA) yang tepat harus digunakan. Pemilihan PP-g-MA yang tepat didasari pada studi afinitas diantara PP-g-MA dengan sistem PP/OLS. PP-g-MA yang digunakan pada penelitian ini memiliki berat molekul dan komposisi anhidrida maleat (epolene G-3003,G-3015 dan E-43) yang berbeda. Studi afinitas didasari pada pembentukan struktur eksfoliasi, selanjutnya kemampuan dari sistem komposit untuk mempertahankan struktur eksfoliasi yang telah terbentuk pada kondisi annealing merupakan langkah investigasi selanjutnya. Penelitian ini menggunakan compatibilizer dalam jumlah persentase yang besar yakni 80% PP-g-MA, 10% OLS dan 10% PP. Proses pencampuran dilakukan dengan mesin Rheomix R600 pada temperatur 210o C, kecepatan rotor 40 rpm selama 5 menit. Sampel hasil pencampuran dilakukan karakterisasi XRD. Difraktogram XRD menunjukkan kecendrungan terbentuknya struktur interkelasi pada epolene E-43 sedangkan struktur eksfoliasi pada epolene G-3003 dan epolene G-3015. Hal ini mengindikasikan bahwa epolene E-43 memiliki afinitas yang lebih rendah dibanding epolene G-3015 dan epolene G-3003 pada sistem polipropilen/OLS. Studi annealing (kondisi temperatur 210 o C dan waktu tinggal selama 60 menit) yang dilakukan pada sampel komposit berbasis epolene G-3003 dan epolene G-3015 menunjukkan bahwa epolene G-3003 memiliki afinitas yang lebih baik pada sistem PP/OLS ditandai dengan kemampuan mempertahankan struktur ekfoliasi yang telah terbentuk seperti yang ditunjukkan pada difraktogram XRD.

Polymer-clay nanocomposite is a polymer material which its performance has been improved with the addition of organo monmorillonite/Organo layer silicates (OLS) as reinforcement, dispersed in size of nanometers. Intercalation and/or exfoliation structures show that nanometer dispersion has been achieved. Optimization strategy in achieving intercalation and/or exfoliation structure can be done in several ways, but the appropriate thermodynamic is the most important. Polypropylene (PP) matrix is immiscible with polar clay because of PP's non polarity properties. To enhance the compatibility which support the formation of thermally stable intercalation and/or exfoliation structure, the right kind of PP-grafted-Maleic Anhydride (PP-g-MA) should be used. Selection of the right PP-g-MA was based on affinity study between PP-g-MA and PP/OLS system. PP-g-MAs used in this study were of different molecular weight and maleic anhydride composition. (epolene G-3003, G-3015 and E-43). Affinity study was based on, first the formation of exfoliation structure, then the ability to withstand the formed exfoliated structure under annealing study was the next investigation step. In this case high percentage of compatibilizer up to 80% PP-g-MA, 10% OLS and 10% PP were used. The mixing process was done with Rheomix R600 for 5 minutes at 210_ C temperature and 40 rpm rotor speed . Then, all samples were subjected to XRD characterization. XRD difractogram shows that in epolene E-43 based nanocomposite, the intercalation structure was formed, but in epolene G-3003 and epolene G-3015 the exfoliation structures were formed. These indicated that epolene E-43 has lower affinity compared to epolene G-3003 and epolene G-3015 with PP/OLS system. Annealing study (at 210_ C temperature for 60 minutes) on epolene G-3003 and epolene G-3015 based nanocomposite show that epolene G-3003 has better affinity with PP/OLS system with the ability to keep the previously formed exfoliated structure as shown in XRD difractogram."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S41803
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ely Alawiyah Jufri
"Bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai kesusilaan dalam kehidupannya sehari-hari kini mulai mempersoalkan timbulnya fenomena baru dalam kehidupan bermasyarakatnya yaitu berupa penyimpangan kehidupan di bidang kejahatan seksual. Penyimpangan kesusilaan itu salah satunya adalah hidup bersama tanpa adanya suatu ikatan perkawinan yang terjadi antara seorang pria dan seorang wanita yang kita kenal dengan istilah kumpul kebo. Perbuatan kumpul kebo tersebut mulai marak di kota-kota besar di Indonesia. Hal ini dianggap telah merusak rasa kesusilaan masyarakat Indonesia. Hal itu yang melatar belakangi penulis membuat tesis dengan judul Kumpul Kebo (Cohabitation) dalam KUHP Indonesia dan Rancangan KUHP Nasional.
Pertanyaan penelitian dibatasi pada: Bagaimana KUHP 1918 selama ini mengantisipasi dan menyelesaikan kasus kumpul kebo di Indonesia? Apa dasar pertimbangan perlunya kriminalisasi kumpul kebo dalam pembaharuan hokum pidana di Indonesia? Dan Bagaimanakah kebijakan kriminalisasi kumpul kebo dalam 3 (tiga) Rancangan KUHP Nasional? Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian yuridis normatif yang memusatkan penelitian pada sumber-sumber data sekunder (penelitian kepustakaan).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis terlihat bahwa KUHP 1918 tidak dapat mengakomodir mengenai kumpul kebo. Pasal tersebut hanya untuk orang melakukan zina dan salah satu pihak telah terikat dalam perkawinan, sedangkan bagi orang yang belum terikat perkawinan tidak dapat dijerat dengan pasal tersebut. Oleh karena itu dilakukan kriminalisasi kumpul kebo dalam Rancangan KUHP Nasional dengan pertimbangan bahwa kumpul kebo merupakan penyakit sosial, dan bertentangan dengan ajaran agama. Ditinjau dari tujuan pemidanaan, kriminalisasi kumpul kebo dimaksudkan melindungi masyarakat dan individu pelaku tindak pidana tersebut. Ditinjau dari pentingnya Pembaharuan Hukum Pidana di Indonesia, kriminalisasi kumpul kebo dilakukan untuk menegakkan nilai dan norma serta untuk mengagungkan lembaga perkawinan."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T18951
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pandu Lanang Kinasih
"Untuk mendapatkan kemasan makanan dengan sifat yang superior, trend saat ini ialah pengembangan teknologi nanokomposit. Salah satu permasalahan yang ada ialah pembuatan nanokomposit ini terbilang rumit dan mahal. Penelitian ini bertujuan membuat polipropilena clay nanokomposit (red. PPCN) yang berbiaya rendah dengan menerapkan prinsip pembuatan singkat cascade engineering. Prinsip cascade engineering pada pembuatan PPCN ini, ditunjukkan melalui pembuatan compatibilizer (untuk memungkinkan pencampuran PP dengan clay), masterbatch, dan PPCN secara berkelanjutan dalam satu alat melt mixing. Kemudian untuk mengamati kinerja dari PPCN yang dihasilkan dilakukan karakterisasi mekanis dan XRD. Namun karena adanya permasalahan gelembung pada slab pengujian, maka penelitian ini lebih difokuskan pada pengujian stabilitas termal PPCN berdasarkan studi annealing.
Dari hasil XRD yang dilakukan, terlihat bahwa morfologi yang dihasilkan sistem ini ialah berupa mikrokomposit. Dan secara umum, terlihat tidak adanya pengaruh yang signifikan dari variabel waktu pembuatan masterbatch yang digunakan (1, 3, dan 6 menit). Setelah dilakukan pengujian XRD pasca anil, terlihat bahwa stabilitas termal sistem yang dihasilkan kurang baik. Hal ini terlihat dari adanya penurunan ukuran galeri MMT (deinterkelasi). Diperkirakan hal ini disebabkan oleh kurang kuatnya ikatan yang terbentuk antara compatibilizer PP-g-MA dengan clay dan juga kurang baik kompatibilitas PP-g-MA.

For getting superior properties of food packaging, today?s people try to use nanocomposite technology. One of nanocomposite problems is the fabrication of this materials were complex and expensive. This research aim is to make a low cost polypropylene clay nanocomposite (red. PPCN) which processed by a short-cut method well-known as cascade engineering principle. Cascade engineering principle in this PPCN fabrication is shown by making compatibilizer (to enable the mixing of PP and clay), masterbatch, and PPCN in one pot process using melt mixing. After making PPCN, to examine the performance of this system, the intended characterizations were mechanical and XRD testing. Due to the presence of voids in slabs produced for the testing, the investigation was focused on the thermal stability of PPCN based on annealing study.
The initial result of XRD showed that the morphology of the system were microcomposite. The XRD data showed that time, as the investigated parameter (1, 3, and 6 minutes), did not make any significant change on the PPCN morphology. After doing the annealing process, the XRD data showed that the thermal stability of this system was poor. This conclusion obtained from the reduction of MMT gallery?s height (deintercalation). These phenomenons are cause by the weak bonding and the lack of compatibility of PP-g-MA.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S41780
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>