Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15999 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Mulyati
"Candida merupakan jamur yang dapat hidup sebagai saprofit di saluran pernapasan, saluran cerna dan kotoran di bawah kuku orang sehat. Selain sebagai komensal jamur tersebut juga dapat menyebabkan infeksi atau kandidosis baik superfisial maupun sistemik. Perubahan dari bentuk saprofit menjadi patogen terjadi bila ada faktor predisposisi yang biasanya merupakan penurunan imunitas tubuh. Salah satu keadaan dengan penurusan sistem imunitas adalah HIV/AIDs yang dapat mengubah sifat jamur yang semula komensal menjadi patogen. Pada penderita AIDS biasanya terjadi kandidosis oral atau esofagitis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui spesies Candida yang diisolasi dari tinja penderita HIV/AIDS dengan diare. Bahan penelitian yang digunakan adalah 95 sampel tinja penderita HIV/AIDS yang menderita diare. Tinja penderita dibiak pada medium SDA kemudian dilanjutkan dengan identifikasi spesien secara morfologis dan biakan dengan Chromagar. Pada isolasi didapatkan 71 (&4,74%) dari95 biakan tumbuh koloni khamir yang terdiri dari Candida 42 (44.21%), Geotichum (25.26%), campuran Candida danGeotrichum 3 (3.16%), Rhodotorula dan Trichosporon masing masing 1 (1.05%). Identifikasi species Candida menghasilkan tujuh spesies yaitu C. albicans, C. tropicalis, C. krusei, C. guilliermondii, C. glabrata, C. lusitaniae dan C. kefyr. Ternyata dari tinja penderita HIV AIDS dapat diisolasi berbagai spesies khamir. Dengan penelitian ini memang belum dapat dipastikan peran khamir di atas sebagai penyebab penyakit, namin perlu diingat bahwa salah satu petanda masuknya seorang pengandung HIV menjadi AIDS adalh infeksi Candida superfisial, jadi kemungkinan peran Candida sebagai penyebab diare tidak dapat disingkirkan.

Candida is asaprophyte in the human respiratory tract, gastro intestinal tract and also in the debris under the nail. In patients with compromised immunity such as HIV-AIDS, Candida is able to cause infection, in this case oral candidosis or esophagitis. In this study fungi were isolated from the stools of HIV/AIDS patients. Samples consisting of 95 diarrheic stools from HIV/AIDS patients were investigated for the yeast especially Candida spp. The stools were inoculated onto Sabouraud dextrose agar then the fungi were identified using morphological methods and Chromaga medium. Yeast colonies were found in 71 (74.74%) out od 95 samples from which Candida was 42 (44.21%), Geotrichum 24 (25.26%), and mixed of Candida and Geotrichum 3 (3.16%), Rhodotorula and Trichosporon 1 (1.05%) each. Species of Candida were identified as C. albicans, C.tropicalis, C. kruesei, C. guilliermondii, C. glabrata, C. lusitaniae dan C. kefyr. Although Candida could be isolated from the diarrheic stolls of HIV/AIDS patients but its role on the cause of diarrhea is still questionable."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia, 2002
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Widiastuti S. Manan
"ABSTRAK
Telah dilakukan pemeriksaan terhadap 78 sampel tinja penderita tersangka HIV/AIDS yang berasal dari RS. Pemerintah dan RS Swasta di Jakarta.
Dengan menggunakan teknik Ritchie (Konsentrasi) dapat ditemukan berbagai spesies Parasit Usus yaitu telur Nematoda Usus dan Kista Protozoa usus. Kista Protozoa usus yang ditemukan adalah Entamoeba histolytica 32 (24,96%) ; Giardia Lamblia 41(31,98%); Blastocyctis hominis 5 (3,9%), sedangkan telur Nematoda Usus yang ditemukan adalah Ascaris lumbricoides 14 (10,92%) ; Trichuris trichiura 23 (17,94%) dan Cacing tambang 4 (3,12%). Dari sampel tinja yang diperiksa ditemukan 21 (26,91%) campuran antara telur Nematoda dan kista Protozoa.
Ditemukannya spesies Parasit Usus pada penderita tersangka HIV/AIDS sebagai indikator untuk diagnosis AIDS, karena Parasit usus dapat berperan dalam infeksi oportunistik tersebut pada penderita HIV/AIDS."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Iva Novita Sah Bandar
"Latar Belakang : Masalah pada penderita infeksi HIV/AIDS umumnya dimulai pada saat terjadi penurunan hitung CD4, yaitu salah satunya infeksi oleh Candida spp. Penurunan hitung CD4 menyebabkan terjadinya kerusakan keseimbangan ekologi Candida, sehingga menimbulkan peningkatan kolonisasi, yang merupakan awal dari suatu kandidosis. Korelasi antara hitung CD4 dengan peningkatan intensitas kolonisasi Candida pada rongga orofaring penderita infeksi HIV/AIDS belum pernah diteliti sebelumnya.
Tujuan : Mengetahui korelasi antara hitung CD4 dengan intensitas kolonisasi Candida pada rongga orofaring penderita infeksi HIV/AIDS, mendapatkan angka proporsi kandidosis orofaring serta mengetahui gambaran spesies Candida yang menyebabkan kandidosis orofaring pada penderita infeksi HIV/AIDS.
Metodologi : Studi potong lintang dilakukan pada penderita infeksi HIV/AIDS yang datang dan dirawat di poliklinik dan bangsal perawatan Perjan RSCM, untuk dilakukan wawancara, pemeriksaan fisik, hitung CD4 dan pemeriksaan biakan sekaligus identifikasi spesies Candida dengan media CHROMagar®. Dilakukan pengolahan data untuk mencari proporsi kandidosis orofaring serta mengetahui gambaran spesies Candida yang menyebabkan kandidosis orofaring pada subyek serta uji korelasi sesuai dengan tujuan penelitian.
Hasil : Selama periode September 2004-Januari 2005 terkumpul 60 penderita infeksi H1V/AIDS yang terdiri dari 52 laki-laki (86,7%) dan delapan perempuan (13,3%), dengan kelompok usia terbanyak 20-30 tahun (51 orang, 85%). Transmisi virus HIV terbanyak ditemukan pada pengguna narkoba intavena (45 orang, 75%), diikuti hubungan seksual (11 subyek, 18,3%). Nilai tengah hitung CD4 subyek adalah 100 sel/µl, dengan rentang antara 2-842 sel/µl. Proporsi kandidosis orofaring pada penelitian ini adalah 63,3% (IK 95% = 51,1 - 75,5). Nilai tengah jumlah koloni Candida dari satu sampel kumur adalah 159,5 koloni/100µl dengan rentang 0-900 koloni/100/µl. Dan 59 isolat Candida pada penelitian ini ditemukan 74,58% diantaranya adalah C. albicans. Spesies Candida non C albicans yang ditemukan antara lain C. krusei, C. parapsilosis dan C. tropicalis. Didapatkan korelasi yang bermakna antara hitting CD4 yang rendah dengan jumlah koloni Candida yang tinggi pada rongga orofaring subyek (r = -0,756).
Kesimpulan. Terdapat korelasi negatip yang cukup kuat (r = -0,756) antara hitung CD4 dengan intensitas kolonisasi Candida pada rongga orofaring penderita infeksi HIV/AIDS. Proporsi kandidosis orofaring pada penelitian ini adalah sebesar 63,3%, dengan spesies terbanyak yang ditemukan pada rongga orofaring subyek adalah C. albicans.

Backgrounds: Problems for HIV-infected/AIDS patients usually start at the time when CD4 decreases. One of the problems is Candida spp. infection. The decreasing of CD4 count causes imbalance of Candida ecology and it increases colonization, which is the starting point of candidacies. Correlations between CD4 count and intensity of Candida colonization?s in the oropharynx of HIV-infected/AIDS patients has never been studied before.
Objectives: To know the correlations between CD4 count and intensity of Candida colonization?s in the oropharynx of HIV-infected/AIDS patients, to get the proportion of oropharyngeal candidacies (OPC), and to know what kind of Candida species that causes oropharynx candidacies of HIV-infected/AIDS patients.
Methods: Cross-sectional study was conducted to HIV-infected Aids patients who came as outpatients and inpatients in Cipto Mangunkusumo Hospital. The patients were interviewed, physically examined, their CD4 counts were checked, and their mouth rinse samples were taken to be cultured. Candida species was identified in CHROMagar® media. Data were processed to find proportion of OPC and to know the Candida species that causes OPC in the subjects of this study. Correlation test were also performed.
Results: From September 2004 until January 2005, 60 HIV-infectedlAIDS patients were included in this study. There were 52 males (86.7%) and eight females (13.3%). Majority of the patients were from 20-30 years age group (51 subjects, 85%). The most frequent transmission was among drug users (45 subjects, 75%) followed by sexual contact (11 subjects, 18.3%). The median of CD4 counts was 100 cells/µi, ranged from 2 to 842 cells/µl. Proportion of the OPC was 63.3% (Cl 95% - 51.1 - 75.5). The median of the Candida colony from mouth rinse samples was 159.5 colonies/100µl ranged from 0 to 900 colonies/100µl. From 59 Candida isolates in this study, 74.58% were C. albicans. Candida non C. albicans species that were found in this study were C krusei, C. parapsilosis and C tropicalis. There was significant correlation between low CD4 counts and high intensity of Candida colonization on the oropharynx of the subjects (r = -0.756).
Conclusion: There was strong negative correlation (r = -0.756) between CD4 count and intensity of Candida colonization in the oropharynx of HIV-infected/AIDS patients. Proportion of OPC in this study was 63.3%. The most frequent species found in the oropharynx of the subjects was C. albicans.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Filomena
"Airing the period of about three months a study on
the sensitivity of Candida species isolated from patients
has been carried out in the Department of Microbiology of
the Medical Faculty, University of Indonesia* From a total
of 100 patients, 31 strains of Candida species has been
auooeasfully isolated.
The sensitivity teat of Candida species isolated against
Nitroxoline using the tube dilution technic showed, that the
lowest and the highest minimum inhibition. ooxentration were
respectively 3,125 mcilanl and 30 meg/mI, while the lowest
and the highest minimum fungicidal concentration were reepeo
tively 5 and 40 mog/mi."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1980
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christina Happyninatyas
"AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) yang disebabkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan penyakit menular yang hingga kini belum ditemukan obatnya. Sebagian besar penderita HIV/AIDS tertular melalui media hubungan seksual dan penggunaan jarum suntik oleh pengguna obat-obatan terlarang, sehingga masyarakat kerap memberikan stigma negatif terhadap mereka. Masyarakat mempunyai ketakutan yang cukup berlebihan terhadap penyakit ini dan para penderitanya seringkali dikucilkan, sehingga mereka sulit untuk mendapatkan akses sosial, termasuk akses kesehatan. Di Rumah Sakit, para penderita HIV/AIDS sering kali mengalami penolakan dengan berbagai alasan. Padahal, melaiui SE Dirjen Yanmed No. KS.01.01.2.4.584 tahun 2000 tentang Penatalaksanaan Pasien HIV/AIDS di Sarana Pelayanan Kesehatan, telah ditegaskan bahwa Rumah Sakit dan Puskesmas tidak boleh menolak penderita HIV/AIDS. Perlakuan diskriminatif dalam mendapatkan pelayanan kesehatan kadangkala dirasakan oleh para pasien penderita HIV/AIDS. Untuk itu, perlindungan hukum bagi pasien penderita HIV/AIDS di Rumah Sakit harus senantiasa diperhatikan. Dalam memperoleh data, skripsi ini banyak menggunakan metode penelitian lapangan, dengan mengambil sampel Rumah Sakit dan melakukan wawancara terhadap sejumlah narasumber yang berkompeten, sehingga diharapkan skripsi ini dapat memperkaya khazanah pengetahuan, khususnya yang berkaitan dengan HIV/AIDS."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2003
S21105
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaira Naftassa
"Cryptococcus merupakan khamir bersimpai yang menyebabkan kriptokokosis dan pada era HIV/A1DS jumfah kasus meningkat tajam. Manifestasi klinik kriptokokosis berbeda sesuai dengan spesies dan serotipe, sehingga identifikasi menjadi sangat penting. Selain itu penerapan spesies pe;nting untuk studi epidemiologis kriptokokosis. Penelitian ini merupakan penelltian deskriptif untuk mengidentifikasi spesies dan serotipe serta virulensi jarnur. Seiai itu ingin diketahui penyebaran penyakit di Jabodetabek. Bahan yang diperiksa adalah 40 lsolat koleksi Departemen P.arasitologi FKUI dan 25 isolat dari cairan otak kulit dan darah. Metode pemeriksaan terdiri ata:s uji asimilasi (kit API 20C AUX), uji pembentukan germ tube, biakan pada medium CGB dan CDBT dan NSA. Penyebaran kasus kriptokokosis diadapatkan berdasarkan domisili pasien. Hasil uji asimilasi didapatkan Cr. neoformans (64 isolat), Cr. lat:rentii var. laurentfi (l isolat). Hasil uji pembentukan germ tube didapatkan bahwa jamur yang diteliti bukan golongan Candida. Penetapan spesies dengan medium CGB didapatkan seluruh isolat adaiah Cr. neoformans. Hasil penetapan serotipe dengan median CDBT didapatkan seluruh isoiat adalah Cr. neoformans serotipe A. Uji virulensi dengan medium NSA memperlihatkan pembentukan pigmen melanin pada semua isofat. Data demografis menunjukkan distribusi penderita kriptokokosis di Jim a wilayah DKI,.Bogor dan Bandung.

Cryptococcus is encapsulated yeast that caused Cryptococcosis in human. In the era of HIV/AIDS there is an increased number of cryptococcosis. Its clinical manifestation varied according to the species, so species idcntif1calion is quite important. Furthermore species identification is also important in epidemiology study. This descriptive study aimed to identify species and stereotype of Cryptococcus and also its virulence. The study also aimed to know the distribution of Cryptococcosis in Jabodetabek. There wex 40 isolates from the collection of Department of Parasitology FKUl. and other 25 isolates were isolated from spinal fluid, blood and skin. The study Vas done using API 20C AUX, germ tube fonnation test, CGB for the differentiation of Cryptococcus. gattii and Cryptococcus neoformans. and, CDBT for serotyping and melanine production by plating the isolates on niger seed agar. The study on the distribution of the disease was based on patients residence. The results were, 64 isolates of Cr. neoformans and 1 Cr. laurentii. Germ tube formation test is negative. Identification of species with CGB agar showed all isolates were Cr. neoformans. Stereotype identification with CDBT were all stereotype A. All isolate were capable of forming melanin when growth on NSA. Demographic data of the patients shows a wide distribution including 5 areas of DKI, Bogor and Bandung."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2008
T32385
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bernadetta Yunita Santosa
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
S2008
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Latri Mumpuni
"HIV/AIDS bukanlah sekedar masalah lokal tapi telah mewabah ke seluruh Indonesia. Sekalipun belum ditemukan data yang lebih valid dan reliabel namun dipastikan virus ini sudah mengarah menjadi masalah sosial. Persoalannya masih relatif kecil studi tentang HIV/AIDS dari kajian Ilmu Sosial. Penelitian ini menggambarkan suatu fenomena sosial yang bersifat khusus mengenai perilaku sosial penderita HIV/AIDS sebagai diskriminan dalam menghadapi reaksi masyarakat. Di mana penderita terus-menerus melakukan proses adaptasi sosial. Penelitian menunjuk pada kasus langka melibatkan 8 orang informan penderita HIV yang tersebar di berbagai penjuru Jakarta, Bogor, Tanggerang dan Bekasi, serta 16 orang informan berasal dari masyarakat yang ada diseputar penderita. Pendekatan kualitatif menjadi pilihan dalam melakukan penelitian, karena pendekatan ini bisa menjelaskan fakta-fakta dalam menunjukkan makna sosiologis yang sebenarnya. Penelitian ini berpijak dari kerangka Kluckhohn mengenai lima masalah dasar dalam hidup yang menentukan orientasi nilai budaya. Keberagaman makna penderita dalam menghayati dunia sakitnya akan (1) waktu, (2) Tuhan, (3) lingkungan sosial, (4) pekerjaan, dan (5) masa depan.
Hasil penelitian menemukan bahwa perilaku sosial penderita menunjukkan perilaku yang berubah-ubah dan sangat situasional, mengalami kesulitan melaksanakan adaptasi sosial terhadap lingkungannya. Ketidakmampuan melaksanakan penyesuaian sosial terhadap lingkungan berpijak pada dua aspek yaitu (a) perilaku situasional yang dilakukannya menyebabkan yang bersangkutan tidak berkemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan (b) ketidakmampuan masyarakat untuk melakukan penyesuaian sosial terhadap penderita.
Temuan lain dalam penelitian ini, terjadi perubahan perilaku yang demikian cepat oleh para penderita. Perilaku yang ditampilkan tergantung pada kemampuannya untuk menafsirkan stimuli yang berasal dari lingkungannya. Jika lingkungan memberikan dukungan, maka yang terjadi adalah penampilan perilaku secara konstruktif dan optimistik. Sebaliknya, jika menurut penafsirannya, ternyata lingkungan menolak, maka ia akan menampilkan dirinya sebagai orang yang menarik diri, mengasingkan diri dan bahkan disertai dengan sikap menutup diri terhadap lingkungan sosialnya. Gejala sosial yang muncul pada dirinya adalah terbentuknya sikap kurang percaya diri, stereotipe negatif terhadap lingkungan sosial, fatalistik, pesimistik, serta keputusasaan sehingga fungsi sosialnya terganggu. Pada akhirnya akan makin melemahkan daya tahan tubuhnya.
Sebelum yang bersangkutan dinyatakan terkena HIV, akan menampilkan sikap maupun perilaku sebagaimana bentuk perilaku sosial lainnya. Namun, ketika dinyatakan sebagai penderita HIV/AIDS, maka terjadi beberapa kecenderungan perilaku situasional terutama dalam menyikapi dirinya terhadap waktu, Tuhan, lingkungan sosial, pekerjaan, dan masa depannya. Faktor yang mempengaruhi perilaku sosial penderita antara lain reaksi masyarakat terhadap dirinya, proses pembelajaran diri terhadap lingkungan sosial, pengalaman traumatik yang menyebabkan terbentuknya penghayatan sesuai dengan sikap prasangkanya. Reaksi penyangkalan begitu keras diberikan penderita untuk mengembalikan keberadaan dirinya didalam masyarakat. Penyangkalan ini merupakan upaya menjadikan dirinya ada dalam masyarakat. Sementara proses penyesuaian diri terhambat karena perilaku situasional yang terus-menerus dilakukan penderita, ditunjang ketidakmampuan masyarakat dalam melakukan penyesuaian sosial terhadap penderita HIV/AIDS. Hal ini berarti bahwa begitu besar pengaruh reaksi sosial pada perilaku sosial penderita. Perilaku yang sebenarnya akan muncul ketika penderita mampu mengendalikan realitas sosial secara sadar yang dihayatinya sebagai kehidupan sosial yang dianggap wajar dan normatif."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T4433
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>